TEL AVIV
- Menteri Keamanan Internal Israel, Gilad Erdan mengatakan, Israel
dapat meluncurkan operasi militer besar-besaran lainnya terhadap Jalur
Gaza. Serangan ini akan dilakukan jika Hamas terus mengancam warga
Israel yang tinggal di dekat Gaza.
Dalam wawancara dengan saluran Kan Radio, Erdan mengatakan, Israel sedang diseret ke dalam kampanye yang lebih luas terhadap Hamas, yang telah memerintah Jalur Gaza sejak 2007.
"Pemukim Israel yang tinggal di dekat Jalur Gaza kini menemukan diri mereka dalam situasi yang tak tertahankan, mirip dengan apa yang mereka hadapi empat tahun lalu (sebelum serangan hebat Israel yang menghancurkan di Gaza)," ucap Erdan.
"Jika Hamas tidak mengerti ini, kita harus terlibat dalam operasi militer yang luas, yang akan menuntut harga tinggi, setidaknya sama dengan serangan 2014, jika tidak lebih tinggi," sambungnya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Kamis (26/7).
Merespon ancaman ini, Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, mengumumkan bahwa para anggota mereka telah ditempatkan dalam keadaan "siaga tinggi" untuk menghadapi setiap serangan Israel.
Ketegangan terus meningkat di sepanjang zona penyangga Gaza-Israel dalam beberapa hari terakhir. Kemarin, seorang tentara Israel di dekat zona penyangga terluka oleh tembakan sniper yang berasal dari wilayah Gaza.
Sebagai respon atas penembakan tersebut, tentara Israel merespon dengan melancarkan serangan udara terhadap basis Hamas di Jalur Gaza, yang menewaskan tiga anggota kelompok tersebut.
Dalam wawancara dengan saluran Kan Radio, Erdan mengatakan, Israel sedang diseret ke dalam kampanye yang lebih luas terhadap Hamas, yang telah memerintah Jalur Gaza sejak 2007.
"Pemukim Israel yang tinggal di dekat Jalur Gaza kini menemukan diri mereka dalam situasi yang tak tertahankan, mirip dengan apa yang mereka hadapi empat tahun lalu (sebelum serangan hebat Israel yang menghancurkan di Gaza)," ucap Erdan.
"Jika Hamas tidak mengerti ini, kita harus terlibat dalam operasi militer yang luas, yang akan menuntut harga tinggi, setidaknya sama dengan serangan 2014, jika tidak lebih tinggi," sambungnya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Kamis (26/7).
Merespon ancaman ini, Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, mengumumkan bahwa para anggota mereka telah ditempatkan dalam keadaan "siaga tinggi" untuk menghadapi setiap serangan Israel.
Ketegangan terus meningkat di sepanjang zona penyangga Gaza-Israel dalam beberapa hari terakhir. Kemarin, seorang tentara Israel di dekat zona penyangga terluka oleh tembakan sniper yang berasal dari wilayah Gaza.
Sebagai respon atas penembakan tersebut, tentara Israel merespon dengan melancarkan serangan udara terhadap basis Hamas di Jalur Gaza, yang menewaskan tiga anggota kelompok tersebut.
Credit sindonews.com