Tampilkan postingan dengan label OMAN. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label OMAN. Tampilkan semua postingan

Jumat, 15 Maret 2019

Konflik Palestina-Israel, RI-Oman Dukung Solusi Dua Negara


Konflik Palestina-Israel, RI-Oman Dukung Solusi Dua Negara
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, dalam pernyataan bersamanya dengan Menlu Oman, Yusuf bin Alawi bin Abdullah. (CNN Indonesia/Riva Dessthania Suastha)



Jakarta, CB -- Pemerintah Indonesia dan Oman menyatakan 'solusi dua negara' masih menjadi satu-satunya jalan penyelesaian konflik Israel dan Palestina yang telah berlangsung selama puluhan tahun. Indonesia menyatakan akan selalu mendukung Palestina dalam memperjuangkan hak-haknya.

"Bagi Indonesia solusi dua negara tidak dapat ditawar dan tidak ada plan B bagi solusi dua negara," ucap Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, di Jakarta, Kamis (14/3).

Retno menyampaikan pernyataan bersama soal Palestina dengan Menlu Oman, Yusuf bin Alawi bin Abdullah.

Dalam pertemuan bilateral, Retno menegaskan kepada Yusuf persoalan Palestina masih dan akan selalu menjadi perhatian utama dan prioritas politik luar negeri Indonesia.


"Saya berharap Indonesia dan Oman di masa mendatang dapat meningkatkan terus peran kedua negara untuk dunia yang lebih aman dan lebih baik," kata Retno.

Dalam kesempatan yang sama, Yusuf memuji peran Indonesia yang selama ini aktif dalam membantu menyelesaikan konflik dan permasalahan yang dihadapi negara-negara Timur Tengah dan Arab.

Yusuf menyatakan Oman juga sangat menghargai posisi Indonesia yang tegas dalam mendukung hak-hak Palestina.

"Kami sangat senang Indonesia memiliki pandangan yang positif kepada Palestina. Terima kasih kepada Indonesia atas dukungannya terhadap kebebasan penuh bagi Palestina. kami dukung posisi Indonesia, terutama soal solusi dua negara," kata Yusuf.

Bangun Kilang Baru

Selain mengulas masalah Timur Tengah, Retno dan Yusuf juga membahas kerja sama bilateral antara Indonesia-Oman. Kedua negara sepakat memperkuat kerja sama perdagangan dan investasi.

Retno menuturkan perusahaan minyak dan gas, Oman Overseas Oil and Gas (OOG), berencana bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero) membangun kilang baru di Bontang, Kalimantan Timur. Kilang tersebut ditargetkan berkapasitas 300 ribu barel per hari.

Selain itu, Retno juga memaparkan Indonesia dan Oman sepakat memberlakukan kebijakan bebas visa bagi paspor diplomatik, baik untuk perjalanan dinas atau pun khusus.

"Soal visa ini rencana penandatanganan kerja sama akan dilakukan dalam waktu dekat," kata Retno.

Tak hanya Oman, Indonesia juga menyatakan niatnya memperkuat hubungan dagang dan investasi dengan negara Dewan Kerja Sama Negara Teluk (GCC) lainnya.




Credit  cnnindonesia.com



Kronologi Penculikan WNI oleh Kelompok Bersenjata di Yaman


Kronologi Penculikan WNI oleh Kelompok Bersenjata di Yaman
Ilustrasi gedung Kementerian Luar Negeri Indonesia. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)



Jakarta, CB -- Kementerian Luar Negeri RI menyatakan seorang warga Indonesia yang sempat disandera kelompok bersenjata di Yaman pada November 2018 lalu merupakan seorang mahasiswa bernama Adib Nadim. Dia ditawan ketika sedang dalam perjalanan menuju Kota Sanaa.

Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu RI, Lalu Muhammad Iqbal, menuturkan Adib ditangkap kelompok bersenjata di Kota Yaslah, sekitar 30 kilometer di selatan Yaman, pada 28 November 2018. Adib saat itu adalah mahasiswa yang tengah menempuh pendidikan di Universitas Daru Hadits, Sihr, Hadramaut, sejak 2013 silam.

