Tampilkan postingan dengan label ALGERIA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ALGERIA. Tampilkan semua postingan

Selasa, 23 April 2019

5 Miliarder Aljazair Rekan Eks Presiden Bouteflika Ditangkap



Presiden Abdelaziz Bouteflika bertepuk tangan saat upacara pelantikan di Aljeria 28 April 2014. [REUTERS / Louafi Larbi]
Presiden Abdelaziz Bouteflika bertepuk tangan saat upacara pelantikan di Aljeria 28 April 2014. [REUTERS / Louafi Larbi]

CB, Jakarta - Pemerintah Aljazair menangkap lima miliarder yang dekat dengan mantan Presiden Abdelaziz Bouteflika sebagai bagian dari investigasi korupsi.
Salah satu miliarder yang ditangkap bernama Issad Rebrab, pendiri dan direktur Cevital, salah satu perusahaan swasta terbesar Aljazair dan empat bersaudara dari keluarga Kouninef. Mereka ditangkap pada hari Senin.
Menurut laporan yang dikutip dari Al Jazeera, 23 April 2019, Reda, Abdelkader, Karim dan Tarek Kouninef adalah lingkaran mantan Presiden Abdelaziz Bouteflika. Sementara Rebrab, adalah pemilik salah satu surat kabar Liberte, yang menentang pemilihan ulang presiden pada 2014.

Dalam kicauan Twitter, Rebrab menolak dirinya ditahan dan mengklaim dia sukarela menjawab panggilan polisi untuk memberikan bukti kasus penyediaan peralatan industri yang disita darinya pada Juni 2019.
Namun televisi swasta Ennahar TV melaporkan lima orang ditahan oleh pihak berwenang dan telah dihadirkan di pengadilan dan didakwa kejaksaan agung. Namun tidak dilaporkan rincian dakwaan terhadap kelimanya.

Issad Rebrab, Kepala Eksekutif Cevital.[REUTERS / Thierry Gouegnon]



France24 melaporkan, jaksa penuntut sedang menyelidiki pengaruh orang dalam untuk mendapatkan keuntungan yang tidak semestinya dan penyalahgunaan real estat.
Keluarga Kouninef sangat berpengaruh dan keempat bersaudara ini terlibat dalam segala hal mulai dari agribisnis hingga teknik sipil.
Mereka dikatakan dekat dengan Said Bouteflika, adik lelaki dan mantan penasihat presiden yang mengundurkan diri pada 2 April setelah berminggu-minggu demonstrasi.

Penangkapan dilakukan tak lama setelah panglima militer Aljazair, Letnan Jenderal Gaid Salah, pekan lalu mengumumkan bahwa anggota elit penguasa di negara penghasil minyak dan gas alam akan dituntut karena korupsi.
Pengadilan Aljazair telah memanggil mantan Perdana Menteri Ahmed Ouyahia dan Menteri Keuangan Aljazair saat ini Mohamed Loukal, dua rekan dekat Bouteflika, dalam penyelidikan dugaan penyalahgunaan uang publik, menurut televisi pemerintah pada Sabtu.



Credit  tempo.co




Rabu, 10 April 2019

Presiden Sementara Aljazair Dituntut Mundur


Demonstrasi menuntut presiden sementara Aljazair mundur.
Demonstrasi menuntut presiden sementara Aljazair mundur.
Foto: AP Photo/Toufik Doudou

Presiden baru Aljazair dituding bagian dari rezim presiden Abdelaziz Bouteflika.




CB, ALJIR -- Ribuan warga Aljazair melakukan aksi demonstrasi di Ibu Kota Aljir pada Selasa (9/4). Mereka menuntut presiden sementara negara tersebut, yakni Abdelkader Bensalah, mundur dari jabatannya.


Para demonstran menganggap Bensalah merupakan bagian dari rezim mantan presiden Abdelaziz Bouteflika yang mengundurkan diri pekan lalu setelah memerintah selama 20 tahun. “Mengangkat Bensalah akan memicu kemarahan dan itu bisa meradikalisasi para pengunjuk rasa,” kata Hassen Rahmine, seorang sopir taksi yang berpartisipasi dalam demonstrasi.

