Tampilkan postingan dengan label INDIA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label INDIA. Tampilkan semua postingan

Minggu, 13 Februari 2022

Muskaan Khan, Wajah Perlawanan Muslimah India Terhadap Larangan Jilbab

 

 

Muskaan Khan


CUPUMA - Muskaan Khan secara tidak sengaja telah menjadi wajah perlawanan bagi perempuan muda Muslim India di tengah meningkatnya pertikaian tentang jilbab. 

Muskaan Khan, Muslimah India yang Jadi Wajah Perlawanan Larangan Jilbab Video yang memperlihatkan Muskaan Khan meneriakkan takbir Allahu Akbar di depan gerombolan pemuda menjadi viral. 

Dalam sebuah video yang menjadi viral, mahasiswi berusia 19 tahun itu terlihat memasuki kampusnya saat segerombolan pria mendekatinya.

Mengenakan selendang safron - warna yang diasosiasikan dengan kelompok nasionalis Hindu - mereka mulai meneriakkan "Jai Shri Ram" atau "kemenangan bagi Dewa Ram". 

Saat mereka terus mengejeknya, Khan, yang mengenakan jilbab dan masker wajah bersama dengan gaun hitam panjang, berdiri tegak. Dia berteriak: "Allahu Akbar" sebagai balasannya. Segera setelah itu, otoritas perguruan tinggi mengantarnya ke dalam. 

"Yang saya inginkan hanyalah membela hak dan pendidikan saya," katanya kepada BBC dari rumahnya di kota Mandya, negara bagian Karnataka, tempat video itu diambil.

 "Saya tidak punya masalah dengan apa yang mereka kenakan," katanya, seraya menambahkan bahwa orang bisa memakai stola safron atau turban ke kampus, sama seperti dia mengenakan jilbab seperti dilansir dari kantor berita yang berbasis di Inggris itu, Minggu (13/2/2022). 

Khan dan jutaan perempuan Muslim di India mengenakan jilbab dan burka setiap hari. Namun pilihannya telah berubah menjadi kontroversial dalam beberapa pekan terakhir. 

Ini dimulai ketika siswa di sebuah perguruan tinggi pra-universitas, setara dengan sekolah menengah, di distrik Udupi Karnataka mulai memprotes atas larangan jilbab pada bulan lalu.

 Pihak perguruan tinggi mengatakan siswa bisa mengenakan jilbab di kampus tetapi tidak di dalam kelas. Masalah ini semakin membesar ketika sekolah lain mulai menerapkan larangan serupa - dan telah mengambil nada komunal dengan pendukung kelompok nasionalis Hindu meluncurkan aksi protes untuk mendukung larangan tersebut. 

Ketika protes berubah menjadi kekerasan di beberapa tempat, pemerintah Karnataka menutup sekolah menengah dan perguruan tinggi - dan masalah ini bahkan telah mencapai pengadilan tinggi negara bagian. 

Tiga bangku hakim konstitusi telah diatur untuk mendengar kasus ini pada Kamis lalu. 

Sementara itu, kampus-kampus tampak terpolarisasi dengan munculnya mahasiswa Hindu yang mengenakan selendang safron.

Khan, putri seorang pengusaha lokal, menuduh bahwa dalam kasusnya, situasinya sebagian besar diatur oleh laki-laki yang merupakan "orang luar" dan bukan siswa atau teman sekelas.

 "Saya sampai di kampus saya untuk menghadiri kelas dan menemukan bahwa ada banyak anak muda yang memakai stola safron," katanya. 

"Mereka menghalangi jalan saya dan mengatakan bahwa saya tidak bisa memasuki lingkungan kampus," ungkapnya. 

Ketika dia sampai di gerbang, dia berkata dia melihat tiga atau empat siswa, yang mengenakan burka, ditolak oleh para pemuda. "Mereka memegang syal mereka dan meneriakkan Jai Sri Ram. 

Mereka menyuruh saya melepas jilbab dan baru setelah itu saya diizinkan masuk ke kampus. Mereka mengancam saya," tuturnya. 

Khan mengatakan dia bertekad untuk melawan. Dia memarkir skuternya dan melanjutkan perjalanan ke kelasnya, ketika, katanya, "sekitar 30-40 anak muda" datang ke arahnya, berteriak "Jai Shri Ram". "Sekali lagi, mereka mengatakan kepada saya untuk melepas jilbab saya jika saya ingin masuk ke dalam," katanya. 

"Ya, saya memang berteriak Allahu Akbar. Ketika saya takut, saya memanggil Allah dan itu memberi saya kekuatan," ungkapnya. 

Saat itulah kepala sekolah dan para guru bergegas keluar dan mengantarnya masuk. Khan mengatakan dia senang melihat penghargaan yang dia terima di media sosial. "Begitu banyak cinta yang mereka berikan kepada saya dan itu memberi saya begitu banyak kekuatan. 

Saya sangat berterima kasih kepada mereka," ucapnya. Dia juga menjelaskan bahwa dia "tidak membedakan antara Hindu dan Muslim". 

"Para anak laki-laki itu tidak mengizinkan saya untuk mendidik (diri saya sendiri) karena saya mengenakan jilbab," katanya. "Jadi, saya hanya membela hak saya," tegasnya.


Selasa, 14 Mei 2019

Sebut Awan Bantu Jet India Hindari Radar Pakistan, PM Modi Dicemooh


Sebut Awan Bantu Jet India Hindari Radar Pakistan, PM Modi Dicemooh
Perdana Menteri India Narendra Modi. Foto/REUTERS

NEW DELHI - Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi dicemooh para politisi oposisi karena dianggap menghina Angkatan Udara India (IAF). Dia berkomentar bahwa awan dapat membantu jet-jet tempur IAF menghindari radar Pakistan ketika melakukan serangan udara akhir Februari lalu.

Modi mengaku secara pribadi memberi lampu hijau bagi jet-jet tempur IAF untuk melakukan serangan udara di sebuah situs di Balakot, Pakistan, yang diduga sebagai kamp teroris akhir Februari meski cuaca sedang buruk. Dia lantas mengklaim cuaca buruk berupa awan itu justru dapat membantu menutupi pesawat tempur IAF dari radar musuh.

Para politisi partai oposisi mengatakan pernyataan Modi "konyol" dan "tidak bertanggung jawab".

Dalam serangkaian tweet, pemimpin Partai Komunis, Sitaram Yechury, mengecam PM Modi yang dia anggap sudah menghina IAF. "Membuatnya tampak seolah-olah militer bodoh dan tidak profesional," katanya.

"Keamanan nasional bukanlah sesuatu yang bisa dianggap enteng. Pernyataan yang tidak bertanggung jawab dari Modi sangat merusak. Seseorang seperti ini tidak dapat tetap menjadi PM India," lanjut Yechury, seperti dikutip Sputnik, Senin (13/5/2019).

Pemimpin oposisi di majelis legislatif Jammu dan Kashmir, Omar Abdullah, juga tidak bisa tinggal diam atas pernyataan Modi.

"Radar Pakistan tidak menembus awan. Ini adalah bagian yang penting dari informasi taktis yang sangat penting ketika merencanakan serangan udara di masa depan," tulis Omar Abdullah di Twitter.

Salman Soz, seorang anggota Partai Kongres, juga telah ikut meramaikan kecaman terhadap pernyataan blunder PM Modi. "Jika Modi benar-benar percaya bahwa awan dapat membantu jet-jet menjauh dari radar, maka itu adalah masalah keamanan yang sangat serius," katanya.

Komentar Modi itu sejatinya dia lontarkan dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi News Nation pada hari Sabtu. "Para ahli memikirkan kembali serangan udara karena cuaca buruk, tetapi saya katakan, begitu banyak awan dan hujan bisa bermanfaat. Mungkin kita bisa lolos dari radar mereka. Ini adalah kebijaksanaan mentah saya, saya katakan mungkin ada manfaatnya. Akhirnya saya berkata, ada tutupan awan, silakan lanjutkan," katanya.

Pada 26 Februari lalu, IAF melakukan serangan udara di sebuah kamp yang diduga sebagai kamp teroris Jaish-e-Mohammed di Balakot, Kashmir yang dikelola Pakistan. IAF mengklaim serangannya menewaskan banyak militan dan menghancurkan sejumlah fasilitas.

Islamabad membantah keberadaan kamp semacam itu di wilayahnya. Sedangkan media mengutip penduduk setempat mengatakan bahwa selain menghantam sekitar 15 pohon pinus, hanya satu warga lanjut usia yang terluka dalam serangan udara waktu itu.

Hubungan yang tegang secara historis antara India dan Pakistan telah memanas sejak kelompok Jaish-e-Mohammed dianggap bertanggung jawab atas serangan bom bunuh diri terhadap konvoi pasukan keamanan India pada 14 Februari yang menewaskan lebih dari 40 polisi paramiliter. 