Iqbal mengatakan Adib ditahan selama 99 hari bersama sekitar tujuh warga asing lain. Dia dibebaskan pada 7 Maret 2019 lalu.


"Saat ditangkap Adib sedang menemani sahabatnya, warga negara Malaysia, untuk menjenguk keluarganya di Kota Sanaa," kata Iqbal dalam keterangan pers yang diterima CNNIndonesia.com melalui pesan instan, Kamis (14/3).

Iqbal memaparkan Adib telah sampai di Indonesia pada Rabu (13/3) sore kemarin. Pemulangan Adib dibantu KBRI Muscat, Oman menggunakan maskapai Oman Air.

Iqbal mengatakan upaya pembebasan Adib dilakukan bekerja sama dengan pemerintah Oman. Kontak-kontak KBRI Muscat juga tak luput membantu pembebasan.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan pemerintah Oman telah banyak membantu proses evakuasi WNI dari wilayah konflik, terutama yang berada di Yaman, saat perang meletup di negara itu pada 2014 lalu.

Sejak konflik pecah di Yaman, pemerintah mengevakuasi seluruh WNI dari negara itu. Puncaknya terjadi pada 30 Maret 2015 hingga 21 April 2015. Pemerintah bahkan mengirim tim khusus untuk mengevakuasi WNI secara intensif. 

Berdasarkan data Kemlu RI, total ada 1.925 WNI dan 173 warga asing negara sahabat berhasil dievakuasi lewat jalur darat, laut dan udara.

Sejak itu, pemerintah Indonesia telah melarang WNI masuk ke Yaman.

Oman selama ini memang kerap dijadikan jalur untuk masuk ke Yaman. Sejak perang di Yaman pecah, pemerintah Oman juga telah mengeluarkan larangan melintasi perbatasannya.

Larangan itu diberlakukan pemerintah setempat untuk mencegah kelompok pemberontak Houthi, maupun mereka yang merupakan jejaring kelompok teroris Al Qaidah masuk ke Yaman. 




Credit  cnnindonesia.com




Seorang pelajar Indonesia dibebaskan dari penyanderaan di Yaman

Seorang pelajar Indonesia dibebaskan dari penyanderaan di Yaman


Menteri Luar Negeri Oman Yusuf bin Alawi bin Abdullah (pertama kiri) mengisi buku tamu sebelum melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi (kedua kiri) di Gedung Pancasila, Jakarta, Kamis (14/2/2019). (ANTARA News/Yashinta Difa)




Jakarta (CB) - Seorang pelajar asal Indonesia, Adib Nadim, dibebaskan dari penyanderaan oleh kelompok bersenjata di Yaman dan dipulangkan ke Tanah Air melalui Oman oleh KBRI Muscat, kata Meteri Luar Negeri Retno Marsudi.

Adib yang telah tiba di Indonesia pada Rabu (13/3), sebelumnya ditangkap oleh kelompok bersenjata di Kota Yaslah yang berlokasi 30 kilometer selatan Yaman, pada 28 November 2018.

Ia ditahan selama 99 hari bersama sekitar tujuh warga negara asing lainnya hingga akhirnya dibebaskan pada 7 Maret 2019.

"Semalam kami berhasil membebaskan seorang WNI dan memulangkannya ke Tanah Air, setelah sempat ditangkap oleh kelompok bersenjata di Yaman. Pembebasan dan pemulangan ini tidak lepas dari kerja sama dan bantuan oleh otoritas Oman," kata  Menlu Retno Marsudi usai bertemu dengan Menteri Luar Negeri Oman Yusuf bin Alawi bin Abdullah di Gedung Pancasila, Jakarta, Kamis.

Adib adalah seorang mahasiswa Universitas Darul Hadits, Sihr, Hadramaut. Ia berangkat ke Yaman untuk meneruskan studinya pada 2013.

Saat ditangkap, Adib sedang menemani sahabatnya, yakni seorang warga Malaysia, untuk menjenguk keluarganya di Kota Sanaa.

