Tampilkan postingan dengan label ETHIOPIA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ETHIOPIA. Tampilkan semua postingan

Jumat, 05 April 2019

Awak Ikuti Prosedur, Ethiopian Airlines Tetap Tak Terkendali


Awak Ikuti Prosedur, Ethiopian Airlines Tetap Tak Terkendali
Ilustrasi. (Reuters/Amr Abdallah Dalsh)



Jakarta, CB -- Awak pesawat Ethiopian Airlines penerbangan 302 dilaporkan sudah mengikuti prosedur resmi, tapi pesawat Boeing 737 MAX 8 itu tetap jatuh dan menewaskan 157 orang yang ada di dalamnya pada 10 Maret lalu.

"Kru melakukan semua prosedur yang diberikan oleh pabrik, tapi tetap tak dapat mengendalikan pesawat yang terus menukik," ujar Menteri Transportasi Ethiopia, Dagmawit Moges, saat merilis laporan awal penyelidikan kecelakaan tersebut, Kamis (4/4).


Sesuai dengan aturan internasional terkait kecelakaan udara, laporan awal ini tidak boleh melampirkan kemungkinan penyebab utama kecelakaan.

Laporan awal ini juga tidak boleh merinci analisis detail terkait penerbangan tersebut. Hasil laporan lengkap baru akan dirilis dalam beberapa bulan ke depan.


Moges mengatakan bahwa kondisi sistem pesawat Boeing 737 MAX 8 lebih lanjut harus dilakukan oleh perusahaan Boeing sendiri.

Sistem perangkat lunak Boeing 737 MAX 8 itu memang menjadi sorotan karena pesawat jenis tersebut terlibat dalam dua kecelakaan mematikan dalam kurun waktu lima bulan.

Beberapa bulan sebelum Ethiopian Airlines, tepatnya Oktober 2018, pesawat jenis sama yang digunakan dalam penerbangan Lion Air JT610 jatuh di Laut Jawa dan menewaskan 189 penumpang dan awak yang dibawa.

Hingga saat ini, penyebab kecelakaan masih terus diselidiki. Namun, banyak spekulasi beredar bahwa masalah terdapat pada sistem keamanan Boeing 737 MAX 8 yang memaksa moncong pesawat menukik jika ada gejala kekurangan ketinggian.

Boeing dan Badan Aviasi Federal AS (FAA) masih menggodok peningkatan kapasitas perangkat lunak pesawat 737 MAX 8 untuk mengatasi masalah keamanan itu.

Perusahaan Boeing menyatakan bahwa perangkat lunak itu sudah hampir rampung dan kemungkinan akan selesai "dalam beberapa pekan."

Sementara penyelidikan berlangsung, Boeing 737 MAX 8 dilarang di berbagai negara, termasuk Indonesia, Singapura, hingga anggota Uni Eropa.                                          



Credit  cnnindonesia.com


Senin, 18 Maret 2019

Kotak Hitam Ungkap Insiden Ethiopian Airlines Mirip Lion Air


Kotak Hitam Ungkap Insiden Ethiopian Airlines Mirip Lion Air
Lokasi kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines ET302 di Ethiopia. (REUTERS/Tiksa Negeri)



Jakarta, CB -- Data-data yang diperoleh dari kotak hitam pesawat Boeing 737 MAX 8 yang dioperasikan maskapai Ethiopian Airlines yang jatuh pada 10 Maret lalu disebut ada kemiripan dengan insiden Lion Air JT610 pada 29 Oktober 2018. Hal itu diketahui dari hasil analisis awal yang disampaikan Kementerian Perhubungan Ethiopia.

"Ada kesamaan dengan kasus yang dialami Indonesia (Lion Air). Ada persamaan di antara dua kecelakaan itu," kata juru bicara Kementerian Perhubungan Ethiopia, Muse Yiheyis, seperti dilansir Reuters, Senin (18/3).

"Data penerbangan berhasil dipulihkan. Tim dari Amerika Serikat dan Ethiopia sudah memvalidasi. Menteri Perhubungan berterima kasih kepada pemerintah Prancis. Kami akan memberikan informasi lanjutan dalam tiga atau empat hari ke depan," ujar Muse.

Menurut Menteri Perhubungan Ethiopia, Dagmawit Moges, hasil kesimpulan awal dari pembacaan data di kotak hitam akan diungkap dalam 30 hari. Dia menyatakan data kecelakaan Lion Air akan dibandingkan dengan insiden Ethiopian Airlines.


"Akan jadi bahan studi dalam penyelidikan," kata Dagmawit, seperti dilansir AFP.

Akan tetapi, Dewan Keselamatan Perhubungan Nasional (NTSB) dan Otoritas Penerbangan AS (FAA) membantah telah melakukan validasi data kotak hitam itu. Dari data penerbangan yang dilansir situs FlightRadar24, kedua pesawat itu sempat mengalami kendala dalam mempertahankan ketinggian jelajah sebelum jatuh.

Banyak pihak mencurigai sistem anti-stall (MCAS) yang ditambahkan di 737 MAX 8. Perangkat itu secara otomatis memerintahkan hidung pesawat menurun ketika pesawat dianggap dalam situasi stall.

Dalam kasus Lion Air, pilot mengalami kesulitan mengendalikan pesawat ketika mengaktifkan mode autopilot. Perangkat MCAS terus menerus mengarahkan hidung pesawat menukik tak berapa lama usai lepas landas.

Pesawat Boeing 737 MAX 8 milik Ethiopian Airlines jatuh tak jauh dari di ibu kota Ethiopia, Addis Ababa, saat hendak menuju Nairobi, Kenya, 10 Maret 2019.

Pesawat itu mengangkut 157 penumpang dari 32 negara dan seluruhnya dipastikan tewas dalam kecelakaan itu.

Hasil penyelidikan sementara, pilot Ethiopian Airlines dengan nomor penerbangan 302 itu sempat meminta untuk kembali, setelah beberapa menit lepas landas dari bandara Bole di Addis Ababa pada pukul 08.38 pagi waktu setempat.



Credit  cnnindonesia.com


Kamis, 14 Maret 2019

Kotak Hitam Ethiopia Airlines Dianalisis di Prancis



Kotak Hitam Ethiopia Airlines Dianalisis di Prancis
Kotak hitam Boeing 737 MAX Ethiopia Airlines akan dianalisis di Prancis. Foto/Istimewa


PARIS - Badan pengawas keselamatan penerbangan Prancis, BEA Aero, akan menganalisis kotak hitam pesawat Boeing 737 MAX 8 Ethiopian Airlines yang jatuh pada hari Minggu di dekat Addis Ababa. Demikian pernyataan yang dikeluarkan badan tersebut.

"Pihak berwenang Ethiopia telah meminta bantuan @BEA_Aero untuk menganalisis FDR (perekam data penerbangan) & CVR (perekam suara kokpit)/Komunikasi apa pun mengenai kemajuan penyelidikan adalah tanggung jawab otoritas tersebut," tulis BEA di akun Twitternya pada Rabu seperti dilansir dari Sputnik, Kamis (14/3/2019).

Surat Kanada The Globe and Mail melaporkan Ethiopian Airlines sebelumnya menolak untuk mengirim kotak hitam itu ke Amerika Serikat (AS), tempat Boeing 737 Max 8 diproduksi. Otoritas penerbangan AS adalah satu di antara yang terbaru mengeluarkan perintah darurat untuk mengandangkan semua pesawat seri Boeing 737 Max 8 dan 737 Max 9 setelah kecelakaan mematikan Ethiopian Airlines.