Credit  sindonews.com




Senin, 13 Mei 2019

Pertama Kalinya, ISIS Klaim Dirikan Provinsi di India


Pertama Kalinya, ISIS Klaim Dirikan Provinsi di India
ISIS mengklaim telah mendirikan sebuah provinsi di India. Foto/Ilustrasi/Istimewa

NEW DELHI - Negara Islam atau ISIS untuk pertama kalinya mengklaim mereka telah mendirikan provinsi di India. Klaim itu muncul setelah bentrokan antara gerilyawan dan pasukan keamanan di wilayah Kashmir yang diperebutkan, menewaskan seorang militan yang diduga terkait dengan kelompok itu.

Kantor Berita ISIS, Amaq, mengumumkan provisi baru itu, yang disebut Wilayah Hind, dalam sebuah pernyataan. Amaq juga mengklaim ISIS telah menimbulkan korban pada tentara India di kota Amshipora di distrik Shopian, Kashmir.

Pernyataan ISIS sesuai dengan pernyataan polisi India pada hari Jumat bahwa seorang militan bernama Ishfaq Ahmad Sofi terbunuh dalam sebuah pertemuan di Shopian.

Sofi telah terlibat dalam beberapa kelompok militan di Kashmir selama lebih dari satu dekade sebelum berjanji setia kepada ISIS, menurut seorang pejabat militer dan sebuah wawancara yang diberikan oleh Sofi kepada sebuah majalah berbasis di Srinagar yang bersimpati kepada ISIS.

Ia dicurigai melakukan beberapa serangan granat terhadap pasukan keamanan di wilayah tersebut, kata sumber polisi dan militer.

"Itu adalah operasi yang bersih dan tidak ada kerusakan terjadi selama baku tembak," kata seorang juru bicara polisi dalam pernyataan.

Pejabat militer itu mengatakan, mungkin saja Sofi adalah satu-satunya militan yang tersisa di Kashmir yang terkait dengan ISIS.

Pernyataan ISIS yang menetapkan provinsi baru tampaknya dirancang untuk meningkatkan posisinya setelah kelompok itu diusir dari "kekhalifahannya" sendiri di Irak dan Suriah pada bulan April, di mana pada satu titik ia mengendalikan ribuan mil wilayah.

ISIS telah meningkatkan serangan hit n run serta serangan bunuh diri, termasuk mengambil tanggung jawab atas pemboman Minggu Paskah di Sri Lanka yang menewaskan sedikitnya 253 orang.

"Pembentukan 'provinsi' di wilayah yang tidak memiliki tata pemerintahan yang sebenarnya tidak masuk akal, tetapi tidak boleh dihapuskan," kata Rita Katz, direktur SITE Intel Group yang melacak ekstrimis Islam.

"Dunia mungkin mengarahkan pandangannya pada perkembangan-perkembangan ini, tetapi bagi para jihadis di wilayah-wilayah yang rentan ini, ini adalah isyarat yang signifikan untuk membantu meletakkan dasar dalam membangun kembali peta 'kekhalifahan' ISIS," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Minggu (12/5/2019).

Separatis telah puluhan tahun berjuang dalam konflik bersenjata melawan pemerintahan India di Kashmir yang mayoritas penduduknya Muslim. Mayoritas dari kelompok-kelompok ini menginginkan kemerdekaan untuk Kashmir atau bergabung dengan musuh bebuyutan India, Pakistan. Mereka belum, seperti ISIS, berusaha mendirikan kerajaan di seluruh dunia Muslim.

Kekuatan nuklir India dan Pakistan telah berperang dua kali atas Kashmir, dan mencapai sepertiga di awal tahun ini setelah serangan bunuh diri oleh kelompok militan yang bermarkas di Pakistan menewaskan sedikitnya 40 polisi paramiliter di bagian yang dikuasai India di wilayah tersebut.

Seorang juru bicara kementerian dalam negeri India, yang bertanggung jawab atas keamanan di Kashmir, tidak menanggapi permintaan komentar.




Credit  sindonews.com


Rakyat India beri suara dalam fase terakhir dari Pemilu tujuh putaran


Rakyat India beri suara dalam fase terakhir dari Pemilu tujuh putaran
Pendukung Partai Bharatiya Janata (BJP) mengikuti reli kampanye pemilu dengan pembicara Perdana Menteri India Narendra Modi di New Delhi, India, Rabu (8/5/2019). (REUTERS/ADNAN ABIDI)




New Delhi (CB) - Para pemilih di India bagian utara antri pada Minggu pagi untuk memberikan suara dalam putaran kedua hingga terakhir dari pemilihan umum tujuh fase, dengan Perdana Menteri Narendra Modi menghadapi beragam kelompok partai oposisi yang berusaha merintangi dia agar tidak terpilih untuk kedua kali.

Lebih 100 juta orang di tujuh negara bagian berhak memberikan suara dalam fase keenam dari pemungutan suara selama 39 hari, yang Modi mulai pada 11 April sebagai calon terkuat setelah peningkatan ketegangan dengan Pakistan, tetangga India.

Tetapi partai-partai oposisi baru-baru ini melihat tanda-tanda suara yang diraih Bharatiya Janata Party (BJP), partai nasionalis Hindu - pimpinan Modi akan mengalami penurunan dan memulai perundingan-perundingan untuk melakukan aliansi pascapemilihan bahkan sebelum pemungutan suara berakhir pada 19 Mei. Suara akan dihitung pada 23 Mei.

Presiden Congress Party, partai oposisi utama, Rahul Gandhi, mengatakan isu-isu utama dalam pemilihan tersebut ialah pengangguran, kesusahan di pedesaan, penarikan dalam peredaran uang kertas dan pajak penjualan baru.

"Ini pertarungan yang bagus," kata Gandhi setelah memberikan suaranya. "Narendra Modi menggunakan kebencian, kami gunakan cinta. Dan saya pikir cinta akan menang."

Kekurangan pekerjaan baru - kendati pertumbuhan ekonomi tahunan mencapai sekitar 7 persen - dan nasib para petani yang berjuang mengatasi kejatuhan harga hasil panen telah menjadi kecemasan-kecemasan bagi para pemilih.




Credit  antaranews.com


Kamis, 09 Mei 2019

India Berencana Beli Bom Penghancur Bunker Buatan Israel


India Berencana Beli Bom Penghancur Bunker Buatan Israel
Angkatan Udara India berencana untuk membeli bom penghancur bunker buatan Israel. Foto/Ilustrasi/Istimewa

NEW DELHI - Angkatan Udara India (IAF) berencana untuk membeli bom penghancur bunker Israel, Bunker Buster, versi Spice-2000 bombs. Bom penghancur bunker tersebut produksi dari Rafael Advanced Defence Systems Israel.

Bom canggih itu dapat sepenuhnya menghancurkan bangunan dan bunker dibandingkan dengan yang digunakan dalam serangan Balakot, versi penetrator, yang membuat lubang di atap beton bangunan menggunakan beratnya tanpa menyebabkang banyak kerusakan pada struktur itu sendiri. Sebaliknya, mereka meledak di dalam, membunuh orang-rang dengan kombinasi 70-80 kg bahan peledak dan pecahan peluru.

"IAF sekarang berencana untuk mengakuisisi bunker buster atau versi perusak bangunan dengan hulu ledak Mark 84 yang dapat memusnahkan bangunan yang ditargetkan," lapor kantor berita India, ANI, mengutip sumber-sumber pemerintah seperti dikutip dari Sputnik, Kamis (9/5/2019).

Laporan itu mengutip seorang pejabat pemerintah yang mengatakan bahwa pengadaan akan dilakukan di bawah kekuasaan darurat yang telah diberikan kepada militer untuk memperoleh peralatan pilihan mereka senilai hingga USD45 juta untuk mempersiapkan diri dalam pertempuran.

Sebelumnya, dilaporkan juga bahwa IAF akan melengkapi pesawat tempur Su-30MKI dengan bom Spice. Dalam dokumen yang diserahkan kepada pemerintah, IAF telah mengklaim bahwa telah terbukti bahwa selama operasi Balakot, 80% dari bom mereka mencapai target.

Bom SPICE (Smart, Precise Impact, Cost-Effective) adalah alat panduan EO/GPS untuk mengubah bom yang dijatuhkan dari udara yang tidak terarah menjadi bom yang dipandu dengan presisi. Spice-2000 mengkonversi bom 2000lb seperti MK-84, BLU-109, RAP-2000, dan lainnya menjadi bom stand-off.

