Tampilkan postingan dengan label BELANDA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label BELANDA. Tampilkan semua postingan

Jumat, 22 Maret 2019

Partai Sayap Kanan Belanda Menang Pemilu


Thierry Baudet (Forum for Democracy) terlihat selama malam hasil pemilu di pusat kota Amsterdam, Belanda, 21 Maret 2018. [REUTERS]
Thierry Baudet (Forum for Democracy) terlihat selama malam hasil pemilu di pusat kota Amsterdam, Belanda, 21 Maret 2018. [REUTERS]

CB, Jakarta - Partai sayap kanan anti-imigran Belanda menang pemilu dan menggeser posisi mayoritas partai berkuasa, dua hari pasca-teror di Utrecht.
Partai baru bernama Forum for Democrascy yang dipimpin oleh Thierry Baudet, 36 tahun, bangkit dari nol kursi di senat hingga memiliki 12 kursi sejak masuk dalam bursa pemilihan, seperti dikutip dari The Telegraph, 22 Maret 2019.
Partai Forum for Democracy mendukung Nexit atau Netherlands Exit, upaya untuk memisahkan Belanda dari Uni Eropa dan pandangan anti-imigrasi dan anti-Islam.

"Para pemilih di Belanda telah melebarkan sayap mereka dan menunjukkan kekuatan mereka yang sebenarnya. Kami telah dipanggil ke garis depan karena kami harus melakukannya. Karena negara membutuhkan kita," kata Baudet.
Hasil pemilu menunjukkan kekuatan populisme sayap kanan yang bertahan lama di Belanda, yang terjadi hampir dua puluh tahun eksis setelah pembunuhan populis Pim Fortuyn pada tahun 2002.

Thierry Baudet (Forum for Democracy) terlihat selama malam hasil pemilu di pusat kota Amsterdam, Belanda, 21 Maret 2018. [REUTERS]
Kemenangan kaum populis membuat partai koalisi kanan-tengah Perdana Menteri Mark Rutte terpaksa mencari dukungan dari luar untuk memenangkan persetujuan Senat demi meloloskan undang-undang yang disahkan oleh parlemen.
Suara provinsi menentukan komposisi di Senat, di mana pemerintah Rutte telah kehilangan mayoritasnya.


Forum for Democracy, yang hanya memegang dua kursi di parlemen setelah memasuki politik pada 2016, akan memiliki jumlah kursi yang sama di Senat yang dikuasai partai VVD Mark Rutte.

"Kami berdiri di puing-puing yang dulunya peradaban paling indah di dunia," kata Baudet dalam pidato kemenangan di depan pendukung, dikutip dari Reuters.
Mengikuti pimpinan Presiden AS Donald Trump, Baudet menentang imigrasi dan menekankan tema budaya dan ekonomi "First Dutch" atau memprioritaskan orang Belanda. Dia menentang euro dan berpikir Belanda harus meninggalkan Uni Eropa.
Baudet terus berkampanye ketika partai-partai Belanda lain berhenti setelah serangan hari Senin di Utrecht, di mana seorang pria bersenjata menembak tiga orang yang mati di sebuah trem. Ketum partai sayap kanan itu menyalahkan penyebab teror pada kebijakan imigrasi pemerintah Belanda yang lemah.



Credit  tempo.co




Kamis, 21 Maret 2019

Motif Teror Penembakan Utrecht Terungkap dalam Sebuah Surat


Motif Teror Penembakan Utrecht Terungkap dalam Sebuah Surat
Sebuah surat mengungkap motif teror pelaku penembakan trem di Utrecht, Belanda. Foto/Istimewa

UTRECHT - Sebuah surat yang ditemukan di sebuah mobil pelarian yang digunakan tersangka penembakan trem Utrecht menunjukkan motif teror di balik serangan tersebut. Hal itu dikatakan oleh pihak kepolisian dan jaksa penuntut umum setempat.

Pria kelahiran Turki, Gokmen Tanis (37), ditangkap di kota Belanda pada Senin malam karena dicurigai membunuh tiga orang dan melukai lima orang lainnya dalam penembakan trem di 24 October Square.

"Motif teroris sedang dipertimbangkan dengan serius," kata polisi dan jaksa penuntut umum Utrecht dalam sebuah pernyataan bersama. 

"Sebuah surat yang ditemukan di dalam mobil pelarian dan sifat dari peristiwa tersebut menyebabkan hal ini. Motif lainnya tidak dikecualikan dan juga sedang diselidiki," imbuhnya seperti dikutip dari CNN, Rabu (20/3/2019).

Isi dari surat itu sendiri belum diungkap ke publik.

Polisi mengatakan tampaknya tidak ada hubungan langsung antara pria bersenjata itu, yang sebelumnya pernah terlibat pertikaian dengan penegak hukum, dan para korbannya. Pernyataan ini sekaligus mementahkan laporan media sebelumnya yang melaporkan insiden penembakan itu mungkin dipicu oleh konflik internal.

Polisi juga telah merilis rincian lebih lanjut tentang mereka yang tewas dan terluka dalam penembakan itu. Mereka mengatakan para korban adalah seorang wanita berusia 19 tahun dari Vianen, seorang pria berusia 28 dan 49 tahun dari Utrecht.

Tiga dari korban luka adalah seorang wanita berusia 20 tahun dari Utrecht, seorang wanita berusia 21 tahun dari Nieuwegein dan seorang pria berusia 74 tahun dari De Meern. Ketiganya berada dalam kondisi serius, menurut pesan yang diposting di akun Twitter polisi Utrecht.

Dua pria lainnya, berusia 23 dan 27, ditangkap sehubungan dengan penembakan pada hari Senin. Menurut polisi, peran mereka dalam insiden itu sedang diselidiki. 


Bendera dikibarkan setengah tiang di gedung-gedung pemerintah di seluruh Belanda sebagai penghormatan kepada para korban.

Baca juga: Belanda Kibarkan Bendera Setengah Tiang Pasca Penembakan Utrecht

Selama perburuan, sebuah video yang diyakini menunjukkan sosok Tanis diambil dari rekaman kamera keamanan di atas trem dan diedarkan oleh polisi Belanda. Waktu di dalam rekaman menunjukkan pukul 10:41, kira-kira empat menit sebelum aksi penembakan dimulai.

Pihak berwenang menurunkan tingkat ancaman teror untuk provinsi Utrecht dari 5 - tertinggi, atau paling kritis - ke level 4 setelah penangkapan Tanis, koordinator nasional Belanda untuk keamanan dan kontraterorisme, PJ Aalbersberg, mengatakan di Twitter.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan dalam sebuah wawancara TV bahwa agen intelijen negaranya sedang menyelidiki masalah ini, lapor kantor berita AFP.

Belanda kerap lolos dari insiden teror dalam beberapa tahun terakhir. Namun polisi Belanda sebelumnya menggagalkan apa yang mereka sebut sebagai serangan teroris besar-besaran pada September lalu ketika mereka menangkap tujuh orang di Rotterdam.