Awal pekan ini, Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA) bersikeras bahwa pesawat itu aman, meskipun ada kekhawatiran yang berkembang setelah jatuhnya pesawat terbaru. Namun, pada hari Rabu, FAA mengatakan dalam perintah darurat bahwa penyelidikan terhadap dua kecelakaan udara mematikan yang melibatkan pesawat Boeing 737 MAX telah menemukan beberapa kesamaan, yang menyebabkan pelarangan sementara seluruh armada 737 Max di AS.

Sebelumnya pada hari itu, juru bicara Ethiopian Airlines mengatakan bahwa kotak hitam Boeing 737 Max 8 akan dikirim ke Jerman untuk dianalisis. Namun, pihak berwenang Jerman mengatakan mereka tidak akan melakukan decoding.

Pada hari Minggu, Boeing 737 Max 8, yang dioperasikan oleh Ethiopian Airlines, jatuh beberapa menit setelah lepas landas dari Addis Ababa, Ethiopia, menewaskan semua 157 orang dari lebih dari 30 negara di dalamnya.

Kecelakaan di Ethiopia adalah insiden fatal kedua yang melibatkan pesawat berbadan sempit dalam waktu kurang dari lima bulan. Pada akhir Oktober 2018, sebuah Boeing 737 MAX 8, yang dioperasikan oleh Lion Air Indonesia, jatuh ke Laut Jawa tak lama setelah lepas landas, merenggut nyawa 189 orang. Menurut penyelidikan awal oleh otoritas bandara Indonesia, sensor-sensor pesawat menunjukkan pembacaan kecepatan dan ketinggian yang salah selama penerbangan sebelum bencana.

Setelah kecelakaan hari Minggu di Ethiopia, otoritas penerbangan dan maskapai penerbangan di seluruh dunia, termasuk di Australia, Kanada, India, Selandia Baru, Prancis, Jerman, Afrika Selatan, Uni Eropa, China dan Rusia, telah melakukan grounding semua pesawat Boeing seri 737 Max 8 atau menutup wilayah udara mereka. 





Credit  sindonews.com





Jerman Tolak Analisis Kotak Hitam Ethiopian Airlines


CEO Ethiopian Airlines, Tewolde Gebremariam, melihat puing-puing dari pesawat yang meledak tak lama setelah lepas landas dari Addis Ababa, Etiopia, Ahad (10/3).
CEO Ethiopian Airlines, Tewolde Gebremariam, melihat puing-puing dari pesawat yang meledak tak lama setelah lepas landas dari Addis Ababa, Etiopia, Ahad (10/3).
Foto: Facebook Ethiopian Airlines via AP

Jenis pesawat dan kotak hitam dianggap menggunakan perangkat mode terbaru.




CB, BERLIN -- Badan Federal Jerman yang bertanggung jawab menyelidiki kecelakaan pesawat tidak akan menganalisis kotak hitam pesawat Ethiopian Airlines yang jatuh pada Ahad (10/3) pekan lalu. Itu karena jenis pesawat dan kotak hitam dianggap menggunakan perangkat mode terbaru.

"Ini adalah jenis pesawat baru dengan kotak hitam baru, dengan perangkat lunak baru. Kami tidak bisa melakukannya," kata juru bicara Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat Federal (BFU) Jerman Germout Freitag, Rabu (13/3).

Pernyataan tersebut pun menimbulkan ketidakpastian atas penyelidikan kotak hitam untuk mencari tahu penyebab dari kecelakaan pesawat yang menewaskan seluruh awak dan penumpang pesawat. Seorang juru bicara untuk Ethiopian Airlines sebelumnya mengatakan kotak hitam yang berhasil didapat dari pesawat yang jatuh akan dikirim ke Jerman untuk dianalisis.

Kanada menjadi negara terbaru yang ikut menangguhkan Boeing 737 Max 8 pada Rabu. Negara-negara di seluruh dunia, kecuali Amerika Serikat telah menghentikan Boeing 737 Max 8 atau melarang mereka terbang di atas wilayah udara mereka sejak penerbangan Ethiopian Airlines jatuh hanya beberapa saat setelah lepas landas dari Addis Ababa pada akhir pekan lalu.

Kecelakaan juga kerap dikaitkan dengan kecelakaan pesawat jenis serupa milik Maskapai Lion Air Oktober lalu yang menewaskan 189 orang. Meskipun tidak ada bukti hubungan, kecelakaan dengan jenis pesawat yang sama tersebut membuat khawatir sejumlah pihak, terutama, maskapai yang memakai Boeing 737 Max. Sejak kecelakaan Lion Air di Indonesia, ada perhatian pada sistem otomatis yang menukikkan hidung pesawat ke bawah.

Menteri Transportasi Kanada Marc Garneau mengatakan pada konferensi pers Ottawa akan menghentikan 737 Max 8 dan 9 untuk pergi, tiba atau terbang di atas Kanada. Dia mengatakan itu karena data satelit menunjukkan kesamaan antara profil penerbangan jet Ethiopia dan pesawat Lion Air dari jenis yang sama yang jatuh di Indonesia tahun lalu. Kedua pesawat jatuh tak lama setelah lepas landas.

Ini adalah pertama kalinya sejak kecelakaan Ethiopian regulator telah mengambil keputusan setelah menerima data baru, meskipun saat ini masih belum ada data dari dalam pesawat. Air Canada dan saingannya West Jet Airlines mengoperasikan total 37 Boeing 737 Max. Sementara, Boeing mengatakan pihaknya memiliki kepercayaan penuh pada 737 Max - model yang memiliki 371 jet yang beroperasi di seluruh dunia.




Credit  republika.co.id




Ethiopian Airlines Akui Pilot Lapor Masalah Kendali Pesawat


Kerabat korban jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines Boeing 737 Max 8 berduka di lokasi jatuhnya pesawat di Bishoftu, Addis Ababa, Ethiopi, Rabu (13/3).
Kerabat korban jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines Boeing 737 Max 8 berduka di lokasi jatuhnya pesawat di Bishoftu, Addis Ababa, Ethiopi, Rabu (13/3).
Foto: AP Photo/Mulugeta Ayene

Penyebab jatuhnya pesawat Ethiopian Air belum diketahui jelas.



CB, ADDIS ABABA -- Pilot Ethiopian Airlines Boeing 737 Max 8 yang jatuh ternyata telah melaporkan masalah kontrol penerbangan sesaat sebelum pesawat jatuh, sebagaimana diungkap maskapai, Rabu (13/3). Saat ini, kotak hitam pesawat yang jatuh beberapa saat setelah landas dari Bandara Addis Ababa itu bersiap dikirim ke Eropa untuk diselidiki.

Penyebab jatuhnya pesawat Ethiopian Air yang mengguncang industri penerbangan global itu hingga kini masih belum diketahui jelas. Kecelakaan juga kerap dikaitkan dengan kecelakaan pesawat jenis serupa milik Maskapai Lion Air Oktober lalu yang menewaskan 189 orang.

Meskipun tidak ada bukti hubungan, kecelakaan dengan jenis pesawat yang sama tersebut membuat khawatir sejumlah pihak, terutama maskapai yang memakai Boeing 737 Max. Sejak kecelakaan Lion Air di Indonesia, ada perhatian pada sistem otomatis yang menukikkan hidung pesawat ke bawah.


photo


Juru bicara Ethiopia Airlines Asrat Begashaw mengatakan kepada Reuters masih belum jelas apa yang terjadi pada Ahad (10/3), tetapi pilotnya telah melaporkan masalah kontrol yang bertentangan dengan faktor-faktor eksternal.

