Kamis, 26 Juli 2018

Kapal Perang Perusak AS Terbaru Rusak Selama Uji Coba



USS Michael Monsoor melewati Fort Popham melaju menyusuri Sungai Kennebec saat menuju ke laut untuk uji coba, Senin, 4 Desember 2017, di Phippsburg, Maine. Kapal ini adalah yang kedua dalam kelas perusak Zumwalt. [AP Photo / Robert F. Bukaty]
USS Michael Monsoor melewati Fort Popham melaju menyusuri Sungai Kennebec saat menuju ke laut untuk uji coba, Senin, 4 Desember 2017, di Phippsburg, Maine. Kapal ini adalah yang kedua dalam kelas perusak Zumwalt. [AP Photo / Robert F. Bukaty]

CB, Jakarta - Masalah teknis dilaporkan terjadi pada kapal perang perusak terbaru Amerika Serikat, kelas Zumwalt, selama pengujian awal.
Perusak kelas Zumwalt, USS Michael Monsoor terpaksa kembali ke galangan kapal setelah salah satu mesin turbin gas laut Rolls-Royce MT30 mengalami kerusakan yang tidak dapat diperbaiki selama uji coba awal, seperti diungkap Laksamana Muda William Galinis, yang mengatakan mesin kapal perang perlu diganti.

USS Zumwalt bersauh di dermaga di stasiun angkatan laut di Newport, R.I., Jumat, 9 September 2016. Kapal perang sepanjang 185 meter ini memiliki bentuk sudut untuk meminimalkan tanda tangan radar dan biaya lebih dari US$ 4,4 miliar atau Rp 6,3 triliun. Ini adalah perusak termahal yang dibangun untuk Angkatan Laut. [AP Photo / Michael Dwyer]
"Sayangnya, kerusakan terjadi saat uji coba perdananya, kami menemukan masalah dengan salah satu mesin turbin utama yang menggerakkan salah satu generator utama. Kami harus memperbaikinya," kata Laksamana Muda William Galinis, seperti dilansir dari Sputniknews, 25 Juli 2018.
Menurut NavalTechnology.com, biaya masing-masing mesin sekitar US$ 20 juta atau setara Rp 289 miliar.
Ini bukan satu-satunya kerusakan yang dialami oleh USS Michael Monsoor selama waktu operasional singkat. Kapal perang itu mengalami masalah dengan sistem kelistrikannya selama tes pada Desember 2017 dan dipaksa untuk kembali ke galangan kapal saat itu juga.
Proyek kapal perusak stealth kelas Zumwalt yang dilengkapi dengan peluru kendali menghadapi sejumlah masalah teknis, termasuk ketergantungannya pada amunisi yang sangat mahal.

Peluru kendali jarak jauh (LRLAP) [news.usni.org]
The Long Range Land Attack Projectile (LRLAP) yang dipasang pada kapal kelas Zumwalt, awalnya dirancang untuk dengan biaya US$ 50.000 atau Rp 722 juta untuk masing-masing peluru, menurut perkiraan awal pada tahun 2001.

Tetapi harga untuk setiap peluru membengkak menjadi US$ 800.000 atau Rp 11,5 miliar pada 2016. Dengan tingkat tembakan peluru yang mengesankan, kapal perang perusak kelas Zumwalt mampu menghabiskan 1/600 dari seluruh anggaran operasi Departemen Pertahanan Amerika Serikat hanya dalam waktu satu jam.




Credit  tempo.co