Tampilkan postingan dengan label URUGUAY. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label URUGUAY. Tampilkan semua postingan

Rabu, 05 Desember 2018

Uruguay tolak permintaan suaka mantan Presiden Peru

Uruguay tolak permintaan suaka mantan Presiden Peru

Mantan Presiden Peru Alan Garcia. (FOTO ANTARA/REUTERS)



Lima (CB) - Uruguay pada Senin (3/12) menolak permintaan suaka mantan Presiden Peru Alan Garcia, yang kini berada di bawah penyelidikan di negara asalnya atas dugaan menerima suap terkait skandal korupsi Odebrecht.

Presiden Uruguay Tabare Vazquez mengumumkan keputusan tersebut di Montevideo.

Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Peru mengatakan Alan Garcia, 69 tahun, telah meninggalkan Kedutaan Besar Uruguay di Lima setelah berada di sana selama dua minggu.

"Kami tidak mengabulkan permintaan suaka karena di Peru tiga pilar pemerintahanya berjalan secara independen dan mandiri, dan terutama pengadilannya," kata Vasquez kepada para wartawan.

Garcia mengajukan permohonan suaka di Kedubes Uruguay, tak lama setelah hakim pengadilan bulan lalu mengeluarkan larangan baginya meninggalkan Peru untuk 18 bulan selama Garcia berada di bawah penyelidikan.

Ia diduga menerima suap pada proyek pembangunan kereta listrik di Lima perusahaan Brazil, Odebrecht.

Garcia, yang menjabat sebagai presiden Peru dari 1985 sampai 1990 serta 2006 sampai 2011, tetap menyatakan tidak bersalah. Menurut dia, ia adalah korban dari penganiayaan politik.

Presiden Peru Martin Vizarra mengatakan menyambut baik keputusan Uruguay tersebut.

"Di Peru, tidak ada satu orang pun yang tidak tersentuh. Demokrasi kami menjamin pemisahan kekuasaan serta perlakuan sama di mata hukum," kata Vizcarra di Twitter.

Setelah keputusan Uruguay itu diumumkan, Garcia kembali ke salah satu kediamannya di sebuah kompleks perumahan di Lima. Dalam setahun, ia lebih banyak tinggal di Spanyol.

"Tidak ada bukti yang menghubungkan saya dengan kejahatan apa pun bahkan dengan Odebrecht atau proyek apa pun yang dimiliki perusahaan tersebut," kata Garcia dalam pernyataan.

Ia mengatakan dirinya akan tetap berada di kediamannya di Peru dan akan bekerja sama dengan pihak berwenang.

Jaksa dalam kasus itu, Jose Perez, juga menuduh Garcia menerima uang senilai 100.000 dolar AS (sekitar Rp1,4 miliar) atas kehadirannya di sebuah konferensi di Brazil. Sang jaksa mengatakan uang tersebut kemungkinan datang dari dana Odebrecht yang digunakan untuk melakukan penyuapan di beberapa negara Amerika Latin.

Skandal korupsi Odebrecht telah melibatkan puluhan pejabat tinggi di berbagai negara Amerika Latin. Mereka dituduh menerima suap sebagai imbalan atas persetujuan kontrak-kontrak pekerjaan umum.


Credit  antaranews.com

Jumat, 15 September 2017

Mantan gerilyawan perempuan menjadi wapres Uruguay


Lucia Topolansky
Lucia Topolansky (kanan), istri mantan presiden Jose Mujica (kiri) mendapat dukungan penuh dari Majelis Umum.


Perempuan mantan gerilyawan Lucia Topolansky, senator dan istri mantan Presiden Jose Mujica, diangkat sebagai wakil presiden perempuan pertama di Uruguay.
Topolansky mengambil alih jabatan tersebut setelah pengunduran diri Jose Sendic di tengah dugaan korupsi.
Seperti suaminya, Topolansky merupakan seorang mantan gerilyawan sayap kiri. Dia pernah kabur dari penjara, lalu menjalani hukuman kurungan selama 13 tahun, dan mengalami berbagai tindak penyiksaan.


Uruguay selama ini dipimpin oleh partai berhaluan kiri Frente Amplio, yang menitik beratkan kebijakan pada berbagai bidang kesejahteraan sosial, sejak tahun 2005.
Di bawah undang-undang, Sendic, wakil presiden sebelumnya, seharusnya diganti oleh senator yang dipilih dengan suara terbanyak dalam pemilihan umum terbaru.
Jabatan itu seharusnya jatuh ke tangan Jose Mujica, mantan presiden, yang terkenal di seluruh dunia karena telah memberikan sebagian besar gajinya dan dijuluki sebagai 'presiden termiskin di dunia.'
Namun Mujica tidak memenuhi syarat karena sebagai ia terkena ketentuan yang melarang mantan presiden menduduki kembali posisi di istana. Jadi senator berikutnya lah yang maju sebagai wakil presiden, yang kebetulan adalah istri Mujica.
Topolansky juga akan memimpin Senat dan majelis umum kongres Uruguay.

Mujica dan Topolansky terlibat dalam pemberontakan bersenjata di Uruguay, yang dikenal sebagai gerakan Tupamaro, pada tahun 1960an dan 1970an.
Topolansky berasal dari keluarga kelas atas, namun dia meninggalkannya untuk bergabung dalam pemberontakan. Ia dijuluki "La Tronca" ("Batang Pohon") karena terkenal dengan ketangguhannya saat dipenjara.
Dia adalah satu dari 38 tahanan politik yang terlibat dalam kasus kaburnya para tapol dari Carcel Cabildo, sebuah penjara perempuan dengan keamanan ketat pada tahun 1971.
Para perempuan itu merangkak melewati kotoran serta asap dari pipa-pipa limbah selama 45 menit, sampai mereka mencapai terowongan lain yang digali oleh rekan-rekannya di luar penjara, yang lalu membawa mereka ke tempat persembunyian.
Namun, beberapa bulan kemudian dia kembali ditangkap, dan disekap bertahun-tahun dalam kurungan isolasi.
Topolansky tidak banyak berbicara tentang masa lalunya sebagai seorang militan, namun dia mengungkapkan bahwa dia ikut dalam perampokan bersenjata dan selama bertahun-tahun beredar rumor bahwa dia adalah salah satu penembak utama dalam kelompok pemberontak tersebut.

Namun, para pendukungnya kini menggambarkannya sebagai seorang anggota parlemen Uruguay yang baik dan aktif.




Credit  bbc.com