Awal bulan itu, seorang pria ditembak oleh polisi di stasiun kereta pusat Amsterdam setelah menikam dua turis asal Amerika. Pihak berwenang mengatakan tersangka memiliki "motif teroris" tetapi diyakini telah bertindak sendiri.



Credit  sindonews.com



Rabu, 20 Maret 2019

Jaksa Selidiki Alasan Penembakan di Utrecht


Polisi berjaga di sekitar trem yang menjadi lokasi penembakan di Utrecht, Belanda, Senin (18/3).
Polisi berjaga di sekitar trem yang menjadi lokasi penembakan di Utrecht, Belanda, Senin (18/3).
Foto: AP Photo/Peter Dejong

Pelaku penemabakan di Utrecht pernah divonis karena kepemilikan senjata pada 2014




CB, AMSTERDAM -- Jaksa Belanda pada Selasa (19/3) mengatakan mereka sedang menyelidiki kemungkinan alasan teroris dalam penembakan di satu trem di kota Utrecht. Insiden penembakan tersebut menyebabkan tiga orang terbunuh dan lima terluka.

Seorang pria kelahiran Turki yang berusia 37 tahun, Gokmen Tanis ditangkap tujuh jam setelah perburuan pada Senin (18/3) oleh pasukan keamanan dan kini masih dalam penahanan.

Jaksa mengatakan dia menjadi tersangka dalam tiga penembakan mematikan, kemungkinan dengan tujuan menyebar teror. Dua tersangka lain juga dalam penahanan, kata polisi, namun peran mereka masih belum jelas.

"Sejauh ini, latar belakang teroris sangat menjadi pertimbangan," kata jaksa dengan mengutip cara penembakan dan sepucuk surat yang ditemukan di pintu keluar-masuk kendaraan.

Tetapi masih belum jelas apakah Tanis bertindak atas nama keyakinan politik atau balas dendam pribadi. "Motif lain masih dikesampingkan", kata jaksa seperti dilansir Reuters.

Tanis mempunyai catatan dengan penegakkan hukum. Dia pernah divonis karena memiliki senjata pada 2014 dan mengutil dan perampokan awal bulan ini.

Menurut pengadilan distrik Utrecht, Tanis baru dibebaskan dari tahanan pada 1 Maret, setelah ditahan atas dakwaan melakukan pemerkosaan. 
Seharusnya dia akan disidang pada Juli untuk dakwaan pemerkosaan.

Berdasarkan hukum Belanda, Tanis harus dihadapkan ke seorang hakim sampai dengan Kamis, tetapi belum dituntut.

Tiga korban dikenali sebagai seorang perempuan berumur 19 tahun dan dua laki-laki berusia 28 dan 49 tahun, tiga lainnya berumur antara 20 hingga 74 tahun mengalami luka parah akibat tembakan.

Jaksa mengatakan sejauh ini belum menemukan hubungan antara para korban dengan tersangka bersenjata. "Sangat menyedihkan peristiwa seperti ini terjadi di dunia pada hari-hari ini," kata Rene van Nieuwenhuizen, seorang akuntan yang tinggal di Utrecht, kota yang indah berpenghuni 430 ribu. Saya tidak menyangka akan terjadi pada saya tetapi ini terjadi dan orang-orang terbunuh."

Mahmut Tanis, seorang pamannya yang tinggal di Nederland mengatakan kepada kantor berita Turki Anadolu bahwa dia meragukan motif radikal.

"Melihat keadaan keponakan saya, kemunginan dia melakukan serangan teror sangat rendah," katanya dengan menambahkan bahwa dia sudah beberapa tahun tidak bertemu dan bahwa tindakannya kemungkinan berasal dari 'urusan hati'.

Tanis sebelumnya telah ditahan, kata jaksa yang menolak memberi keterangan lebih terperinci. Belum ada pernyataan dari Tanis ataupun pengacara yang mewakilinya.





Credit  republika.co.id




Selasa, 19 Maret 2019

Menlu Retno sampaikan dukacita atas penembakan di Utrecht


Menlu Retno sampaikan dukacita atas penembakan di Utrecht

Menlu Retno Marsudi. (Antaranews)




Jakarta (CB) - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyampaikan dukacita dan simpati sehubungan dengan penembakan di Utrecht, Belanda, yang terjadi Senin (18/3).

Ungkapan dukacita tersebut disampaikan Menlu Retno dalam pembicaraan dengan Menlu Belanda Stef Blok.

Melalui cuitan yang diunggahnya pada Senin malam, Menlu Retno menyampaikan kecaman Indonesia terhadap aksi kekerasan tersebut dan keyakinan bahwa pelaku akan segera ditangkap dan diadili.

"Mari kita semua mempersatukan upaya untuk menyebarkan nilai-nilai toleransi, menghormati, dan membawa kedamaian bagi umat manusia," demikian cuitan Menlu Retno.

 Polisi Belanda telah menangkap seorang pria yang dicurigai menembak mati tiga orang dan melukai lima orang lainnya di sebuah trem di Kota Utrecht. Peristiwa itu diduga terkait perselisihan keluarga

Gökmen Tanis (37), seorang pria berkewarganegaraan ganda Belanda-Turki, ditangkap di sebuah jalan di utara kota beberapa jam setelah penembakan yang terjadi pada pukul 10.45 waktu setempat di persimpangan 24 Oktoberplein.

Awalnya pihak berwenang mengatakan serangan ini mungkin terkait terorisme, demikian dilaporkan The Guardian.

Akibat insiden ini, otoritas Belanda mengimbau warga Utrecht untuk tinggal di rumah, siswa dicegah meninggalkan sekolah dan kampus, dan banyak toko di kota itu tutup.

Seorang juru bicara kantor kejaksaan Belanda mengatakan para penyelidik masih mempertimbangkan kemungkinan motif teror tetapi alasan lain juga tidak dikesampingkan.





Credit  antaranews.com



Erdogan: Badan Intelijen Turki Selidiki Penembakan di Utrecht


Erdogan: Badan Intelijen Turki Selidiki Penembakan di Utrecht
Tayyip Erdogan. (REUTERS/Tumay Berkin)




Jakarta, CB -- Badan intelijen Turki sedang menyelidiki serangan senjata di Utrecht, Belanda. Dilansir dari AFP, penyelidikan ini dilakukan untuk menentukan apakah tembakan tersebut merupakan serangan teror atau kemungkinan perselisihan keluarga.

Hal ini diungkapkan oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan. Tak lama setelah kejadian, polisi Belanda menangkap seorang tersangka kelahiran Turki atas serangan di sebuah trem di kota Utrecht yang menewaskan tiga orang dan lima lainnya cedera.

Pihak berwenang Belanda mengatakan mereka sedang menyelidiki kemungkinan motif teroris, tak terkecuali motif lain, termasuk perselisihan keluarga.

"Badan intelijen kami sedang menyelidiki semua ini, kepala intelijen mengatakan kepada saya bahwa ia akan mengumpulkan semua detail dan akan kembali kepada saya," kata Erdogan kepada saluran TV Turki, Ulke TV.