"Pilot melaporkan masalah kontrol penerbangan dan meminta untuk kembali. Bahkan dia diizinkan kembali," katanya.

Pasca musibah kecelakaan tersebut, beberapa negara, termasuk Uni Eropa, telah menangguhkan pengoperasian Boeing 737 Max 8. Sekitar dua pertiga maskapai menggunakan dari 371 jet tersebut yang beroperasi di seluruh dunia.





Credit  republika.co.id



Senin, 11 Maret 2019

Buntut Laka Ethiopian Airlines, Cina Tangguhkan Boeing 737 MAX 8



Para tamu menghadiri upacara pengiriman pertama pesawat penumpang Boeing 737 Max ke Air China di pusat perakitan akhir Boeing Zhoushan di Zhoushan, provinsi Zhejiang, Cina, 15 Desember 2018. [REUTERS / Thomas Peter]
Para tamu menghadiri upacara pengiriman pertama pesawat penumpang Boeing 737 Max ke Air China di pusat perakitan akhir Boeing Zhoushan di Zhoushan, provinsi Zhejiang, Cina, 15 Desember 2018. [REUTERS / Thomas Peter]

CB, Jakarta - Lembaga pengatur penerbangan sipil Cina memerintahkan maskapai menghentikan operasional Boeing 737 MAX 8 mulai pukul 6 pm waktu setempat, setelah kecelakaan di Ethiopia.
Ethiopian Airlines 737 MAX 8 yang terbang ke Nairobi jatuh beberapa menit setelah lepas landas pada Ahad. 157 orang di dalam pesawat tewas.
Administrasi Penerbangan Sipil Cina (CAAC) mengatakan pihaknya akan memberi tahu maskapai penerbangan kapan mereka bisa melanjutkan menerbangkan jet setelah menghubungi Boeing dan Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA) untuk memastikan keamanan penerbangan.

"Mengingat bahwa dua kecelakaan melibatkan pesawat Boeing 737-8 yang baru dikirim dan terjadi selama fase tinggal landas, mereka memiliki beberapa tingkat kesamaan," kata CAAC, dikutip dari laporan Reuters, 11 Maret 2019.
CAAC menambahkan bahwa imbauan sejalan dengan prinsip toleransi nol terhadap keselamatan dan risiko penerbangan.
Hingga laporan diturunkan, Boeing menolak memberikan tanggapan atas penangguhan MAX 8 di Cina.

Orang-orang berjalan melewati bagian dari puing pesawat di lokasi kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines ET 302, dekat kota Bishoftu, tenggara Addis Ababa, Ethiopia pada 10 Maret 2019. [REUTERS / Tiksa Negeri]


Pada Oktober 2018, 737 MAX 8 yang dioperasikan oleh Lion Air jatuh 13 menit setelah lepas landas dari Jakarta dan menewaskan 189 penumpang dan awak.
Penyebab kecelakaan di Indonesia masih diselidiki. Sebuah laporan awal yang dikeluarkan pada November, sebelum perekam suara kokpit dipulihkan, berfokus pada pemeliharaan dan pelatihan maskapai dan respons sistem anti-stall Boeing ke sensor yang baru saja diganti, tetapi tidak memberikan alasan penyebab kecelakaan.

Perusahaan penerbangan Cina memiliki 96 armada Boeing 737 MAX yang beroperasi, kata regulator perusahaan di Weibo.
Caijing, outlet berita yang dikelola pemerintah Cina yang mencakup keuangan dan ekonomi, mengatakan banyak penerbangan yang sebelumnya sudah dijadwalkan menggunakan Boeing 737 MAX 8 akan diganti menggunakan Boeing model 737-800.





Credit  tempo.co




Korban WNI Laka Ethiopian Airlines Ternyata Staf PBB



Orang-orang berjalan melewati bagian dari puing pesawat di lokasi kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines ET 302, dekat kota Bishoftu, tenggara Addis Ababa, Ethiopia pada 10 Maret 2019. [REUTERS / Tiksa Negeri]
Orang-orang berjalan melewati bagian dari puing pesawat di lokasi kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines ET 302, dekat kota Bishoftu, tenggara Addis Ababa, Ethiopia pada 10 Maret 2019. [REUTERS / Tiksa Negeri]

CB, Jakarta - Kemenlu RI mendapat konfirmasi korban WNI yang meninggal dalam kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines di Addis Ababa adalah staf PBB.
"Korban WNI adalah seorang perempuan yang tinggal di Roma, Italia, dan bekerja untuk World Food Program (WFP) PBB," kata Juru bicara Kemenlu RI Arrmanatha Nasir kepada Tempo, 11 Maret 2019.

"Kami berduka atas Harina Hafitz, staf World Food Program (WFP) PBB di Roma," kata David Beasley, Direktur Eksekutif WFP PBB, dalam pesan duka cita kepada korban Ethiopian Airlines.

Pemerintah Indonesia menyampaikan duka cita kepada keluarga korban yang meninggal dalam penerbangan Ethiopian Airlines.

Daftar nama penumpang Ethiopian Air ET 302 berdasarkan kewarganegaraan yang dikeluarkan Ethiopian Airlines, Ahad, 10 Maret 2019. CEO Ethiopian Airlines Tewolde Gebremariam mengatakan pesawatnya yang jatuh pada hari ini sama dengan pesawat milik Lion Air yang jatuh pada Oktober tahun 2018 lalu yaitu Boeing 737. (TITO SIANIPAR)
Seperti dilaporkan Reuters, CEO Ethiopian Airlines Tewolde GebreMariam mengkonfirmasi tidak ada korban selamat dalam kecelakaan ini.

Menurut jubir Kemenlu RI, Duta Besar RI di Roma telah bertemu dengan keluarga korban, dan menyampaikan belasungkawa.
"KBRI Roma akan terus berkordinasi dengan keluarga korban, KBRI Addis Ababa dan Kantor WFP Roma untuk pengurusan jenazah dan dukungan bagi keluarga," kata Arrmanatha Nasir.

Kecelakaan yang menewaskan 157 penumpang dan awak adalah model pesawat Boeing yang sama, yang digunakan oleh Lion Air pada kecelakaan Oktober 2018.
Pesawat Ethiopian Airlines Boeing 737 MAX 8 ET 302 lepas landas dari Bandara Bole di Addis Ababa pada pukul 8.38 pagi waktu setempat, kemudian kehilangan kontak dengan menara kendali pada pukul 8.44 pagi sebelum pilot melapor ada masalah dan akhirnya terjatuh.




Credit  tempo.co



Pola Jatuhnya Ethiopian Airlines Sama dengan Lion Air JT 610


Ethiopian Airlines Jatuh. Puing-puing yang diduga berasal dari pesawat Ethiopian Airlines yang jatuh ditemukan di Hejere, 50 km dari Addis Ababa, Kenya (10/3).
Ethiopian Airlines Jatuh. Puing-puing yang diduga berasal dari pesawat Ethiopian Airlines yang jatuh ditemukan di Hejere, 50 km dari Addis Ababa, Kenya (10/3).
Foto: AP

Ethiopian Airlines miliki pola pendakian dan grafik yang sama dengan Lion Air




CB, JAKARTA -- Pengamat penerbangan Alvin Lie melihat jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines mirip dengan kecelakaan pada pesawat Lion Air yang jatuh pada 28 Oktober lalu. Pesawatnya tersebut terlihat menukik tajam sama dengan peristiwa pada jatuhnya Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 rute Jakarta-Pangkalpinang.