IAF mengakuisisi sejumlah bom panduan presisi Spice-2000 yang tidak diungkapkan dengan peningkatan akurasi dan penetrasi untuk digunakan terhadap pusat-pusat komando yang dibentengi dan di bawah tanah. 




Credit  sindonews.com




Kamis, 02 Mei 2019

Pakistan Ancam Merespons Besar-besaran jika Perang Baru dengan India


Pakistan Ancam Merespons Besar-besaran jika Perang Baru dengan India
Pesawat-pesawat jet tempur India berakrobat dalam sebuah airshow di Islamabad. Foto/REUTERS/ Faisal Mahmood

ISLAMABAD - Militer Pakistan mengancam akan memberikan respons secara besar-besaran jika terjadi perang baru dengan India. Ancaman ini dilontarkan Kepala Angkatan Udara Pakistan (PAF), Marsekal Mujahid Anwar Khan.

"Dalam hal terjadi kesalahan penanganan oleh musuh, respons PAF akan lebih kuat dari sebelumnya," kata Khan, merujuk pertempuran kecil antara dua rival yang terjadi pada bulan Februari lalu.

Bentrokan sebelumnya dimulai pada 26 Februari, ketika India melancarkan serangan udara di sebuah kamp pelatihan yang diduga sebagai markas kelompok teroris di wilayah Pakistan. Islamabad kemudian merespons dengan serangannya pada hari berikutnya. Jet tempur India saat itu ditembak jatuh.

"(Respons) PAF pada 27 Februari 2019 melawan agresi musuh akan diingat dalam sejarah sebagai ‘​​Operation Swift Retort'," ujar Khan kepada Staf Udara ke-24 di Islamabad, Rabu (1/5/2019), seperti dikutip Russia Today.

Dia mengatakan setiap anggota Angkatan Udara pantas mendapatkan penghargaan khusus atas kinerja mereka pada hari tersebut.

Sejak pertempuran singkat Februari, kedua pihak saling mengumbar retorika bermusuhan, di mana Perdana Menteri India Narendra Modi pada pertenghan April menuduh Pakistan mengizinkan teroris menyerang India. Dia mengancam akan menghantam Pakistan dengan senjata yang dia sebut "Ibu dari semua bom nuklir".

Ancaman Modi ditanggapi sinis oleh juru bicara militer Pakistan Mayor Jenderal Asif Ghafoor. Dia memperingatkan New Delhi untuk tidak menguji tekad Islamabad.

"Dalam retorika Anda (India), Anda tetap menggunakan kekuatan nuklir sebagai ancaman," kata Ghafoor. "Kekuatan nuklir bukan ancaman, itu adalah senjata pencegahan yang tidak boleh dibilang remeh."  







Credit  sindonews.com




Rabu, 24 April 2019

Sri Lanka Diduga Diberitahu Intelijen India Sehari Sebelum Teror



Petugas kepolisian polisi dan imam Katolik melihat kondisi gereja setelah diserang teror bom di Negombo, Sri Lanka, 21 April 2019. REUTERS/Stringer NO
Petugas kepolisian polisi dan imam Katolik melihat kondisi gereja setelah diserang teror bom di Negombo, Sri Lanka, 21 April 2019. REUTERS/Stringer NO

CB, Jakarta - Para pejabat intelijen Sri Lanka diberi tahu tentang serangan yang akan dilakukan oleh militan Islam beberapa jam sebelum serangkaian pemboman bunuh diri menewaskan lebih dari 300 orang pada hari Minggu Paskah.
Tiga gereja dan empat hotel diserang bom bunuh diri pada hari Minggu pagi, menewaskan 321 orang dan melukai 500 lainnya.
ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan pada hari Selasa, tanpa memberikan bukti keterlibatannya.

Reuters malaporkan, 24 April 2019, petugas intelijen India telah menghubungi rekan-rekan mereka di Sri Lanka dua jam sebelum serangan pertama untuk memperingatkan tentang ancaman khusus terhadap gereja, kata satu sumber pertahanan Sri Lanka dan sumber pemerintah India.
Sumber pertahanan Sri Lanka lainnya mengatakan peringatan datang beberapa jam sebelum serangan pertama.

Salah satu sumber Sri Lanka mengatakan peringatan juga dikirim oleh India pada Sabtu malam. Sumber pemerintah India mengatakan pesan serupa telah diberikan kepada agen intelijen Sri Lanka pada 4 April dan 20 April.
Kepresidenan Sri Lanka dan kementerian luar negeri India keduanya tidak menanggapi laporan Reuters.

Seorang pria yang diduga pembom bunuh diri terlihat berjalan di sebuah jalan di Negombo, Sri Lanka, Ahad, 21 April 2019. Rekaman cctv sebelum serangan bom Paskah ini, baru dirilis Selasa, 23 April 2019. REUTERS/BeritaCCTV/Siyatha
Kegagalan Sri Lanka untuk menanggapi ancaman teror memicu kekhawatiran bahwa keretakan antara Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe dan Presiden Maithripala Sirisena merusak keamanan nasional.
Presiden sempat memecat Wickremesinghe Oktober lalu karena perbedaan politik, namun mengembalikannya beberapa minggu kemudian di bawah tekanan dari Mahkamah Agung.
Faksi-faksi yang berseberangan dengan Wickremesinghe dan Sirisenah sering menolak untuk berkomunikasi satu sama lain dan menyalahkan setiap kesalahan pada lawan politik mereka, kata sumber-sumber pemerintah.

Polisi Sri Lanka telah diperingatkan minggu lalu tentang kemungkinan serangan oleh kelompok Islamis lokal yang tidak banyak diketahui, menurut laporan intelijen India yang diberikan kepada badan intelijen negara Sri Lanka.
Sirisena, mengumumkan rencana pada hari Selasa untuk mengubah kepala pasukan pertahanan, mengatakan kantornya tidak pernah menerima laporan India.
Menteri Pertahanan Muda Sri Lanka Ruwan Wijewardene, sekutu Wickremesinghe, mengatakan kepada Reuters bahwa ia juga tidak mengetahui rahasia temuan intelijen India.




Credit  tempo.co



Selasa, 16 April 2019

Beli S-400 Rusia, India Berharap Tak Disanksi AS


Beli S-400 Rusia, India Berharap Tak Disanksi AS
Menteri Pertahanan India, Nirmala Sitharaman berharap India tidak akan dikenai sanksi oleh Amerika Serikat karena telah membeli sistem pertahanan udara S-400. Foto/Istimewa

NEW DELHI - Menteri Pertahanan India, Nirmala Sitharaman berharap India tidak akan dikenai sanksi oleh Amerika Serikat (AS), karena telah membeli sistem pertahanan udara S-400. India dan Rusia meneken rencana pembelian S-400 pada Oktober tahun lalu.

“Dalam kasus S-400 kami telah menjelaskan diri kami dengan baik. Itu telah didengar dan dipahami. Mereka menghargai sudut pandang yang diajukan,” katanya dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Senin (15/4).

Sitharaman juga menekankan perlunya kedua pihak menyelesaikan perbedaan bilateral. "Upaya kami adalah bahwa perbedaan-perbedaan ini, tidak dapat dibiarkan menjadi sengketa," sambungnya.

Pernyataan itu muncul setelah Asisten Menteri Pertahanan AS untuk Urusan Keamanan Indo-Pasifik, Randall Schriver mengatakan bahwa Washington ingin "menyelesaikan" masalah yang muncul dari perjanjian S-400 India dengan Rusia.

"AS sangat ingin melihat India membuat pilihan alternatif untuk S-400 dan kami bekerja sama dengan mereka untuk memberikan alternatif potensial," unkap Schriver.

Sesaat sebelum New Delhi dan Moskow menandatangani perjanjian S-400, Kementerian Luar Negeri AS sendiri telah memperingatkan bahwa peningkatan India untuk sistem persenjataannya termasuk sistem pertahanan udara dan rudal S-400 akan menjadi fokus khusus bagi undang-undang "Countering America's Adversaries Through Sanctions Act" (CAATSA).

Undang-undang ini secara khusus memberi Washington hak untuk menjatuhkan sanksi ekonomi kepada negara mana pun jika memutuskan untuk membeli peralatan militer Rusia, seperti sistem pertahanan udara S-400. 




Credit  sindonews.com



Jumat, 12 April 2019

India Menggelar Pesta Demokrasi, Pemilu Terbesar di Dunia


India Menggelar Pesta Demokrasi, Pemilu Terbesar di Dunia
India Menggelar Pesta Demokrasi, Pemilu Terbesar di Dunia

NEW DELHI - Pemilu terbesar di dunia dimulai sebagai ujian bagi kepemimpinan Perdana Menteri (PM) Narendra Modi yang ingin memperpanjang kekuasaannya. Pesta demokrasi kali ini dibayangi isu keamanan dan ketegangan dengan rival negara itu, Pakistan. Antusiasi rakyat memberikan suara pada pemilu kali ini sangat terlihat.