"Beberapa mengatakan tembakan tersebut merupakan pertikaian keluarga. Namun, yang lain mengatakan itu adalah tindakan teroris," katanya.

Menurut media Turki, tersangka utama Gokmen Tanis lahir di Yozgat, Turki tengah. Kantor berita negara Turki Anadolu mengutip kerabat dari tersangka penyerang, mengatakan kejadian penembakan mungkin terjadi karena perselisihan keluarga.

Ayah dari tersangka, Mehmet Tanis, mengatakan putranya harus dihukum jika terbukti bertanggung jawab.

Dia mengatakan telah kehilangan kontak dengan putranya setelah kembali ke tanah airnya pada 2008. Sedangkan putranya tersebut menetap di Belanda. 






Credit  cnnindonesia.com



Fakta Penembakan di Utrecht


Ambulans diparkir di samping lokasi penembakan di Utrecht, Belanda, Senin (18/3).
Ambulans diparkir di samping lokasi penembakan di Utrecht, Belanda, Senin (18/3).
Foto: AP Photo/Peter Dejong

Polisi Belanda menahan seorang pria kelahiran Turki.




CB, UTRECHT -- Sedikitnya tiga orang tewas dan lima lainnya terluka dalam penembakan di sebuah trem di Utrecht, Belanda, Senin (18/3). Polisi Belanda mengatakan mereka menyelidiki insiden tersebut sebagai kemungkinan serangan teroris.

Dilansir di Vox, otoritas menahan satu tersangka, Gokmen Tanis (37 tahun). Wali Kota Utrecht Jan van Zanen mengatakan sepertinya penembakan dilakukan satu orang, namun ada kemungkinan terdapat pelaku lain.

CNN melaporkan tersangka kedua telah ditahan. Zanen menambahkan belum diketahui kaitan tersangka kedua dalam penembakan tersebut. Berikut fakta mengenai penembakan di Utrecht sejauh ini.




  • Serangan terjadi sekitar pukul 10.45 waktu setempat di sebuah trem dekat October 24 Square.


  • Setidaknya tiga orang tewas dan lima lainnya luka-luka setelah seorang penembak melepaskan tembakan.


  • Pria bersenjata itu melarikan diri dari daerah itu setelah serangan itu. Juru bicara kepolisian Belanda Joost Lanshage, menurut Wall Street Journal, mengatakan polisi sedang menyelidiki apakah tersangka memiliki kaki tangan.


  • Polisi Utrecht mengatakan mereka sedang menyelidiki penembakan itu sebagai kemungkinan serangan teroris. Menurut surat kabar Belanda De Telegraaf, pejabat di Belanda menaikkan tingkat ancaman di Utrecht ke klasifikasi tertinggi untuk pertama kalinya setelah penembakan.


  • Polisi telah menangkap tersangka utama dalam serangan itu, orang yang mereka identifikasi sebagai Gökman Tanis, seorang pria kelahiran Turki.


  • Belum diketahui motif pasti serangan dan nama-nama korban.




Credit  republika.co.id




Polisi Belanda Tangkap Pelaku Penembakan di Utrecht


Polisi Belanda Tangkap Pelaku Penembakan di Utrecht
Lokasi penembakan di Utrecht. (REUTERS/Piroschka van de Wouw)




Jakarta, CB -- Polisi Belanda telah menangkap tersangka dalam penembakan di sebuah trem di Utrecht, Belanda. AFP mengabarkan Kepala Polisi Utrecht mengumumkan penangkapan tersebut dalam konferensi pers

"Kami baru saja diberitahu bahwa tersangka telah ditangkap," kata kepala polisi Utrecht, Rob van Bree, pada konferensi pers.

Polisi sebelumnya mengatakan mereka sedang mencari tersangka kelahiran Turki, Gokmen Tanis berusia 37 dan mengeluarkan foto dirinya.


Kepala dinas penanggulangan terorisme nasional Belanda Pieter-Jaap Aalbersberg membenarkan penangkapan tersangka utama atas penembakan tersebut.


Dia mengatakan pihak berwenang telah menurunkan tingkat ancaman di Utrecht dari tingkat maksimum lima sebagai akibat dari penangkapan.

Kasus penembakan di kawasan 24 Oktoberplein di Utrecht, Belanda, pada Senin (18/3) pagi ini menelan tiga korban meninggal dan sembilan orang lainnya mengalami luka-luka.




Credit  cnnindonesia.com




Walikota Utrecht: 3 Tewas Dalam Penembakan di Trem



Walikota Utrecht: 3 Tewas Dalam Penembakan di Trem
Polisi menyebarkan foto-foto pria kelahiran Turki berusia 37 tahun, bernama Gkmen Tanis yang diduga sebagai pelaku penembakan. Foto/Istimewa

UTRECHT - Walikota Utrecht, Jan van Zaanen dalam sebuah pernyataan di akun Twitternya menuturkan, tiga orang tewas dalam penembakan di trem. Dia juga menuturkan bahwa sembilan orang lainnya terluka dalam penembakan itu."Paling tidak tiga orang tewas dan sembilan lainnya luka-luka dalam penembakan di sebuah trem Utrecht. Tiga diantaranya terluka cukup parah," kata van Zaanen, seperti dilansir dutchnews pada Selasa (18/3).Dia kemudian mengatakan, atas nama pemerintah Belanda dirinya mengucapkan belasungkawa kepada korban dalam penembakan itu dan mendoakan mereka yang terluka untuk segera pulih.Van Zaanen kembali menegaskan bahwa pihak masih melihat kemungkinan ini adalah serangan teroris. "Kami tidak dapat mengecualikan, pada kenyataannya kami berasumsi, bahwa ada motif teroris," ungkapnya.Kepolisian Utrecht, lanjut van Zaanen telah mengindentifikasi seorang pria yang diduga sebagai pelaku penembakan. Tapi, van Zaanen mengatakan tidak menutup kemungkinan ada pelaku lain dalam serangan itu."Orang-orang di Utrecht disarankan untuk tetap berada di dalam rumah sambil menunggu informasi lebih lanjut," ungkapnya.Sementara itu, polisi setempat telah menyebarkan foto-foto pria yang diduga melakukan penembakan itu. Pria itu diketahui kelahiran Turki berusia 37 tahun, bernama Gökmen Tanis.Dia sedang dicari sehubungan dengan insiden di 24 Oktoberplein di dekat stasiun kereta utama kota pada Senin pagi. Polisi telah mengatakan kepada publik untuk tidak mendekati tersangka secara langsung.





Credit  sindonews.com



KBRI Imbau Masyarakat Indonesia Domisili Belanda Waspada


KBRI Imbau Masyarakat Indonesia Domisili Belanda Waspada
Ilustrasi. (kira_fotografie/Pixabay)




Jakarta, CB -- Pasca penembakan di Utrecht, KBRI Den Haag mengimbau agar masyarakat Indonesia yang berdomisili di Belanda lebih waspada.

