Senin, 30 Juli 2018

Menhan Amerika Mattis Bantah Berita AS Bakal Serang Iran



Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Presiden Iran Hassan Rouhani. AP Photo/Evan Vucci, Iranian Presidency Office via AP
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump dan Presiden Iran Hassan Rouhani. AP Photo/Evan Vucci, Iranian Presidency Office via AP

CB, Washington – Menteri Pertahanan Amerika Serikat, James Mattis, membantah berita bahwa Amerika Serikat sedang bersiap untuk menyerang Iran.


Informasi soal adanya persiapan untuk serangan ini dilansir media ABC dari Australia. Media itu mengklaim mendapat informasi dari sejumlah petinggi keamanan Australia  soal kemungkinan digelarnya serangan pada bulan depan.
“Saya tidak tahu dari mana media massa di Australia mendapat informasi itu,” kata Mattis dalam jumpa pers di Pentagon pada Jumat, 27 Juli 2018, seperti dilansir ABC.
Mattis melanjutkan,”Saya meyakini ini bukan sesuatu yang sedang dipertimbangkan saat ini. Dan saya pikir ini hal yang, terus terang, fiksi.”
Secara terpisah, media Times of Israel, juga melansir Mattis membantah AS menyiapkan opsi untuk melakukan pergantian pemerintahan Iran.

Menteri Pertahanan AS, James Mattis. REUTERS/Carlos Barria
Menurut Mattis, AS berfokus pada menghentikan aktivitas militer Iran di kawasan Timur Tengah. Saat ditanya apakah ada rencana pergantian pemerintahan di Iran, Mattis menjawab,”Tidak ada hal seperti itu.”
Menurut Mattis, AS menginginkan Iran mengubah perilaku yang dinilai menjadi ancaman militer ataupun intelijen.
Pernyataan Mattis ini serupa dengan pernyataan Perdana Menteri Australia, Malcolm Turnbull, yang mengatakan dia tidak memiliki alasan kuat AS sedang bersiap melakukan konfrontasi militer dengan Iran.

“Presiden Trump telah menyatakan pandangannya secara jelas kepada seluruh dunia. Tapi berita ini.. tidak berasal dari saya, kementerian Luar Negeri, kementerian Pertahanan ataupun panglima,” kata Turnbull.
Turnbull juga mengatakan,”Saya membaca berita ABC hari ini yang mengklaim dan mengutip sumber dari pejabat senior pemerintah Australia. Itu spekulasi saja dengan mengutip sumber anonim.”

Wakil Komandan Pasukan Garda Revolusi Iran, Jenderal Hossein Salami.[IRNA]
Media ABC sebelumnya melansir fasilitas militer Australia bakal memainkan peran mengidentifikasi target-target serangan di Iran seperti juga lembaga intelijen Inggris.
Namun, media ABC belakangan juga melansir ada perbedaan besar antara menyediakan informasi dan melakukan analisis mengenai target lokasi di Iran dengan menjadi bagian dari misi di lapangan.
“Terlibat dalam menyediakan gambaran informasi berbeda dengan berpartisipasi dalam serangan,” kata sumber ini, yang berasal dari pejabat pertahanan.
Anggota lain dari “Grup Lima Mata” seperti Kanada dan Selandia Baru tidak akan memainkan peran dalam konteks ini. Grup Lima Mata ini merupakan kerja sama intelijen yang terdiri dari lima negara yaitu Australia, Kanada, Selandia Baru, Amerika Serikat, dan Inggris.
Lokasi militer super rahasia Australia di Pine Gap, yang terletak di Northern Territory, merupakan salah satu instalasi militer krusial bagi negara yang tergabung dalam Grup Lima Mata dalam mengarahkan pergerakan satelit mata-mata Amerika termasuk untuk memantau Iran.



Credit  tempo.co