Senin, 16 Juli 2018

'Invasi' Suriah, Aksi NATO Akan Berakhir dengan Memalukan



Invasi Suriah, Aksi NATO Akan Berakhir dengan Memalukan
Latihan kesiapsiagaan tingkat tinggi NATO. Foto/Istimewa

MOSKOW - Jika NATO mencoba untuk terlibat langsung di Suriah, itu akan berakhir dengan kegagalan setara dengan perang Vietnam. Hal itu dikatakan penasihat kebijakan luar negeri untuk pemimpin spiritual Iran Ali Akbar Velayati. Menurutnya setiap pertempuran di wilayah itu akan menjadi rawa.

Dalam sebuah pernyataan bersama, para pemimpin NATO menyatakan sebuah gugus tugas siap dikerahkan dalam waktu singkat sebagai bagian dari komitmen aliansi untuk mendukung Turki melawan tantangan keamanan yang semakin meningkat dari selatan.

Velayati percaya itu berarti NATO sedang bersiap untuk terlibat langsung di Suriah, salah satu keputusan yang pasti mengalami kegagalan secara spektakuler.

"Mimpi-mimpi NATO dan pemimpinnya (Presiden AS Donald) Trump tidak akan pernah terwujud," kata Ali Akbar Velayati seperti dikutip dari Russia Today, Sabtu (14/7/2018)

"Trump dan agen NATO-nya mencoba (menggunakan) teroris terlatih untuk menggulingkan pemerintah Suriah, dan operasi itu gagal. Mereka sekarang ingin menempatkan pasukan mereka di perbatasan antara Turki dan Suriah dan bertempur langsung. Mereka tidak bisa menggulingkan pemerintahan Bashar Assad dengan provokasi, dan mereka tidak akan dapat melakukannya melalui keterlibatan langsung," tambahnya saat berbicara di Valdai Discussion Club di Rusia.

Velayati yakin NATO sedang test the water, melihat sejauh mana mereka dapat mendorong Rusia, yang telah aktif di kawasan itu, membantu Assad melawan kelompok-kelompok teroris di Suriah.

"Mereka ingin menjalankan semacam tes, untuk melihat apakah NATO dapat pergi ke tempat di mana Rusia hadir, dan melakukan sesuatu di sana. Langkah selanjutnya bisa Ukraina," ujarnya.

Mantan menteri luar negeri Iran pada 1980-1990 itu kemudian membandingkan setiap potensi keterlibatan di Suriah dengan perang Vietnam, konflik hampir 20 tahun di mana AS menginvasi Vietnam untuk menggulingkan pasukan komunis di sana, dan akhirnya dikalahkan meskipun begitu superioritas dalam hal militer.

"NATO harus tahu bahwa kehadiran mereka di wilayah itu seperti berada di rawa, dan tidak ada cara untuk keluar dari rawa kecuali melalui rasa malu. Jika mereka tidak percaya itu, biarkan mereka datang dan melihat," ujar Velayati. 




Credit  sindonews.com