Reporter Reuters melaporkan antrean panjang warga mengular di banyak tempat pemungutan suara (TPS). Komisi Pemilu menyatakan, jumlah warga yang memberikan suara paling banyak di distrik timur yang banyak pemberontak Maoist mengklaim melancarkan serangan pada Selasa lalu yang menewaskan sekolah politikus Partai Bharatiya Janata (BJP) dan empat petugas keamanan.

Dua orang juga dilaporkan tewas dalam ketegangan di Jammu dan Kashmir, negara bagian yang didominasi umat Islam. Banyak toko dan sekolah ditutup di kawasan konflik Kashmir. Isu Kashmir juga menjadi perhatian penting warga India dalam memberikan suaranya.

Shadab Ali, pemilih pemula berusia 18 tahun, di Uttar Pradesh, rela mengantre bersama kawan-kawannya di TPS. “Modi memang telah bekerja, tapi itu belum cukup bagi kita,” kata Ali, seorang warga muslim. “Kita ingin pembangunan. Saya ingin memilih untuk pembangunan,” ujarnya. Banyak pemilih berdatangan ke TPS dengan berjalan kaki dan mengendarai sepeda motor.

Para pemilih di sebuah TPS di Baraut yang terletak di negara bagian Uttar Pradesh menerima sambutan siraman kelopak bunga diiringi tabuhan drum dari panitia penyelenggara. Namun, di negara bagian Chhattisgar, kelompok pemberontak Maoist meledakkan bom rakitan di dekat sebuah TPS sekitar pukul 04.00 waktu setempat. Namun, tidak ada korban cedera yang dilaporkan.

Pemilu tahapan pertama dari tujuh ronde itu memperebutkan 91 kursi parlemen di 20 negara bagian. Pemilu fase pertama hanya meliputi 142 juta orang. Pada Kamis (11/4), negara bagian yang mendapat giliran menggelar pemilu mencakup Andhra Pradesh, Arunachal Pradesh, Assam, Bihar, Chhattisgarh, Jammu dan Kashmir, Maharashtra, Manipur, Meghalaya, Mizoram, Nagaland, Odisha, Sikkim, Telangana, Tripura, Uttar Pradesh, Uttarakhand, West Bengal, Kepulauan Andaman, dan Nicobar serta Lakshadweep.

Namun, pemilu di sejumlah negara bagian, seperti Andhra Pradesh dan Nagaland, dijadwalkan selesai dalam satu hari. Namun, di negara bagian lainnya, semisal Uttar Pradesh, pemilu digelar dalam beberapa tahap. Secara nasional, terdapat 543 kursi yang diperebutkan. Sebanyak 900 juta dari 1,3 miliar orang memberikan suara. Pemilu itu digelar selama 39 hari dan tahapan terakhir dilaksanakan pada 19 Mei dan hasil akhirnya akan diumumkan empat hari setelahnya.

Modi tetap diunggulkan di tengah kelesuan ekonomi, peningkatan pengangguran, dan menurunnya pendapatan petani di perdesaan. Dua per tiga warga India tinggal di perkampungan. Namun, Modi tetap optimistis dengan menegaskan koalisi Aliansi Demokratik Nasional (NDA) yang juga diikuti BJP akan memenangkan pemilu. “Tujuan NDA adalah pembangunan, lebih banyak pembangunan dan pembangunan di semua aspek,” jelasnya.

Para lembaga penyelenggara jajak pendapat menyebutkan BJP diperkirakan akan difavoritkan menang karena publik percaya dengan ketegasan Modi dalam menghadapi konflik dengan Pakistan. Rata-rata dari empat jajak pendapat menunjukkan aliansi BJP akan memperoleh 273 dari 545 kursi di Lok Sabha, majelis rendah parlemen. Itu berkurang dari 330 kursi seperti kemenangan pada pemilu 2014.

Sejumlah pengamat menilai, pemilu kali ini merupakan yang terpenting sepanjang dekade terakhir sehingga nuansa pemilihan terasa panas. Modi tetap menjadi andalan BJP untuk merebut suara. Hanya saja, banyak kalangan menilai janji-janjinya untuk menggencarkan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja belum memenuhi harapan. Selain itu, India semakin terpolarisasi secara agama di bawah kepemimpinan Modi.

Partai oposisi utama, Kongres, berusaha membangun koalisi dengan partai regional untuk mengalahkan BJP yang dinilai memiliki prestasi ekonomi yang minim. Kongres berusaha membujuk warga di negara yang berbasis pertanian untuk menjanjikan pinjaman lunak bagi petani. “Pilih Kongres,” demikian keterangan Partai Kongres melalui Twitter. Mereka menjanjikan banyak pekerjaan dan mengutamakan cinta di atas kebencian.

Partai Kongres juga menampilkan figur baru dan muda. Rahul Gandhi sendiri adalah bagian dari keluarga dinasti politik. Ayahnya, neneknya, dan kakek buyutnya adalah mantan perdana menteri India. Adik perempuannya, Priyanka Gandhi, secara resmi bergabung ke dunia politik praktis pada Januari lalu.

Namun, Modi, 68, masih punya kekuatan penuh. “Dia (Modi) mampu memperbaiki kepemimpinan India di ranah global dan membalas dendam terhadap musuh negara ini,” kata Sachin Tyagi, 38, pemilik toko ponsel di dekat TPS di Uttar Pradesh. “Saya senang dengan Modi, tetapi situasi pengangguran perlu diperbaiki,” tambahnya.

Narendra Modi dengan BJP dan aliansinya mendeklarasikan kemenangan pada pemilu 2014. Dia juga optimistis akan memenangkan pemilu kali ini. Modi menempatkan dirinya sebagai pemimpin yang bekerja keras dan berjanji memberantas korupsi. Apalagi, BJP memiliki mesin partai yang solid dan disiplin.

Sementara dalam pandangan Gilles Verniers, profesor ilmu politik di Universitas Ashoka di New Delhi, mengungkapkan Kongres yang dipimpin Rahul Gandhi dari dinasti politik Nehru-Gandhi harus berjuang untuk mengalahkan BJP. “Kesenjangan antara Kongres dan BJP masih tinggi. Belum ada yang serius berpikir kalau Kongres akan mengurangi kesenjangan itu,” katanya. Peta oposisi, kata dia, masih terfragmentasi.

Antusias sebagian rakyat India memberikan suara juga ditunjukkan oleh Anima Saikia, 61, dari Negara Bagian Assam. Dia mengaku sangat senang ikut berpartisipasi pada pesta demokrasi terbesar di dunia. “Saya tidak pernah mengabaikan suara saya sepanjang hidup saya,” kata Saikia. “Ini merupakan kesempatan saya untuk melakukan sesuatu. Permainan itu kini di tangan kita,” imbuhnya.

Pusat Kajian Media di India memperkirakan partai dan kandidat menghabiskan dana sekitar USD5 miliar untuk pemilu 2014. Pemilu di AS yang dikenal boros juga menghabiskan USD6,5 miliar. India memperbolehkan perusahaan dan individu menyumbang ke partai tanpa identitas. Perempuan India memiliki jumlah yang besar dibandingkan lelaki. Banyak partai menjual program untuk kepentingan perempuan, seperti kredit pendidikan dan tabung gas gratis. 




Credit  sindonews.com




PM Inggris Sebut Sesali Pembantaian di India Seabad Lalu


PM Inggris Sebut Sesali Pembantaian di India Seabad Lalu
Perdana Menteri Inggris, Theresa May. (REUTERS/Henry Nicholls)



Jakarta, CB -- Perdana Menteri Inggris, Theresa May, mengungkapkan penyesalannya terhadap pembantaian warga India oleh tentara Inggris pada 1919, yang dikenal sebagai Pembantaian Amritsar di Punjab. Ia kemudian diam dan benar-benar meminta maaf.

"Kami benar-benar menyesalkan yang telah terjadi dan penderitaan yang disebabkan karena hal itu," kata May di hadapan parlemen Inggris seperti dilansir Channel NewsAsia, Kamis (11/4).


Hal itu disampaikan karena India mempersiapkan peringatan 100 tahun peristiwa itu.

Ketua Partai Buruh, Jeremy Corbyn menyebutnya sebagai permintaan maaf yang sungguh-sungguh, jelas, dan tegas.


Pada 13 April 1919, terjadi pembantaian di Jallianwala Bagh, sebuah taman publik. Tentara Inggris saat itu melepaskan tembakan pada ribuan massa tak bersenjata. Massa memprotes deportasi sepasang pimpinan nasionalis.

Hal itu kini tetap menjadi luka yang dirasakan India dari masa penjajahan Inggris.

