Tampilkan postingan dengan label ICAO. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ICAO. Tampilkan semua postingan

Selasa, 19 Februari 2019

Amerika Halangi Upaya ICAO Tingkatkan Penerbangan Korea Utara


Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengunjungi Industri Perikanan Tangkap di daerah Donghae, Korea Utara, 1 Desember 2018. KCNA via REUTERS
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengunjungi Industri Perikanan Tangkap di daerah Donghae, Korea Utara, 1 Desember 2018. KCNA via REUTERS

CB, Jakarta - Amerika Serikat memblokade upaya PBB yang ingin meningkatkan penerbangan sipil di Korea Utara. Penolakan itu disampaikan ketika Pyongyang ingin membuka kembali wilayah udaranya untuk penerbangan asing.
Sumber mengatakan kepada Reuters, keputusan Amerika Serikat ini adalah bagian dari taktik untuk terus menekan Korea Utara menjelang diselenggarakannya pertemuan kedua antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Pertemuan keduanya rencananya akan dilakukan di Vietnam pada akhir Februari 2019. Dalam pertemuan ini Washington ingin mengunci dengan sungguh-sungguh komitmen Pyongyang agar mau mengesampingkan program nuklir dan rudalnya.

Ilustrasi pesawat Antonov An-12BP. (Wikimedia Commons)


Organisasi Penerbangan Sipil Internasional PBB atau ICAO yang beranggotakan 192 negara telah bekerja sama dengan Pyongyang untuk membuka sebuah rute penerbangan baru sehingga pesawat-pesawat sipil bisa melintasi wilayah udara Korea Utara dan Korea Selatan. Selama ini, maskapai selalu mengambil rute tidak langsung menghindari wilayah udara Korea Utara agar terhindari dari ancaman peluncuran rudal-rudal, dimana hal ini pernah dilihat langsung oleh beberapa penumpang pesawat.

Jika saat ini ruang udara Korea Utara sudah dianggap aman, maka maskapai internasional aman berlalu-lintas saat melayani penerbangan antara Asia, Eropa dan Amerika Utara. Sedangkan bagi Korea Utara hal ini sama dengan menghidupkan kembali industri penerbangan komersial negara itu sendiri.
Korea Utara memiliki populasi lebih dari  25 juta jiwa, namun perekonomian negara itu telah dibekukan oleh serangkaian sanksi karena program uji coba nuklir dan rudal balistik. ICAO yang bermarkasi di Montreal, Kanada, mengatakan pihaknya telah membantu meningkatkan sistem penerbangan Korea Utara diantaranya dengan memberikan pelatihan pada militer dan staf penerbangan sipil. Pyongyang juga pernah meminta kepada ICAO akses pada grafik penerbangan yang dibuat oleh Amerika Serikat.
Sumber lain mengatakan Amerika Serikat kecewa pada ICAO karena telah membantu Korea Utara dengan program penerbangannya. Sebab yang Washington inginkan saat ini adalah menarik seluruh insentif dan kemudahan yang diberikan pada Pyongyang hingga negara itu membuat kemajuan dalam denuklirisasi. ICAO tidak dapat memaksakan aturan yang mengikat pada pemerintah, tetapi menerapkan pengaruh melalui standar keselamatan dan keamanan yang disetujui oleh negara-negara anggotanya.





Credit  tempo.co