CB, Jakarta - Pertama dalam sejarah, Palestina
dipercaya oleh negara-negara Asia memimpin pertemuan anggota G77 dalam
sidang pertengahan September 2018. Menurut seorang diplomat Asia,
kepercayaan ini menunjukkan, "Palestina terberdayakan secara politik
mewakili 134 negara anggota PBB termasuk Cina."
Situs berita The Wire dalam laporannya mengatakan, Palestina akan mengambil alih kepemimpin Mesir yang selama ini mewakili kepentingan kelompok negara Afrika.
Amerika Ganjal Eks PM Palestina Jadi Utusan Khusus PBB
G77 adalah sebuah badan kumpulan dari sepertiga negara anggota PBB,
berdiri pada Juni 1964. Lembaga ini memiliki misi menyampaikan suara
anggota sebelum 193 anggota Majelis Umum PBB membuat keputusan tertinggi
di PBB.
Meskipun bukan menjadi anggota sepenuhnya PBB, Palestina diakui oleh 136 anggota PBB dan sejak 2012 memiliki status non-anggota negara pengamat. Martin Khor, penasihat Malaysia di Jaringan Dunia Ketiga, mengatakan, "Saya rasa ini akan menjadi sebuah sejarah dan perkembangan signifikan bagi negara G77 memilih Palestina sebagai ketua."
Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Nikki Haley, memveto setelah Duta Besar Bolivia untuk PBB mendukung resolusi perlindungan warga Palestina dalam rapat Dewan Keamanan PBB di Manhattan, New York, Amerika Serikat, 1 Juni 2018.[REUTERS/Shannon Stapleton]
Dia menjelaskan, pemilihan ini membuktikan bahwa negara Pelestina memiliki sumber daya manusia yang sanggup mengambil tugas rumit mengkoordinasi kelompok besar di PBB.
Namun demikian, tidak mudah bagi pejabat Palestina masuk ke Amerika Serikat. Pekan lalu, pemerintahan Donald Trump menolak memberikan visa bagi enam utusan Palestina yang diharapkan mengikuti Forum Politik Tingkat Tinggi PBB yang berlangsung pada 16-18 Juli 2018.
Situs berita The Wire dalam laporannya mengatakan, Palestina akan mengambil alih kepemimpin Mesir yang selama ini mewakili kepentingan kelompok negara Afrika.
Amerika Ganjal Eks PM Palestina Jadi Utusan Khusus PBB
Meskipun bukan menjadi anggota sepenuhnya PBB, Palestina diakui oleh 136 anggota PBB dan sejak 2012 memiliki status non-anggota negara pengamat. Martin Khor, penasihat Malaysia di Jaringan Dunia Ketiga, mengatakan, "Saya rasa ini akan menjadi sebuah sejarah dan perkembangan signifikan bagi negara G77 memilih Palestina sebagai ketua."
Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB, Nikki Haley, memveto setelah Duta Besar Bolivia untuk PBB mendukung resolusi perlindungan warga Palestina dalam rapat Dewan Keamanan PBB di Manhattan, New York, Amerika Serikat, 1 Juni 2018.[REUTERS/Shannon Stapleton]
Dia menjelaskan, pemilihan ini membuktikan bahwa negara Pelestina memiliki sumber daya manusia yang sanggup mengambil tugas rumit mengkoordinasi kelompok besar di PBB.
Namun demikian, tidak mudah bagi pejabat Palestina masuk ke Amerika Serikat. Pekan lalu, pemerintahan Donald Trump menolak memberikan visa bagi enam utusan Palestina yang diharapkan mengikuti Forum Politik Tingkat Tinggi PBB yang berlangsung pada 16-18 Juli 2018.
Credit tempo.co