Dalam postingan di Instagram, KBRI mengimbau lima poin yakni:
1. Agar senantiasa waspada dan selalu memantau perkembangan situasi keamanan di wilayah tempat tinggal/bekerja masing-masing.
2. Agar menghindari kerumunan massa dan daerah-daerah yang menjadi konsentrasi kegiatan massa.
3. Apabila tidak terdapat kepentingan, dimohon agar tidak meninggalkan rumah.
4. Tetap mematuhi hukum yang berlaku dan instruksi/himbauan aparat keamanan setempat.
5. Sekiranya terdapat hal yang perlu diketahui/dilaporkan, dapat menghubungi KBRI Den Haag dengan alamat: Tobias Asserlaan 8, 2517 KC, Den Haag.




Imbauan ini keluar pasca kejadian penembakan yang terjadi di kawasan 24 Oktoberplein di Utrecht, Belanda, pada Senin (18/3) pagi.

Dilansir dari Reuters, polisi mulai menyebarkan informasi pencarian laki-laki yang yang diduga bernama Gokmen Tanis.

"Polisi meminta untuk mencari Gokmen Tanis (lahir di Turki) berusia 37 tahun sehubungan dengan insiden pagi ini," kata satu pernyataan polisi.

AFP mengabarkan tiga orang tewas dan sembilan korban luka-luka dalam kejadian penembakan tersebut. 




Credit  cnnindonesia.com



Penembakan di Utrecht, Beberapa Orang Terluka


Penembakan di Utrecht, Beberapa Orang Terluka
Ilustrasi. (Skitterphoto/Pixabay)




Jakarta, CB -- Beberapa orang terluka dalam penembakan di kawasan 24 Oktoberplein di Utrecht, Belanda, pada Senin (18/3) pagi.

"Penembakan di #24oktoberplein di #Utrecht. Insiden dilaporkan pada 10.45. Beberapa orang terluka," demikian pernyataan kepolisian Utrecht melalui Twitter resmi mereka.


Juru bicara Kepolisian Pusat Belanda, Joost Lanshage, mengatakan kepada CNN bahwa penembakan terjadi di atau dekat trem.


Sebagaimana dikutip Reuters, sejumlah saksi mata mengatakan kepada RTV Utrecht bahwa seorang perempuan terlihat tergeletak di lokasi kejadian, sementara orang lain berlarian.

Lanshage memastikan bahwa penembakan sudah selesai. Namun, operasi polisi masih berlangsung.


Kepolisian menyatakan area di sekitar lokasi penembakan sudah ditutup. Aparat pun langsung menggelar penyelidikan.

Pemerintah setempat juga langsung mengerahkan petugas dari semua lembaga cepat tanggap Belanda.




Credit  cnnindonesia.com


Rabu, 06 Maret 2019

Iran konfirmasi pengusiran dua diplomat Belanda


Iran konfirmasi pengusiran dua diplomat Belanda
Bendera Iran (ANTARANews/Grafis/ist)




Teheran, Iran,(CB) - Kementerian Luar Negeri Iran pada Senin (4/3) mengkonfirmasi bahwa Republik Islam Iran telah mengusir dua diplomat Belanda dalam aksi pembalasan sehubungan dengan pengusiran dua diplomat Iran oleh Belanda belum lama ini.

Tindakan oleh Iran tersebut dilakukan dua bulan setelah Belanda menuduh Iran merencanakan pembunuhan pesaing-pesaingnya di tanah Belanda.

Pada Senin (4/3), Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Bahram Qasemi menolak tuduhan bahwa Iran berada di belakang pembunuhan politik di Belanda dan mencapnya "tidak berdasar".

Setelah tindakan oleh negarai negara Eropa itu, Iran memutuskan untuk melakukan pembalasan, kata Qasemi, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Iran, IRNA --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa siang.

Pada Senin, Belanda menarik duta besarnya untuk Iran guna berkonsultasi, setelah pengusiran diplomatnya, kata Menteri Luar Negeri Belanda Stef Blok.

Tuduhan terhadap Iran tersebut telah memicu sanksi baru Uni Eropa atas Republik Islam Iran.




Credit  antaranews.com




Selasa, 05 Maret 2019

Belanda Tarik Pulang Duta Besar di Iran


Belanda Tarik Pulang Duta Besar di Iran
Menteri Luar Negeri Belanda Stef Blok sebut telah memanggil pulang Duta Besarnya untuk Iran untuk konsultasi, setelah Iran mengusir sejumlah diplomat Belanda. Foto/Istimewa

AMSTERDAM - Belanda dilaporkan telah memanggil pulang Duta Besarnya untuk Iran untuk konsultasi. Keputusan ini diambil setelah Iran mengusir sejumlah diplomat Belanda disuir oleh Teheran.

Iran mengusir diplomat Belanda sebagai tanggapan terhadap pengusiran dua diplomat Iran dari Belanda pada Juni 2018, karena indikasi kuat dari badan intelijen Belanda, AIVD bahwa Iran telah terlibat dalam pembunuhan dua warga Iran di Belanda.

"Pemerintah telah memutuskan untuk memanggil Duta Besar Belanda di Teheran untuk konsultasi," kata Menteri Luar Negeri Belanda, Stef Blok dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Selasa (5/3).

"Keputusan ini menyusul pengumuman oleh Kementerian Luar Negeri Iran bahwa dua diplomat Belanda di kedutaan di Teheran telah dinyatakan sebagai persona non grata dan harus meninggalkan negara itu. Para diplomat telah kembali ke Belanda," sambungnya.

Dia lalu mengatakan, Duta Besar Beladan di Iran dipanggil pulang untuk menjelaskan pengusiran itu, yang dikatakan Blok adalah sesuatu yang tidak dapat diterima dan negatif untuk pengembangan hubungan bilateral. 




Credit  sindonews.com





Sabtu, 02 Februari 2019

Dua Mantan Petinggi Militer Israel Dituntut di ICC Belanda


Bentrokan antara massa aksi Palestina dan militer Israel pada Sabtu (31/3) di Jalur Gaza.


CB, AlQUDS— Benny Gantz, mantan kepala staf Angkatan Darat Israel dan pendiri Partai Ketahanan Israel, menghadapi tuntutan perdata di Mahkamah Pidana Internasional (ICC) sehubungan dengan kematian enam warga sipil pada 2014. 

Menurut laporan surat kabar harian Israel, Haaretz, Jumat (1/2), penggugat adalah Ismail Ziada, warga negara Belanda kelahiran Kamp Pengungsi Palestina Al-Bureij di Jalur Gaza.

Ziada dilaporkan mengajukan tuntutan terhadap Gantz, yang bertugas sebagai kepala staf Angkatan Darat selama pembantaian Israel 2014 di Jalur Gaza, pada Maret tahun lalu.

Amir Eshel, yang mengomandani Angkatan Udara Israel pada saat itu, dilaporkan disebut-sebut sebagai tergugat dalam kasus ICC tersebut.