Upaya pembebasan Adib dilakukan lewat kerja sama dengan otoritas keamanan Kesultanan Oman dan kontak-kontak KBRI Muscat yang ada di Sanaa.

"Alhamdulillah saya bisa bebas. Terima kasih atas bantuan KBRI dan pemerintah yang sudah mengupayakan pembebasan saya", ujar Adib saat diterima Duta Besar RI Muscat Mustofa Taufik Abdul Latif setelah pembebasan tersebut, seperti disampaikan melalui keterangan tertulis Direktorat Perlindungan WNI dan BHI Kemlu RI.

Sejak konflik bersenjata pecah pada 2015, pemerintah Indonesia mengeluarkan imbauan kepada seluruh WNI untuk tidak berkunjung ke Yaman.

Hingga saat ini, imbauan tersebut belum dicabut karena secara umum situasi keamanan di Yaman dianggap belum kondusif bagi warga negara asing.





Credit  antaranews.com

Oman tanam modal 10 miliar dolar untuk pembangunan kilang di Bontang


Oman tanam modal 10 miliar dolar untuk pembangunan kilang di Bontang
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi (kedua kiri) berjabat tangan dengan Menteri Luar Negeri Oman Yusuf bin Alawi bin Abdullah (pertama kiri) sebelum melakukan pertemuan bilateral di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (14/3/2019). (ANTARA News/Yashinta Difa)






Jakarta (CB) - Pemerintah Indonesia menyambut baik kerja sama antara perusahaan minyak dan gas asal Oman, Overseas Oil and Gas (OOG), dan PT Pertamina (Persero) yang menyepakati pembangunan kilang baru di Bontang, Kalimantan Timur, dengan investasi senilai 10 miliar dolar AS.

Proyek investasi tersebut dibahas oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Oman Yusuf bin Alawi bin Abdullah dalam pertemuan bilateral di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis.

“Selain menggunakan kerangka kerja sama bilateral, Indonesia juga mendorong peningkatan kerja sama ekonomi dengan Dewan Kerja Sama Negara Teluk (GCC), yang Oman menjadi salah satu anggotanya,” kata Menlu Retno.

Kilang berkapasitas 300 ribu barel per hari itu ditargetkan dapat beroperasi efektif mulai 2025.

Dalam pertemuan tersebut, kedua menlu juga sepakat untuk segera menandatangani kerja sama perjanjian bebas visa bagi pemegang paspor diplomatik, dinas, dan khusus, yang telah rampung dinegosiasikan.

Selain itu, Menlu Retno dan Menlu Yusuf sepakat mempercepat persetujuan angkutan udara dan persetujuan penghindaran pajak berganda yang pembahasannya sudah memasuki tahap akhir.

“Kami sepakat untuk terus meningkatkan hubungan kerja sama yang sudah berjalan dengan sangat baik,” tutur Menlu Retno.

Menlu Retno secara khusus menyampaikan apresiasinya atas bantuan pemerintah Oman kepada WNI, termasuk fasilitas yang diberikan pemerintah Oman dalam proses evakuasi WNI dari Yaman, saat terjadi krisis di negara tersebut.

Otoritas Oman kembali membantu proses pembebasan dan pemulangan seorang WNI yang sempat ditangkap oleh kelompok bersenjata di Yaman sejak November 2018.

“Hingga saat ini, pemerintah Oman juga membantu memfasilitasi pelajar Indonesia untuk keluar-masuk Yaman melalui Salalah, Oman,” tutur Menlu Retno.

Menlu Retno berharap Indonesia dan Oman bisa terus meningkatkan perannya untuk dunia yang lebih baik dan damai.

Di sisi lain, Menlu Yusuf menyebut pertemuan keduanya dengan Menlu Retno sebagai momentum yang baik untuk terus melanjutkan kerja sama investasi di Indonesia.

“Kami juga berkeinginan membahas bidang-bidang lain yang memungkinkan investasi antara kedua negara,” ujar dia.