Djilali Chemime, seorang mahasiswa yang turut serta dalam demonstrasi menyatakan menolak kepemimpinan Bensalah. “Dengan mempertahankan penjaga lama seperti Bensalah, sistem akan bertanggung jawab atas segala konsekuensi buruk. Kami tidak akan menyerah,” ujarnya.

Sejumlah demonstran mengusung poster bertuliskan “Anda pergi, berarti Anda pergi”, mengacu pada Bouteflika serta Bensalah. Aparat keamanan sempat menyemburkan meriam air guna membubarkan massa. Aksi demonstrasi pun berakhir menjelang sore.


Bouteflika telah mengundurkan diri dari kursi kepresidenan pekan lalu. Keputusan itu diambil setelah rakyat Aljazair melakukan unjuk rasa selama beberapa pekan menuntut Bouteflika mundur dari jabatannya.


Setelah resmi mundur, dia meminta maaf kepada rakyat Aljazair. “Saya meminta maaf kepada Anda atas segala kegagalan terhadap Anda. Saya meninggalkan panggung politik tanpa kesedihan atau ketakutan, untuk masa depan negara kita,” ujar Bouteflika.


Pascapengunduran diri Bouteflika, parlemen menunjuk Bensalah selaku ketua tinggi majelis perlemen untuk menjabat sebagai presiden sementara hingga pilpres diselenggarakan. Hal itu sejalan dengan konstitusi Aljazair.


Bensalah pun telah mengatakan akan bekerja untuk menghelat pilpres sesegera mungkin. “Kita harus bekerja untuk memungkinkan rakyat Aljazair untuk memilih presiden mereka sesegera mungkin,” ucapnya di hadapan parlemen.


Credit  republika.co.id



Rakyat Aljazair Tolak Presiden Sementara


Seorang pengunjuk rasa mengonfrontasi polisi saat demonstrasi mahasiswa di Aljir, Aljazair, Selasa (9/4). Massa menolak penunjukan Abdelkader Bensalah sebagai presiden sementara.
Seorang pengunjuk rasa mengonfrontasi polisi saat demonstrasi mahasiswa di Aljir, Aljazair, Selasa (9/4). Massa menolak penunjukan Abdelkader Bensalah sebagai presiden sementara.
Foto: AP Photo/Mosa'ab Elshamy

Rakyat Aljazair menentang presiden sementara karena dia bagian kelompok berkuasa.





CB, ALJIR -- Ribuan pengunjuk rasa menolak presiden sementara Aljazair pilihan parlemen setelah pengunduran diri presiden Abdelaziz Bouteflika, Selasa (9/4). Mereka menuntut perubahan radikal setelah dominasi lingkaran dalam pemimpin yang sakit-sakitan itu selama beberapa dekade.

Penunjukan Ketua Majelis Tinggi Abdelkader Bensalah sesuai dengan konstitusi Aljazair. Namun, banyak orang menentangnya karena dia bagian dari kelompok berkuasa yang telah mendominasi Aljazair sejak kemerdekaan dari Prancis pada 1962.

Pemilihan Bensalah membuat marah banyak orang sementara protes-protes berkembang di bagian tengah Aljir. "Penunjukkan Bensalah akan memicu kemarahan dan ini bisa membuat radikal para pemrotes," kata Hassen Rahmine, sopir taksi.

Pertanyaan besar ialah bagaimana militer yang kuat di Aljazair -yang dipandang sebagai pemain di belakang panggung yang sangat efektif dalam politik - akan bereaksi atas penunjukan Bensalah dan penentangan yang meningkat. "Saya mengucapkan terima kasih kepada tentara dan semua lembaga keamanan atas tugas-tugas mereka," kata Bensalah.

Kepala Staf Angkatan Darat Letnan Jenderal Gaid Salah secara hati-hati mengelola pengunduran Boutelika, yang terjadi setelah aksi-aksi unjuk rasa sebagian besar damai, selama enam pekan. Salah telah menyatkan dukungan bagi para pemrotes yang ingin mengganti semua sisa-sisa sebuah sistem yang telah melayani tokoh-tokoh partai yang memerintah, tentara, pengusaha abesar dan para pemimpin serikat pekerja yang membantu Bouteflika tetap bertahan selama 20 tahun. Berdasarkan undang-undang Aljazair, Bensalah akan menjadi presiden sementara sampai pemilihan diadakan.



