Tampilkan postingan dengan label KASHMIR. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KASHMIR. Tampilkan semua postingan

Selasa, 09 April 2019

Narendra Modi Ingin Hapus Status Khusus Kashmir


Perbatasan Kashmir yang memisahkan India dan Pakistan.
Perbatasan Kashmir yang memisahkan India dan Pakistan.
Foto: Zee Media Bureau

Status khusus Jammu dan Kashmir dinilai PM India menghambat integrasi negara.





CB, NEW DELHI -- Perdana Menteri India Narendra Modi berjanji akan menghapus status khusus wilayah Jammu dan Kashmir jika memenangkan pemilu India yang dijadwalkan digelar pada Kamis (11/4). Menurutnya, status tersebut menghambat integrasi negara.

"Nasionalisme adalah inspirasi kami," kata Modi dalam manifesto pemilu yang dirilis partainya, Bharatiya Janata Party (BJP), pada Senin (8/4).

Dia meyakini status khusus Jammu dan Kashmir yang diatur dalam Pasal 35A amandemen konstitusi tahun 1954 sudah tak relevan. "Kami percaya bahwa Pasal 35A merupakan hambatan dalam pengembangan negara," ujar Modi.

Pasal 35A diperkenalkan melalui perintah kepresidenan pada 1954. Pasal tersebut melanjutkan peraturan wilayah yang lama berdasarkan Pasal 370 Konstitusi India.

Pasal 370 menyangkal tentang hak kepemilikan orang luar atau asing, seperti properti, misalnya, di wilayah tersebut. Pasal itu juga memungkinkan Kashmir memiliki konstitusi sendiri. Dalam realisasinya, undang-undang konstitusional seperti Pasal 35A dan Pasal 370 melarang warga India atau warga asing memasuki Kashmir tanpa izin.

BJP secara konsisten mengadvokasi untuk mengakhiri status konstitusional khusus Kashmir. Sebab, hal itu dianggap menghambat integrasi Kashmir dengan negara bagian lain di India.

Para pemimpin politik di Kashmir, yang berpenduduk mayoritas Muslim, telah memperingatkan bahwa mencabut status khusus wilayah tersebut dapat memicu kerusuhan dan aksi huru-hara. Di sisi lain, India memang memerangi kelompok bersenjata yang dianggap sebagai pemberontak di wilayah tersebut selama tiga dekade terakhir.

"Dalam lima tahun terakhir, kami telah melakukan semua upaya yang diperlukan untuk memastikan perdamaian di Jammu dan Kashmir melalui tindakan dan kebijakan yang tegas," kata BJP dalam manifestonya.

"Kami berkomitmen untuk mengatasi semua hambatan dalam cara pembangunan dan menyediakan sumber daya keuangan yang memadai untuk semua wilayah negara bagian," ujar BJP.

Presiden Partai Konferensi Nasional Kashmir Farooq Abdullah mengatakan rencana Modi dan BJP mencabut status khusus Kashmir adalah sebuah kekeliruan. Dia bersumpah tak akan membiarkan hal itu terjadi. "Mereka keliru. Kami akan berjuang melawannya," kata dia.

Pada 14 Februari lalu, insiden bom bunuh diri di Pulwama, Kashmir nyaris menyeret India ke dalam konfrontasi dengan Pakistan. India menuding Islamabad terlibat dalam serangan yang menewaskan 44 personel militernya tersebut.

Tuduhan itu dilayangkan meskipun kelompok Jaish-e-Mohammad telah mengkalim bertanggung jawab dan menjadi dalang di balik insiden bom bunuh diri di sana. Pemerintah Pakistan sendiri membantah tegas tudingan India.

Sebagai iktikad baik Perdana Menteri Pakistan Imran Khan menawarkan bantuan kepada India untuk menyelidiki insiden tersebut. Alih-alih menerima tawaran Khan, India justru melancarkan serangan udara ke Kashmir.

Pakistan menembak jatuh dua tempur India yang melewati Garis Kontrol Kashmir, yakni perbatasan de facto kedua negara. Satu pilot India ditangkap dan ditahan. Belakangan Pakistan memutuskan memulangkan pilot tersebut guna meredakan ketegangan dan mencegah berlanjutnya eskalasi.

Kashmir merupakan sebuah wilayah di Himalaya dengan penduduk mayoritas Muslim yang dipersengketakan India dan Pakistan. Beberapa kelompok di Jammu dan Kashmir telah berperang melawan India guna meraih kemerdekaan. Kalaupun tidak berhasil merdeka, mereka ingin berpisah dari India dan bergabung dengan Pakistan.




