Masih di
bawah cengkeraman Romawi, pada tahun 136-140, Kaisar Hadrian memba ngun
Kuil Yupiter di atas reruntuhan Haykal Sulaiman, setelah mengganti
nama Yerusalem menjadi Aelia Ca pitolina, dan melarang orang Yahudi
maupun Nasrani memasukinya.
Untuk mengenang kehancuran kedua kuil tersebut, orang Yahudi
berpuasa setiap tahun, yang dikenal dengan puasa Tisha Bav. Puasa ini
mulai diperkenal kan pada abad kedua Masehi oleh para rabi Yahudi. Pada
tahun 363, kaisar Romawi lain nya, Julian, dalam perjalanannya ke
Persia, tiba di reruntuhan Kuil Kedua.
Dia memberi izin
kepada orang Yahudi untuk membangun kembali kuil itu. Tapi, tahun itu
pula, gempa bumi terjadi, dan kuil itu tak pernah dibangun lagi.
Alhasil, orang-orang Yahudi beribadah di sisa tembok barat Kuil Kedua,
yang kini dikenal sebagai Tembok Ratapan.
Tembok yang
tersisa ini, tinggal 60 meter panjangnya. Meski demikian, menjelang
kampanye pemilu, calon presiden Amerika selalu mengunjungi tempat ini.
Sekitar
tahun 620, Nabi Muhammad SAW melakukan Isra dan Miraj ke Baitul
Maqdis. Peristiwa ini di abadikan dalam Alquran surah al-Isra (Bani
Israil). Ayat pertama surah tersebut menyebut Kuil Sulaiman sebagai
Masjid al-Aqsha.
Masjid secara harfiah berarti tempat sujud.
Dan, Masjidil Aqsa tersebut kemudian menjadi kiblat pertama umat Islam
selama 18 bulan, sebelum dipindahkan ke Masjidil Haram di Makkah.
Sekitar
tahun 636, Khalifah Umar bin Khattab merebut Ye rusalem dari tangan
Romawi-Byzan tium. Selanjutnya, khalifah dari Dinasti Umayyah yang
bermarkas di Damaskus, yaitu Malik Ibnu Marwan dan Al Walid I, membangun
masjid di atas kompleks Kuil Sulaiman, yaitu Masjid al-Aqsha di bagian
selatan dan Masjid Kubah Batu atau Qubbat asSakhrah (Dome of Rock), di
bagian utara.
Pembangunan diperkirakan sekitar tahun 687
hingga 705. Tanah suci berada di bawah kontrol umat Islam sejak era
Khilafah Rasyidun, Umayyah, Abbasiyah, hingga Fathimi yah, sebelum
kemudian jatuh ke tangan tentara Salib.
Ketika Tanah Suci
dikuasai tentara Salib, kedua masjid tersebut berubah fungsi. Masjid
al-Aqsha pernah dijadikan istana Kerajaan Salib Yerusalem, sedangkan
Masjid Kubah batu diubah fungsinya menjadi gereja.
Setelah
Salahuddin al-Ayyubi merebut kembali Darussalam, Baitul Maqdis
dikembalikan ke fungsinya semula. Itu berlanjut ke dinasti-dinasti
berikutnya, hingga Ustmani. Setelah lepas dari kontrol Khilafah
Ustmani, nasib Tanah Suci menjadi tidak menentu.
Orang-orang
Yahudi yang tertindas di berbagai negara, bahkan mengalami nasib buruk
Ho locaust, justru mempraktikkan penindasan serupa atas penduduk
Palestina Muslim maupun Kristen.
Satu alasan pengusiran
itu: karena mereka bukan Yahudi, sebab mereka adalah goyim. Dan kini,
nasib Kompleks Masjid al-Aqsa pun berada di ujung tanduk. Di kompleks
ini, ada dua bukit dalam cerita biblikal. Yaitu Bukit Zion dan Bukit
Moria.
Sejumlah sumber menyebutkan bahwa kedua nama
tersebut merujuk bukit yang sama. Yang jelas, di atas bukit inilah dulu
berdiri Haykal Sulaiman (Temple of Mount). Di mana persisnya bukit
tersebut, ada yang menyebut tepat di bawah Masjid al-Aqsha, ada yang
menyebut persis di bawah Masjid Kubah Batu, ada pula yang menyebut di
antara Masjid al-Aqsha dan Masjid Kubah Batu.
Yang pasti,
bukit itu berada di dalam kompleks al-Haram al-Sharif. Saat ini,
penggalian paling intensif justru dilakukan di sekitar Masjid al-Aqsha.
Ataukah ini baru permulaan, dan hari-ha ri berikutnya kita akan menyak
sikan drama dan tragedi? Wallahu alam.