CB, Jakarta - Militer Amerika Serikat
memberikan Kontrak Penjualan Militer Luar Negeri sebesar US$ 307 juta
atau sekitar Rp 4,4 triliun kepada Raytheon untuk memasok lebih banyak
rudal anti-tank Javelin ke Ukraina, Estonia dan Lithuania serta ke
Australia, Turki dan Taiwan.
"Raytheon-Lockheed Martin Javelin JV, Tucson, Arizona, diberikan modifikasi US$ 307,535,950 (Rp 4,4 triliun) untuk Penjualan Militer Asing (Australia, Estonia, Lithuania, Turki Taiwan dan Ukraina) kontrak untuk Sistem Produksi Senvel Javelin," kata Departemen Pertahanan AS, seperti dilansir Sputniknews, 25 Juli 2018.
Penjualan rudal buatan AS disetujui pada Maret 2018 oleh Departemen Luar Negeri AS dengan harga perkiraan US$ 47 juta atau Rp 679 miliar. Termasuk dalam penjualan adalah 210 rudal dan 37 peluncur.Sistem anti-tank Javelin, yang diciptakan bersama oleh Perusahaan Raytheon dan Lockheed Martin, menggunakan hulu ledak anti-tank berdaya ledak tinggi, yang mampu menghancurkan kendaraan lapis baja modern dengan menyerang dari sisi atas.
Sistem rudal antitank Javelin [AP via TASS]
Proses kliring penjualan ke Ukraina dilakukan oleh oleh pemerintahan Donald Trump pada Desember 2017.
Rusia telah berulang kali memperingatkan terhadap pasokan senjata mematikan ke Ukraina dam mengatakan langkah ini akan meningkatkan eskalasi konflik militer di wilayah timur Donbass di Ukraina. Langkah ini juga ditentang oleh sejumlah pejabat Eropa.
Dilansir dari TASS, pada akhir April, juru bicara Departemen Luar Negeri AS menegaskan bahwa pemerintah AS telah mengirim gelombang pertama dari sistem rudal anti-tank Javelin kepada Ukraina.Presiden Ukraina Pyotr Poroshenko mengkonfirmasi telaj menerima kiriman pertama sistem rudal anti-tank Javelin buatan AS. Namun, dia tidak mengatakan berapa banyak Javelin yang dipasok ke Ukraina.
"Raytheon-Lockheed Martin Javelin JV, Tucson, Arizona, diberikan modifikasi US$ 307,535,950 (Rp 4,4 triliun) untuk Penjualan Militer Asing (Australia, Estonia, Lithuania, Turki Taiwan dan Ukraina) kontrak untuk Sistem Produksi Senvel Javelin," kata Departemen Pertahanan AS, seperti dilansir Sputniknews, 25 Juli 2018.
Penjualan rudal buatan AS disetujui pada Maret 2018 oleh Departemen Luar Negeri AS dengan harga perkiraan US$ 47 juta atau Rp 679 miliar. Termasuk dalam penjualan adalah 210 rudal dan 37 peluncur.Sistem anti-tank Javelin, yang diciptakan bersama oleh Perusahaan Raytheon dan Lockheed Martin, menggunakan hulu ledak anti-tank berdaya ledak tinggi, yang mampu menghancurkan kendaraan lapis baja modern dengan menyerang dari sisi atas.
Sistem rudal antitank Javelin [AP via TASS]
Proses kliring penjualan ke Ukraina dilakukan oleh oleh pemerintahan Donald Trump pada Desember 2017.
Rusia telah berulang kali memperingatkan terhadap pasokan senjata mematikan ke Ukraina dam mengatakan langkah ini akan meningkatkan eskalasi konflik militer di wilayah timur Donbass di Ukraina. Langkah ini juga ditentang oleh sejumlah pejabat Eropa.
Dilansir dari TASS, pada akhir April, juru bicara Departemen Luar Negeri AS menegaskan bahwa pemerintah AS telah mengirim gelombang pertama dari sistem rudal anti-tank Javelin kepada Ukraina.Presiden Ukraina Pyotr Poroshenko mengkonfirmasi telaj menerima kiriman pertama sistem rudal anti-tank Javelin buatan AS. Namun, dia tidak mengatakan berapa banyak Javelin yang dipasok ke Ukraina.
Credit tempo.co