"Pola pendakian pesawat juga tidak normal. Indikasi awal gejalanya mirip PK-LQP. Lihat grafik Speed dan Altitude-nya," ujar anggota Ombudsman bidang transportasi kepada Republika.co.id, Ahad (10/3) malam.

Alvin mengakui, hingga saat ini belum diketahui penyebab kecelakaan pada B737 Max 8 Ethiopian Air yang jatuh Ahad (10/3). Hanya saja, pesawat tersebut jatuh pada menit ke enam pada ketinggian 8000 kaki. Hal tersebut yang membuat kecelakaan itu mirip dengan jatuhnya B737 Max 8 Lion Air.


Pesawat Ethiopian Air dan Lion Air yang mengalami kecelakaan tersebut memang berjenis sama, Boeing 737 Max 8. Kemudian, dalam kabar yang telah beredar, pola laporan sebelum jatuhnya pesawat hampir sama dengan ketika Lion Air akan jatuh tahun lalu.


"Menurut keterangan CEO Ethiopean Airlines, pilot sempat melaporkan kepada ATC ada masalah pada sistem kendali. ATC mengijinkan pesawat tersebut untuk kembali ke bandara. Sangat mirip yang terjadi pada PK-LQP," ujar Alvin.


Boeing 737 Max 8 milik Ethiopian Airlines jatuh ketika menuju Nairobi, ibu kota Kenya. Penerbangan ET 302 itu jatuh di dekat kota Bishoftu, 62 kilometer tenggara ibu kota Ethiopia, Addis Ababa. Pesawat ini pun membawa 149 penumpang dan 8 kru di dalamnya.





Credit  republika.co.id




Penyebab Pesawat Ethiopian Airlines Jatuh, Ini Kata Pakar


Foto yang diambil dari video menunjukkan petugas mencari korban diantara puing-puing jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines di daerah Hejere sekitar 50 km dari selatan Addis Ababa Kenya, Ahad (10/3).
Foto yang diambil dari video menunjukkan petugas mencari korban diantara puing-puing jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines di daerah Hejere sekitar 50 km dari selatan Addis Ababa Kenya, Ahad (10/3).
Foto: AP

Pesawat Ethiopian Airlines jatuh di dekat kota Bishoftu.




CB, JAKARTA -- Pesawat Ethiopian Airlines jatuh  di dekat kota Bishoftu, 62 Km tenggara ibu kota Addis Ababa pada Ahad (10/3) ketika menuju Nairobi, Kenya. Pengamat penerbangan Alvin Lie mengungkapkan banyak kemungkinan mengapa pesawat tersebut bisa mengalami kecelakaan.

Salah satu kemungkinan yang terjadi adalah kegagapan pilot atas teknologi yang dimiliki Boeing 737 Max 8. Jenis pesawat itu memang baru dirilis pada 2016, dan Ethiopian Airlines baru memilikinya pada Juli tahun lalu.

"Kemungkinan tersebut tidak dapat dikesampingkan mengingat ada unsur kealpaan Boeing sejak awal tidak cantumkan fitur MCAS dalam manual pelatihan untuk pilot," kata anggota Ombudsman bidang transportasi kepada Republika.co.id, Ahad (10/3) malam.

Maneuvering Characteristics Augmentation System atau disingkat MCAS merupakan fitur yang bekerja secara otomatis, meski pesawat terbang manual. Fitur ini memproteksi pesawat dari manuver yang berbahaya, seperti mengangkat hidung pesawat terlalu tinggi.


photo
Ethiopian Airlines Jatuh. Puing-puing yang diduga berasal dari pesawat Ethiopian Airlines yang jatuh ditemukan di Hejere, 50 km dari Addis Ababa, Kenya (10/3).

Tapi, Boieng awalnya tidak tercantumkan hal tersebut dalam buku manual operasi, sehingga, banyak pilot Boeing 737 Max 8 yang tidak mengetahui hal tersebut. Baru ketika setelah terjadinya kecelekaaan pada B737 Max 8 Lion Air pada Oktober lalu, perusahaan pesawat itu baru menjelaskan fitur itu melalui buletin keselamatan.

"Setelah kecelakaan PK-LQP baru kemudian dilakukan update," kata kata Alvin.

Banyak yang menduga jatuhnya Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 rute Jakarta-Pangkalpinang di Tanjung Karawang karena pilot tidak mengetahui fitur tersebut. Sehingga, kecelakaan yang terjadi bulan Oktober lalu bisa terjadi dan menelan banyak korban.

"Perlu dicek apakah Ethiopian Airlines sudah melakukan update pelatihan untuk pilotnya," kata Alvin.




Credit  republika.co.id




Kronologi Tragedi Ethiopian Airlines Tewaskan 157 Orang Termasuk WNI


Kronologi Tragedi Ethiopian Airlines Tewaskan 157 Orang Termasuk WNI
Para warga Ethiopia mendatangi lokasi jatuhnya Pesawat Ethiopian Airlines yang menewaskan 157 orang, Minggu (10/3/2019). Foto/REUTERS

 

ADDIS ABABA - Pesawat Ethiopian Airlines jatuh di Hejere dekat Bishoftu, sekitar 50 kilometer selatan Addis Ababa, Ethiopia, hari Minggu (10/32019). Sebanyak 157 orang, termasuk seorang warga negara Indonesia (WNI) tewas dalam tragedi penerbangan ini.

Ratusan korban tewas berasal dari 35 negara. Pesawat yang terbang dari Addis Ababa ke Nairobi jatuh tak lama setelah lepas landas.

Berikut kronologi tragedi jatuhnya pesawat Ethiopia Airlines ET 302 yang dikutip SINDOnews.com dari ABC News, Senin (11/3/2019).

Pukul 08.38

Penerbangan ET302 lepas landas dari Bandara Internasional Bole di Ibu Kota Ethiopia, Addis Ababa. Catatan yang dibagikan oleh situs Flightradar24 menunjukkan bahwa kecepatan vertikal pesawat melaju cepat dan menjadi tidak menentu. Tak lama kemudian, pilot mengeluarkan panggilan darurat dan diminta kembali ke bandara.

Pukul 08.44

Kontak dengan pesawat Ethiopian Airlines ET302 hilang.

Pukul 10.48

Kantor Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed dalam sebuah posting Twitter menuliskan kata-kata pertama dari kecelakaan itu."Menyampaikan belasungkawa terdalam kepada keluarga yang kehilangan orang-orang yang mereka cintai di Ethiopian Airlines Boeing 737 dalam penerbangan terjadwal reguler ke Nairobi, Kenya pagi ini," tulis kantor PM Abiy Ahmed.

Pukul 11.15

Pihak Ethiopian Airlines mengatakan sudah pasti bahwa 149 penumpang dan delapan awak berada di pesawat yang jatuh di dekat Bishoftu, sekitar 50 kilometer (31 mil) di luar ibu kota.

Pukul 13.35

Lembaga penyiaran negara Ethiopia melaporkan bahwa semua penumpang tewas.

Pukul 14.45

Ethiopian Airlines menerbitkan foto CEO-nya, Tewolde Gebremariam, berdiri di sebuah kawah di tengah reruntuhan. Sedikit puing pesawat yang bisa dilihat.

