Tampilkan postingan dengan label SKOTLANDIA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SKOTLANDIA. Tampilkan semua postingan

Senin, 08 Oktober 2018

Turun ke Jalan, 20 Ribu Warga Skotlandia Tuntut Kemerdekaan



Turun ke Jalan, 20 Ribu Warga Skotlandia Tuntut Kemerdekaan
Sekitar 20 ribu warga Skotlandia turun ke jalan menuntut kemerdekaan. Foto/Istimewa

EDINBURGH - Sekitar 20 ribu orang turun ke jalan di Ibu Kota Skotlandia, Edinburgh, menyerukan kemerdekaan Skotlandia pada Sabtu (6/10/2018) kemarin. Aksi ini terjadi kurang dari enam bulan sebelum Inggris keluar dari Uni Eropa (Brexit).

Dalam sebuah pernyataan, polisi Skotlandia mengatakan bahwa 20 ribu orang mengambil bagian dalam demonstrasi pada akhir pekan kemarin. Hal itu berdasarkan perkiraan Dewan Kota Edinburgh.
Kelompok Warga Uni Eropa untuk Kemerdekaan Skotlandia, yang takut banyak orang Eropa akan meninggalkan Skotlandia sebelum mereka mendapat kesempatan untuk memilih kemerdekaan, berada di antara mereka yang menggelar aksi demonstrasi.

"Situasi Brexit ini patut dibenci," kata Penggagas aksi demonstrasi Ellen Hofer (31) dari Jerman.

"Kami tidak dapat menghentikan Brexit, kami tidak dapat membantu apa yang terjadi dengan Inggris, tetapi kami dapat membantu dengan apa yang kami lakukan di sini di negara ini dengan kemerdekaan," imbuhnya seperti dikutip dari AFP, Minggu (7/10/2018).

Perwakilan dari English Scots for Yes, sebuah kelompok yang dibentuk untuk menghilangkan anggapan bahwa nasionalisme Skotlandia adalah 'anti-Inggris', juga hadir.

"Orang-orang yang mengatakan bahwa kami anti-Inggris dalam beberapa cara, benar-benar bodoh," kata direktur nasionalnya Math Campbell (31) yang berasal dari Cambridge. 


"Ini bukan tentang kewarganegaraan, ini bukan tentang di mana kita dilahirkan, ini tentang di mana kita semua akan bersama sebagai sebuah negara," sambungnya.

Kaum nasionalis berkumpul di Taman Holyrood dalam bayang-bayang parlemen yang didevolusikan, menentang peringatan dari otoritas lokal bahwa unjuk rasa itu tidak sah.

Historic Environment Scotland, penjaga taman Skotlandia, menolak mengeluarkan izin untuk aksi demonstrasi dan bersikeras lokasi tersebut tidak memungkinkan demonstrasi yang bersifat politik.

Namun, penyelenggara aksi demonstrasi semakin berani ketika Polisi Skotlandia mengatakan mereka hanya akan menegakkan hukum ketertiban umum yang melarang demonstrasi tidak sah jika membahayakan keamanan.

Sebuah aksi protes tandingan kecil yang menampilkan bendera-bendera perserikatan di kota Royal Mile yang dipimpin oleh A Force For Good, organisasi serikat buruh Inggris, ditenggelamkan oleh ribuan nasionalis yang melambai-lambaikan Saltire, bendera Skotlandia.


Credit  sindonews.com



Kamis, 19 Juli 2018

Agen Secret Service Tewas Saat Kawal Presiden Trump di Skotlandia



Pengamanan Secret service pada Donald Trump. politico.com
Pengamanan Secret service pada Donald Trump. politico.com

CB, Jakarta - Seorang agen Secret Service tewas saat mengawal dan melindungi keselamatan presiden Donald Trump selama berkunjung di Skotlandia.
Agen Secret Service yang sudah bekerja selama 19 tahun dikabarkan menderita stroke parah saat mengawal Trump di Skotlandia.

Menurut Metro.co.uk. Rabu, 18 Juli 2018, agen yang dirahasiakan identitasnya itu jatuh sakit di Turnberry pada hari Minggu, 15 Juli. Presiden Trump sedang bermain golf di resor Ayshire untuk mnegisi akhir pekannya.