Credit  republika.co.id



Aljazair Tunjuk Ketua Parlemen sebagai Presiden Sementara


Aljazair Tunjuk Ketua Parlemen sebagai Presiden Sementara
Abdelkader Bensalah ditunjuk menjadi presiden sementara Aljazair. Foto/Istimewa

ALJIR - Parlemen Aljazair telah menunjuk pemimpin parlemen negara itu, Abdelkader Bensalah, untuk menggantikan mantan Presiden Abdelaziz Bouteflika sebagai pemimpin sementara negara itu.

Bouteflika, yang berkuasa selama 20 tahun, mengundurkan diri pekan lalu setelah serangkaian protes anti-pemerintah.

Bensalah akan memimpin negara itu selama masa transisi menjelang pemilihan presiden.

"Saya ingin bekerja untuk memenuhi kepentingan rakyat," ujar Bensalah seperti dikutip dari BBC, Rabu (10/4/2019).

"Ini adalah tanggung jawab besar yang dituntut oleh konstitusi saya," imbuhnya.

Bensalah dijadwalkan berada di kantor selama 90 hari.

Begitu pengangkatan Bensalah diumumkan, pengunjuk rasa turun ke jalan menuntut "Bensalah pergi".

Menurut analis Aljazair, James McDougall, dari awal protes pada Februari, para demonstran tidak hanya berfokus pada Bouteflika yang sakit.

Spanduk dan postingan di dunia maya menuntut diakhirinya "sistem", atau "Le Pouvoir", yang berarti bahwa semua orang di sekitar mantan presiden juga harus pergi.

Tuduhan itu menilai Bouteflika digunakan sebagai front untuk sekelompok pengusaha, politisi dan pejabat militer, yang dikatakan benar-benar menjalankan negara. 




Credit  sindonews.com



Jumat, 05 April 2019

Pemimpin Sementara Aljazair Hadapi Tekanan Rakyat


Foto dari televisi negara ENTV menunjukkan Presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika duduk di kursi roda saat mengajukan surat pengunduran dirinya kepada Presiden Dewan Konstitusional Tayeb Belaiz, Selasa (2/4).
Foto dari televisi negara ENTV menunjukkan Presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika duduk di kursi roda saat mengajukan surat pengunduran dirinya kepada Presiden Dewan Konstitusional Tayeb Belaiz, Selasa (2/4).
Foto: ENTV via AP
Abdelaziz Bouteflika mundur dari jabatan presiden Aljazair setelah didemo rakyat.



CB, ALJIR — Pemerintah sementara Aljazair sedang menghadapi banyak tekanan oleh masyarakat di negara itu, setelah mantan presiden Abdelaziz Bouteflika resmi mengundurkan diri. Banyak dari mereka yang menuntut pengganti pria berusia 82 tahun itu adalah sosok yang tentunya lebih baik dalam segala hal.

“Kami menginginkan seorang presiden yang mengerti apa yang kami inginkan,” ujar Bouzid Abdoun, warga Aljazair yang berprofesi sebagai seorang insinyur di perusahaan energi negara Sonelgaz.

Abdoun menuturkan bahwa banyak orang yang tetap ingin tinggal di Aljazair dan tak akan bermigrasi ke Eropa. Aljazair telah dilanda gelombang protes dalam enam pekan terakhir, di mana masyarakat menginginkan reformasi demokratis di negara itu.

Bouteflika mengakhiri jabatan setelah 20 tahun berkuasa sebagai presiden Aljazair pada Selasa (2/4). Pengunduran dirinya didorong oleh militer dan kini negara itu berada dalam kekuasaan pemerintah sementara hingga pemilihan digelar tiga bulan ke depan.

Para pengunjuk rasa telah menyuarakan penolakan jika presiden baru di negara itu berasal dari ‘le pouvoir’ atau julukan populer bagi veteran perang berusia lanjut, taipan bisnis, serta fungsionaris partai Front Pembebasan Nasional (FLN). Mereka juga mengatakan tidak menerima pemerintah sementara untuk melanjutkan kekuasaan.

