Senin, 30 Juli 2018

Tertarik S-400 Rusia, India Juga Ingin Beli Perisai Rudal AS



Tertarik S-400 Rusia, India Juga Ingin Beli Perisai Rudal AS
Sistem pertahanan National Advanced Surface-to-Air Missile System-II (NASAMS-II) Amerika Serikat yang akan dibeli India. Foto/Defence Industry Daily

NEW DELHI - India memainkan "politik dua kaki" untuk pengadaan sistem rudal pertahanan atau perisai rudal bagi militernya. Setelah melakukan penjajakan untuk membeli sistem rudal S-400 Rusia, India juga berencana membeli sistem serupa dari Amerika Serikat (AS).

New Delhi sedang dalam pembicaraan dengan Washington untuk mendapatkan sistem pertahanan udara canggih National Advanced Surface-to-Air Missile System-II (NASAMS-II). Harganya diperkirakan sekitar USD1 miliar.

"Sistem ini akan membantu mencegah serangan ala 9/11 (serangan teroris dengan pesawat ke World Trade Center di New York) di Delhi. Itu ada di tahap Acceptance of Necessity (AoN) sekarang," kata sumber resmi pemerintah India, yang dilansir The Hindu, Senin (30/7/2018).

India sedang menyebarkan jaringan pertahanan udara multi-tier untuk mengamankan wilayah udaranya dari serangan pesawat jet tempur, rudal, dan kendaraan udara tak berawak (UAV).

Sumber pemerintah itu mengatakan, NASAMS-II yang akan melengkapi sistem lain seperti sistem rudal surface-to-air (SAM) jangka menengah dan jarak jauh sedang di bawah pengadaan.

Padahal, India juga dalam tahap pembicaraan lanjutan dengan Rusia untuk pengadaan sistem pertahanan udara S-400.

Terlepas dari impor perisai rudal canggih dari AS dan Rusia, India juga mengembangkan sistem pertahanan rudal balistik (BMD) sendiri. Fase pertama BMD diharapkan segera digunakan.

NASAMS-II dikembangkan oleh Raytheon yang bermitra dengan KONGSBERG Defense and Aerospace of Norway. Mengutip laman Raytheon, NASAMS-II adalah solusi sistem perisai rudal mid-range yang sangat mudah beradaptasi untuk setiap persyaratan pertahanan udara operasional.

NASAMS-II, lanjut keterangan Raytheon, juga menyediakan sistem pertahanan canggih, yang dapat memaksimalkan kemampuan untuk mengidentifikasi, memantau, dan menghancurkan secara cepat pesawat musuh, UAV, atau ancaman rudal jelajah yang muncul.

”NASAMS-II adalah versi terbaru dari NASAMS dan fitur radar pengawas mobile 3D baru serta 12 peluncur rudal untuk reaksi yang lebih cepat," bunyi keterangan Raytheon di situs resminya.

India juga akan melanjutkan pengadaan sistem S-400 Rusia meskipun berpotensi ditentang AS melalui undang-undang tentang sanksi yang bernama Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act. UU ini mengamatkan penjatuhan sanksi terhadap negara-negara yang berbisnis dengan industri pertahanan Rusia.

UU itu disusun parlemen AS sebagai respons krisis Ukraina, krisis Suriah dan tuduhan bahwa Rusia ikut campur pemilu AS tahun 2016. Namun, India sudah menegaskan bahwa UU Washington tak berlaku bagi New Delhi, karena AS bukan PBB. 







Credit  sindonews.com