Kamis, 26 Juli 2018

Banggakan Kim Jong-un, Trump Puji Perlucutan Situs Rudal


Banggakan Kim Jong-un, Trump Puji Perlucutan Situs Rudal
Sambil membanggakan hubungan baik dengan Kim Jong-un, Donald Trump memuji laporan yang menyebutkan Korut mulai melucuti salah satu situs uji coba rudal mereka. (Anthony Wallace/Pool via Reuters)


Jakarta, CB -- Sambil membanggakan hubungan baik dengan Kim Jong-un, Presiden Donald Trump memuji laporan yang menyebutkan bahwa Korea Utara mulai melucuti salah satu situs uji coba rudal balistik antarbenua mereka.

"Korea Utara sudah memulai proses perlucutan salah satu situs rudal utama, dan kami mengapresiasi itu," ujar Trump sebagaimana dikutip AFP, Selasa (24/7).

Trump kemudian membalas kembali segala kritikan yang menyebut bahwa pertemuannya dengan Kim di Singapura pada 12 Juni lalu tak menghasilkan kesepakatan konkret mengenai perlucutan nuklir.



"Kami menggelar pertemuan yang fantastis dengan Kim dan tampaknya akan berjalan dengan baik," ucap Trump.


Setelah pertemuan itu, Trump memang terus mengatakan bahwa ancaman Korut sudah berakhir. Namun, sejumlah laporan media menyebut Trump sebenarnya mulai khawatir akan kecepatan proses perlucutan Korut.

Pada Senin, situs pemantau 38 North akhirnya melansir citra satelit yang mengindikasikan Pyongyang mulai meruntuhkan bangunan dan penyangga mesin roket untuk uji coba mesin bahan bakar cair di Stasiun Peluncuran Satelit Sohae.

Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, menyebut citra satelit itu "sangat sesuai" dengan komitmen Kim saat bertemu dengan Trump di Singapura.

"Mereka harus sepenuhnya melakukan denuklirisasi. Langkah itu menjadi komitmen Kim dan itu pula yang dituntut dunia," ucap Pompeo.


Sohae sendiri adalah fasilitas untuk meluncurkan satelit ke orbit. Namun, mesin roket dapat dengan mudah dialihgunakan untuk rudal.

Komunitas internasional menuding program satelit Korut sebenarnya adalah kamuflase untuk menutupi uji coba kemampuan rudal.

Meski kini Korut mulai melucuti Sohae, sejumlah ahli mengingatkan bahwa situs itu sebenarnya bukan prioritas dalam pemantauan proses perlucutan senjata nuklir Korut.




Credit  cnnindonesia.com