Dalam peristiwa itu 400 warga India meninggal dalam pembantaian di Kota Amritsar. Namun, India menyebutkan jumlah korban sesungguhnya mencapai hampir seribu orang.

Peristiwa itu terjadi saat 5000 orang terdiri dari lelaki, perempuan dan anak-anak berkumpul di lapangan Jallianwala Bagh. Mereka memprotes keputusan pemerintah penjajahan Inggris yang menangkap dan mengasingkan dua tokoh India, Satya Pal and Saifuddin Kitchlew.

Pasukan Inggris yang terdiri dari satuan Sikh, Gurkha, Baluchi, dan Rajput dipimpin Kolonel Reginald Dryer dikerahkan untuk membubarkan massa.

Dyer lantas memerintahkan pasukannya menembaki kerumunan warga. Sekitar 1650 peluru ditembakkan saat itu. Insiden itu menjadi tonggak pergerakan nasionalisme di India.

Mantan Perdana Menteri Inggris, David Cameron, mendeskripsikan hal itu sebagai hal yang sungguh memalukan. Hal itu disampaikan dalam kunjungannya pada 2013. 

Acara peringatan itu dilakukan langsung di lokasi pembantaian pada Sabtu (13/4) mendatang.

Wali Kota London, Sadiq Khan, sempat berkunjung ke lokasi pembantaian itu yang kini diabadikan menjadi monumen. Dia pernah meminta supaya pemerintah Inggris sepatutnya meminta maaf atas peristiwa itu. 




Credit  cnnindonesia.com


Kamis, 11 April 2019

Jengkel, Pakistan Peringatkan India S-400 Bisa Ciptakan Bencana



Jengkel, Pakistan Peringatkan India S-400 Bisa Ciptakan Bencana
Pakistan mengecam pembelian sistem pertahanan udara S-400 Rusia oleh India. Foto/Istimewa


ISLAMABAD - Pakistan merasa jengkel dengan kesepakatan pembelian sistem pertahanan udara S-400 senilai USD5,43 miliar yang diteken India dengan Rusia pada tahun lalu. Menteri Luar Negeri (Menlu) Pakistan Shah Mohammed Qureshi menggambarkan S-400 sebagai sistem senjata tidak stabil yang dapat mempengaruhi stabilitas strategis kawasan itu.

Qureshi pun menyerukan kekuatan global untuk "memperhatikan" tanggung jawab mereka dalam hal pasokan senjata ke wilayah tersebut.

"Pengenalan sistem senjata destabilisasi baru, seperti sistem rudal anti-balistik S-400, dapat lebih jauh menekankan tantangan pada stabilitas strategis. Mereka dapat mendorong bencana, di bawah rasa aman yang palsu," kata Qureshi seperti dikutip dari Sputnik, Kamis (11/4/2019).

Oktober lalu, India menandatangani kontrak pertahanan senilai USD5,43 miliar dengan Rusia untuk membeli lima sistem pertahanan udara S-400 meskipun ada ancaman sanksi AS. Pengiriman sistem S-400 pertama kemungkinan akan terjadi pada tahun 2020.

Pakistan segera bereaksi dengan mengklaim bahwa pembelian itu adalah bagian dari upaya India untuk memperoleh Sistem Pertahanan Rudal Balistik (BMD) melalui berbagai sumber. Pakistan menambahkan bahwa langkah itu dapat mengacaukan stabilitas strategis di Asia Selatan.

India membantah tuduhan itu, menganggap pembelian itu perlu untuk keamanan nasionalnya.

Menurut Qureshi, akuisisi besar-besaran senjata konvensional oleh India yang digabungkan dengan doktrin ofensif, seperti Cold Start, dan perluasan aset strategisnya, termasuk kapal selam nuklir, merupakan perkembangan dengan implikasi keamanan serius bagi Pakistan dan kawasan.

Ia juga menyebutkan bahwa tes ASAT baru-baru ini yang dilakukan oleh India pada 27 Maret menimbulkan kekhawatiran di Islamabad. Qureshi memperingatkan masyarakat internasional agar tidak memberikan konsesi dan berbagi teknologi canggih dengan India.

"Pengecualian khusus negara oleh Kelompok Pemasok Nuklir (NSG), telah memiliki implikasi negatif untuk stabilitas strategis di wilayah kami," ujar Qureshi.

Qureshi mendesak kekuatan global untuk tetap waspada saat berhadapan dengan negara-negara di kawasan itu karena stabilitas strategis Asia Selatan dipengaruhi tidak hanya oleh perkembangan regional tetapi juga oleh pendekatan komunitas internasional.

Sesuai dengan pernyataan menteri luar negerinya, Pakistan telah menunjukkan komitmennya terhadap perdamaian dan stabilitas dengan mengajukan proposal untuk Rezim Pertahanan Strategis (SRR) - yang didasarkan pada tiga elemen yang saling terkait dari penyelesaian konflik: pembatasan nuklir, pembatasan rudal dan keseimbangan konvensional. Ia mengatakan proposal itu tetap di atas meja dan jika diupayakan bisa meletakkan dasar untuk perdamaian dan stabilitas abadi di wilayah tersebut.

Krisis antara dua negara bersenjata nuklir meningkat setelah serangan teroris Pulwama di mana 40 tentara India terbunuh. Ketegangan semakin meningkat pada 27 Februari ketika kedua angkatan udara terlibat dalam pertempuran udara - yang pertama dalam lima dekade terakhir - sebagai balasan atas serangan udara "non-militer pre-emptive" yang dilakukan oleh Angkatan Udara India terhadap infrastruktur teror yang tampak nyata di Balakot Pakistan pada 26 Februari.

Pakistan mengklaim bahwa mereka menembak jatuh dua jet tempur India dalam pertempuran udara, sementara India membantah klaim tersebut dan mengatakan bahwa jet tempur yang jatuh adalah F-16 Angkatan Udara Pakistan yang ditembak jatuh oleh IAF MiG-21 Bison. 




Credit  sindonews.com




Rabu, 10 April 2019

Dagang Daging Sapi, Pria Muslim di India Dipaksa Makan Daging Babi


Dagang Daging Sapi, Pria Muslim di India Dipaksa Makan Daging Babi
Diduga menjual daging sapi, seorang pria Muslim dari negara bagian Assam, timur laut India, diserbu massa dan dipaksa memakan daging babi. Foto/Ilustrasi/Istimewa


NEW DELHI - Diduga menjual daging sapi, seorang pria Muslim dari negara bagian Assam, timur laut India, diserbu massa dan dipaksa memakan daging babi. Mengkonsumsi daging sapi dilarang dalam agama Hindu karena sapi adalah hewan yang dipuja oleh para penganut agamanya. Di sisi lain, daging babi dilarang dalam Islam.

Shaukat Ali, seorang pria berusia 68 tahun, dilecehkan dan dicemooh oleh massa yang mengamuk karena dituduh menjual daging sapi di distrik Biswanath Chariali, Assam.

Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, Shaukat Ali terlihat berlutut di lumpur dikelilingi oleh massa. Massa menyerangnya karena menjual daging sapi, daging yang dianggap tabu untuk dikonsumsi di kalangan umat Hindu. Mereka menciptakan cara sendiri untuk mendapatkan keadilan yaitu dengan memaksa Shaukat Ali untuk makan daging babi.

Sumber kepolisian setempat mengatakan bahwa Shaukat Ali telah menjalankan usaha makanan di daerah itu selama 35 tahun terakhir. Setelah sekelompok orang Hindu menemukannya menjual daging sapi, mereka menjadi geram, karena daging sapi dianggap tabu di kalangan orang Hindu. Massa yang berkumpul berubah menjadi kasar dan mulai mengamuk serta melecehkan Ali. Mereka kemudian memaksanya memakan daging babi.

Polisi mendaftarkan laporan informasi pertama dan menahan beberapa orang sehubungan dengan insiden tersebut. Massa juga melecehkan Kamal Thapa, manajer pasar, yang mencoba membantu pria Muslim itu seperti dikutip dari Sputnik, Rabu (10/4/2019).

Anggota parlemen Muslim, Asaduddin Owaisi, mengkritik kelompok itu atas tindakan mereka.

"Saya tahu banyak orang yang merasa mereka peka karena jumlah hukuman mati tanpa pengadilan dalam 5 tahun terakhir," cuitnya.

"Saya tidak, setiap video membuat saya marah & sedih," imbuhnya.

"Tidak relevan bahwa daging sapi legal di Assam, hukuman mati terhadap orang tua yang tidak bersalah adalah ilegal di setiap bagian India," tukasnya.

Penyembelihan sapi tidak dilarang di Assam, tetapi diperlukan izin karena hanya sapi di atas usia 15 tahun yang diizinkan untuk disembelih.

