Pendukung Nawaz Sharif mengatakan penghitungan suara dicurangi.
CB, ISLAMABAD -- Mantan pemain kriket Pakistan, Imran Khan mengklaim
kemenangan dalam pemilihan Pakistan. "Tuhan telah memberi saya
kesempatan berkuasa untuk menerapkan ideologi yang saya mulai 22 tahun
yang lalu," kata Khan (65 tahun) dalam pidatonya di televisi lokal,
Kamis (26/7).
Namun para pendukung mantan perdana menteri Nawaz Sharif mengatakan,
penghitungan suara dicurangi dan menyebutnya sebagai serangan terhadap
demokrasi. Khan menyerukan hubungan yang saling menguntungkan dengan
sekutu AS. Ia juga menawarkan perdamaian kepada musuh bebuyutannya,
India, dengan mengatakan kedua negara harus menyelesaikan perselisihan
panjang yang memanas tentang Kashmir.
Ini adalah
kebangkitan yang menakjubkan bagi seorang pejuang antikorupsi yang
menghabiskan sebagian besar karier politiknya di pinggiran politik
Pakistan. Pasar saham melonjak hampir dua persen pada awal perdagangan
karena lega Khan diharapkan dapat membentuk koalisi stabil.
Dengan
sekitar setengah suara dihitung dari pemilihan, Rabu (25/7), partai
Khan, Pakistan Tehreek-i-Insaf (PTI) atau Gerakan Pakistan untuk
Keadilan, berada memimpin di negara mayoritas Muslim yang memiliki
senjata nuklir ini.
Liga Muslim Pakistan-Nawaz (PML-N) dan
partai oposisi Pakistan Peoples Party (PPP) keduanya mengatakan pengawas
mereka di banyak pusat pemungutan suara diusir keluar selama
penghitungan. Mereka juga mengatakan belum menerima pemberitahuan resmi
mengenai hasil perhitungan suara, tetapi malah mendapat penghitungan
tangan tertulis yang tidak bisa mereka verifikasi.