Pukul 15.30

CEO Ethiopian Airlines Tewolde Gebremariam dan Menteri Transportasi Kenya James Macharia mengatakan ratusan orang dari 35 negara menjadi korban tewas, termasuk dari Kanada, China, Amerika, dan lainnya.

Pukul 16.50

Kantor Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed mengatakan perdana menteri telah mengunjungi lokasi kecelakaan. Dia menyatakan kesedihan mendalam dan memerintahkan penyelidikan penuh.

Pukul 17.35

Ethiopian Airlines mengeluarkan daftar baru korban kecelakaan yang mencakup para warga dari 35 negara.

Pukul 18.20

Saat matahari terbenam, tim pencari dengan buldoser terus mengambil sisa-sisa pesawat yang berserakan. Buldoser menggali untuk mengambil puing-puing yang terkubur.

Pukul 18.40

Ethiopian Airlines mengatakan otoritas Ethiopia, produsen pesawat Boeing dan pemangku kepentingan internasional lainnya akan berkolaborasi dalam penyelidikan penyebab kecelakaan itu.

Pukul 20.25

Dewan Perwakilan Rakyat Ethiopia menyatakan bahwa hari Senin (11/3/2019) sebagai hari berkabung nasional untuk semua korban.Keterangan: Semua jam yang tertulis adalah waktu Ethiopia.




Credit  sindonews.com



KBRI Addis Ababa: WNI jadi korban kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines


KBRI Addis Ababa:  WNI jadi korban kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines
Sejumlah warga berjalan melewati reruntuhan di tempat pesawat Ethiopian Airlines Penerbangan ET 302 jatuh, di dekat Kota Bishoftu, di tenggara Addis Ababa, Ethiopia, pada Minggu (10/3/2-019). (REUTERS/TIKSA NEGERI)




Jakarta (CB) - Kedutaan Besar RI di Addis Ababa, ibu kota Ethiopia, telah menerima pemberitahuan resmi bahwa satu warga negara Indonesia (WNI) menjadi korban kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines, yang jatuh pada Minggu (10/3).

"KBRI Addis Ababa telah mendapatkan informasi dari kantor Ethiopian Airlines, saat ini Kemlu dan KBRI Addis Ababa sedang mengonfirmasi identitas korban WNI tersebut," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI Arrmanatha Nasir melalui pesan singkat di Jakarta, Minggu.

Menurut laporan kantor berita Reuters, satu WNI termasuk dalam daftar 157 penumpang yang menjadi korban kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines, yang lepas landas dari Ibu Kota Ethiopia Addis Ababa menuju Ibu Kota Kenya Nairobi.

Sebelumnya, Direktur Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu Lalu Muhammad Iqbal menyampaikan bahwa pihaknya dan KBRI di sekitar lokasi kejadian terus berkomunikasi dengan otoritas setempat untuk mendapatkan informasi yang sevalid mungkin mengenai kemungkinan WNI menjadi korban.

Selain WNI, daftar kewarganegaraan penumpang yang menjadi korban adalah Kenya 32 orang, Kanada 18 orang, Ethiopia sembilan orang, China delapan orang, Italia delapan orang, Amerika Serikat delapan orang, Prancis delapan orang, Inggris tujuh orang, Mesir enam orang, Jerman lima orang, India empat orang, Slovakia empat orang; dan Austria, Rusia, Swedia masing-masing tiga orang; dan warga Spanyol, Israel, Maroko, Polandia masing-masing dua orang.

Selanjutnya, Belgia, Djibouti, Irlandia, Mozambik, Norwegia, Arab Saudi, Rwanda, Sudan, Somalia, Serbia, Togo, Uganda, Yaman, Nepal, Nigeria, masing-masing satu orang. Selain itu, lapor Reuters, empat orang terdaftar dengan menggunakan paspor PBB dan kewarganegaraan mereka belum diketahui.  




Credit  antaranews.com



Pesawat Ethiopian Airlines menuju Nairobi jatuh, 157 orang tewas


Kapten perempuan pertama Ethiophian Airlines Amsale Gualu bersiap untuk lepas landas di Bandara Internasional Bole di ibukota Addis Ababa, Kamis (19/11). Pada hari Kamis, untuk pertama kalinya Ethiopia Airlines menugaskan perempuan di semua aspek penerbangan. Setiap aspek perjalanan ditangani oleh perempuan, dari kru darat, perawatan pesawat hingga ke pengendali lalu lintas udara. Gualu dan ko-pilotnya bertugas untuk terbang ke Bangkok, Thailand, bersama dengan kru dan penumpangnya. (REUTERS/Tiksa Negeri )



Nairobi (CB) - Sebuah pesawat Boeing 737 milik Ethiopian Airlines jatuh pada Minggu dini hari dalam perjalanan menuju Nairobi dengan membawa 147 penumpang dan delapan awak di dalamnya, kata maskapai tersebut.

Tidak ada orang yang selamat dalam peristiwa itu, menurut stasiun penyiaran kelolaan negara Ethiopia.

Pesawat nahas tersebut tinggal landas dari Bandara Bole di Addis Ababa pada pukul 08.38 waktu setempat dan kemudian hilang kontak dengan menara pengendali bandar udara hanya beberapa menit kemudian, yaitu pukul 08.44, demikian Reuters melaporkan,

"Tidak ada yang selamat dalam penerbangan pesawat itu, yang mengangkut para penumpang dari 33 negara," menurut laporan Ethiopian Broadcasting Corporation, yang mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya di perusahaan penerbangan Ethiopian Airlines.

Pesawat dengan nomor penerbangan ET 302 itu jatuh di Kota Bishoftu, yang berada 62 kilometer di tenggara Ibu Kota Ethiopia Addis Ababa, kata Ethiopian Airlines.

"Operasi pencarian dan penyelamatan sedang berlangsung dan kami belum mendapatkan informasi soal penyintas atau kemungkinan korban," kata maskapai dalam pernyataan.



Ethiopian Airlines menambahkan bahwa pesawatnya yang jatuh berjenis Boeing 737-800 MAX dengan nomor pencatatan ET-AVJ.

Namun, nomor model itu tidak tercatat keberadaannya dan berbagai laman penerbangan kemudian menyebut pesawat itu sebagai jenis 737 Max 8 baru.

737 Max 8 itu sama dengan pesawat yang jatuh di Indonesia pada Oktober 2018 dan menewaskan 189 orang.

Laman pelacak penerbangan Flightradar24 mengatakan di Twitter bahwa pesawat ET 302 terbang dengan kecepatan vertikal yang tak stabil setelah tinggal landas.

Di bandar udara Nairobi, banyak penumpang menunggu di ruang gerbang keberangkatan tanpa mendapat informasi dari pihak maskapai penerbangan.

"Kami menunggu ibu. Kami hanya bisa berharap bahwa beliau mengambil penerbangan lain atau penerbangannya ditunda. Beliau tidak mengangkat telepon," kata Wendy Otieno, sambil menangis dan memegang teleponnya erat-erat.

Robert Mudanta (46 tahun) sedang menunggu kedatangan saudara iparnya dari Kanada.

"Belum, kami belum melihat siapa pun dari pihak maskapai penerbangan atau bandara," katanya kepada Reuters pada pukul 13.00, lebih dari tiga jam setelah penerbangan ET 302 hilang.

"Belum ada yang memberi kami kabar apa pun, kami hanya berdiri di sini sambil mengharapkan yang terbaik."

