Tampilkan postingan dengan label ALBANIA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ALBANIA. Tampilkan semua postingan

Senin, 13 Mei 2019

Demonstran Lempar Bom ke Kantor PM Albania


Demonstran Lempar Bom ke Kantor PM Albania
Demonstran melemparkan bom ke kantor PM Albania. (REUTERS/Stringer)



Jakarta, CB -- Pengunjuk rasa oposisi Albania melempari pintu masuk kantor Perdana Menteri Edi Rama dengan bom bensin, Sabtu (11/5) kemarin.

Hal itu dilakukan setelah aksi mereka meminta PM Edi Rama mengundurkan diri karena dugaan penipuan dan korupsi Pemilu selama tiga bulan belakangan tak membuahkan hasil.

Para pengunjuk rasa meneriakkan "Kami menginginkan Albania Eropa" sebagai slogan pedemo pro-demokrasi. Pedemo menggunakan topeng dan melemparkan bom bensin, petasan, dan mengecat pintu masuk pemerintah dan parlemen.


Belasan polisi dan beberapa pengunjuk rasa sampai terluka karena aksi itu.

Riuh pedemo juga terlihat di dekat gedung parlemen. Sekelompok demonstran melempar bom bensin dan petasan, yang dibalas dengan gas air mata oleh para aparat kepolisian.

Setelah empat jam berunjuk rasa, pedemo berpindah ke kantor polisi Tirana untuk memprotes penangkapan pejabat Partai Demokrat.

Pemimpin oposisi Partai Demokrat Lulzim Basha mengatakan mereka bertekad terus melancarkan serangan yang lebih besar jika pemerintah terus menjauhkan Albania dari Eropa. 


"Kami di sini dengan misi membebaskan Albania dari kejahatan dan korupsi. Mengembalikan Albania dengan bagian Eropa lainnya," kata Basha seperti dilansir Reuters, Minggu (12/5).

Komisi Eropa merekomendasikan Albania memulai pembicaraan tahun lalu, namun Dewan Eropa menunda keputusan pada Juni tahun ini karena Albania merombak peradilannya guna mengeluarkan hakim yang korupsi.

PM Edi Rama berkomentar atas aksi itu. Katanya, "api tidak akan melukai pemerintahannya melainkan negaranya." Ia turut sedih ketika mendengar pemimpin oposisi memohon pemerintah mundur. 

Uni Eropa dan Amerika Serikat telah menyebut pemerintahan Rama sah dan mendesak oposisi kmbali ke parlemen dan mengikuti pemilihan lokal pada 30 Juni.

"Tujuan oposisi membuat demokrasi Albania lebih kuat bertentangan dengan kekerasan yang saat ini dilakukan pengunjuk rasa," kata Kedutaan besar Amerika Serikat melalui keterangan resmi.



Credit  cnnindonesia.com



Kamis, 11 April 2019

Cegah Perampokan, Albania Sebar Tentara untuk Jaga Bandara


Cegah Perampokan, Albania Sebar Tentara untuk Jaga Bandara
Pemerintah Albania memerintahkan pasukan untuk menjaga bandara internasional negara itu setelah insiden perampokan. Foto/Istimewa

TIRANA - Pemerintah Albania memerintahkan pasukan untuk menjaga bandara internasional negara itu dan mengkritik perusahaan China yang mengoperasikan fasilitas itu. Tindakan itu dilakukan sehari setelah perampok bersenjata menggasak tas uang yang akan dimuat ke dalam pesawat.

"Pemerintah tidak akan lagi membiarkan keamanan warga dan citra negara menderita," kata Menteri Pertahanan Olta Xhacka menanggapi peristiwa perampokan yang terjadi pada hari Selasa lalu, yang merupakan kedua kalinya dalam tiga tahun terakhir di bandara Tirana.

Dia bergabung dengan Menteri Dalam Negeri Sander Lleshaj dengan menyalahkan Bandara Internasional Tirana (TIA), yang dijalankan oleh perusahaan keuangan China Everbright Limited (CEL), karena tidak bertanggung jawab terus-menerus.

"Saya telah memerintahkan anggota polisi militer dan pasukan unit pasukan khusus untuk ditempatkan di sepanjang pagar keamanan bandara 'Mother Teresa'," kata Xhacka seperti dikutip dari Reuters, Kamis (11/4/2019).