Credit  republika.co.id




Jumat, 22 Maret 2019

Tentara India Tembak Mati Tiga Rekannya di Kashmir


Tentara India Tembak Mati Tiga Rekannya di Kashmir
Ilustrasi tentara India di Kashmir. (AP Photo/Mukhtar Khan)




Jakarta, CB -- Seorang anggota paramiliter India menembak mati tiga rekannya di wilayah Kashmir yang dikontrol negara itu, Kamis (21/3).

Kepolisian menyatakan seorang anggota Central Reserve Police Force (CRPF) menembak kedua temannya menggunakan senjata dinas di kamp Udhampur, sekitar 200 kilometer dari selatan Kota Srinagar.

"Dia (pelaku) lalu menembak dirinya sendiri dan sekarang tengah berada dalam kondisi kritis," kata seorang pejabat kepolisian di wilayah Jammu Kashmir, MK Sinha, kepada AFP.


Sinha mengatakan bahwa pelaku kemungkinan berada di bawah pengaruh obat-obatan.

Insiden ini bukan yang pertama kali terjadi. Koalisi Masyakat Sipil Jamu Kashmir (JKCCS) melaporkan sedikitnya 20 tentara India bunuh diri pada 2018 lalu, terbanyak dalam satu dekade terakhir.

Sejak 2004, ada 80 insiden "pembunuhan saudara" dan 323 kasus bunuh diri yang dilakukan personel militer di Kashmir.

Sejumlah ahli mengatakan hal itu terjadi karena faktor stres, jam tugas yang berlebihan, hari libur sedikit, dan masalah domestik.

Pengamat mendorong aparat berwenang memulai inisiatif yang bisa mencegah para prajurit merasa tertekan, seperti kegiatan olahraga dan yoga.

Secara terpisah di hari yang sama, seorang tentara tewas ketika militer India-Pakistan terlibat baku tembak di perbatasan kedua negara di Kashmir.

Baku tembak itu merupakan yang terbaru sejak kedua negara terlibat bentrokan militer di wilayah sengketa itu pada Februari lalu.

Bentrokan militer antara Pakistan dan India terus memanas sejak bom bunuh diri menerjang konvoi personel India di wilayah Kashmir pada 14 Februari lalu. 

New Delhi menyalahkan Islamabad atas insiden yang menewaskan sedikitnya 40 personel militernya itu.

Sejak itu, kedua negara saling menembak jatuh pesawat militer di Kashmir hingga sempat memicu penangguhan penerbangan komersial lantaran alasan keamanan.

Pakistan juga sempat menahan dua pilot India akibat kejadian itu. Keduanya dibebaskan Islamabad sebagai bentuk "gerakan perdamaian." 





Credit  cnnindonesia.com



Rabu, 20 Maret 2019

Kematian pria di dalam tahan di Kashmir India picu unjuk rasa




Polisi India berusaha memblokir pendukung partai oposisi utama di Kashmir Partai Demokratik Rakyat (PDP) saat aksi unjuk rasa menentang pembatasan penjualan elpiji bersubsidi di Jammu, India, Jumat (12/10). Pemerintah India bulan lalu membatasi penjualan elpiji menjadi enam tabung gas per orang per tahunnya. (REUTERS/Mukesh Gupta )




Srinagar (CB) - Aksi-aksi unjuk rasa pecah di sejumlah bagian Kashmir yang dikuasai India pada Selasa, setelah polisi mengatakan seorang pria yang sedang diinterogasi terkait dengan penyelidikan keamanan meninggal dalam tahanan.

Protes tersebut merupakan gangguan-gangguan terbaru di salah satu kawasan yang dijaga paling ketat oleh militer di dunia.

Pria itu bernama Rizwan Asad Pandit, lulusan perguruan tinggi yang menekuni kimia dan mengajar di sekolah swasta, menurut keluarganya, telah ditahan sebagai bagian dari "investigasi kasus teror", kata seorang juru bicara polisi.

Menurut jubir itu, sebab-sebab kematiannya sedang diselidiki.

Zulkarnain Asad Pandit, saudara Rizwan, ragu bahwa investigasi akan mengungkap kebenaran.

"Kami menginginkan investigasi atas perkara itu tetapi kami tidak tahu apa-apa yang akan terjadi," katanya kepada Reuters. "Kami semua melihat investigasi-investigasi selama 20 tahun terakhir."