Ketika jatuh sakit, agen Secret Service ini sempat mendapatkan perawatan kritis dari beberapa dokter di Skotlandia. Ia kemudian tewas pada Selasa pagi di rumah sakit dengan didampingi sanak keluarganya.
Pihak Secret Service Amerika Serikat membenarkan tentang kematian anggotanya yang disebut profesional dan berdedikasi dalam kerjanya.

"Kmai berterimakasih untuk para pelayan medis darurat yang memberikan pelayanan dan dokter-dokter yang menyediakan perawatan kritis yang dibutuhkan," kata juru bicara Secret Service sebelum agen itu menghembuskan nafas terakirnya.Lebih dari 150 agen Secret Service dibawa ke Inggris untuk melindungi Trump selama berkunjung negara itu.
Presiden Donald Trump meninggalkan Turnberry pada hari Minggu, 15 Juli, bersamaan saat agen Secret Service jatuh sakit.Pemerintah Amerika Serikat membayar lebih dari US$ 77 ribu untuk kegiatan golf Trump di Skotlandia. Trump menginap di kamar hotel VIP, seperti dikutip dari Guardian.



Credit  tempo.co




Senin, 18 September 2017

AS Gelar Latihan Perang di Tengah Ancaman Korut



AS Gelar Latihan Perang di Tengah Ancaman Korut
AS menggelar latihan perang di Glasgow di tengah ancaman Korut. Foto/Ilustrasi/Istimewa



GLASGOW - Militer Amerika Serikat (AS) dijadwalkan untuk memulai latihan besar di Skotlandia. Latihan perang ini untuk menguji kemampuan NATO mempertahankan diri dari rudal balistik karena ancaman Perang Dunia ke-3 terus bertambah.

Sebagai bagian latihan yang digelar selama sebulan di rentang Hebrida, sebuah kapal perang Belanda akan diuji saat mencoba mendeteksi dan melacak rudal yang terbang di luar atmosfer bumi lebih dari 12.400 mph - lebih dari 16 kali lebih cepat dari pada kecepatan suara.

Kapal frigat Belanda, HNLMS De Ruyter, dilengkapi dengan radar akuisisi multi-beam yang mampu memperbaiki target dari jarak jauh.

"Tujuan dari Shield Formidable adalah untuk memperbaiki interoperabilitas sekutu di lingkungan pertahanan udara dan rudal terpadu yang dioperasikan langsung, dengan menggunakan struktur pelaporan perintah dan kontrol NATO," kata angkatan laut AS dalam sebuah pernyataan seperti disitat dari Daily Express, Sabtu (16/9/2017).

Latihan perang akan dipimpin oleh angkatan laut AS dan mencakup pasukan dari Inggris, Prancis, Kanada, Jerman, Spanyol dan Italia.

Latihan di lepas pantai Skotlandia utara akan menjadi ujian kedua yang pernah dilakukan pembelaan rudal balistik NATO di Eropa.

Tes terakhir, pada bulan Oktober 2015, melibatkan kapal perang Amerika, USS Ross menembak sebuah rudal selama latihan tembak.

Kapal perusak tersebut menembak jatuh dari angkasa sebuah rudal balistik Terrier Orion. Latihan ini didukung oleh USS The Sullivans, yang menembak dua target udara yang mensimulasikan rudal jelajah anti-kapal yang menargetkan Ross.

Latihan yang dijuluki Formidable Shield ini dilakukan beberapa hari setelah tes rudal terbaru Korea Utara (Korut) karena ketegangan internasional terus berkembang.

Pyongyang mengancam untuk menenggelamkan Jepang dan mengatakan bahwa AS harus "dipukuli sampai mati seperti anjing rabies". Ancaman itu dikeluarkan setelah kedua negara meminta sanksi tambahan PBB untuk menanggapi uji coba rudal dan nuklir yang dilakukan oleh negara pertapa tersebut.

Rentang Hebrida, area laut yang luas yang digunakan untuk menguji sistem rudal, baru-baru ini digunakan untuk menguji sistem pertahanan rudal udara Royal Navy yang baru. 







Credit  sindonews.com