Menlu Yusuf juga mengapresiasi posisi Indonesia yang tegas memperjuangkan kemerdekaan Palestina dan mendukung perdamaian atas krisis yang terjadi di Arab dan Timur Tengah.

"Sejak berdirinya Negara Israel tahun 1948 kami berharap Palestina juga bisa merdeka. Kami sekarang mendukung berdirinya negara Palestina yang merdeka, independen dan strategis sehingga bisa menciptakan kondisi yang stabil dan aman di kawasan Timur Tengah,” kata dia.




Credit  antaranews.com




Rabu, 13 Maret 2019

Malaysia dan Oman Larang Boeing 737 MAX 8 Mengudara


Malaysia dan Oman Larang Boeing 737 MAX 8 Mengudara
Ilustrasi pesawat Boeing 737-8 MAX. (Chinatopix via AP)




Jakarta, CB -- Perintah larangan dan pengoperasian Boeing 737 MAX 8 terus bermunculan. Saat ini pemerintah Malaysia dan Oman menyatakan mereka melarang penggunaan dan penerbangan pesawat tipe itu dari dan menuju kedua negara itu.

Seperti dilansir AFP, Selasa (12/3), keputusan itu disampaikan oleh Badan Penerbangan Sipil Malaysia dan Oman. Hal ini sebagai dampak kecelakaan maut dari dua pesawat itu yang terjadi di Indonesia dan Ethiopia.

"Otoritas Penerbangan Sipil Malaysia menghentikan sementara operasional Boeing 737 MAX 8 dari dan menuju atau singgah di Malaysia, berlaku secepatnya sampai pemberitahuan lebih lanjut," kata Kepala Badan Penerbangan Sipil Malaysia, Ahmad Nizar Zolfakar.


"Kami menghentikan sementara operasional Boeing 737 MAX dari dan menuju seluruh bandara di Oman," demikian pernyataan Badan Penerbangan Sipil Oman melalui akun Twitter.


Maskapai Malaysia Airlines dilaporkan memesan beberapa pesawat 737 MAX 8. Pemerintah Negeri Jiran pada Senin kemarin dilaporkan meminta proses pembelian itu ditinjau ulang.

Kedua negara itu mengikuti langkah beberapa negara lain. Yakni Australia, China, Singapura, Indonesia, Korea Selatan, dan Ethiopia.

Australia melarang pengoperasian pesawat 737 MAX 8 walau maskapai mereka tidak ada yang menggunakan tipe itu. Bahkan, mereka memutuskan melarang penggunaan seluruh generasi 737 MAX dari dan menuju Negeri Kanguru.

Keputusan itu membuat penerbangan maskapai Silk Air, yang merupakan anak perusahaan Singapore Airlines, dan Fiji Airways dari dan menuju Australia terganggu karena menggunakan pesawat tipe itu.

Terpisah, salah satu maskapai terbesar Brasil, GOL, memutuskan mengistirahatkan sementara tujuh armada 737 MAX 8 mereka. Sedangkan maskapai asal Meksiko, Aeromexico, juga melakukan hal yang sama terhadap enam armada mereka dari tipe yang serupa.

Keputusan serupa juga diambil oleh maskapai Cayman Airways, dan Comair dari Afrika.

Kecelakaan pesawat maskapai Ethiopian Airlines pada 10 Maret lalu kembali membuat Boeing dan produk tipe 7373 MAX 8 dipertanyakan. Sebab, kejadian itu berselang kurang dari lima bulan pasca insiden yang sama yang terjadi pada Lion Air JT610.

Boeing meluncurkan 737-8 MAX sebagai pemutakhiran seri 737 yang sudah bertahan selama 50 tahun. Pesawat itu diklaim mempunyai mesin yang lebih irit dalam konsumsi bahan bakar, dan menjadi salah satu produk terlaris mereka. Tipe itu mempunyai pesaing berat, yakni A320neo buatan pabrikan pesawat asal Prancis, Airbus.

Kecelakaan maut pertama seri 737-8 MAX terjadi pada 29 Oktober 2018. Saat itu, pesawat yang dioperasikan maskapai Lion Air dengan nomor penerbangan JT610 jatuh di perairan Tanjung, Karawang, menewaskan seluruh 189 penumpang dan awak.