Para pemrotes melempar batu-batu ke arah polisi di beberapa bagian kawasan yang mayoritas berpenduduk Muslim setelah kabar mengenai kematian Rizwan. Toko-toko tutup di beberapa bagian kota utama Srinagar. Polisi menanggapi aksi-aksi itu dengan menembakkan gas air mata.

Ketegangan antara India dan Pakistan, dua negara tetangga yang memiliki senjata nuklir, meningkat setelah serangan bom bunuh diri dengan menggunakan mobil yang menewaskan sedikitnya 40 polisi paramiliter India pada 14 Februari. India dan Pakistan mengklaim Kashmir sebagai wilayah mereka tetapi memerintahnya masing-masing sebagian.

Satu kelompok militan yang berkedudukan di Pakistan mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Pakistan membantah keterlibatan tetapi India yang sudah lama menuding negara tetangganya itu mendukung para militan separatis memerangi pasukan keamanan di bagiannya di Kashmir.

India dan Pakistan sudah berperang tiga kali sejak tahun 1947, dua kali menyangkut wilayah Himalaya, yang terbagi itu.

Rizwan berasal dari keluarga yang mempunyai hubungan dengan Jamaat-e-Islami (JeI), kelompok politik yang menginginkan kemerdekaan Kashmir dari India. kata Zulkarnain.

Pemerintah India baru-baru ini melarang kelompok itu yang menuduhnya memiliki hubungan dengan organisasi-organisasi militan.

Pasukan keamanan telah menangkap ratusan anggota Jel sejak serangan bom 14 Februari. Kelompok tersebut membantah terkait dengan para militan.

"Dia sama sekali tak bersalah dan tak punya afiliasi dengan organisasi militan," kata Zulkarnain.

Beberapa tokoh politik terkemuka di Kashmir mengutuk kematian pria tersebut.

"Hukuman harus dijatuhkan kepada para pembunuh anak muda ini," cuit Omar Abdullah, mantan menteri besar negara itu di Twitter.





Credit  antaranews.com


Kamis, 14 Maret 2019

Pasukan India dan Pakistan Jual Beli Tembakan di Kashmir



Pasukan India dan Pakistan Jual Beli Tembakan di Kashmir
Pasukan India dan Pakistan terlibat baku tembak sengit di Jalur Kontrol (LoC), Kashmir. Foto/Ilustrasi


SRINAGAR - Pasukan India dan Pakistan kembali terlibat baku tembak sengit. Keduanya saling menargetkan posisi masing-masing di Jalur Kontrol (LoC), yang membagi wilayah Kashmir, kata para pejabat.

Kedua belah pihak terlibat baku tembak di distrik Poonch, sekitar 180 km barat daya Srinagar, Ibu Kota musim panas Kashmir yang dikuasai India.

"Pakistan hari ini kembali melepaskan tembakan tanpa sasaran yang menargetkan pos-pos terdepan pada pukul 10:00 waktu setempat di daerah Khari Karmara, sektor Gulpur," kata seorang pejabat. 

"Pihak kita juga memberikan balasan yang sesuai kepada pihak lain sebagai tanggapan," imbuhnya seperti dilansir dari Xinhua, Kamis (14/3/2019).

Baku tembak berlangsung selama beberapa jam dan kedua belah pihak menggunakan senjata kecil serta mortir untuk menargetkan posisi masing-masing.

Menurut para pejabat, sejauh ini tidak ada korban jiwa dalam pertempuran di kedua belah pihak.

Para pejabat mengatakan dua peluru, ditembakkan dari seberang LoC, mendarat di dekat pusat perdagangan di daerah Chakan da Bagh di Poonch, tetapi ledakan peluru itu tidak menyebabkan kerusakan.

Selama dua minggu terakhir, baku tembak kerap terjadi di LoC Kashmir. Aksi penembakan yang berlangsung setiap hari ini telah memaksa penduduk di kedua sisi untuk bermigrasi ke lokasi yang lebih aman.

Ketegangan terbaru antara New Delhi dan Islamabad tumbuh setelah India melakukan serangan udara di dalam Pakistan, memicu aksi balasan. Situasi ini telah menurun sampai batas tertentu setelah seruan untuk menahan diri dari beberapa negara.