Kantor Perdana Menteri Ethiopia telah menyampaikan ucapan duka cita melalui Twitter kepada keluarga para korban kecelakaan ET 302.

Pada 29 Oktober 2018, sebuah pesawat jenis Boeing 737 Max 8 milik Lion Air jatuh di Laut Jawa, tak lama setelah lepas landas dari Jakarta. Kecelakaan itu menewaskan seluruh 189 orang di dalam pesawat.

Ethiopian Airlines merupakan salah satu maskapai penerbangan terbesar di kawasan dalam hal jumlah armadanya.


Maskapai milik negara itu mengatakan bahwa pihaknya memperkirakan mengangkut 10,6 juta penumpang sepanjang tahun lalu.

Kecelakaan besar terakhir yang dialami perusahaan itu terjadi pada Januari 2010, yaitu ketika penerbangan dari Beirut jatuh tak lama setelah tinggal landas.




Credit  antaranews.com





Jumat, 09 November 2018

Polisi Ethiopia Temukan Kuburan Massal Berisi 200 Mayat


Polisi Ethiopia Temukan Kuburan Massal Berisi 200 Mayat
Polisi Ethiopia menemukan kuburan massal berisi 200 mayat di dekat perbatasan antara wilayah Somali dan Oromia. Foto/Ilustrasi/Istimewa

ADDIS ABABA - Polisi Ethiopia mengatakan mereka telah menemukan kuburan massal berisi 200 mayat di dekat perbatasan antara wilayah Somali dan Oromia di negara itu. Ratusan ribu orang diketahui telah mengungsi selama tahun lalu karena kekerasan di wilayah itu.

Media lokal yang dikutip BBC, Jumat (9/11/2018), melaporkan bahwa kuburan massal itu ditemukan selama penyelidikan atas dugaan kekejaman yang dilakukan oleh mantan presiden wilayah Somali. Abdi Mohammed sedang menunggu persidangan atas tuduhan memicu pertikaian etnis.

Kekuatan keamanan regional yang dikenal sebagai polisi Liyu dituduh melakukan pembunuhan di daerah antara daerah Somali dan Oromia. Aksi pembunuhan itu dilaporkan langsung ke presiden regional.

Polisi Ethiopia saat ini tengah berusaha untuk mengidentifikasi 200 mayat yang ditemukan.

Abdi Mohammed dipaksa mengundurkan diri pada Agustus lalu dan ditangkap beberapa minggu kemudian setelah kekerasan terjadi di ibu kota daerah, Jijiga.

Ia diduga telah mengetahui dan mengawasi sejumlah tindak pelanggaran hak asasi manusia yang meluas termasuk penyiksaan, perkosaan dan pembunuhan selama 13 tahun pemerintahannya.

Bulan lalu, penyiar yang terhubung dengan negara bagian Fana melaporkan bahwa dia berusaha melarikan diri dari tahanan polisi dengan memanjat melalui jendela menjelang kemunculannya di pengadilan. 




Credit  sindonews.com



Jumat, 02 November 2018

Ethiopia Lantik Ketua Mahkamah Agung Perempuan Pertama


Ethiopia Lantik Ketua Mahkamah Agung Perempuan Pertama
Pengacara hak asasi manusia Meaza Ashenafi dilantik sebagai ketua Mahkamah Agung Ethiopia. Foto/Istimewa

ADDIS ABABA - Pengacara hak asasi manusia Meaza Ashenafi dilantik sebagai ketua Mahkamah Agung Ethiopia oleh parlemen negara itu. Pelantikan Ashenafi terjadi di tengah gelombang penunjukkan untuk perempuan di posisi puncak pemerintahan.

Perdana Menteri Abiy Ahmed menominasikan Meaza, kepala staf negara itu mengumumkan. Pemimpin Ethiopia telah mendorong lebih banyak perwakilan perempuan di kabinetnya.

"Dia membawa rekam jejak kompetensi dan pengalaman yang relevan untuk peran itu," kata pembantu Abiy, Fitsum Arega, di Twitter, seperti dikutip dari CNN, Jumat (2/11/2018).

Ia menambahkan bahwa posisinya mengisyaratkan langkah negara itu menuju paritas gender dalam posisi kepemimpinan kunci.

Meaza telah menjadi penasihat hak-hak gender dan perempuan di Komisi Ekonomi PBB untuk Afrika yang berbasis di Ibu Kota Ethiopia, Addis Ababa.

Ia mendirikan Asosiasi Pengacara Wanita Ethiopia dan menjabat sebagai hakim Pengadilan Tinggi.

Penunjukan Meaza datang seminggu setelah Ethiopia memilih Sahle-Work Zewde sebagai Presiden wanita pertama, sebuah langkah yang dipuji sebagai menetapkan standar baru untuk kepemimpinan perempuan di negara Afrika.

Perempuan membentuk setengah posisi menteri negara setelah perombakan kabinet oleh Abiy, yang memimpin pemerintahan dan kebijakan Ethiopia.

Abiy, kepala pemerintahan termuda Afrika pada usia 42 tahun, telah memulai reformasi liberal sejak menjabat di bulan April.

Dia menghormati perjanjian yang mengakhiri perang perbatasan 20 tahun dengan tetangganya Eritrea dan membebaskan wartawan, blogger dan tahanan politik yang dipenjara oleh pemerintahan sebelumnya. 





Credit  sindonews.com




Jumat, 26 Oktober 2018

Ethiopia Angkat Presiden Wanita Pertama



Ethiopia Angkat Presiden Wanita Pertama
Presiden Ethiopia Sahle-Work Zewde (REUTERS/Tiksa Negeri)


Jakarta, CB -- Ethiopia kini memiliki presiden wanita pertama di negara itu. Negara kedua terbesar di Afrika itu menunjuk Sahle-Work Zewde (68) untuk menjadi pemimpin mereka, Kamis (25/10).

Sahle-Wo dipilih dengan suara bulat oleh anggota parlemen Ethiopia. Mantan diplomat ini menggantikan Mulatu Teshome yang mengundurkan diri dengan alasan yang tidak jelas. Sebagai presiden ia diperkirakan akan menduduki jabatan ini selama dua periode enam tahun.

Perdana Menteri reformis Ethiopia, Abiy Ahmed pekan lalu menunjuk kabinet yang lebih ramping berisi 20 orang di mana separuh pos kementerian di kabinet ini dipegang oleh perempuan.



Beberapa diantaranya adalah Menteri Pertahanan Aisha Mohammed. Muferiat Kamil yang memimpin Kementerian Perdamaian yang baru dibentuk. Kementerian tersebut bertanggung jawab atas polisi dan badan intelijen dalam negeri.

"Jika perubahan di Ethiopia saat ini [...] dapat mempertahankan momentumnya dapat mewujudkan Ethiopia yang makmur bebas dari diskriminasi agama, etnis dan gender," jelas Sahle-Work.

Sahle-Work, yang lahir di ibukota Addis Ababa dan berkuliah di Perancis. Ia telah menjadi duta besar Ethiopia untuk Perancis, Djibouti, Senegal, dan blok regional, Otoritas Pembangunan Antarpemerintah (IGAD).

Tepat sebelum penunjukannya sebagai presiden dia adalah pejabat tinggi PBB di Uni Afrika. Dia fasih berbahasa Inggris, Perancis, dan Amharik, bahasa utama Ethiopia.