CEL menolak dugaan kelalaian seperti yang dituduhkan Lleshaj, termasuk bahwa mereka gagal memberi tahu polisi tentang pembobolan. Perusahaan itu mengatakan telah meningkatkan langkah-langkah keamanan sejak insiden perampokan serupa di bandara pada Juni 2016.

“Bandara itu bukan milik orang China, itu milik semua orang Albania. Itu adalah bagian dari wilayah Albania dan dilindungi oleh hukum oleh Polisi Negara, seperti halnya setiap inci dari negara ini,” kata CEL dalam sebuah pernyataan.

Direktur kepolisian nasional, Ardi Veliu mengumumkan bahwa polisi mengambil alih lebih banyak tugas di bandara.

Dalam perampokan yang terjadi pada Selasa, sekelompok perampok yang terdiri dari empat orang menabrak gerbang kawat dan besi denga sebuah van, gambar menunjukkan. Mereka pergi dengan apa yang media lokal katakan adalah tujuh kantong uang berisi $11,27 juta milik empat bank. Uang tunai itu akan dimuat ke dalam pesawat Austrian Airlines untuk diterbangkan ke Wina.

Lufthansa's Austrian Airlines, sebuah unit dari Deutsche Lufthansa, tidak mengatakan berapa banyak uang yang dicuri, tetapi mengatakan bahwa mereka menghentikan pengangkutan barang-barang berharga dari Tirana.

"Sebagai tindakan segera, mulai sekarang tidak ada nilai pengiriman yang akan diangkut pada rute ini," kata maskapai itu.

Raiffeisen Bank International mengatakan pihaknya menjadi korban perampokan itu, tetapi juga tidak memberikan perincian tentang jumlah tersebut.

Polisi mengatakan salah satu perampok tewas dalam baku tembak ketika kelompok itu mengganti mobil dan polisi sedang mengejarnya. Kawanan perampok lainnya melarikan diri dan masih bebas. Tidak ada orang lain yang terluka dalam insiden itu.

Pelaku yang tewas, diidentifikasi sebagai Admir Murataj, adalah dalang dari setidaknya empat perampokan transportasi uang bank sejak 2015 dan merupakan pemimpin perampokan pada Selasa lalu, kata para pejabat.

Polisi mengatakan dia adalah seorang terpidana yang melarikan diri dari penjara di Yunani pada 2013 dan terus melakukan perampokan bank bersenjata di sana sebelum mulai merampok bank-bank di Albania. 



Credit  sindonews.com




Kamis, 20 Desember 2018

Albania Usir Dubes Iran atas Tuduhan Merusak Keamanan Nasional


Albania Usir Dubes Iran atas Tuduhan Merusak Keamanan Nasional
Ilustrasi hubungan Albania dan Iran. Foto/Mehrnews

TIRANA - Pemerintah Albania mengusir duta besar (dubes) dan diplomat Iran lain karena merusak keamanan nasional. Pengusiran dua diplomat Teheran itu diumumkan kementerian luar negeri setempat hari Rabu.

Kementerian Luar Negeri Albania tidak mengidentifikasi kedua diplomat Iran yang diusir. Kementerian itu juga tidak merinci tanggal kapan mereka diusir atau diwajibkan hengkang dari negara anggota NATO tersebut.

Namun, kementerian itu mengatakan kepada Reuters, yang dilansir Kamis (20/12/2018), bahwa mereka telah berkonsultasi dengan mitra aliansi mengenai keputusannya itu.

Seorang diplomat Iran yang dihubungi oleh Reuters tidak menjawab pertanyaan. Panggilan telepon ke Kedutaan Besar Iran di Tirana juga tidak dijawab.

Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat John Bolton yang memainkan peran utama dalam perintah Presiden AS Donald Trump untuk menarik Amerika Serikat keluar dari kesepakatan nuklir internasional 2015 dengan Iran, secara terbuka mendukung keputusan Albania.

Albania telah menampung sekitar 3.000 anggota kelompok oposisi terlarang Iran, Mujahidin-e Khalq. Kelompok itu selama ini diperangi rezim Teheran.

Bolton dan pengacara Trump; Rudy Giuliani, telah mengunjungi kelompok oposisi Iran itu di Albania. Kelompok itu telh membangun sebuah kamp besar di dekat desa Manze di Laut Adriatik. 




Credit  sindonews.com