Tampilkan postingan dengan label LIPI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label LIPI. Tampilkan semua postingan

Senin, 31 Desember 2018

LIPI: Gunung Raksasa di Bawah Laut Sumatera Sudah Tak Aktif

Pakar Geologi dari Pusat Geotekhnologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Danny Hilman Natadidjaja mengatakan, gunung raksasa di bawah laut Sumatera sudah tidak aktif lagi. Foto/Ilustrasi/Okezone

JAKARTA - Pakar Geologi dari Pusat Geotekhnologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Danny Hilman Natadidjaja mengatakan, gunung raksasa di bawah laut Sumatera sudah tidak aktif lagi. Jadi, kata Danny, gunung yang terletak di laut lepas Pantai Bengkulu sudah tidak berbahaya lagi.

Danny menjelaskan, berdasarkan penelitian, gunung yang ada sejak ratusan tahun lalu tersebut sudah tidak aktif. "Berita lama itu, iya ada di lepas Pantai Bengkulu. Namun, sudah enggak aktif, sisa-sisa yang dulu jutaan tahun yang lalu. Sudah enggak aktif‎. Enggak berbahaya," katanya saat berbincang dengan Okezone, Sabtu (29/12/2018).

Menurut Danny, gunung tersebut sudah ada sejak ratusan tahun lalu di bawah perairan Sumatera dan pernah aktif pada masanya. Namun, saat ini, gunung tersebut sudah mati dan tidak berbahaya. "Dulunya jelas ada, pernah aktif, tapi sekarang sudah enggak aktif. Itu ada di tengah laut, gunung api, di bawah laut. Intinya enggak berbahaya, sudah enggak aktif, sudah mati, jadi mumi," terangnya.

Sebelumnya diketahui, ‎tim yang terdiri dari gabungan para pakar geologi Indonesia, AS, dan Perancis berhasil menemukan gunung api raksasa di bawah perairan barat Sumatera. Gunung api tersebut berdiameter 50 km dan tinggi 4.600 meter dan berada 330 km arah barat Kota Bengkulu.

Para ahli geologi yang menemukan gunung tersebut berasal dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ( LIPI), Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, CGGVeritas dan IPG (Institut de Physique du Globe) Paris. "Gunung api ini sangat besar dan tinggi. Di daratan Indonesia, tak ada gunung setinggi ini kecuali Gunung Jayawijaya di Papua," kata Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam BPPT Yusuf Surachman.


Credit Sindonews.com



https://daerah.sindonews.com/read/1366644/174/lipi-gunung-raksasa-di-bawah-laut-sumatera-sudah-tak-aktif-1546100173





Ditemukan Gunung Raksasa di Dalam Laut Sumatera Berdiameter 50 Km


Gunung Anak Kratau. Tim yang terdiri dari gabungan para pakar geologi Indonesia, Amerika Serikat (AS), dan Perancis, menemukan gunung api raksasa di bawah perairan barat Sumatera. Foto/Ilustrasi/SINDOnews

BENGKULU - Tim yang terdiri dari gabungan para pakar geologi Indonesia, Amerika Serikat (AS), dan Perancis, menemukan gunung api raksasa di bawah perairan barat Sumatera. Gunung api tersebut berdiameter 50 km dan tinggi 4.600 meter dan berada 330 km arah barat Kota Bengkulu.

Para ahli geologi ini berasal dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia ( LIPI), Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, CGGVeritas dan IPG (Institut de Physique du Globe) Paris.

“Gunung api ini sangat besar dan tinggi. Di daratan Indonesia, tak ada gunung setinggi ini kecuali Gunung Jayawijaya di Papua,” kata Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam BPPT Yusuf Surachman.

Gunung api bawah laut ini berada di Palung Sunda barat daya Sumatera, 330 km dari Bengkulu, di kedalaman 5,9 km dengan puncak berada di kedalaman 1.280 meter dari permukaan laut. Meskipun gunung ini diketahui memiliki kaldera yang menandainya sebagai gunung api, para pakar mengaku belum mengetahui tingkat keaktifan gunung api bawah laut ini. 

