MOSKOW
- Rusia mengatakan akan memberikan pengalaman membangun kembali Eropa
yang dilanda perang pada pertengahan abad ke-20 untuk membantu
rekonstruksi Suriah.
Kepala Pusat Pertahanan Nasional Rusia, Kolonel Jenderal Mikhail Mizintsev mengatakan upaya Moskow untuk membantu membangun kembali Suriah harus didasarkan pada model yang serupa dengan upaya besar-besaran yang digunakan untuk memulihkan Uni Soviet dan sekutunya yang sebagian besar hancur di Perang Dunia (PD) II, yang dikenal di Rusia sebagai Perang Patriotik Besar.
"Dalam proses menyelesaikan tugas-tugas penting bagi rakyat Suriah untuk memulihkan negara, perlu untuk menggunakan pengalaman sejarah. Di sini kita dapat beralih ke sejarah dan negara Rusia. Saya percaya bahwa pengalaman tanah air kita dalam pemulihan nasional ekonomi setelah Perang Patriotik Besar tak tertandingi," kata Mizintsev seperti dikutip dari Newsweek, Kamis (26/7/2018).
"Periode pemulihan negara kita, awalnya diperkirakan 15 tahun, berkurang beberapa kali. Dalam lima tahun, negara itu menjadi kekuatan ekonomi terkuat kedua di dunia," imbuhnya dalam pertemuan gabungan Kementerian Luar Negeri dan Pertahanan Rusia.
Sejak 2015, Rusia telah menjadi pendukung utama Presiden Suriah Bashar al-Assad melawan gerilyawan dan jihadis, yang telah kehilangan sebagian besar wilayah mereka. Perang panjang tersebut meninggalkan banyak reruntuhan infrastruktur di negara tersebut.
"Diperlukan untuk menggunakan pengalaman pasca perang dalam negeri kami dalam rekonstruksi negara, serta solusi yang berguna yang digunakan di negara-negara lain yang terpengaruh oleh perang lokal modern dan konflik bersenjata. Atas dasar ini, saya meminta Anda untuk menyiapkan bahan analitis yang relevan dan membawanya ke Suriah," ucap Mizintsev.
Kepala Pusat Pertahanan Nasional Rusia, Kolonel Jenderal Mikhail Mizintsev mengatakan upaya Moskow untuk membantu membangun kembali Suriah harus didasarkan pada model yang serupa dengan upaya besar-besaran yang digunakan untuk memulihkan Uni Soviet dan sekutunya yang sebagian besar hancur di Perang Dunia (PD) II, yang dikenal di Rusia sebagai Perang Patriotik Besar.
"Dalam proses menyelesaikan tugas-tugas penting bagi rakyat Suriah untuk memulihkan negara, perlu untuk menggunakan pengalaman sejarah. Di sini kita dapat beralih ke sejarah dan negara Rusia. Saya percaya bahwa pengalaman tanah air kita dalam pemulihan nasional ekonomi setelah Perang Patriotik Besar tak tertandingi," kata Mizintsev seperti dikutip dari Newsweek, Kamis (26/7/2018).
"Periode pemulihan negara kita, awalnya diperkirakan 15 tahun, berkurang beberapa kali. Dalam lima tahun, negara itu menjadi kekuatan ekonomi terkuat kedua di dunia," imbuhnya dalam pertemuan gabungan Kementerian Luar Negeri dan Pertahanan Rusia.
Sejak 2015, Rusia telah menjadi pendukung utama Presiden Suriah Bashar al-Assad melawan gerilyawan dan jihadis, yang telah kehilangan sebagian besar wilayah mereka. Perang panjang tersebut meninggalkan banyak reruntuhan infrastruktur di negara tersebut.
"Diperlukan untuk menggunakan pengalaman pasca perang dalam negeri kami dalam rekonstruksi negara, serta solusi yang berguna yang digunakan di negara-negara lain yang terpengaruh oleh perang lokal modern dan konflik bersenjata. Atas dasar ini, saya meminta Anda untuk menyiapkan bahan analitis yang relevan dan membawanya ke Suriah," ucap Mizintsev.
Credit sindonews.com