Setidaknya 23 orang ditahan dalam kerusuhan
akibat demonstrasi kelompok ekstrem kanan anti-imigran di Copenhagen,
Denmark, pada Senin (15/4). (Ritzau Scanpix/Mathias Oegendal via
Reuters)
Jakarta, CB -- Setidaknya 23 orang ditahan
dalam kerusuhan akibat demonstrasi kelompok ekstrem kanan anti-imigran
di Copenhagen, Denmark, pada Senin (15/4).
Kerusuhan menyebar ke sejumlah sudut ibu kota terutama setelah Rasmus Paludan, pendiri partai anti-imigran, Garis Keras (Stram Kurs), menggagas unjuk rasa di sebuah distrik imigran, Norrebro.
Kerusuhan menyebar ke sejumlah sudut ibu kota terutama setelah Rasmus Paludan, pendiri partai anti-imigran, Garis Keras (Stram Kurs), menggagas unjuk rasa di sebuah distrik imigran, Norrebro.
Kelompok pro-imigran pun langsung mengadang para demonstran dengan
menggelar unjuk rasa tandingan. Bentrok antara dua kubu itu pun tak
terhindarkan.
Sejumlah sepeda dibakar dalam kerusuhan itu. Kelompok pro-imigran bahkan sempat melempar batu ke arah pedemo anti-imigran dan polisi berupaya menggiring Paludan dari keramaian.
Sejumlah sepeda dibakar dalam kerusuhan itu. Kelompok pro-imigran bahkan sempat melempar batu ke arah pedemo anti-imigran dan polisi berupaya menggiring Paludan dari keramaian.
Polisi
terpaksa menggunakan gas air mata untuk merespons para demonstran
setelah sejumlah batu dilemparkan ke arah aparat keamanan.
Perdana Menteri Denmark, Lars Lokke Rasmussen, mengutuk keras demontrasi dan kerusuhan itu.
"Saya sangat tidak setuju dengan provokasi Paludan yang tidak memiliki arti selain menabur perpecahan. Hadapi dia dengan argumen, bukan kekerasan," ucap Rasmussen melalui Twitter seperti dikutip AFP.
Perdana Menteri Denmark, Lars Lokke Rasmussen, mengutuk keras demontrasi dan kerusuhan itu.
"Saya sangat tidak setuju dengan provokasi Paludan yang tidak memiliki arti selain menabur perpecahan. Hadapi dia dengan argumen, bukan kekerasan," ucap Rasmussen melalui Twitter seperti dikutip AFP.
Credit cnnindonesia.com