Pihak berwenang masih menyelidiki apakah Shaukat Ali memiliki izin untuk menjual daging hewan yang ditemukan di tokonya. 




Credit  sindonews.com


Selasa, 09 April 2019

India Beber Radar soal Jet Tempur F-16, Pakistan Anggap Bualan




India Beber Radar soal Jet Tempur F-16, Pakistan Anggap Bualan
Pesawat jet tempur F-16 Angkatan Udara Pakistan buatan Lokcheed Martin Amerika Serikat. Foto/REUTERS


ISLAMABAD - Angkatan Udara India (IAF) beberkan gambar radar yang diklaim sebagai bukti bahwa jet tempur MiG-21 Bison-nya menembak jatuh pesawat jet tempur F-16 Pakistan. Namun, jenderal Islamabad menganggap gambar radar itu tak bisa membuat kebenaran baru dari bualan yang dibuat.

Juru bicara Angkatan Darat Pakistan Mayor Jenderal Asif Ghafoor mengatakan India telah gagal memberikan bukti bahwa salah satu jet tempur F-16 PAF (Angkatan Udara Pakistan) ditembak jatuh selama pertempuran udara 27 Februari di atas Nowshera, wilayah di antara Jammu dan Kashmir.

"Pengulangan tidak membuat kebohongan. Meskipun mengklaim memiliki bukti mengenai pemotretan F-16, IAF masih pendek dalam mempresentasikannya. Jangan mengabaikan diamnya Pakistan karena tidak memukul genderang di pihak India. Faktanya adalah bahwa PAF menembak jatuh dua jet IAF, reruntuhan yang terlihat di tanah oleh semuanya," tulis Ghafoor yang dikutip dari akun Twitter-nya, @OfficialDGISPR, Selasa (9/4/2019).

Reaksi jenderal Pakistan itu muncul beberapa jam setelah Angkatan Udara India mempresentasikan apa yang diklaimnya sebagai gambar radar dari pertempuran udara antara F-16 Pakistan dan MiG-21 India. Menurut New Delhi, itu adalah bukti tak terbantahkan bahwa F-16 Pakistan dijatuhkan meski Islamabad berkali-kali menyangkalnya.

Pembeberan gambar radar itu sejatinya sebagai respons laporan majalah Foreign Policy yang menyatakan bahwa pejabat pertahanan Amerika Serikat (AS) sudah menghitung stok F-16 di pangkalan udara di Pakistan dan tidak ada satu pun jet tempur buatan AS yang hilang.

Insiden pertempuran udara jet tempur antara IAF dan PAF itu terjadi pada tanggal 27 Februari, sehari setelah IAF melakukan serangan udara terhadap sebuah kamp teroris Jaish-e-Mohammed di Balakot, Pakistan.


Credit  sindonews.com




Beber Bukti Radar, India Ngotot Tembak Jatuh Jet F-16 Pakistan



Beber Bukti Radar, India Ngotot Tembak Jatuh Jet F-16 Pakistan
Gambar radar yang diklaim India sebagai bukti bahwa militernya menembak jatuh satu jet tempur F-16 Pakistan pada 27 Februari lalu. Foto/Twitter @VishnuNDTV


NEW DELHI - Militer New Delhi membeberkan gambar radar tentang pertempuran udara (dogfight) antara pesawat jet tempur India dengan jet tempur Pakistan pada 27 Februari lalu. Gambar itu diklaim sebagai bukti tak terbantahkan bahwa sebuah jet tempur F-16 Pakistan ditembak jatuh.

Pengungkapan gambar radar itu sebagai respons atas publikasi media Amerika Serikat (AS), Foreign Policy yang bertentangan dengan klaim India. Laporan yang mengutip pejabat pertahanan AS itu mengatakan bahwa seluruh F-16 Islamabad sudah dihitung oleh pejabat militer Washington dan tidak ada satu pun yang hilang.

"IAF memiliki bukti yang tidak dapat disangkal, tidak hanya fakta bahwa F-16 digunakan oleh PAF (Angkatan Udara Pakistan) pada 27 Februari tetapi juga bahwa MiG-21 Bison IAF (Angkatan Udara India) menembak jatuh F-16 PAF," kata Wakil Marsekal Udara RGK Kapoor, Asisten Kepala Staf Udara, sebagaimana dikutip dari NDTV, Selasa (9/4/2019).

Pemerintah New Delhi mengatakan bahwa dalam duel udara pada 27 Februari—sehari setelah India mengirim jet tempur ke Balakot, Pakistan, untuk menyerang kamp pelatihan teror—pilot Abhinandan Varthaman telah terlibat dogfight dengan salah satu jet tempur Pakistan yang mencoba menargetkan fasilitas militer India.

Menurut pemerintah tersebut, pilot Abhinandan Varthaman yang menerbangkan MiG-21 Bison menembak jatuh F-16 Pakistan, sebelum akhirnya jet tempurnya dibalas ditembak jatuh dan dia berhasil keluar dengan selamat. Abhinandan Varthaman mendarat melintasi Garis Kontrol (Line of Control/LoC) Kashmir, ditangkap serta ditahan selama tiga hari oleh militer Pakistan. Dia diserahkan kembali ke India sebagai upaya nyata Perdana Menteri Imran Khan untuk meredam eskalasi.

Angkatan Udara India mengatakan pesawat Pakistan menembakkan beberapa rudal AIM-120 Advanced Medium-Range Air-to-Air Missile atau AIM-120 AMRAAM buatan Amerika Serikat yang memang menjadi senjata F-16.

"Dalam pertempuran udara sebuah MiG-21 Bison dari IAF yang dikemudikan oleh Komandan Sayap Abhinandan menembak jatuh satu F-16 PAF. Seperti yang ditunjukkan dalam gambar radar pada slide. F-16 jatuh dan jatuh melintasi LoC. IAF kehilangan satu MiG-21 dalam pertempuran udara dan Abhinandan terlontar dengan aman tetapi parasutnya melayang melintasi Garis Kontrol, dan ia ditahan oleh Angkatan Darat Pakistan," kata Kapoor.

Masih menurut Angkatan Udara India, dua parasut terlihat secara visual dan data itu diperkuat oleh penyadapan komunikasi radio. Bahkan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan dalam kamera menunjukkan "lebih dari satu pilot". Ini secara meyakinkan membuktikan bahwa dua pesawat jatuh pada hari itu di daerah yang sama, berjeda sekitar 1 hingga 1,30 menit.

"IAF memiliki informasi dan bukti yang lebih kredibel yang secara jelas mengindikasikan fakta bahwa PAF kehilangan satu F-16 dalam aksi udara pada tanggal 27 Februari. Namun, karena masalah keamanan dan kerahasiaan, kami membatasi informasi yang dibagikan pada domain publik," kata Kapoor.



Credit  sindonews.com





Narendra Modi Ingin Hapus Status Khusus Kashmir


Perbatasan Kashmir yang memisahkan India dan Pakistan.
Perbatasan Kashmir yang memisahkan India dan Pakistan.
Foto: Zee Media Bureau

Status khusus Jammu dan Kashmir dinilai PM India menghambat integrasi negara.





CB, NEW DELHI -- Perdana Menteri India Narendra Modi berjanji akan menghapus status khusus wilayah Jammu dan Kashmir jika memenangkan pemilu India yang dijadwalkan digelar pada Kamis (11/4). Menurutnya, status tersebut menghambat integrasi negara.

"Nasionalisme adalah inspirasi kami," kata Modi dalam manifesto pemilu yang dirilis partainya, Bharatiya Janata Party (BJP), pada Senin (8/4).

Dia meyakini status khusus Jammu dan Kashmir yang diatur dalam Pasal 35A amandemen konstitusi tahun 1954 sudah tak relevan. "Kami percaya bahwa Pasal 35A merupakan hambatan dalam pengembangan negara," ujar Modi.

Pasal 35A diperkenalkan melalui perintah kepresidenan pada 1954. Pasal tersebut melanjutkan peraturan wilayah yang lama berdasarkan Pasal 370 Konstitusi India.

Pasal 370 menyangkal tentang hak kepemilikan orang luar atau asing, seperti properti, misalnya, di wilayah tersebut. Pasal itu juga memungkinkan Kashmir memiliki konstitusi sendiri. Dalam realisasinya, undang-undang konstitusional seperti Pasal 35A dan Pasal 370 melarang warga India atau warga asing memasuki Kashmir tanpa izin.

BJP secara konsisten mengadvokasi untuk mengakhiri status konstitusional khusus Kashmir. Sebab, hal itu dianggap menghambat integrasi Kashmir dengan negara bagian lain di India.