Uni Eropa memuji Sahle-Work sebagai "seorang diplomat yang sangat cakap" yang menyebut penunjukannya sebagai "tanda lain dari jalan Ethiopia menuju reformasi dan kohesi internal," seperti diutarakan juru bicara layanan eksternal Uni Eropa dalam pernyataannya.




Perubahan

"Mulatu telah menunjukkan kepada kami jalan untuk perubahan dan harapan, dia telah menunjukkan keberlanjutan sebelum dan sesudah meninggalkan kekuasaan. Saya meminta orang lain untuk memperhatikan teladannya dan siap untuk berubah," kata Sahle-Work dalam sebuah pidato di depan parlemen.

Kekuasaan politik di Ethiopia dikuasai oleh perdana menteri, sementara presiden terbatas sebagai simbol negara dan menghadiri upacara. Namun, posisi Sahle-Work memiliki bobot simbolik dan pengaruh sosial yang penting.

"Pemerintah dan partai-partai oposisi harus memahami bahwa kita hidup di rumah yang sama dan harus fokus pada hal-hal yang menyatukan kita, bukan apa yang memecah belah kita. Demi menciptakan negara dan generasi yang akan membuat kita semua bangga," katanya.


"Ketiadaan perdamaian mengorbankan banyak hal, terutama wanita. Jadi selama masa jabatan saya, saya akan menekankan peran perempuan dalam menjamin perdamaian dan pembagian perdamaian bagi perempuan."

Langkah Ethiopia ini menyusul beberapa negara Afrika lain yang sempat dipimpin oleh perempuan yang memiliki kekuatan eksekutif, seperti Ellen Johnson Sirleaf di Liberia (2006-2018) dan Joyce Banda di Malawi (2012-2014).

Banda diangkat ke kursi kepresidenan setelah kematian di kantor Bingu wa Mutharika. Sementara Sirleaf memenangkan dua pemilu sebelum mundur awal tahun ini pada akhir mandatnya yang diamanatkan konstitusi.





Credit  cnnindonesia.com


Selasa, 25 September 2018

Kerusuhan Etiopia Tewaskan 28 Orang


 Tentara mencoba mengendalikan pengunjuk rasa yang menuntut keadilan di Addis Ababa, Etiopia, (17/9).
Tentara mencoba mengendalikan pengunjuk rasa yang menuntut keadilan di Addis Ababa, Etiopia, (17/9).
Foto: AP
Sebanyak 1.200 orang yang dicurigai sudah ditangkap.


CB, ADDIS ABABA -- Polisi Etiopia pada Senin (24/9) menyatakan bahwa kerusuhan di ibu kota negeri tersebut, Addis Ababa, telah menewaskan 28 orang. Kerusuhan terjadi awal September.

Ketika berbicara kepada insan pers, Komissris Polisi Addis Ababa, Degefe Bedi mengatakan kerusuhan di kota itu pada awal September menewaskan 28 orang. Sebanyak 21 di antara mereka menemui ajal dalam bentrokan antar-anggota masyarakat dan tujuh lagi ditembak oleh polisi.

Bedi juga mengatakan polisi telah menangkap 1.204 orang yang dicurigai terlibat dalam kerusuhan, demikian laporan Xinhua. Sebanyak 100 orang di antara mereka sudah dibawa ke pengadilan untuk pemeriksaan awal.

Pada 12-17 September, kerusuhan terjadi di kalangan warga setempat dan pemuda dari daerah sekitar, etnik Oromo, yang berkumpul di kota itu untuk merayakan kembalinya pemimpin kelompok pemberontak, Front Liberation Oromo (OLF), dari pengasingan. Kelompok tersebut telah melancarkan pemberontakan untuk memperoleh hak untuk membuat keputusan sendiri buat kelompok etnik terbesar di Etiopia, Oromo.

Addis Ababa adalah kota yang dihuni oleh etnik campuran dengan sebanyak empat juta jiwa. Kota itu terletak di alam Negara Bagian Oromo, yang didominasi dan merupakan daerah asal etnik Oromo.




Credit  republika.co.id



Senin, 17 September 2018

Pemimpin Eritrea dan Ethiopia Tandatangani Perjanjian Damai



Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed (kanan) menandatangani perjanjian damai dengan Eritrea di Jeddah, Arab Saudi, Ahad (16/9).
Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed (kanan) menandatangani perjanjian damai dengan Eritrea di Jeddah, Arab Saudi, Ahad (16/9).
Foto: Saudi Press Agency via AP

Belum jelas peran apa yang dimainkan Saudi dalam perjanjian damai tersebut.



CB, RIYADH -- Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed dan Presiden Eritrea Isaias Afwerki menandatangani perjanjian damai di Arab Saudi pada Ahad (16/9). Ini adalah kesepakatan damai kedua yang dicapai sejak Juli antara negara Afrika yang pernah bertikai tersebut.


Para pemimpin Ethiopia dan Eritrea menandatangani deklarasi perdamaian dan persahabatan bersama pada 9 Juli lalu. Ini merupakan normalisasi hubungan antara kedua negara yang mulai berperang pada 1998.

Perincian lebih lanjut dari perjanjian perdamaian yang ditandatangani di kota Laut Merah Jeddah ini belum dipublikasikan oleh pemerintah Saudi. "Kesepakatan itu akan memberikan kontribusi untuk memperkuat keamanan dan stabilitas di kawasan itu secara luas," kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir di Twitter.


Abiy dan Afwerki menandatangani perjanjian di hadapan Raja Salman, Putra Mahkota Mohammed bin Salman, dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres. Para pemimpin Ethiopia dan Eritrea menyampaikan penghargaan mereka kepada Raja Salman dan putra mahkota atas dukungannya terhadap kesepakatan damai itu.


Namun hingga saat ini masih belum jelas peran apa yang dimainkan Arab Saudi dalam memperantarai perjanjian damai yang dicapai dua bulan lalu. Tetangga Teluk Uni Emirat Arab (UEA) mengatakan, negara itu membantu menyatukan Ethiopia dan Eritrea.


Kantor berita Reuters melaporkan UAE secara pribadi telah memberikan penghargaannya untuk kesepakatan itu. Para pemimpin Ethiopia dan Eritrea melakukan perjalanan ke UAE setelah penandatanganan perjanjian Juli lalu untuk bertemu dengan  Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammad bin Zayed al-Nahyan.





Credit  republika.co.id




Rabu, 12 September 2018

Perbatasan Ethiopia dan Eritrea Dibuka Lagi Setelah 20 Tahun


Peta Ethiopia.
Peta Ethiopia.
Foto: Lonelyplanet.com/ca

Pembukaan perbatasan memuluskan jalan bagi perdagangan kedua negara yang bermusuhan




CB, ADDIS ABABA -- Pemimpin Ethiopia dan Eritrea membuka kembali perlintasan di tapal batas bersama mereka pada Selasa (11/9). Ini merupakan pertama kalinya wilayah perbatasan kedua negara dibuka setelah 20 tahun ditutup.

Pembukaan wilayah perbatasan ini memuluskan jalan bagi perdagangan kedua negara bekas musuh itu setelah rujuk tercapai. Ribuan orang dari kedua negara itu menyaksikan upacara di Zalambessa, kota di perbatasan Ethiopia, yang berubah menjadi puing setelah permusuhan di antara dua negara tetangga itu pecah pada 1998.

Tentara dan warga, yang mengibarkan bendera Ethiopia dan Eritrea, berbaris di sisi jalan sementara Perdana Menteri Ethiopia Abiy ahmed dan Presiden Eritrea Isaias Afwerki membuka perbatasan dalam upacara, yang disiarkan langsung TV Ethiopia.