Sedangkan kecelakaan kedua terjadi pada 10 Maret 2019. Insiden itu terjadi saat pesawat yang dioperasikan Ethiopian Airlines bernomor penerbangan ET302 dari Addis Ababa menuju Nairobi, Kenya, jatuh sekitar pukul 08.44 waktu setempat. Sebanyak 157 penumpang dan awak dipastikan meninggal.

Penyebab kedua kecelakaan pesawat itu masih diselidiki melalui data perangkat perekam data penerbangan dan percakapan kokpit.



Credit  cnnindonesia.com



Selasa, 11 Desember 2018

Netanyahu Klaim Pesawat Israel Diizinkan Lintasi Langit Oman



Netanyahu Klaim Pesawat Israel Diizinkan Lintasi Langit Oman
Netanyahu menuturkan, penguasa Oman telah memberikan lampu hijau bagi pesawat komersial Israel untuk terbang di atas wilayah udara negara Teluk itu. Foto/Istimewa


TEL AVIV - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menuturkan, penguasa Oman telah memberikan lampu hijau bagi pesawat komersial Israel untuk terbang di atas wilayah udara negara Teluk itu.

"Sultan Oman, Qaboos, telah mengizinkan penerbangan El Al atas Oman," kata Neyanyahu saat berbicara dalam pertemuan dengan para Duta Besar Israel di Asia, Eropa dan Amerika Utara, seperti dilansir Anadolu Agency pada Senin (10/12).

Dia mengatakan keputusan untuk mengizinkan penerbangan Israel untuk terbang di atas wilayah udara Oman adalah bagian dari perubahan yang lebih luas dalam posisi Israel secara global. "Peta diplomatik kami telah berubah secara dramatis, mengikuti upaya diplomatik oleh Israel," ucapnya.

Netanyahu, kemudian mengatakan, sampai saat ini Israel masih mencari persetujuan dari Arab Saudi untuk mempersingkat penerbangan Israel ke India dan Asia Tenggara. Riyadh menolak untuk mengizinkan penerbangan Israel untuk terbang melalui wilayah udaranya.

Oman sendiri sejauh ini belum memberikan komentar apapun mengenai pernyataan Netanyahu tersebut. Sama halnya dengan Saudi dan kebanyakan mayoritas negara berpenduduk mayoritas Muslim, Oman juga tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. 



Credit  sindonews.com



Rabu, 05 Desember 2018

50 gerilyawan Yaman yang cedera diungsikan ke Oman


50 gerilyawan Yaman yang cedera diungsikan ke Oman

Warga yang menyelamatkan diri dari pertempuran dekat kota pelabuhan Laut Merah Hodeidah membawa selimut dan bantuan lainnya yang mereka dapatkan dari lembaha PBB di Hodeidah, Yaman, Rabu (27/6/2018). (REUTERS/Abduljabbar Zeyad)



Riyadh, Arab Saudi (CB) - Koalisi militer pimpinan Arab Saudi pada Senin (3/12) mulai mengungsikan 50 gerilyawan Al-Houthi yang cedera dari Yaman ke Oman untuk dirawat, demikian dilaporkan kantor berita resmi Arab Saudi, SPA.

Juru Bicara Koalisi Turki Al-Maliki mengatakan jalur aman disediakan atas permintaan Utusan Khusus PBB untuk Yaman Martin Griffith.

Langkah tersebut dilakukan dalam kerangka kerja "keperluan kemanusiaan dan membangun kepercayaan antara antara semua pihak di Yaman, sebagai pembukaan bagi pembicaraan Swedia", kata juru bicara itu.

"Satu pesawat PBB dijadwalkan tiba di Bandar Udara Sana`a, Yaman, untuk mengungsikan orang yang cedera," ia menambahkan, sebagaimana dikutip Kantor Berit Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi.

Gerilyawan Syiah Yaman, Al-Houthi, dan Pemerintah Oman belum mengeluarkan komentar mengenai pernyataan tersebut.

