CB, Jakarta - Kepolisian Jerman
mengatakan mereka telah mengamankan sekitar 100 senapan produksi Nazi
pada Perang Dunia II, pada Rabu 25 Juli 2018. Senjata dan puluhan granat
beserta komponen amunisi lainnya diamankan dari seorang pria Jerman
yang diduga melanggar undang-undang senjata karena berencana
membersihkan senjata sebelum dijual.
Dilansir Reuters, 26 Juli 2018, Pria yang berasal dari kota Schkopau di Jerman timur, diyakini telah menemukan senjata, yang sebagian besar berkarat dan ditutupi debu, menggunakan detektor logam, seperti diutarakan polisi di negara bagian Sachsen-Anhalt.
Namun dia dibebaskan setelah konsultasi dengan jaksa lokal, tetapi menghadapi tuduhan potensial melanggar undang-undang Jerman tentang kepemilikan senjata. Para pejabat tidak berkomentar kapan atau apakah dia akan dituntut. Seorang pejabat polisi setempat mengatakan pria itu adalah warga negara Jerman.
Polisi menangkap pria itu saat sedang mengendarai sebuah truk kecil, dekat kota Beuna. Saat kendaraan dan rumahnya digeledah, polisi menemukan banyak senjata yang berasal dari Perang Dunia II.
Senjata Perang Dunia II diamankan polisi di dekat Beuna, Jerman, 25 Juli 2018. [Landeskriminalamt Sachsen-Anhalt / Handout via REUTERS]
Dilansir dari Law Library of Congress, undang-undang pengawasan senjata api di Jerman adalah yang paling ketat di Eropa. Jerman melarang senjata api otomatis sepenuhnya dan sangat membatasi perolehan senjata jenis lain. Asuransi wajib diperlukan bagi siapa saja yang memiliki izin untuk membawa senjata api.
Dalam beberapa tahun terakhir, undang-undang kontrol senjata api Jerman mengalami beberapa reformasi yang membuatnya semakin ketat. Undang-undang Senjata baru mulai berlaku pada tahun 2003 setelah penembakan di sekolah di kota Erfurt di mana seorang siswa membunuh enam belas orang. Undang-undang baru membatasi penggunaan senjata kaliber besar oleh orang-orang muda dan persyaratan yang diperkuat untuk penyimpanan senjata api yang aman.
Reformasi lain diberlakukan pada tahun 2009 sebagai tanggapan atas pembantaian di Winnenden, di mana seorang anak berusia delapan belas tahun membunuh lima belas orang dalam penembakan di sekolah.
Reformasi terbaru ini mengarah pada pembuatan daftar senjata federal dan pemantauan ketat pemerintah terhadap kepatuhan pemilik senjata dengan persyaratan untuk penyimpanan senjata api yang aman. Berdasarkan undang-undang yang direformasi, pihak berwenang dapat sewaktu-waktu meminta akses ke tempat
Dilansir Reuters, 26 Juli 2018, Pria yang berasal dari kota Schkopau di Jerman timur, diyakini telah menemukan senjata, yang sebagian besar berkarat dan ditutupi debu, menggunakan detektor logam, seperti diutarakan polisi di negara bagian Sachsen-Anhalt.
Namun dia dibebaskan setelah konsultasi dengan jaksa lokal, tetapi menghadapi tuduhan potensial melanggar undang-undang Jerman tentang kepemilikan senjata. Para pejabat tidak berkomentar kapan atau apakah dia akan dituntut. Seorang pejabat polisi setempat mengatakan pria itu adalah warga negara Jerman.
Polisi menangkap pria itu saat sedang mengendarai sebuah truk kecil, dekat kota Beuna. Saat kendaraan dan rumahnya digeledah, polisi menemukan banyak senjata yang berasal dari Perang Dunia II.
Senjata Perang Dunia II diamankan polisi di dekat Beuna, Jerman, 25 Juli 2018. [Landeskriminalamt Sachsen-Anhalt / Handout via REUTERS]
Dilansir dari Law Library of Congress, undang-undang pengawasan senjata api di Jerman adalah yang paling ketat di Eropa. Jerman melarang senjata api otomatis sepenuhnya dan sangat membatasi perolehan senjata jenis lain. Asuransi wajib diperlukan bagi siapa saja yang memiliki izin untuk membawa senjata api.
Dalam beberapa tahun terakhir, undang-undang kontrol senjata api Jerman mengalami beberapa reformasi yang membuatnya semakin ketat. Undang-undang Senjata baru mulai berlaku pada tahun 2003 setelah penembakan di sekolah di kota Erfurt di mana seorang siswa membunuh enam belas orang. Undang-undang baru membatasi penggunaan senjata kaliber besar oleh orang-orang muda dan persyaratan yang diperkuat untuk penyimpanan senjata api yang aman.
Reformasi lain diberlakukan pada tahun 2009 sebagai tanggapan atas pembantaian di Winnenden, di mana seorang anak berusia delapan belas tahun membunuh lima belas orang dalam penembakan di sekolah.
Reformasi terbaru ini mengarah pada pembuatan daftar senjata federal dan pemantauan ketat pemerintah terhadap kepatuhan pemilik senjata dengan persyaratan untuk penyimpanan senjata api yang aman. Berdasarkan undang-undang yang direformasi, pihak berwenang dapat sewaktu-waktu meminta akses ke tempat
Credit tempo.co