Kamis, 26 Juli 2018

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan: Perlakuan Rasis Terhadap Mesut Özil Tidak Bisa Diterima



Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan: Perlakuan Rasis Terhadap Mesut Özil Tidak Bisa Diterima
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan: Perlakuan Rasis Terhadap Mesut Özil Tidak Bisa Diterima. Imago/Horstmüller

Presiden Recep Tayyip Erdogan pada hari Selasa (24/07) mengatakan ia telah berbicara melalui telepon dengan Mesut Özil dan mendukung keputusan pemain sepak bola tersebut untuk mundur dari tim nasional Jerman denganalasan rasisme.

Özil mengejutkan dunia sepakbola pada akhir pekan lalu dengan mengumumkan bahwa dia tidak akan bermain lagi untuk tim nasional Jerman setelah merasa diserang secara rasis usai pertemuannya dengan Erdogan dua bulan lalu.

Kasus Özil membelah pendapat di Jerman. Tetapi menerima tepukan hangat di Turki, yang pemerintahnya telah lama berkampanye melawan meningkatnya Islamophobia di Eropa.

"Tadi malam saya berbicara dengan Mesut. Sikapnya dalam pernyataan itu benar-benar patriotik, itu benar-benar perilaku terpuji," kata Erdogan, dikutip oleh kantor berita negara Anadolu.

"Aku mencium matanya," kata Erdogan, menggunakan istilah Turki untuk orang yang dicintai atau teman.

"Sikap rasis, islamofobia semacam ini terhadap seorang pemuda yang memberi begitu banyak bagi keberhasilan tim nasional Jerman tidak bisa diterima. Ini benar-benar tidak dapat diterima," tambahnya.

Özil, yang lahir di Jerman memiliki orang tua yang berasal dari Turki. Ia menapat kritik keras selama Piala Dunia, terutama atas foto kontroversial dengan Erdogan pada bulan Mei, yang hanya satu bulan menjelang pemilihan presiden dan parlemen di Turki.

Rekannya di timnas Jerman Ilkay Gundogan dari Manchester City juga hadir di pertemuan di London dengan Erdogan. Begitu juga striker Cenk Tosun dari Everton yang lahir di Jerman tetapi bermain untuk timnas Turki.

"Bagaimana Anda akan menjelaskan mengapa saya tidak boleh berfoto dengan Mesut, Ilkay dan Cenk Tosun yang berasal Turki di London? Itu tidak bisa ditolerir," kata Erdogan.

Mesut Özilmenyesalkan kurangnya dukungan dari presiden DFB Reinhard Grindel dan berkata, "Saya punya dua hati, satu Jerman dan satu Turki."

"Di mata Grindel (bos DFB Asosiasi Sepak Bola Jerman-Red) dan para pendukungnya, saya orang Jerman ketika kami menang, tetapi saya adalah imigran ketika kami kalah," kata Ozil, 29, menulis.

Tetapi DFB mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (23/07), bahwa mereka menolak "gagasan bahwa DFB terkait dengan rasisme".

Mundurnya Özil dari timnas mengejutkan pelatih Jerman Joachim Löw. "Baik pelatih nasional maupun saya tidak diberitahu sebelumnya," kata agen Löw Harun Arslan kepada harian Jerman, Bild.

Di kota asal leluhur Özil, Devrek di wilayah Zonguldak di pantai Laut Hitam Turki, pemerintah setempat telah mengubah baliho raksasa di "Mesut Ozil Avenue" dengan foto Erdogan bersama Özil.

"Kami menentang rasisme, diskriminasi agama dan kami mengutuk mereka yang bertindak dengan cara ini," kata walikota Mustafa Semerci, menurut kantor berita DHA. "Mesut, Anda tidak sendirian. Devrek, Turki dan bahkan dunia ada bersama Anda," tambahnya.

Menteri Kehakiman Turki Abdulhamit Gul pada hari Senin (23/07) memberi selamat kepada Özil, dengan mengatakan dia telah "mencetak gol paling indah melawan virus fasisme."

Sementara ketua Federasi Sepakbola Turki, Yildirim Demiroren yang sekutu dekat Erdogan, pada hari Selasa (24/07) mengutuk perlakuan terhadap Özil. "Setiap pemain, tidak peduli apakah mereka berada di mata publik atau tidak, memiliki hak untuk dilindungi dari pelecehan, diskriminasi, dan pesan yang mengekspresikan kebencian."

Özil, yang kini telah bergabung dengan tur pra-musim Arsenal di Singapura, pada hari Selasa (24/07) memposting tweet pertamanya sejak kehebohan itu meletus. "Pekerjaan pramusim," tulisnya tepat di atas gambar dirinya dalam latihan lari.




Credit  sindonews.com/dw