Pada November, koalisi pimpinan Arab Saudi mengumumkan pembentukan koridor aman antara Ibu Kota Yaman, Sana`a, dan Provinsi Al-Hudaydah yang strategis di bagian barat negeri itu.

Yaman telah dirongrong kerusuhan sejak 2014, ketika kelompok gerilyawan Al-Houthi menguasai sebagian wilayah negeri tersebut dan krisis meningkat pada 2015, saat koalisi militer pimpinan Arab Saudi melancarkan operasi udara dengan tujuan memutarbalikkan penguasaan wilayah oleh gerilyawan Al-Houthi.

Sudah puluhan ribu orang, termasuk warga sipil, diduga tewas dan PBB memperkirakan sebanyak 14 juta warga Yaman terancam kelaparan.

Pada Kamis (29/11), lebih dari 14 juta dosis vaksin untuk anak-anak telah dikirim ke Kota Aden di Yaman Selatan --yang saat ini menjadi ibu kota sementara pemerintah, kata Dana Anak PBB (UNICEF).

"Lebih dari 14 juta dosis vaksi rubella dan campak telah tiba di Bandar Udara Internasional Aden," kata Kantor UNICEF di Yaman di akun Twitter. Dosis vaksin itu, katanya, cukup untuk memenuhi keperluan sebanyak 13 juta anak yang berusia antara enam bulan dan 15 tahun.

"Vaksin itu dikirim sebagai bagian dari tahap lanjutan kegiatan nasional melawan campak dan rubella di Yaman," kata lembaga tersebut.


Credit  antaranews.com

Senin, 29 Oktober 2018

Oman Tawarkan Bantuan Perdamaian untuk Israel-Palestina


Ilustrasi: Perdamaian Israel Palestina
Ilustrasi: Perdamaian Israel Palestina
Foto: wordpress
Oman menyebut Israel merupakan bagian dari wilayah Timur Tengah




CB, MUSKAT -- Oman telah menggambarkan Israel sebagai sebuah negara di Timur Tengah. Ini disampaikan Oman sehari setelah perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu menyelesaikan kunjungannya dari Muscat.

Dilansir Aljazirah, Ahad (28/10), pada pertemuan puncak keamanan di Bahrain Sabtu (27/10), Menteri Luar Negeri Oman Yusuf bin Alawi bin Abdullahmengatakan kesultanan menawarkan ide untuk membantu Israel dan Palestina dalam upaya mengamankan perdamaian regional. Tetapi oman tidak bertindak sebagai mediator.

"Israel adalah negara bagian di wilayah ini, dan kita semua memahami ini. Dunia juga menyadari fakta ini. Mungkin sudah waktunya bagi Israel untuk diperlakukan sama [seperti negara-negara lain] dan juga menanggung kewajiban yang sama," kata Yusuf bin Alawi bin Abdullah.

Pernyataan ini disampaikan Bin Alawi sehari setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu dengan Sultan Qaboos. Presiden Palestina Mahmoud Abbas juga bertemu dengan Qaboos selama kunjungan tiga hari ke negara Teluk awal pekan ini.

"Kami tidak mengatakan bahwa jalan sekarang mudah tetapi prioritas kami adalah mengakhiri konflik dan pindah ke dunia baru," kata bin Alawi pada KTT di Bahrain.

Oman mengandalkan Amerika Serikat (AS) dan upaya oleh Presiden Donald Trump  menuju kesepakatan untuk perdamaian Timur Tengah). Oman dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik. Pemimpin Israel terakhir yang mengunjungi Oman adalah Shimon Peres pada  1996.

Menteri Luar Negeri Bahrain Khalid bin Ahmed al-Khalifa menyuarakan dukungan untuk Oman atas peran kesultanan dalam upaya untuk mengamankan perdamaian Israel-Palestina. Sementara itu Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengatakan kerajaan percaya kunci untuk normalisasi hubungan dengan Israel adalah proses perdamaian.