Kedua orang itu dituduh memerintahkan serangan yang mengakibatkan kerusakan rumah keluarga Ziada di Bureij, tewasnya ibu penggugat, tiga saudaranya, seorang saudari ipar, seorang kemenakan dan seorang tamu di rumahnya.

Menurut pengacara Ziada di Belanda, Lisbeth Zegveld, peraturan Israel menolak hak orang Palestina untuk mengajukan tuntutan ganti-rugi perdata terhadap orang Israel yang diduga melakukan pelanggaran pidana.

"Kesepakatan Oslo melarang orang Palestina menuntut orang Israel di pengadilan Palestina," kata Zegveld sebagaimana dikutip dari Haaretz.

"Namun hukum di Belanda mengizinkan Ziada mengajukan tuntutan hukum di dalam sistem peradilan Belanda," tambah wanita pengacara tersebut, sebagaimana dikutip Kantor Berita Turki, Anadolu.

Menurut surat kabar Haaretz, Cathelijne van der Plas, seorang pengacara buat Gantz dan Eshel, telah meminta ICC menolak tuntutan Ziada dengan alasan sistem peradilan Belanda tak memiliki jurisdiksi mengenai masalah itu.

Van der Plas juga telah mengklaim kliennya memiliki kekebalan sebab kedua orang tersebut telah melaksanakan kewajiban resmi mereka ketika kematian itu terjadi.

Zegveld sekarang memiliki waktu sampai pekan pertama Maret untuk menjawab argumentasi mereka, kata koran Haaretz, yang juga melaporkan bahwa Pemerintah Israel membayar untuk pembelaan hukum kedua pejabat tersebut.

Sementara itu Ziada dan keluarganya dilaporkan membayar biaya hukum mereka melalui sumbangan dari para pendukung.

Di Israel Gantz dipandang sebagai salah seorang penantang yang paling menonjol bagi Perdana Menteri petahana Benjamin Netanyahu dalam pemiliha umum Israel --yang dijadwalkan diselenggarakan pada April. 

 
Credit REPUBLIKA.CO.ID
   

 
https://m.republika.co.id/berita/internasional/palestina-israel/19/02/02/pma6yf320-dua-mantan-petinggi-militer-israel-dituntut-di-icc-belanda




Jumat, 01 Februari 2019

Diancam AS, Hakim Mahkamah Pidana Internasional Mengundurkan Diri


Diancam AS, Hakim Mahkamah Pidana Internasional Mengundurkan Diri
Mahkamah Pidana Internasional (ICC) di Den Haag, Belanda. Foto/REUTERS/Piroschka Van De Wouw

DEN HAAG - Seorang hakim senior dari Mahkamah Pidana Internasional (ICC) di Den Haag mengundurkan diri setelah Amerika Serikat (AS) mengancam para hakim yang menyelidiki dugaan kejahatan perang Amerika di Afghanistan. Ancaman kematian terhadap para hakim dilontarkan Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih John Bolton September lalu.

Hakim Christoph Flugge telah bekerja dengan ICC dan Pengadilan Pidana Internasional untuk Bekas Yugoslavia (ICTY) sejak 2008. Baru-baru ini, ia terlibat dengan penyelidikan awal terhadap klaim bahwa anggota layanan militer AS dan para petugas CIA menyiksa para tahanan di Afghanistan.

Flugge mengatakan kepada surat kabar Jerman, Zeit, bahwa ia menyerahkan pengunduran dirinya setelah ada ancaman terbuka dari pejabat AS, termasuk pidato Bolton September lalu. Dalam pidatonya, Bolton berharap para hakim yang terlibat penyelidikan dugaan kejahatan perang itu tewas di pengadilan.


"Jika para hakim ini pernah mencampuri urusan rumah tangga AS atau menyelidiki seorang warga negara Amerika, ia (Bolton) mengatakan pemerintah Amerika akan melakukan semua yang dapat dilakukan untuk memastikan bahwa para hakim ini tidak lagi diizinkan untuk bepergian ke Amerika Serikat, dan bahwa mereka akan bahkan mungkin diadili secara pidana," kata Flugge kepada Zeit, dalam sebuah wawancara yang diterjemahkan oleh The Guardian, Kamis (31/1/2019).


"Penasihat keamanan Amerika menyampaikan pidatonya pada saat Den Haag merencanakan penyelidikan awal terhadap tentara Amerika yang dituduh menyiksa orang di Afghanistan," ujar Flugge. "Ancaman Amerika terhadap hakim internasional jelas menunjukkan iklim politik baru. Ini mengejutkan. Saya belum pernah mendengar ancaman seperti ini."

Pidato Bolton saat itu disampaikan kepada Masyarakat Federalis yang konservatif di Washington, DC. Pidatonya disampaikan setahun setelah ICC mulai menyelidiki klaim bahwa setidaknya 61 orang yang ditahan di Afghanistan telah disiksa oleh pasukan Amerika dan 27 lainnya oleh CIA di penjara rahasia di Afghanistan dan di luar negeri. Awal penyelidikan itu diungkap jaksa penuntut ICC Fatou Bensouda.

Bolton menyebut penyelidikan itu sama sekali tidak berdasar dan tidak dapat dibenarkan. "(Saya) berjanji untuk melindungi warga negara kita dan orang-orang dari sekutu kita dari penuntutan yang tidak adil oleh pengadilan yang tidak sah ini," kata Bolton dalam pidatonya.

Pejabat senior AS itu juga berjanji untuk membela warga Israel dari ICC. Sekutu AS, Israel, pada saat itu dituduh melakukan kejahatan perang terhadap warga sipil Palestina. Bolton memperingatkan bahwa AS akan mengabaikan surat perintah penangkapan, melarang hakim dan jaksa memasuki Amerika, dan bahkan mengadili mereka di pengadilan Amerika. 






Credit  sindonews.com




Sabtu, 12 Januari 2019

Belanda Lolos dari Serangan Teroris Besar-besaran

Pasukan polisi khusus Belanda saat menggerebek rumah tersangka teroris di Arnhem, 27 September 2018. Foto/REUTERS TV

AMSTERDAM - Belanda lolos dari serangan teroris besar-besaran yang bisa menyebabkan puluhan orang terbunuh. Bahaya itu berhasil dicegah setelah aparat polisi mencegah rencana serangan besar tujuh teroris itu dengan menyamar dan menyusup ke kelompok mereka.

Keberhasilan pencegahan serangan besar itu diungkap seorang jaksa penuntut umum Belanda di pengadilan, hari Kamis.

Jejak para teroris terendus pada bulan September tahun lalu setelah investigasi berbulan-bulan. Tujuh tersangka ditangkap di kota Arnhem dan Weert. 

Polisi menyita 100kg pupuk serta bahan-bahan pembuat bom lainnya di rumah mereka pada saat itu. Minggu ini, pemeriksaan awal kasus terorisme ini dimulai.

“Para tersangka mengucapkan selamat tinggal kepada teman-teman. Para tersangka ini sedang dalam perjalanan untuk melakukan serangan, dengan (target) puluhan korban. Belanda lolos dari serangan besar," kata jaksa tersebut, seperti dikutip Russia Today, Jumat (11/1/2019) malam.