“Aksi protes damai akan terus berlanjut,” ujar warga bernama Mustapha Bouchachi yang juga memimpin sejumlah aksi protes.

Sementara itu, mantan ketua partai FLN, Ali Benflis mengatakan sejumlah tokoh penting di Aljazair harus mundur. Mereka di antaranya adalah ketua majelis tinggi yang mendukung Bouteflika, Abdelkader Bensalah, perdana menteri sementara Noureddine Bedoui, dan ketua dewan konstitusi Tayeb Belai.

“Warga Aljazair baru saja menutup salah satu bab paling kelam dalam sejarah negara ini,” ujar Benflis.

Pengunjuk rasa secara khusus menolak Bedoui untuk melanjutkan kekuasaan dalam pemerintahan Aljazair. Banyak yang melihat dirinya sebagai pendukung lingkaran kekuasaan. Saat menjadi menteri dalam negeri, ia juga dinilai telah mengawasi pemilihan agar tidak berjalan secara bebas dan adil.

Aljazair telah dilanda gelombang protes besar-besaran, di mana warga melakukan demonstrasi menuntut Bouteflika mundur dari jabatannya. Setelah memimpin negara tersebut selama 20 tahun, dia berencana mencalonkan diri kembali menjadi presiden.

Demonstrasi yang semakin tak terkendali, ditambah hilangnya dukungan dari militer, memaksa Bouteflika mengundurkan diri. Dewan Konstitusi Aljazair telah menerima pengunduran dirinya. Dewan juga telah mengumumkan kepada parlemen jabatan presiden secara resmi kosong.

Dalam pidato perpisahannya, Bouteflika meminta maaf kepada rakyat dan rekan-rekan pemerintahan atas kegagalan yang dilakukan selama ini. Ia mengucapkan selamat tinggal dan sekaligus berterima kasih kepada warga Aljazair dalam 20 tahun terakhir.

“Aljazair akan memiliki presiden baru dan saya berdoa agar tuhan akan membantunya mengejar ambisi dan harapan anak-anak pemberani," ujar Bouteflika.

Bouteflika menjadi salah satu pemimpin negara yang tetap berhasil berkuasa saat Arab Spring atau Musim Semi Arab terjadi pada 2011. Dalam gerakan tersebut, sejumlah pemimpin di negara-negara Timur Tengah, khususnya di sekitar Aljazair ditumbangkan.





Credit  republika.co.id






Kamis, 04 April 2019

Bouteflika Minta Maaf kepada Rakyat Aljazair



Foto dari televisi negara ENTV menunjukkan Presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika duduk di kursi roda saat mengajukan surat pengunduran dirinya kepada Presiden Dewan Konstitusional Tayeb Belaiz, Selasa (2/4).
Foto dari televisi negara ENTV menunjukkan Presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika duduk di kursi roda saat mengajukan surat pengunduran dirinya kepada Presiden Dewan Konstitusional Tayeb Belaiz, Selasa (2/4).
Foto: ENTV via AP
Demonstrasi yang semakin tak terkendali memaksa Bouteflika mengundurkan diri.



CB, ALJIR – Mantan presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika meminta maaf kepada rakyat dan rekan senegaranya atas kegagalan yang dilakukannya selama dua dekade memimpin negara tersebut. Hal itu dia ungkapkan dalam surat perpisahan publik yang dirilis kantor berita Aljazair, APS, pada Rabu (3/4).

“Saya meminta maaf kepada Anda atas segala kegagalan terhadap Anda. Saya meninggalkan panggung politik tanpa kesedihan atau ketakutan, untuk masa depan negara kita,” ujar Bouteflika dalam suratnya, dilaporkan laman Aljazirah.

Selama beberapa pekan lalu, rakyat Aljazair melakukan demonstrasi menuntut Bouteflika mundur dari jabatannya. Setelah memimpin negara tersebut selama 20 tahun, dia berencana mencalonkan diri kembali menjadi presiden.