"Ini hari paling menggembirakan dalam hidup saya," kata Ruta Haddis, warga Eritrea dari kota Senate, yang terletak di seberang perbatasan, "Saya tidak pernah berpikir ini akan terjadi dalam hidup saya."

Perang memperebutkan perbatasan dan isu-isu lain menewaskan sekitar 80 ribu orang sebelum peperangan antara Eritrea dan Ethiopia berakhir tahun 2000 setelah keduanya menandatangani perjanjian perdamaian.

Ketegangan terjadi terkait posisi wilayah terdepan - hingga PM Abiy menawarkan untuk mengakhiri kebuntuan militer tahun ini sebagai bagian dari paket reformasi yang membentuk kembali perpolitikan di Tanduk Afrika itu dan selebihnya.

Sejak itu, Ethiopia yang tak memiliki laut membuat prioritas untuk membuka kembali jalan-jalan yang menghubungkannya dengan Eritrea, yang mempunyai pelabuhan-pelabuhan di Laut Merah. Kedua pemimpin juga membuka tempat perlintasan lain di Bure, kata Menteri Informasi Eritrea Yemane Meskel dalam satu kicauannya.

Foto-foto yang diunggah dalam jejaring oleh kepala staf Abiy menunjukkan para pemimpin itu berbicara dan berjalan bersebelahan. Abiy mengenakan seragam militer yang disamarkan dan Isaias bersandal dan mengenakan baju safari.

Sejumlah pertempuran sengit terjadi di kawasan Bure dalam perang tahun 1998-2000. Eritrea dan Ethiopia berbagi perbatasan yang membentang lebih 1.000 km, tetapi belum ada rincian mengenai pembukaan perbatasan di tempat lain pada Selasa.

Para pemimpin Eritrea dan Ethiopia segera mengambil kebijakan untuk mengakhiri permusuhan mereka yang berlangsung dua dasawarsa sejak penandatanganan perjanjian terobosan di Asmara pada 9 Juli untuk memulihkan hubungan. Eritrea membuka kembali kedutaannya di Ethiopia pada Juli dan Ethiopia melakukan hal sama pada pekan lalu.



Credit  republika.co.id




Senin, 23 Juli 2018

Setelah dua dasawarsa, Eritrea angkat dubes pertama untuk Ethiopia


Setelah dua dasawarsa, Eritrea angkat dubes pertama untuk Ethiopia
Ilustrasi - Peta sengketa wilayah perbatasan Ethiopia dan Eritrea pada 1998. (Wikimedia Commons)




Nairobi (CB) - Eritrea mengangkat duta besar pertama dalam dua dasawarsa terkini untuk ditempatkan di negara tetangganya, Ethiopia.

Kedua negara itu, yang sebelumnya bermusuhan, berupaya memulihkan hubungan.

Jabatan duta besar diberikan kepada Semere Russom, menteri pendidikan Eritrea saat ini serta mantan duta besar untuk Amerika Serikat, kata Menteri Penerangan Yemane Meskel di Twitter, seperti dikutip Reuters.

Sejak menandatangani kesepakatan di Asmara pada 9 Juli untuk memulihkan hubungan, pemimpin Eritrea dan Ethiopia segera mengambil langkah untuk menghentikan permusuhan dua dasawarsa mereka, sejak perang meletus di antara kedua negara tetangga di wilayah Tanduk Afrika itu pada 1998.

Sementara itu, Ethiopia pada Kamis mengangkat Redwan Hussein, yang merupakan mantan duta besar Ethiopia untuk Irlandia, untuk menjadi kepala perwakilan Addis Ababa di Asmara.

Langkah memperbaiki hubungan itu dipicu dengan dimulainya jabatan Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed pada April. Ahmed mengumumkan bahwa ia ingin menerapkan kesepakatan perdamaian yang telah mengakhiri peperangan.

Kedua pemimpin telah saling berkunjung dan Presiden Eritrea Isaias Afewerki pekan ini sudah membuka kembali kedutaan besar negaranya di Addis Ababa.

Perusahaan penerbangan nasional Ethiopia, Ethiopia Airlines, pada Rabu melakukan penerbangan pertama kali ke Asmara dalam dua puluh tahun belakangan.

Penerbangan perdana itu disambut para penari, yang melambai-lambaikan bendera dan bunga, sementara para keluarga, yang terpisah karena perang dan permusuhan, berkumpul lagi dalam suasana penuh keharuan.




Credit  antaranews.com


Senin, 09 Juli 2018

20 Tahun Berkonflik, Ethiopia dan Eritrea Akhirnya Berdamai


Konflik Ethiopia dan Eritrea
Konflik Ethiopia dan Eritrea
Foto: Tigrai Online

Ethiopia dan Eritrea tak memiliki hubungan diplomatik sejak perang dimulai pada 1998



CB, ADDIS ABABA -- Untuk pertama kalinya, dua pemimpin dari negara yang bermusuhan bertemu untuk mengakhiri salah satu konflik terlama di Afrika. Perdana Menteri baru reformis Ethiopia Abiy Ahmed tiba di ibukota Eritrea dan disiarkan secara langsung oleh televisi pemerintah Eritrea.

Bahkan, Presiden Isaias Afwerki menyambutnya di bandara. Mereka lalu berpelukan, yang disebut sebagai pelukan persaudaraan.

Menyambut kebahagian atas mesranya dua pemimpin tersebut, banyak orang menari dan bernyanyi untuk para pemimpin, dan sepangjang jalanan Asmara sampai-sampai mdipajang bendera Ethiopia dan Eritrea. Abiy dan Afwerki melakukan perjalanan melintasi ibu kota dalam iring-iringan mobil besar ketika orang-orang mengenakan kaos dengan gambar para pemimpin sambil bersorak-sorai.

Para pemimpin kemudian bertemu satu-satu, dengan Abiy yang tersenyum ke arah Afwerki di bawah dinding yang terdapat foto mereka. Kunjungan itu terjadi sebulan setelah Abiy mengejutkan orang-orang dengan sepenuhnya menerima perjanjian damai, yang mengakhiri perang perbatasan dua tahun antara dua negara Afrika Timur yang menewaskan puluhan ribu orang.


Ethiopia dan Eritrea belum memiliki hubungan diplomatik sejak perang dimulai pada tahun 1998. ''Kedua negara kami berbagi sejarah dan ikatan yang tidak seperti yang lain. Kita sekarang bisa mengatasi dua dekade ketidakpercayaan dan bergerak ke arah yang baru,'' kata Kepala staf Abyy, Fitsum Arega, Ahad (8/7).

Kementerian luar negeri Ethiopia menyebut kunjungan itu bagian dari upaya untuk menormalkan hubungan dengan Eritrea. Abiy diharapkan berbicara dengan pimpinan Eritrea tentang bagaimana memperbaiki pagar perbatasan.

Keputusan untuk sepenuhnya menerima perjanjian damai adalah reformasi terbesar dan paling mengejutkan yang belum diumumkan oleh perdana menteri Ethiopia, yang mulai menjabat pada bulan April. Ia dengan cepat memulai gelombang reformasi, membebaskan jurnalis dan tokoh-tokoh oposisi dari penjara, menjalankan ekonomi negara secara terbuka dan membuka blokir ratusan situs web setelah bertahun-tahun protes anti-pemerintah yang menuntut lebih banyak kebebasan.



Credit  republika.co.id