Menurut jaksa penuntut, para teroris ingin menargetkan sebuah festival dengan senjata dan bom. Sebuah bom mobil juga dipertimbangkan oleh kelompok teroris tersebut.

Menurut dokumen pengadilan, para konspirator mendiskusikan bagaimana mereka akan melakukan penyerbuan, bagaimana mereka akan menghindari polisi, dan bagaimana mereka harus memasang rompi peledak mereka lebih awal jika penegak hukum mencoba menghentikan mereka.

Untungnya, polisi mengidentifikasi ancaman sebelum mereka dapat melaksanakan rencananya. 

Operasi polisi untuk mematahkan sel-sel teroris dimulai pada pertengahan Mei setelah informasi dari dinas intelijen Belanda, AIVD, menandai salah satu tersangka sebagai teroris potensial. 

Polisi berhasil menyusup ke sel teroris sekitar bulan Juni dan mengumpulkan cukup bukti terhadap kelompok mereka pada akhir September. Setelah itu, penangkapan para teroris dilakukan.


Sesaat sebelum itu, anggota kelompok teroris menerima pelatihan menggunakan senjata oleh dua petugas polisi yang menyamar.

Tim pembela terdakwa bersikeras bahwa operasi polisi sebenarnya adalah jebakan dan bahwa kelompok itu tidak akan pernah ambil bagian dalam pelatihan senjata kecuali diprovokasi oleh polisi. 

Para terdakwa mengatakan bahwa mereka hanya ingin bermain dengan Kalashnikov dan bukan "jihadis keras" yang bertentangan dengan apa yang dituntut oleh jaksa penuntut.

Dari tujuh orang yang ditangkap pada bulan September, hanya tiga yang hadir selama pemeriksaan awal. Satu tersangka orang yang berusia 18 tahun dibebaskan karena kurangnya bukti untuk membenarkan penahanannya yang berkelanjutan.




Credit Sindonews.com


https://international.sindonews.com/read/1369788/41/belanda-lolos-dari-serangan-teroris-besar-besaran-1547241938


Rabu, 09 Januari 2019

Belanda Tuding Iran Sewa Kriminal untuk Serang Separatis



Menteri Luar Negeri Belanda, Stef Blok. Reuters
Menteri Luar Negeri Belanda, Stef Blok. Reuters

CBAmsterdam – Pemerintah Belanda menuding kementerian Intelijen Iran menyewa kriminal untuk membunuh dua orang pembelot di Belanda.
Seperti dilansir Reuters, Uni Eropa telah mengenakan sanksi pembekuan aset terhadap kementerian Intelijen Iran dan dua orang pejabatnya serta menetapkannya sebagai teroris.
“Tindakan bermusuhan seperti ini melanggar kedaulatan Belanda tidak tidak bisa diterima,” begitu pernyataan dari kementerian Luar Negeri Belanda seperti dilansir Telegraph pada Senin, 8 Januari 2019.
Pemerintah Belanda mengatakan meyakini Iran berada di belakang pembunuhan dua warga negara Belanda asal Iran. Keduanya ditembak oleh pembunuh bayaran, yang melarikan diri menggunakan mobil BMW curian.
Ahmad Mola Nissi, 52 tahun, tewas terbunuh di Hague pada November 2017 karena ditembak seorang lelaki tidak dikenal di depan rumahnya. Lelaki itu turun dari sebuah mobil BMW.
Nissi merupakan pemimpin Gerakan Perjuangan Arab atau Arab Struggle Movement for the Liberation of Ahvaz. Ini merupakan kelompok separatis yang ingin memisahkan diri di sebelah barat Iran. Kelompok ini dicap sebagai teroris oleh Iran.

Satu lagi adalah Ali Motamed, yang merupakan seorang ahli listrik dan tewas dengan pola penyerangan sama seperti yang dialami Nissi. Dia ditembak di depan rumahnya dekat Amsterdam pada Desember 2015.
Motamed merupakan nama palsu untuk menyembunyikan nama aslinya yaitu Mohammad Reza Kolahi. Kolahi diduga bertanggung jawab melakukan pengeboman besar di Teheran pada 1981, yang menewaskan belasan pejabat tinggi Iran termasuk deputi dari Ayatullah Khomeini. Kolahi masuk dalam daftar orang paling dicari Iran.
Keluarga Nissi mengaku telah menduga pelaku pembunuhan terkait dengan Iran. “Ini merupakan babak dalam kehidupan kami yang tidak bisa kami tutup,” kata Hawra Nissi, yang merupakan putri dari Nissi. Dia termasuk salah satu yang tiba di lokasi saat ayahnya ditembak di depan rumah.


“Selama ini kami 99 persen yakin jika rezim Iran pelakunya tapi pemerintah Belanda tidak pernah membuka informasi soal ini,” kata Hawra kepada Telegraph.
Mengenai ini, Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif, tidak menanggapi langsung tuduhan dari Belanda, Prancis, dan Denmark. Namun, Zarif mengatakan ketiga negara Eropa ini justru bertanggung jawab menampung para teroris.





Credit  tempo.co






Sabtu, 22 Desember 2018

Belanda khawatirkan rencana AS tarik pasukan dari Suriah, Afghanistan



Seorang pria terlihat berlari setelah serangan udara di desa terkepung Douma di bagian timur Ghouta di Damaskus, Suriah, Selasa (6/2/2018). (REUTERS/BASSAM KHABIEH)

Den Haag, (CB) - Belanda, seperti sekutu-sekutu Amerika Serikat lainnya, pada Jumat (21/12) menyuarakan kekhawatirannya atas keputusan AS menarik pasukan dari Suriah.
Belanda mengatakan rencana Washington mengurangi kehadiran militernya di Afghanistan merupakan langkah yang prematur, mengingat konflik masih berlangsung di sana.
Pengumuman Presiden AS Donald Trump pada Kamis mengagetkan Belanda, yang menyumbang kepada misi militer di Suriah dan Afghanistan, kata Menteri Pertahanan Ank Bijleveld kepada wartawan di Den Haag.
Belanda mendukung pertempuran melawan para milisi ISIS dengan menyediakan jet-jet F-16. Belanda akan mengakhiri partisipasinya dalam operasi itu, yang berada di bawah komando militer AS, pada 31 Desember.
Bijleveld mengatakan berakhirnya kehadiran militer AS di Suriah akan memiliki "konsekuensi yang berjangkauan jauh bagi kawasan dan keamanan". ISIS "belum sepenuhnya dikalahkan dan ancaman belum sirna", kata dia, sebagaimana dikutip Reuters.
Belanda juga kaget akan pengumuman rencana Washington mengurangi jumlah pasukannya secara signifikan di Afghanistan, ujar dia.
Bijleveld mengatakan pengurangan jumlah tentara di Afghanistan akan menjadi langkah yang prematur. Di Afghanistan, Belanda menempatkan 100 prajurit dalam misi pimpinan NATO -untuk mendukung tentara dan pasukan kepolisian Afghanistan.
"Kami mengintensifkan usaha-usaha di Afghanistan karena situasi keamanan belum membaik dengan cukup cepat," kata dia.
Reaksi lain
Dari Kabul, Reuters melaporkan bahwa para pejabat Afghanistan dan mitra-mitra Amerika dari Barat pada Jumat bereaksi dengan rasa khawatir atas laporan bahwa AS berencana mengurangi sedikitnya 5.000 dari 14.000 prajuritnya dari Afghanistan, setelah langkah-langkah tentatif menuju pembicaraan perdamaian.
Walaupun sudah ada penerimaan yang meningkat di Kabul, Presiden Trump tak sabar atas kemajuan dalam mengakhiri perang yang telah berlangsung selama 17 tahun itu.
Perkembangan tersebut terjadi setelah Menteri Pertahanan Jim Mattis mengundurkan diri.
Mattis telah dipandang luas di Afghanistan sebagai penjamin keterlibatan AS. Pengunduran dirinya akan menimbulkan kecemasan di benak banyak pejabat Afghanistan.
Kabar itu menyusul pertemuan dua hari di Abu Dhabi antara utusan perdamaian khusus AS Zalmay Khalilzad dan wakil-wakil Taliban yang membahas penarikan pasukan internasional dan gencatan senjata tahun 2019.
Credit antaranews.com