Para pemimpin politik di Kashmir, yang berpenduduk mayoritas Muslim, telah memperingatkan bahwa mencabut status khusus wilayah tersebut dapat memicu kerusuhan dan aksi huru-hara. Di sisi lain, India memang memerangi kelompok bersenjata yang dianggap sebagai pemberontak di wilayah tersebut selama tiga dekade terakhir.

"Dalam lima tahun terakhir, kami telah melakukan semua upaya yang diperlukan untuk memastikan perdamaian di Jammu dan Kashmir melalui tindakan dan kebijakan yang tegas," kata BJP dalam manifestonya.

"Kami berkomitmen untuk mengatasi semua hambatan dalam cara pembangunan dan menyediakan sumber daya keuangan yang memadai untuk semua wilayah negara bagian," ujar BJP.

Presiden Partai Konferensi Nasional Kashmir Farooq Abdullah mengatakan rencana Modi dan BJP mencabut status khusus Kashmir adalah sebuah kekeliruan. Dia bersumpah tak akan membiarkan hal itu terjadi. "Mereka keliru. Kami akan berjuang melawannya," kata dia.

Pada 14 Februari lalu, insiden bom bunuh diri di Pulwama, Kashmir nyaris menyeret India ke dalam konfrontasi dengan Pakistan. India menuding Islamabad terlibat dalam serangan yang menewaskan 44 personel militernya tersebut.

Tuduhan itu dilayangkan meskipun kelompok Jaish-e-Mohammad telah mengkalim bertanggung jawab dan menjadi dalang di balik insiden bom bunuh diri di sana. Pemerintah Pakistan sendiri membantah tegas tudingan India.

Sebagai iktikad baik Perdana Menteri Pakistan Imran Khan menawarkan bantuan kepada India untuk menyelidiki insiden tersebut. Alih-alih menerima tawaran Khan, India justru melancarkan serangan udara ke Kashmir.

Pakistan menembak jatuh dua tempur India yang melewati Garis Kontrol Kashmir, yakni perbatasan de facto kedua negara. Satu pilot India ditangkap dan ditahan. Belakangan Pakistan memutuskan memulangkan pilot tersebut guna meredakan ketegangan dan mencegah berlanjutnya eskalasi.

Kashmir merupakan sebuah wilayah di Himalaya dengan penduduk mayoritas Muslim yang dipersengketakan India dan Pakistan. Beberapa kelompok di Jammu dan Kashmir telah berperang melawan India guna meraih kemerdekaan. Kalaupun tidak berhasil merdeka, mereka ingin berpisah dari India dan bergabung dengan Pakistan.




Credit  republika.co.id




Senin, 08 April 2019

Ulama Muslim India Bersatu, Bangun Barisan Lawan BJP


Pendukung Partai BJP (Bharatiya Janata Party).
Pendukung Partai BJP (Bharatiya Janata Party).
Foto: Reuters/Ahmad Masood

Pertemuan dihadiri oleh berbagai ulama dari Suni, Tabglih, Syiah hingga Wahabi.



CB, MUMBAI -- Sekitar 700 ulama dan cendekiawan Muslim dari daerah pemilihan North-West, India berkumpul. Mereka berasal dari Andheri, Jogeshwari, dan Goregaon berkumpul untuk menentukan arah dukungan komunitas Muslim dalam pemilihan umum (pemilu).

Seperti dilansir di Times of India pada Sabtu (6/4), pertemuan berbagai komunitas Muslim seperti, Suni, Tablighi, Syiah, Bohra, Wahhabi, Deobandi Barelvi sangat jarang terjadi. Pertemuan itu menekankan pentingnya mengalahkan Partai Bharatiya Janata (BJP), yang saat ini berkuasa.


Karena itu, komunitas Muslim sepakat memilih partai-partai sekuler untuk mempertahankan hak-hak minoritas, seperti yang dijamin oleh Konstitusi India.

Organisasi Khidmad menjadi penyelenggara pertemuan yang berlangsung di Jogeshwari. Organisasi Khidmat didirikan mantan anggota Kongres Mohsin Haider dan istrinya, Maher.

“Ini belum pernah terjadi sebelumnya, ulama dari semua sekte berkumpul dalam satu platform,” kata Haider.


Dia mengatakan, saat ini ada kebutuhan mendesak untuk memerangi kekuatan komunal yang menyebarkan gagasan palsu bahwa Muslim antinasional. BJP bersama aliansinya memenangi pemilihan umum pada 2014 lalu. Kemenangan BJP mengantarkan Narendra Mode menjadi perdana menteri.

Kandidat kongres untuk Majelis North-West Sanjay Nirupam memulai pidato dengan mengulangi pernyataan tidak menyenangkan dari anggota Parlemen BJP Sakshi Maharaj. Menurut dia, pernyataan itu mengatakan bahwa BJP tidak akan mengakui pemilihan atau menangguhkan konstitusi.

Karena itu, dia menekankan pemilihan umum menjadi jalan menyelamatkan bangsa. “Kita harus mengesampingkan semua perbedaan dan mencapai titik temu untuk menjaga nilai-nilai yang menjaga bangsa ini selama70 tahun,” ujar Nirupam.

Sementara ulama dan cendekiawan Muslim mengamini bahwa konsep kebangsaan dalam kondisi bahaya. “Tepat dari Ghadar (pemberontakan) 1857, para ulama kita syahid di jalan India. Mereka tidak berjuang untuk Muslim saja, mereka menumpahkan darah untuk semua orang India,” kata salah satu pembicara. 




Credit  republika.co.id





India Menjawab Tuduhan Pakistan Siapkan Agresi Baru



India Menjawab Tuduhan Pakistan Siapkan Agresi Baru
Tentara India berdiri di dekat puing helikopter militernya setelah jatuh di distrik Budgam di Kashmir, 27 Februari 2019. Foto/REUTERS/Danish Ismail


NEW DELHI - Pemerintah India menjawab tuduhan Pakistan bahwa militer New Delhi menyiapkan agresi baru yang akan berlangsung antara 16 dan 20 April mendatang. New Delhi mengatakan tuduhan itu tidak masuk akal dan membangkitkan histeria perang.

Jawaban New Delhi disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri Raveesh Kumar. "India menolak pernyataan Menteri Luar Negeri Pakistan yang tidak bertanggung jawab dan tidak masuk akal dengan tujuan yang jelas untuk membangkitkan histeria perang di wilayah tersebut," katanya, dikutip The Indian Express, Senin (8/4/2019).

"Gimmick publik ini tampaknya merupakan seruan kepada para teroris yang berbasis di Pakistan untuk melakukan serangan teror di India," lanjut dia.

"India memiliki hak untuk merespons dengan tegas terhadap serangan teroris lintas-perbatasan," imbuh Kumar. 

Seperti diberitakan sebelumnya, Pakistan pada hari Minggu menuduh India sedang merencanakan agresi baru antara 16 dan 20 April. Islamabad memperingatkan New Delhi atas risiko terhadap setiap kesalahan yang diperbuat.

Tuduhan Pakistan disampaikan Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi dalam konferensi pers. "Pemerintah Pakistan memiliki (informasi) intelijen yang dapat dipercaya bahwa India sedang menyusun rencana baru," katanya.

"Sebuah insiden baru bisa dilakukan...dan tujuannya adalah untuk membenarkan tindakan ofensif mereka (India) terhadap Pakistan dan untuk meningkatkan tekanan diplomatik terhadap Islamabad," kata Qureshi.

“Jika itu terjadi, Anda bisa membayangkan dampak dari kejadian itu pada perdamaian dan stabilitas kawasan. Menurut informasi kami, tindakan tersebut dapat dilakukan antara 16 dan 20 April," lanjut Qureshi, seraya menambahkan bahwa Pakistan sedang bersiap untuk merespons.

Ketegangan kedua negara meningkat tajam setelah India melakukan serangan udara terhadap situs yang dianggap sebagai kamp kelompok militan Jaish-e-Mohammed di Pakistan pada 26 Februari 2019. Serangan itu dilancarkan beberapa hari setelah serangan teroris pada 14 Februari terhadap personel polisi paramiliter India (CRPF) di Pulwama Pada 27 Februari yang menewaskan lebih dari 40 personel. 



Credit  sindonews.com




Pakistan katakan India siapkan serangan lain bulan ini


Pakistan katakan India siapkan serangan lain bulan ini

Seorang tentara Pakistan mengikat bendera nasional terbalik di sebuah menara pengawas yang terlihat di seberang pagar perbatasan antara India dan Pakistan di sektor Ranbir Singh Pura dekat Jammu, Jumat (1/3/2019). (REUTERS/ADNAN ABIDI)



Karachi (CB) - Pakistan memiliki "intelijen terpercaya" bahwa India akan menyerang lagi bulan ini, kata Menteri Luar Negeri Shah Mahmood Qureshi pada Ahad, sementara ketegangan atas kebuntuan Februari antara dua negara tetangga pemilik senjata nuklir itu tampak mereda.