Perjalanan Netanyahu yang tanpa pemberitahuan ke Oman menjadi kejutan bagi banyak orang. Netanyahu dan istrinya, Sara, bergabung dengan kepala intelijen Mossad Yossi Cohen dan Penasihat Keamanan Nasional Meir Ben-Shabbat.

Delegasi Israel terbang ke Oman pada  Kamis dan kembali ke Israel pada Jumat. Ini merupakan kunjungan pertama oleh seorang pemimpin Israel ke kesultanan dalam lebih dari dua dekade.

Kantor Netanyahu mengatakan dalam sebuah pernyataan pada  Jumat bahwa kunjungan itu datang atas undangan Sultan Qaboos dan terjadi atas komunikasi  panjang antara kedua negara. Ini bagian dari membentuk  kebijakan untuk memperdalam hubungan dengan negara-negara bagian.

Pernyataan bersama mengatakan kedua pihak membahas cara untuk memajukan proses perdamaian Timur Tengah dan sejumlah masalah kepentingan bersama untuk mencapai perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah.



Credit  republika.co.id






Rabu, 11 Juli 2018

Oman Siap Latihan Militer Bersama Inggris di Jazirah Arab


Kapal perang Type-23 atau dikenal sebagai Duke Class dirancang untuk perang bawah air atau Anti Submarine War (ASW). Namun, kapal ini juga mampu menghadapi ancaman dari permukaan, dan udara.  Inggris membangun 16 kapal Type-23, yang resmi bergabung dengan Angkatan Laut Kerajaan Inggris mulai 1990 hingga 2002. plymouthherald.co.uk
Kapal perang Type-23 atau dikenal sebagai Duke Class dirancang untuk perang bawah air atau Anti Submarine War (ASW). Namun, kapal ini juga mampu menghadapi ancaman dari permukaan, dan udara. Inggris membangun 16 kapal Type-23, yang resmi bergabung dengan Angkatan Laut Kerajaan Inggris mulai 1990 hingga 2002. plymouthherald.co.uk

CB, Jakarta - Kesultanan Oman sedang mempersiapkan diri latihan militer bersama dengan Angkatan Bersenjata Inggris di Jazirah Arab tahun ini.
"Latihan dengan sandi Saif Sareea 3 atau Pedang Cepat 3 itu akan digelar tahun ini di wilayah Arab," tulis Middle East Monitor.


Dua pesawat tempur Inggris Eurofighter Typhoon membayangi dua bomber jarak jauh Rusia Tu-160 White Swan, NATO menyebutnya Blackjack, yang terbang mendekati wilayah Inggris, pada 15 Januari 2018. Angkatan Udara Inggris bereaksi cepat dengan mengirim jet tempur dari pangkalan Lossiemouth, Skotlandia. telegraph.co.uk
Oman News Agency dalam pemberitaanya mengatakan, pada Ahad, 8 Juli 2018, Menteri Kerajaan Oman, Jenderal Sultan Bin Mohammed Al-Numani berdiskusi dengan Penasihat Senior Kementerian Pertahanan untuk Timur Tengah, Letnan Kenderal Sir John Lorimer, mengenai detail latihan yang akan berlangsung tiga tahun berturut-turut.
"Latihan itu akan digelar pada Oktober 2018."
Pada September 2015, Angkatan Udara Inggris juga harus mengirim pesawat Typhoon untuk mencegat bomber Tu-160 Blackjack yang terbang dekat udara Inggris. UK MoD
Oman mengatakan dalam sebuah pernyataan sebelumnya, unit dari Angkatan Bersenjata Sultan, Angkatan Udara Kerajaan Oman dan Angkatan Laut Oman akan melakukan latihan militer bersama dengan Inggris.


Sebagai bagian dari persiapan latihan bersama, sebuah kapal perang Inggris pembawa perlengkapan militer yang akan digunakan dalam latihan akan tiba di Pelabuhan Duqm Oman. Menurut Oman News Agency, latihan ini bertujuan untuk berlatih keahlian tempur dan logistik dalam operasi militer gabungan menggunakan metode modern, senjata dan mekanisme koordinasi.



Credit  tempo.co