https://m.antaranews.com/berita/780329/belanda-khawatirkan-rencana-as-tarik-pasukan-dari-suriah-afghanistan



Sabtu, 15 Desember 2018

Turuti Permintaan NATO, Belanda Bakal Belanja Jet F-35 Lebih Banyak

Belanda akan meningkatkan anggaran belanjanya agar bisa membeli lebih banyak jet tempur F-35A mengikuti permintaan NATO. Foto/Istimewa

AMSTERDAM - Belanda berjanji untuk meningkatkan belanja pertahanan pertahanannya di tahun mendatang untuk membeli lebih banyak jet tempur F-35 dan memperkuat pasukan khusus serta kemampuan di dunia maya.

"Investasi tambahan dalam pertahanan adalah suatu keharusan karena zona keamanan di sekitarnya telah menjadi tempat yang lebih tidak stabil," kata Kementerian Pertahanan Belanda.

"Ada lebih banyak ancaman yang akan dihadapi dan ancaman menjadi lebih kompleks," lanjut Kementerian Pertahanan Belanda dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah pertemuan kabinet mingguan di Den Haag seperti dikutip dari France24, Sabtu (15/12/2018).

Peningkatan ini termasuk pembelian 15 jet tempur F-35A yang lebih canggih yang dibuat oleh produsen AS Lockheed Martin, Menteri Pertahanan Ank Bijleveld mengatakan kepada kantor berita ANP.

Belanda telah membeli 37 pesawat siluman yang mahal, yang diperkirakan akan beroperasi tahun depan. Jumlahnya cukup untuk dua skuadron, tetapi NATO bersikeras untuk membentuk skuadron ketiga, ANP menambahkan.

F-35A hadir dengan banderol harga saat ini sebesar USD89,2 juta atau Rp1,3 triliun, menurut Lockheed Martin.

Baik Presiden AS Donald Trump dan kepala NATO Jens Stoltenberg telah meminta sekutu di blok pertahanan untuk meningkatkan belanja pertahanan mereka dan negara-negara anggota pada tahun 2014 setuju untuk menargetkan menghabiskan dua persen dari PDB mereka untuk militer.


"Rencana ini menunjukkan bahwa kabinet serius tentang ancaman saat ini. Belanda harus mengambil langkah-langkah untuk menunjukkan itu akan tetap menjadi mitra yang dapat diandalkan," tambah Bijleveld.

Rencana itu juga terdiri dari peningkatan persenjataan di darat dan laut serta memperkuat kekuatan dan kemampuan khusus dari perang siber.

"Rincian rencana dan anggaran akan dirilis pada musim semi 2019," kata Kementerian Pertahanan Belanda.

Credit Sindonews.com

Senin, 10 Desember 2018

Tentaranya Siksa Petani Indonesia, Belanda Enggan Bayar Kompensasi


Tentaranya Siksa Petani Indonesia, Belanda Enggan Bayar Kompensasi
Yasemen, saat masih hidup memberikan kesaksian kepada panel hakim pengadilan di Den Haag, Belanda. Foto/abc.net.au/Prakken d'Oliveira

DEN HAAG - Pengadilan di Den Haag memerintahkan Pemerintah Belanda untuk membayar kompensasi senilai Rp125 juta kepada seorang petani Jawa Timur, Indonesia, korban penyiksaan tentara kolonial tahun 1947. Alih-alih membayar, pemerintah Belanda sekarang justru mengajukan banding meski petani itu telah meninggal tahun lalu.

Petani bernama Yasemen disiksa saat dia masih remaja. Sebelum meninggal, dia pernah memberikan kesaksian kepada panel hakim di Pengadilan Distrik di Den Haag. Yasemen yang duduk di kursi roda di sebuah ruang kantor di Jawa Timur memberikan kesaksian via Skype.

Saat itu, dia dengan gemetar mengatakan kepada panel hakim bagaimana tentara Kerajaan Belanda menahannya selama lebih dari setahun dan menyiksanya pada tahun 1947.

Pasukan Belanda pernah berusaha menduduki kembali wilayah Indonesia setelah Perang Dunia II. Yaseman kala itu ditangkap karena dicurigai menjadi pejuang kemerdekaan Indonesia pada puncak perang kemerdekaan 1945-1949.

Dalam kesaksiannya, tentara kolonial Belanda memukul tulang tengkoraknya dengan segumpal kayu dan mematikan rokok di kepalanya.

Ketika para hakim secara online melihat dua bekas luka bulat di kulit kepalanya.

Yaseman kepada panel hakim juga mengaku dipaksa untuk minum air dalam jumlah banyak sebelum ditendang di bagian perut. Tak hanya itu, dia juga disetrum.

"Guncangan itu buruk," kata Yaseman seperti dikutip dalam dokumen pengadilan yang diterjemahkan.

"Anda bisa merasakan pukulan sekali, saya bisa menahannya. Tapi setrum mengalir ke seluruh tubuh dan sakit," ujarnya.

Yaseman berusia 89 tahun ketika dia memberi kesaksian dan bukti. Meskipun sudah uzur dan tubuhnya rapuh, dia mampu menceritakan kisah penderitaannya dengan detail dan meyakinkan kepada panel hakim.

"Dia memiliki ingatan yang tajam," kata cucunya, Iswanto, yang duduk di sampingnya di "ruang sidang virtual".

"Dia sering membicarakan masa lalunya. Setiap kali seseorang datang, teman, tetangga, kerabat, dia akan menceritakan kisahnya kepada siapa pun yang mau mendengarkan," ujarnya.

Sayangnya, Yaseman sudah meninggal saat keputusan hakim di buat. Dia meninggal beberapa bulan setelah memberikan bukti dan kesaksian.