Serangan tersebut dapat terjadi antara 16 dan 20 April, katanya, dengan menambahkan bahwa Pakistan telah memberitahu lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB mengenai kecemasannya itu.

Pengeboman bunuh diri oleh militan yang berkedudukan di Pakistan di Kashmir yang dikuasai India membunuh sedikitnya 40 anggota polisi paramiliter India pada 14 Februari dan risiko konflik meningkat secara dramatis pada 27 Februari ketika India melancarkan serangan udara atas apa yang disebutnya pangkalan latihan militan.

Hari berikutnya Pakistan menembak jatuh satu pesawat tempur India dan menangkap pilotnya yang kemudian dibebaskan.

"Kami memiliki intelijen yang dapat dipercaya bahwa India berencana melancarkan serangan baru atas Pakistan. Sesuai dengan informasi yang kami peroleh ini bisa terjadi antara 16 dan 20 April," kata Qureshi kepada wartawan di Multan, kampung halamannya.

"Dia tidak menjelaskan mengenai apa bukti yang Pakistan miliki atau bagaimana dia dapat menyebut secara khusus waktunya, tapi dia mengatakan Perdana Menteri Imran Khan telah setuju berbagi informasi itu dengan negara itu.

Kantor Kementerian Luar Negeri India tidak segera menjawab surat elektronik yang dikirim untuk diminta komentar.

Khan menyalahkan Bharatiya Janata Party (BJP) yang berkuasa di India bagi "penyiapan histeria perang" atas klaim-klaim bahwa India menembak jatuh satu jet tempur F-16 Pakistan selama kebuntuan Februari.

India mengatakan pihaknya telah menembak sebuah pesawat Pakistan dan angkatan udaranya memperlihatkan keping-keping dari satu peluru kendali yang diktakannya telah ditembakkan oleh satu jet F-16 Pakistan yang ditembak jatuh.

Keberhasilan serangan-serangan India atas sebuah kamp kelompok militan Jaish-e-Mohammad di bagia baratlaut Pakistan juga menimbulkan keraguan setelah gambar-gambar satelit menunjukkan kerusakan sedikit.





Credit  antaranews.com




Pakistan Tuding India Persiapkan Serangan Baru



Pakistan Tuding India Persiapkan Serangan Baru
Menlu Pakistan, Shah Mahmood Qureshi menuturkan, pihaknya memiliki intelijen yang dapat dipercaya bahwa India akan kembali melancarkan serangan pada bulan ini. Foto/Istimewa


ISLAMABAD - Menteri Luar Negeri Pakistan, Shah Mahmood Qureshi menuturkan, pihaknya memiliki intelijen yang dapat dipercaya bahwa India akan kembali melancarkan serangan pada bulan ini.

Qureshi mengatakan, serangan itu dapat terjadi antara pertengahan atau akhir bulan April. Pakistan, lanjut Qureshi, telah memberi tahu lima anggota tetap Dewan Keamanan (DK) PBB tentang kekhawatirannya.

"Kami memiliki intelijen yang andal bahwa India merencanakan serangan baru terhadap Pakistan. Sesuai informasi kami, ini bisa terjadi antara 16 dan 20 April," kata Qureshi, seperti dilansir Reuters pada Minggu (7/4).

Dia tidak menguraikan bukti apa yang dimiliki Pakistan atau bagaimana dia bisa begitu spesifik dengan waktunya, tetapi dia mengatakan Perdana Menteri Imran Khan telah setuju untuk berbagi informasi mengenai hal ini.

Sementara itu, sebelumnya Khan mengecam Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa di India karena membangkitkan histeria perang atas klaim palsu bahwa India menembak jatuh F-16 Pakistan dalam pertempuran udara Februari lalu. Khan mengatakan akan kebenaran selalu menang.

Majalah Foreign Policy yang berbasis di Amerika Serikat (AS), mengutip para pejabat AS, mengatakan semua jet tempur F-16 Pakistan telah diperiksa dan bisa dipertanggungjawabkan. Penilaian Washington itu bertentangan dengan penilaian Angkatan Udara India (IAF) yang mengklaim jet tempur MiG-21-nya telah menembak jatuh salah satu jet tempur F-16 Pakistan.

"Kebenaran selalu menang dan selalu merupakan kebijakan terbaik. Upaya BJP untuk memenangkan pemilu melalui membangkitkan histeria perang dan klaim palsu menjatuhkan F-16 Pakistan telah menjadi bumerang, dengan para pejabat Pertahanan AS juga membenarkan bahwa tidak ada F-16 yang hilang dari armada Pakistan," ucap Khan. 





Credit  sindonews.com




Soal Klaim F-16, Pakistan Sebut India Bangkitkan Histeria Perang



Soal Klaim F-16, Pakistan Sebut India Bangkitkan Histeria Perang
Perdana Menteri Pakistan Imran Khan. Foto/REUTERS/Thomas Peter/Pool


KARACHI - Perdana Menteri Imran Khan mengecam Partai Bharatiya Janata (BJP) yang berkuasa di India karena membangkitkan histeria perang atas klaim palsu bahwa India menembak jatuh F-16 Pakistan dalam pertempuran udara Februari lalu. PM Khan mengatakan akan kebenaran selalu menang.

Majalah Foreign Policy yang berbasis di Amerika Serikat (AS), mengutip para pejabat AS, mengatakan semua jet tempur F-16 Pakistan telah diperiksa dan bisa dipertanggungjawabkan. Penilaian Washington itu bertentangan dengan penilaian Angkatan Udara India (IAF) yang mengklaim jet tempur MiG-21-nya telah menembak jatuh salah satu jet tempur F-16 Pakistan.

"Kebenaran selalu menang dan selalu merupakan kebijakan terbaik," kata PM Khan dalam sebuah tweet-nya, Sabtu (6/4/2019). 

"Upaya BJP untuk memenangkan pemilu melalui membangkitkan histeria perang dan klaim palsu menjatuhkan F-16 Pakistan telah menjadi bumerang, dengan para pejabat Pertahanan AS juga membenarkan bahwa tidak ada F-16 yang hilang dari armada Pakistan," lanjut Khan.

Dua negara bersenjata nuklir itu terlibat dalam pertempuran udara atau dogfight di wilayah Kashmir yang disengketakan sehari setelah jet-jet tempur India menyeberang ke Pakistan untuk menyerang sebuah kamp yang diduga sebagai markas kelompok militan anti-India, Jaish-e-Mohammed (JeM).

India mengklaim mengklaim telah menembak jatuh sebuah pesawat jet tempur F-16 Pakistan dengan memperlihatkan puing-puing rudal yang disebut New Delhi telah ditembakkan oleh F-16 Pakistan sebelum jatuh. Rudal yang dimaksud itu adalah AIM-120 Advanced Medium-Range Air-to-Air Missile atau AIM-120 AMRAAM buatan Amerika Serikat yang memang menjadi senjata F-16.

Foreign Policy mengatakan dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada hari Kamis bahwa dua pejabat pertahanan AS yang memiliki pengetahuan langsung tentang masalah ini mengatakan bahwa personel AS telah melakukan penghitungan F-16 Pakistan dan tidak menemukan satu pun yang hilang.

Penilaian AS itu belum diberikan secara resmi kepada India dan Pakistan. Jika penilaian AS benar, maka itu akan menjadi pukulan lebih lanjut bagi Perdana Menteri India Narendra Modi, yang mengatakan bahwa India telah memberi pelajaran kepada Pakistan. PM Modi akan bersaing dalam pemilu pekan depan.

BJP, partainya Modi, telah berkampanye bahwa platform keamanan nasional India tangguh, terutama yang berkaitan dengan musuh utamanya, Pakistan. New Delhi menyalahkan Pakistan karena memicu pemberontakan 30 tahun di Kashmir yang mayoritas penduduknya Muslim. Namun, Islamabad membantah terlibat.

Juru bicara BJP Bizay Sonkar Shastri menolak anggapan Khan bahwa India membangkitkan histeria perang.

"Pertama, kebiasaan berbohong mereka (Pakistan) bukanlah rahasia bagi dunia. Kedua, ini benar-benar jelas bahwa akar terorisme terletak di Pakistan dan terorisme dikembangkan di Pakistan," katanya kepada Reuters, yang dilansir Minggu (7/4/2019).

Klaim keberhasilan serangan udara India terhadap sebuah kamp kelompok militan Jaish-e-Mohammed di Pakistan barat laut juga telah diragukan setelah gambar satelit menunjukkan tak ada tanda kerusakan sedikit pun di situs yang diklaim menjadi target pemboman udara.



Credit  sindonews.com