Demonstrasi yang semakin tak terkendali, ditambah hilangnya dukungan dari militer, memaksa Bouteflika mengundurkan diri. Dewan Konstitusi Aljazair telah menerima pengunduran dirinya. Dewan juga telah mengumumkan kepada parlemen jabatan presiden secara resmi kosong.



photo
Demonstran dan polisi antihuru-hara dalam protes menuntut lengsernya Presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika di Aljir, Aljazair, 29 Maret 2019.

Konstitusi Aljazair mengatur ketua majelis tinggi parlemen, dalam hal ini Abdelkader Bensalah, harus bertindak sebagai pemimpin sementara. Jabatan tersebut dia emban selama 90 hari di mana pemilihan presiden harus diselenggarakan.

Sekitar 20 kelompok masyarakat sipil Aljazair menolak proses transisi dengan mempertahankan struktur yang sama. “Pengunduran diri Bouteflika adalah kemenangan pertama, tapi itu tidak cukup,” kata mereka dalam pernyataan bersama.

Mantan kepala partai Front Pembebasan Nasional (FLN) Ali Benfis mengatakan, tokoh-tokoh yang memiliki kedekatan dengan Bouteflika tidak boleh dilibatkan dalam proses transisi kekuasaan. “Rakyat Aljazair baru saja menutup salah satu bab paling gelap dalam sejarah kita,” katanya seraya menyebut aksi demonstrasi yang berlangsung selama berpekan-pekan merupakan revolusi rakyat yang damai.


Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memuji hasrat rakyat Aljazair dalam menghendaki perubahan. Dia berharap proses transisi berlangsung damai, demokratis, dan mencerminkan rakyat Aljazair.




Credit  republika.co.id



Wakil Menhan Aljazair serukan penerapan segera Pasal 7,8 dan 102 UUD


Wakil Menhan Aljazair serukan penerapan segera Pasal 7,8 dan 102 UUD
Wakil Menteri Pertahanan Nasional, Kepala Staf Tentara Nasional Rakyat Aljazair, Letnan Jenderal Ahmed Gaid Salah. (APS - Aljazair)



Aljiers (CB) - Wakil Menteri Pertahanan Nasional, Kepala Staf Tentara Nasional Rakyat Aljazair, Letnan Jenderal Ahmed Gaid Salah, pada Selasa (2/4) menyerukan "penerapan segera penyelesaian undang-undang dasar", yang diusulkan oleh Angkatan Darat.

Ia mengusulkan penerapan Pasal 7,8 dan 102 Undang-Undang Dasar Aljazair dan peluncuran "proses yang menjamin penanganan urusan Negara dalam kerangka kerja keabsahan undang-undang dasar", kata satu komunike Kementerian Pertahanan Nasional (MDN).

"Oleh karena itu, kami percaya bahwa tak perlu lagi menyia-nyiakan waktu dan bahwa penyelesaian konstitusional yang diusulkan, terutama penerapan Pasal 7,8 dan 102, harus dilaksanakan secepatnya dan proses jaminan penanganan urusan Negara dalam kerangka kerja keabsahan UUD," kata Letjen yang memimpin pertemuan di Markas Staf Militer.

Pertemuan itu telah dihadiri oleh Para Komandan Angkatan Bersenjata, Komandan Wilayah Militer, Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Nasional dan kepada dua departemen Staf Militer, kata sumber yang sama, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Aljazair, APS --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu malam.

"Jadi, keputusan kami jelas dan tak bisa diubah, kami akan mendukung rakyat sampai tuntutan mereka sepenuhnya dikabulkan," kata Gaid Salah. Ia menambahkan, "Sebagai putra rakyat dan tanggung jawab sejarah yang diwakilinya, saya hanya bisa mendukung rakyat ini, yang kesabaran mereka telah berakhir sangat lama dan yang telah menderita demikian banyak akibat bermacam pengadilan sebab sudah tiba waktunya buat mereka untuk memperoleh kembali hak konstitusional sah mereka dan kedaulatan penuh mereka."

"Akhirnya, kami sekali lagi menyampaikan bahwa pendekatan kami untuk menemukan penyelesaian bagi krisis ini, secara eksklusif dan ketat berpangkal dari kesetiaan pada tanah air dan hanya pada tanah air sebab kami sangat percaya pada kemampuan rakyat Aljazair untuk melewati krisis, tak peduli seberapa serius itu, berkat rujukan peradaban dan sejarahnya serta sumber manusianya yang diilhami oleh patriotisme," katanya.



