Tampilkan postingan dengan label IORA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label IORA. Tampilkan semua postingan

Senin, 10 Desember 2018

Keamanan Maritim Jadi Fokus IORA


Keamanan Maritim Jadi Fokus IORA
Sekjen IORA Nomvuyo N. Nokwe. Foto/SINDONews/Berlianto

DENPASAR - Keamanan maritim menjadi fokus dari Indian Ocean Rim Organization (IORA) guna melindungi kepentingan ekonomi negara anggotanya. Hal itu diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) IORA Nomvuyo N. Nokwe.

"Di wilayah ini ada banyak perdagangan yang terjadi dan jika kita tidak memiliki laut yang aman maka perdagangan itu tidak akan terjadi," ujar Nokwe usai membuka acara Panel Tingkat Tinggi IORA di Bali Nusa Dua Convention Centre (BNDCC), Nusa Dua, Jumat (8/12/2018).

Selain itu, aksi pencurian ikan juga kerap dikeluhkan oleh para negara anggota IORA. Karenanya dibutuhkan peningkatan keamanan di wilayah maritim.

"Saya pikir kita bisa mengatasinya dengan lebih banyak pelayaran yang dilakukan oleh Angkatan Laut guna memastikan keamanan dan meningkatkan perdamaian," kata Nokwe.

Pertemuan Panel Tingkat Tinggi IORA akan digelar selam dua hari hingga hari Sabtu (8/12/2016. Mengangkat tema Meningkatkan Kerja Sama Maritim untuk Pertumbuhan Inkklusif di Samudera Hindia, pertemuan ini diikuti oleh 15 negara anggota, lima negara mitra dialog dan tiga organisasi internasional. 






Credit  sindonews.com



Rabu, 29 November 2017

IORA-Gerakan Non-Blok Perkuat Kerja Sama Ekonomi Biru


IORA-Gerakan Non-Blok Perkuat Kerja Sama Ekonomi Biru
Menlu RI Retno Marsudi menyaksikan penandatangan kerja sama antara Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia (IORA) diwakili Sekjen IORA KV Bhagirath dan Pusat Pelatihan Kerja Sama Selatan-Selatan Gerakan Non-Blok (NAM SSCC) diwakili Direktur NAM SSCC, Prianti Gagarin Singgih-Djatmiko di Kemenlu RI, Selasa (28/11). (Kemlu RI)


Jakarta, CB -- Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia (IORA) dan Pusat Pelatihan Kerja Sama Selatan-Selatan Gerakan Non-Blok (NAM SSCC) sepakat memperkuat kerja sama dalam bidang ekonomi hingga pemberdayaan wanita. Kesepakatan tersebut tertuang dalam nota kesepahaman atau MoU antara kedua organisasi internasional yang diteken di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Selasa (28/11).

"Kami berharap MoU ini dapat menjadi tonggak untuk membahas sejumlah penguatan kerja sama dengan NAM, terutama di bidang ekonomi biru, pemberdayaan perempuan, pengembangan usaha kecil dan menengah (UMKM), tanggap bencana, serta isu perubahan iklim," kata  Sekretaris Jenderal IORA, KV Bhagirath, seusai penandatanganan MoU.

Bagirath mengatakan, pengembangan ekonomi biru menjadi prioritas IORA demi memaksimalkan perairan dan laut sebagai ujung tombak pertumbuhan ekonomi negara anggota. Sebab, sebagian besar wilayah negara IORA dikelilingi dan berbatasan dengan Samudera Hindia.


Dengan ditandatanganinya MoU tersebut, tuturnya, pakar-pakar IORA dan NAM juga bisa melahirkan inovasi baru melalui berbagai penelitian yang berguna untuk memperkuat kerja sama kedua organisasi internasional, khususnya terkait isu-isu teknis seperti perubahan iklim, energi terbarukan, hingga pengelolaan limbah laut yang sangat menentukan keberhasilan pengembangan ekonomi biru ke depannya di kawasan.

Lebih lanjut, Bhagirath berharap kesepakatan MoU ini bisa membawa Indonesia lebih dekat lagi dengan IORA. Sejauh ini, paparnya, Indonesia menjadi salah satu negara yang aktif berperan dalam memperkuat kerja sama antara negara IORA dengan salah satunya berhasil menggelar Konferensi Tingkat Tinggi pertama IORA di Jakarta beberapa waktu lalu.


Sementara itu, Direktur NAM SSCC, Prianti Gagarin Singgih-Djatmiko mengatakan selain kerja sama penguatan ekonomi biru, upaya pemberdayaan wanita menjadi salah satu prioritas dalam MoU tersebut.

Sebab, menurutnya, keberhasilan pengembangan ekonomi biru tak bisa lepas dari peran wanita di dalamya karena sebagian besar tenaga kerja di sektor perikanan maupun kelautan merupakan kaum perempuan.

Dengan memperkuat upaya pemberdayaan wanita, Ia berharap, juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di pesisir pantai dan desa-desa yang tentunya bisa ikut berdampak pada meningkatnya pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah.

"Pemberdayaan perempuan saat ini sudah menjadi pembahasan di berbagai forum baik regional maupun internasional. Karena itu kita perlu memperkuat isu ini yang berkaitan juga dengan tujuan kita yaitu memaksimalkan pengembangan ekonomi biru di kawasan," kata Prianti, mantan Duta Besar RI untuk Venezuela tersebut. 


Credit  cnnindonesia.com