Dubai (CB) - Menteri perminyakan Arab Saudi pada Selasa mengatakan, bahwa negaranya terbuka untuk pembicaraan memperpanjang kesepakatan pemotongan produksi minyak Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).

"Kami harus melalui penelitian dan studi bersama akhir pekan ini di Wina dan membahas masalah ini," Khalid Al-Falih, Menteri Energi, Industri dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi, mengatakan kepada wartawan di sela-sela forum tahunan Asosiasi Petrokimia dan Kimia Teluk yang sedang berlangsung di Dubai.

"Dua hari ke depan, kami akan mendengar dari komite yang kami buat dan menganalisis situasi, kami akan mendengar pendapat dari semua orang untuk mencapai konsensus yang akan baik untuk keseimbangan pasar dan untuk semua orang," tambah Al-Falih.

Pada 30 November, 14 anggota OPEC akan berkumpul untuk pertemuan biasa mereka yang ke-173 serta pertemuan tingkat menteri OPEC dan non-OPEC ketiga di markas kartel di Wina, Austria.

Agenda paling utama adalah apakah 14 anggota OPEC dan 11 anggota non-OPEC yang dipimpin Rusia, akan memperpanjang kesepakatan pemotongan produksi mereka untuk mengurangi kelebihan persediaan global, dan dengan demikian menaikkan harga. Volume produksi minyak yang telah disepakati ditetapkan sebesar 32 juta barel per hari.

Harga minyak turun dari 110 dolar AS per barel pada Juni 2014 menjadi 26 dolar AS per barel pada Januari 2016, menarik anggaran fiskal Arab Saudi dan sebagian besar eksportir minyak Teluk Arab ke dalam defisit.

Setelah kesepakatan OPEC dan non-OPEC yang mulai berlaku pada Januari, harga "emas hitam" kini telah pulih menjadi 63 dolar AS per barel dari 48 dolar AS setahun yang lalu.