Credit  antaranews.com



Bouteflika mengundurkan diri sebagai presiden Aljazair setelah didemo


Bouteflika mengundurkan diri sebagai presiden Aljazair setelah didemo
Para dokter membawa bendera nasional saat mereka berdemonstrasi menuntut Presiden Abdelaziz Bouteflika untuk mengundurkan diri di Algiers, Algeria, Selasa (19/3/2019). (REUTERS/ZOHRA BENSEMRA)



Aljir (CB) - Presiden Aljazair Abdelaziz Bouteflika pada Selasa mengundurkan diri, menyerah terhadap gelombang besar tekanan masyarakat setelah unjuk rasa massal berminggu-minggu menentang kepemimpinannya yang telah berlangsung 20 tahun.

Pemimpin berusia 82 tahun itu mengumumkan pengunduran dirinya dalam taklimat yang disiarkan kantor berita pemerintah APS, sesaat setelah kepala staf tentara menghendaki aksi secepatnya untuk menyingkirkannya dari kedudukan.

Pada Senin, Bouteflika yang kesehatannya buruk dan jarang menampakkan diri di hadapan umum sejak mengalami stroke pada 2013, menyatakan akan berhenti sebelum akhir jabatannya pada 28 April.

Namun kepala staf militer Letnan Jenderal Ahmed Gaed Salah mengatakan bahwa taklimat tersebut telah diterbitkan oleh "pihak-pihak di luar undang-undang dan tidak sah", menurut APS.

"Tidak ada lagi tempat untuk buang-buang waktu ... kami memutuskan dengan jelas, untuk berpihak pada rakyat sehingga seluruh kehendak mereka harus dipenuhi," kata Salah setelah suatu rapat bersama para pejabat tinggi.

Ratusan warga Aljazair turun ke jalan-jalan di Ibu Kota setelah pengunduran Bauteflika, melambai-lambaikan bendera Aljazair atau berkendara dengan konvoi di pusat kota tempat mereka mulai melakukan unjuk rasa massal pada 22 Februari.

"Keputusan Bouteflika (untuk mundur pada akhir masa jabatan) tidak akan mengubah apa pun," kata Mustapha Bouchachi, seorang pengacara dan pimpinan unjuk rasa kepada Reuters sebelumnya pada Selasa.

Pengunduran diri Bouteflika ini akan menempatkan Abdelkader Bensalah, ketua Majelis Tinggi, sebagai pejabat presiden selama 90 hari sampai pemilihan umum diselenggarakan.

Penunjukkan Bouchachi sebagai pegemban pemerintahan adalah langkah untuk melanggengkan sistem politik saat ini.

"Yang penting bagi kami adalah kami tidak menerima (pengembang baru) pemerintah. Unjuk rasa damai akan terus berlanjut."

Sebagai veteran perang kemerdekaan, Bouteflika ditunjuk menjadi presiden pertama pada 1999 dan menempatkan dirinya sendiri dengan mengakhiri perang saudara terhadap kelompok Islam fanatik yang telah menewaskan sekitar 200.000 nyawa.

Namun negara tersebut tetap terperosok dalam korupsi dan dalam isyarat bahwa pemerintahan Bouteflika akan berakhir, sejumlah penguasa yang dekat dengan kubunya telah dicekal melakukan perjalanan ke luar negeri dalam beberapa hari terakhir, sebagai upaya memberantas sekutu-sekutunya.

"Komplotan itu telah mengeruk banyak uang dan mengambil banyak keuntungan dengan ketertutupannya dengan pembuat keputusan," kata Salah, menurut APS, merujuk pada para pengusaha yang tidak disebutkan namanya.

Demo-demo itu terjadi oleh desakan kaum muda dan para pengacara yang menghendaki penyingkiran para elit penguasa yang selama ini dipandang sebagai kelompok yang tifak tersentuh oleh warga biasa dan menguasai perekonomian dengan praktik kroni.