Credit  sindonews.com






Rabu, 06 Maret 2019

Pakistan Ingin Warga Kashmir Menentukan Nasib Mereka Sendiri


Foto yang diambil dari video pasokan PTV memperlihatkan  Komandan Abhinandan Varthaman, yang menjadi wajah dan simbol dari bentrok terbesar antara India dan Pakistan, berjalan melintasi perbatasan menuju India di Wagah, Pakistan, Jumat (1/3). Pakistan telah menyerahkan pilot India.
Foto yang diambil dari video pasokan PTV memperlihatkan Komandan Abhinandan Varthaman, yang menjadi wajah dan simbol dari bentrok terbesar antara India dan Pakistan, berjalan melintasi perbatasan menuju India di Wagah, Pakistan, Jumat (1/3). Pakistan telah menyerahkan pilot India.
Foto: AP

Pakistan ingin penyelesaian sengketa sesuai Resolusi DK PBB.




CB, ANKARA -- Utusan senior Pakistan di Turki pada Senin (4/3) mengatakan, nasib Jammu dan Kashmir harus ditentukan oleh rakyat di wilayah sengketa itu sendiri.


Hal itu diungkapkan Muhammad Syrus Sajjad Qazi ketika berbicara dalam satu konferensi yang diselenggarakan oleh Lembaga Pemikiran Strategis yang berpusat di Ibu Kota Turki, Ankara.  Qazi juga mengomentari sumbangan Pakistan bagi kestabilan dan perdamaian regional dan perkembangan baru-baru ini di Jammu dan Kashmir.

"Tak ada perdamaian yang langgeng di Asia Selatan tanpa penyelesaian adil sengketa Kashmir dengan dasar resolusi Dewan Keamanan PBB dan keinginan rakyat Kashmir," katanya seperti dilansir Anadolu, Selasa (5/3).

"India dan Pakistan ingin masalah masuknya Jammu dan Kashmir ke dalam India atau Pakistan mesti diputuskan melalui metode demokratis pemungutan suara yang adil dan tidak memihak," ujarnya menambahkan.


Menurut Qazi, penyelesaian sengketa itu sebagaimana dijanjikan oleh Resolusi 47 Dewan Keamanan PBB pada 1948. Resolusi Dewan Keamanan PBB menolak klaim India atas Kashmir dan menetapkan hak untuk menentukan nasib sendiri sebagai prinsip yang mengatur bagi penyelesaian sengketa Kashmir.


Sajjad Qazi  menyayangkan upaya Pakistan untuk mewujudkan perdamaian dan kestabilan di Asia Selatan diremehkan. Ia menekankan dukungan Pakistan yang terus-menerus bagi perdamaian dan dialog kendati retorika perang kerap dilontarkan oleh India.

Hubungan antara kedua negara tetangga pemilik senjata nuklir tersebut bertambah keruh ketika pesawat tempur dari kedua pihak terlibat perseteruan di udara di sepanjang perbatasan Kashmir. India dan Pakistan saling mengklaim telah menembak-jatuh pesawat masing-masing. Seorang pilot India dilaporkan ditangkap.

Pakistan namun tak mau berlama-lama menahan pilot India Abhinandan Varthaman. Pilot itu sudah diserahkan ke pihak India.  AS, Uni Eropa, Turki dan banyak negara lain mendesak kedua negara tersebut agar menyelesaikan silang pendapat mereka melalui pembicaraan.

Kedua negara bertetangga di Asia Selatan itu telah tiga kali terlibat pertempuran --pada 1948, 1965 dan 1971, dua di antaranya mengenai Kashmir-- sejak keduanya berpisah pada 1947.






Credit  republika.co.id





Selasa, 05 Maret 2019

Kashmir Mereda, Pakistan Buka Akses Penerbangan Sipil


Kashmir Mereda, Pakistan Buka Akses Penerbangan Sipil
Ilustrasi. (Reuters/Toby Melvill)




Jakarta, CB -- Pakistan kembali membuka akses penerbangan sipil setelah kondisi Kashmir yang sempat memanas karena bentrokan dengan India kini mulai reda.

"Seluruh bandara di Pakistan kembali beroperasi dan ruang udara kembali dibuka sepenuhnya," demikian pernyataan Otoritas Penerbangan Sipil Pakistan pada Senin (4/3).

Dikutip AFP, pembukaan ruang udara dan bandara efektif per Senin siang sekitar pukul 13.00 waktu lokal.

Keputusan itu diambil setelah ketegangan di Kashmir mereda. Pakistan dan India sudah tak lagi saling menembak jatuh pesawat militer.


Pakistan juga telah membebaskan dua pilot India yang sempat ditahan karena diklaim menerobos masuk wilayahnya.

Penurunan ketegangan ini mengakhiri penutupan ruang udara yang berlaku sejak Rabu pekan lalu. Akibat penutupan ini, ribuan orang dilaporkan terdampar di berbagai bandara di dunia karena Pakistan merupakan salah satu rute utama penerbangan dari Asia Tenggara ke Eropa.

