BERLIN
- Jenderal Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) di Eropa mengatakan,
penting untuk memastikan bahwa setiap jet tempur futuristis Inggris
kompatibel dengan jet tempur siluman F-35 Lockheed Martin. Alasannya,
Inggris merupakan sekutu di keanggotaan NATO.
Jenderal Tod Wolters, komandan pasukan Angkatan Udara AS dan NATO di Eropa, mengatakan kepada wartawan melalui teleconference bahwa dia telah menyaksikan peluncuran program pengembangan jet tempur baru Inggris.
Program jet tempur yang diberi nama "Tempest" diluncurkan minggu lalu di Farnborough Airshow di luar London.
Wolters mengatakan, para pejabat dari kedua negara telah membahas kemampuan tempur di udara oleh pesawat itu pada masa lalu. Mereka menyepakati perlunya sistem baru bisa yang bisa bekerja dengan senjata yang ada.
"Salah satu bahan utama yang harus masuk ke sistem futuristis adalah untuk memastikan bahwa itu dapat dioperasikan dengan sistem yang ada dan tentu saja sistem yang Inggris pegang," katanya, mengacu pada armada jet tempur F-35 yang sudah dimiliki Inggris.
"Ketika Inggris memutuskan untuk maju dengan sistem yang dapat disebut Tempest, kami berharap bahwa itu akan dapat diinteroperasikan mungkin dengan sistem besar yang baru saja mereka peroleh, F-35B," katanya, dikutip Reuters, Kamis (26/7/2018).
Jenderal Wolters yakin bahwa Inggris sangat memperhatikan masalah ini, yang dia sebagai masalah "kritis".
Inggris menyatakan, pihaknya sedang mencari mitra internasional untuk program jet tempur futuristisnya tersebut. Saat ini Inggris sudah berdiskusi dengan Swedia, Jepang dan negara lain untuk pengembangannya.
Wolters mengesampingkan pertanyaan apakah Amerika Serikat juga akan mengambil peran dalam program jet tempur Inggris tersebut atau tidak sama sekali.
Dia mengumumkan rencana untuk membawa pesawat radar-evading atau generasi kelima AS ke Eropa dalam beberapa bulan mendatang. Tujuannya, untuk melanjutkan upaya mengintegrasikan kemampuan pesawat tersebut dengan pesawat generasi kelima yang dioperasikan oleh sekutu NATO, dan dengan senjata generasi keempat yang lebih tua di Eropa.
Jenderal Tod Wolters, komandan pasukan Angkatan Udara AS dan NATO di Eropa, mengatakan kepada wartawan melalui teleconference bahwa dia telah menyaksikan peluncuran program pengembangan jet tempur baru Inggris.
Program jet tempur yang diberi nama "Tempest" diluncurkan minggu lalu di Farnborough Airshow di luar London.
Wolters mengatakan, para pejabat dari kedua negara telah membahas kemampuan tempur di udara oleh pesawat itu pada masa lalu. Mereka menyepakati perlunya sistem baru bisa yang bisa bekerja dengan senjata yang ada.
"Salah satu bahan utama yang harus masuk ke sistem futuristis adalah untuk memastikan bahwa itu dapat dioperasikan dengan sistem yang ada dan tentu saja sistem yang Inggris pegang," katanya, mengacu pada armada jet tempur F-35 yang sudah dimiliki Inggris.
"Ketika Inggris memutuskan untuk maju dengan sistem yang dapat disebut Tempest, kami berharap bahwa itu akan dapat diinteroperasikan mungkin dengan sistem besar yang baru saja mereka peroleh, F-35B," katanya, dikutip Reuters, Kamis (26/7/2018).
Jenderal Wolters yakin bahwa Inggris sangat memperhatikan masalah ini, yang dia sebagai masalah "kritis".
Inggris menyatakan, pihaknya sedang mencari mitra internasional untuk program jet tempur futuristisnya tersebut. Saat ini Inggris sudah berdiskusi dengan Swedia, Jepang dan negara lain untuk pengembangannya.
Wolters mengesampingkan pertanyaan apakah Amerika Serikat juga akan mengambil peran dalam program jet tempur Inggris tersebut atau tidak sama sekali.
Dia mengumumkan rencana untuk membawa pesawat radar-evading atau generasi kelima AS ke Eropa dalam beberapa bulan mendatang. Tujuannya, untuk melanjutkan upaya mengintegrasikan kemampuan pesawat tersebut dengan pesawat generasi kelima yang dioperasikan oleh sekutu NATO, dan dengan senjata generasi keempat yang lebih tua di Eropa.
Credit sindonews.com