Credit  antaranews.com



Rabu, 27 Maret 2019

Kepala Staf AD Aljazair serukan penggulingan Presiden Bouteflika

Kepala Staf AD Aljazair serukan penggulingan Presiden Bouteflika
Warga mengikuti aksi protes menuntut perubahan politik segera di Algiers, Aljazair, Selasa (12/3/2019). (REUTERS/ZOHRA BENSEMRA)




Aljier, Aljazair (CB) - Kepala staf Angkatan Darat Aljazair mengatakan jabatan presiden mesti diumumkan kosong, tindakan paling akhir dalam upaya untuk membuat presiden Abdul Aziz Bouteflika meletakkan jabatan.

Kepala Staf Gaid Dalah berusaha menerapkan Pasal 102 Undang-Undang Dasar Aljazair, yang menetapkan bahwa seorang presiden dapat dilengserkan dari jabatan jika ia tak bisa melaksanakan tugas-tugasnya.

Seruannya disiarkan oleh stasiun televisi El-Bilad saat ia berbicara di hadapan para perwira militer, demikian laporan Africanews --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu pagi. Banyak pengamat politik berpendapat bahwa itu bisa menjadi alasan utama Bouteflika dipaksa mundur.

"Penyelesaian tersebut, yang harus disahkan untuk mengakhiri dan menjawab tuntutan sah rakyat Aljazair adalah penyelesaian yang menjamin kedaulatan Undang-Undang Dasar dan berlanjutnya kehidupan negara," kata Gaid Salah.

Negara Afrika Utara itu telah berbulan-bulan dirongrong protes untuk menuntut pengunduran diri segera Bouteflika pada saat ia sedang mempersiapkan diri untuk maju dalam pemilihan umum April.

Presiden yang telah lama memerintah tersebut dan menghadapi tekanan yang meningkat pada awal Maret mengumumkan ia takkan mencalonkan diri dalam pemilihan presiden tapi ia akan tetap memangku jabatan sampai penggantinya dipilih.




Credit  antaranews.com




Jumat, 04 Januari 2019

PBB: Imigran Arab 'Hilang' Saat Mencari Suaka di Algeria


Aljazair
Aljazair
Seratus imigran itu telah diusir karena dicurigai sebagai militan.



CB, PBB -- Badan pengungsi PBB (UNHCR) mengungkapkan kekhawatiran atas keselamatan 100 warga Arab yang hilang setelah mencari suaka di Aljazair. Pejabat lokal mengatakan, para migran tersebut tak diterima di Aljazair.


"Sekitar 120 warga Suriah, Palestina dan Yaman tertahan di Tamanrasset Center di selatan Aljazair sebelum di bawa ke area dekat pos perbatasan Guezzam pada 26 Desember," ungkap UNHCR dalam pernyataan resmi seperti dilansir The National.

UNHCR mengungkapkan dari 120 migran tersebut, 20 di antaranya masih terdampar di gurun. Gurun ini terlekat beberapa kilometer dari pos perbatasan Guezzam. "100 individu lainnya yang dibawa ke perbatasan tak ada penjelasannya," papar UNHCR.

Pejabat Kementerian Dalam Negeri Aljazair Hacen Kacimi mengungkapkan bahwa 100 orang tersebut telah diusir karena dicurigai berkaitan dengan kelompok militan. Keseratus orang yang diusir tersebut sebagian besar merupakan warga Suriah dari Aleppo.

Kacimi mengatakan, para imigran tersebut masuk ke Aljazair secara ilegal. Mereka telah menjalani sidang pada September lalu dan pengadilan memutuskan agar mereka diusir.



Komentar ini diungkapkan setelah Algerian League for Defence of Human Right mengecam deportasi 50 imigran ke Niger. Imigran yang dideportasi termasuk perempuan adan anak-anak.
Oktober lalu, PBB mendesak Aljazair untuk berhenti mengusir imigran Afrika secara kolektif di area perbatasan dengan Niger. Pernyataan ini dikeluarkan setelah kelompok kanan menuduh Aljazair mengumpulkan ribuan orang kemudian membuang mereka ke gurun.

Aljazair yang tak memiliki aturan suaka tengah menghadapi lonjakan imigran dari sub-Sahara dalam beberapa tahun erakhir. Diperkirakan ada sekitar 100 ribu imigran yang masuk ke negara tersebut dalam beberapa tahun belakangan.






Credit  republika.co.id