Pengadilan menerima kesaksiannya sebagai bukti bahwa pasukan Belanda memang telah menganiaya dirinya.

Pengadilan menemukan cukup bukti untuk membuktikan klaim Yaseman tentang pemukulan dan luka bakar rokok. Namun, menurut pengadilan, klaim sengatan listrik dan penyiksaan dengan air minum tidak dapat diverifikasi. 

Dalam putusan itu, pengadilan mengakui penggunaan metode penyiksaan seperti itu "sangat mungkin" terjadi.

Pemerintah Belanda diperintahkan untuk membayar kompensasi senilai Rp125 juta.

Namun, Pemerintah Belanda kini mengajukan banding terhadap putusan pengadilan di Den Haag. Sikap itu membuat keluarga dan pengacara Yaseman marah.

"Ini adalah fakta yang diketahui bahwa Belanda terlibat dalam penyiksaan besar-besaran selama perang kemerdekaan," kata pengacaranya di Amsterdam, Liesbeth Zegveld.

"Dari semua korban, hanya satu yang terdaftar di pengadilan, dan itu adalah Yaseman.

"Sungguh memalukan bahwa negara tidak akan bertanggung jawab, bahkan untuk kasus yang satu ini," ujarnya, seperti dikutip abc.net.au, Minggu (9/12/2018).


Credit  sindonews.com


RS Belanda Hentikan Impor Potongan Tubuh Manusia dari AS


RS Belanda Hentikan Impor Potongan Tubuh Manusia dari AS
Dua rumah sakit di Belanda berhenti mengimpor potongan tubuh manusia yang telah meninggal dari perushaan-perusahaan Amerika Serikat dengan alasan etika. Foto/REUTERS/Ilustrasi

AMSTERDAM - Dua rumah sakit (RS) besar di Belanda memutuskan berhenti mengimpor potongan tubuh manusia dari perusahaan-perusahaan Amerika Serikat (AS) karena alasan etika. Potongan-potongan tubuh manusia yang menninggal selama ini dijual untuk penelitian dan pelatihan medis.

Praktik menjual bagian tubuh manusia kedengarannya seram. Namun, itu fakta yang sudah berlangsung selama satu dekade terakhir. Bahkan, praktik itu berjalan tanpa peraturan.

Salah satu rumah sakit di Belanda mengatakan kepada Reuters bahwa dalam beberapa pekan terakhir mereka membuat keputusan penghentian impor atas dasar etika. Langkah ini dilakukan di tengah penyelidikan oleh penegak hukum AS terhadap apa yang disebut sebagai "broker tubuh" .

Perusahaan-perusahaan AS yang jadi "broker tubuh" itu memperoleh jasad orang meninggal—kebanyakan melalui donasi—membedah, dan menjual bagian tubuh manusia itu untuk mendapatkan keuntungan.

Awal tahun ini, Reuters melaporkan bahwa satu broker berada di bawah pengawasan Biro Investigasi Federal (FBI) AS. Perusahaan yang diawasi itu bernama MedCure yang berbasis di Oregon.

Medcure telah bekerjasama dengan rumah sakit di Belanda untuk mendistribusikan puluhan ribu kilogram bagian tubuh manusia di seluruh Eropa sejak tahun 2012.

Pihak berwenang Amerika menuduh MedCure menjual beberapa bagian tubuh yang tercemar penyakit kepada pelanggan Amerika dan asing, terutama ke Kanada dan Hong Kong.

Reuters menemukan bahwa importir bagian tubuh AS termasuk dua rumah sakit Belanda. Kantor berita itu mengungkap tidak ada bagian tubuh yang digunakan di Belanda yang terbukti terinfeksi. Namun, rumah sakit di Belanda mengatakan mereka memutuskan untuk mengakhiri impor tubuh manusia itu sebagai tanggapan atas laporan Reuters yang mengangkat pertanyaan tentang bagaimana para broker memperoleh sumbangan tubuh manusia.

Rumah sakit terbesar di Belanda, Amsterdam's Academic Medical Centre (AMC), mengaku membeli antara 300 dan 500 kepala manusia dari broker-broker AS di masa lalu termasuk dari MedCure, untuk menutupi kekurangan. Bagian-bagian tubuh manusia itu digunakan untuk penelitian dan pelatihan medis.

AMC mengaku melakukan impor pada awal 2008 dan baru-baru ini pada 21 November 2018.

Rumah sakit lainnya, Erasmus Medical Centre di Rotterdam mengaku membeli lutut dan bahu manusia dari pemasok AS. Namun, mereka menolak memberikan rincian lebih detail.Pihak rumah sakit itu mengatakan bahwa pihaknya menggunakan bagian-bagian tubuh manusia untuk penelitian dan pelatihan yang tidak dirancang untuk menghasilkan keuntungan.

Reuters, dalam laporannya yang dikutip Minggu (9/12/2018), mengatakan bahwa kementerian kesehatan setempat menolak untuk mengomentari keputusan rumah sakit. Kementerian itu mengatakan tidak ada badan pengawas khusus yang mengawasi penggunaan sampel tubuh manusia.

Dari tahun 2012 hingga 2016, menurut catatan nyata yang ditinjau oleh Reuters, MedCure mengirimkan bagian tubuh dengan total nilai lebih dari USD500.000 dari Amerika Serikat ke Belanda. MedCure mengaku pihaknya membantu menghubungkan donor dengan lembaga ilmiah, penelitian dan medis.

"Kami adalah lembaga yang terakreditasi dan teregulasi dan mematuhi standar industri terbaik di kelasnya untuk etika keselamatan, dan transparansi," kata Medcure, dalam sebuah pernyataan kepada Reuters.

Menteri Perawatan Medis Belanda Bruno Bruins mengatakan hukum Belanda mengatur penggunaan organ yang didonorkan, pemindahan tubuh dan kremasi. Namun, tidak ada yang berkaitan dengan bagian tubuh yang digunakan untuk pelatihan atau penelitian medis. 

Sedangkan Kementerian Kesehatan Belanda mengatakan tidak perlu mengatur perdagangan bagian tubuh manusia karena rumah sakit mengambil tindakan pencegahan.

Di Belanda dan sebagian besar Eropa, orang-orang yang mewariskan tubuh mereka untuk melakukan penelitian melakukannya sebagai sumbangan amal, tanpa pembayaran. Namun, Di Amerika Serikat, banyak broker menawarkan keluarga donor berupa kremasi gratis sebagai imbalan untuk menyumbangkan bagian tubuh. Tawaran itu membuat keluarga pendonor bisa menghemat hingga USD1.000.

Freek Dikkers, profesor spesialis telinga, hidung, dan tenggorokan di AMC yang departemennya membeli kepala manusia, membenarkan bahwa impor tubuh manusia dari AS berhenti setelah broker-broker AS dilaporkan meminta donatur di rumah perawatan dan rumah jompo. Dikkers mengatakan praktik para broker AS yang menghasilkan jutaan dolar itu "tidak dapat diterima."




Credit  sindonews.com