Survei yang menggunakan kapal seismik Geowave Champion canggih milik CGGVeritas itu adalah yang pertama di dunia karena menggunakan streamer terpanjang, yaitu 15 km dari yang pernah dilakukan oleh kapal survei seismik. Tujuan dari survei ini adalah untuk mengetahui struktur geologi dalam (penetrasi sampai 50 km) yang meliputi Palung Sunda, prisma akresi, tinggian busur luar (outer arc high), dan cekungan busur muka (fore arc basin) perairan Sumatera.

ADVERTISEMENT

Sejak gempa dan tsunami akhir 2004 lalu dan gempa-gempa besar susulan lainnya, terjadi banyak perubahan struktur di kawasan perairan Sumatera yang menarik minat banyak peneliti asing. Tim ahli dari Indonesia, AS, dan Perancis kemudian bekerja sama memetakan struktur geologi dalam untuk memahami secara lebih baik sumber dan mekanisme gempa pemicu tsunami menggunakan citra seismik dalam (deep seismic image).


Credit Sindonews.com



https://daerah.sindonews.com/read/1366643/174/ditemukan-gunung-raksasa-di-dalam-laut-sumatera-berdiameter-50-km-1546099743




Senin, 25 September 2017

LIPI Kembangkan Riset Geosains Kelautan


CB, JAKARTA -- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengembangkan riset geosains kelautan di Indonesia untuk mengungkap potensi sumber daya dan sumber bencana alam yang terkandung di bawah dasar samudera.


Riset ini penting mengingat posisi geografi Indonesia, yang terletak pada zona tektonik aktif yang ditandai dengan proses tumbukan antar lempeng kerak samudera dan kerak benua serta pelamparan kerak samudera.

Kolaborasi riset dengan nama Marine Investigation of the Rupture Anatomy of the 2012 Great Earthquake (MIRAGE) ini merupakan kerja sama riset internasional yang dimotori oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Institut de Physique du Globe de Paris (IPGP) Perancis, dan Earth Observatory of Singapore (EOS), Nanyang Technological University Singapura.

Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI, Zainal Arifin menjelaskan riset geosains kelautan MIRAGE berupaya menjawab pertanyaan tentang bagaimana gempa bumi besar terjadi di kerak samudera dengan memanfaatkan teknologi dan fasilitas penelitian mutakhir.

"Wahana riset yang digunakan adalah Kapal Riset R/V Marion Dufresne, kapal riset terbesar yang dimiliki oleh Perancis," kata Zainal Arifin, dalam siaran pers, diterima Republika, Ahad (24/9). Dalam pelaksanaannya, MIRAGE dilaksanakan dalam dua tahap, yakni MIRAGE I telah dilakukan pada 2016 dan MIRAGE II pada 2017.

Pada MIRAGE I telah dapat diakuisisi ~ 90 ribu km2 data batimetri (peta dasar laut), 11.400 km gaya berat dan magnetik di Cekungan Wharton, Samudera India. Data ini menunjukkan bahwa kerak Samudera India mengalami deformasi secara aktif dan ditunjukkan dengan adanya beberapa struktur patahan aktif bawah laut yang signifikan dan belum pernah ditemukan sebelumnya.

Selain itu, lanjut Zainal, terdapat sungai-sungai bawah laut pada kedalaman 3.500 4.800 m di bawah permukaan laut. Ditemukan pula struktur gunung bawah laut yang terpotong oleh suatu struktur sesar aktif berarah barat laut - tenggara.

Zainal melanjutkan dalam riset MIRAGE II akan dilakukan akuisisi data seismic refleksi guna mengetahui struktur sesar dan perlapisan kerak samudera yang ada dan sampai seberapa dalam struktur sesar tersebut berakar. Diharapkan, dengan data dan pengetahuan ini dapat dipahami asal mula dan implikasi tatanan geodinamika kawasan ini.

"Pada akhirnya, temuan yang dihasilkan dapat digunakan sebagai salah satu upaya untuk melakukan mitigasi bencana gempa bumi dan tsunami di kawasan Samudera India," kata Zainal.





Credit  republika.co.id