Peta jalur penerbangan dari dan menuju Pakistan yang diunggah di Twitter oleh perusahaan pelacak penerbangan Flightradar24 pada Rabu (27/2) menunjukkan semua penerbangan telah berhenti.

Analis penerbangan Geoffrey Thomas mengatakan gangguan rute itu kemungkinan akan menelan biaya jutaan dolar.

Selain penerbangan, penutupan bandara juga memperlambat upaya pencarian seorang pendaki asal Inggris dan Italia yang hilang di Gunung Nanga Parbat, Pakistan.

Penundaan terjadi lantaran tim penyelamat terpaksa menunggu izin terbang bagi helikopter yang digunakan untuk proses pencarian.




Credit  cnnindonesia.com





Senin, 04 Maret 2019

India Setop Serangan Udara, Tuntut Pakistan Perangi Teroris



India Setop Serangan Udara, Tuntut Pakistan Perangi Teroris
India tidak berencana untuk melakukan serangan baru di perbatasan dengan Pakistan. Foto/Istimewa


MOSKOW - India tidak berencana untuk melakukan serangan baru di perbatasan dengan Pakistan dan ketegangan di Kashmir secara bertahap akan stabil. Hal itu diungkapkan oleh Duta Besar India untuk Rusia Shri D. Bala Venkatesh Varma mengatakan kepada Sputnik dalam sebuah wawancara.

"Tidak, kami tidak punya rencana (seperti) itu pada saat ini," kata Varma menjawab pertanyaan seperti dikutip dari Sputnik, Minggu (3/3/2019).

Menurut utusan India itu, New Delhi telah dengan jelas menyatakan tidak tertarik dengan eskalasi dan cara terbaik agar situasi kembali normal adalah Pakistan memerangi kelompok teroris.

"Ini bukan perjuangan antara India dan Pakistan. Ini adalah masalah perlindungan India terhadap kepentingannya dalam menghadapi ancaman dari kelompok-kelompok teroris. India bukan satu-satunya negara di kawasan yang menderita atas tindakan mereka," ujarnya.

Menurut Varma, dengan mengatakan India menolak gagasan dilibatkannya mediator untuk melesaikan krisis dengan Pakistan, ia percaya bahwa Islamabad perlu mengambil langkah-langkah spesifik untuk memerangi kelompok teroris.

"Saya perlu mengklarifikasi bahwa tidak ada tawaran mediasi resmi. Dan bahkan jika itu dibuat, kami tidak akan menerimanya. Tidak ada negara yang menawarkan untuk menengahi antara India dan Pakistan. Ada percakapan telepon antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Perdana Menteri India Narendra Modi tadi malam, dan titik mediasi tidak disebutkan sama sekali," ungkap Varma.

Ia menekankan bahwa posisi Rusia sangat mendukung tindakan India. Pakistan harus mengambil tindakan terhadap kelompok-kelompok teroris di wilayahnya.

"Kami selalu siap untuk dialog dengan Pakistan dalam suasana yang bebas dari terorisme," kata duta besar.

Lebih lanjut Varma mengatakan bahwa Rusia dapat mempengaruhi Islamabad untuk berhenti membiarkan kelompok-kelompok teroris menggunakan wilayah negara itu.

"Peran Rusia adalah terus memberikan pengaruhnya pada Pakistan untuk tidak mengizinkan wilayahnya digunakan oleh kelompok teror," ucapnya.

Dia mencatat bahwa Rusia telah mengambil posisi yang jelas dan tidak ambigu mengenai peningkatan hubungan India dan Pakistan saat ini.

"Presiden Vladimir Putin menyatakan dukungannya dalam percakapan dengan Perdana Menteri India Narendra Modi," tambah diplomat India itu.

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Moskow akan mengatur platform untuk pembicaraan Indo-Pakistan jika kedua negara menyatakan keinginan untuk menegosiasikan perselisihan tersebut.

Pernyataan itu muncul setelah Angkatan Udara India melakukan serangan terhadap dugaan pangkalan teroris di Kashmir yang dikuasai Pakistan, menghancurkan beberapa fasilitas pada 26 Februari lalu. Serangan udara New Delhi dilakukan sebagai tanggapan terhadap serangan bunuh diri yang diklaim oleh organisasi teroris yang berbasis di Pakistan Jaish-e-Mohammad pada 14 Februari lalu.

Setelah serangan itu, India menuduh Pakistan mendukung kelompok-kelompok teroris. Islamabad, pada gilirannya, menolak tuduhan itu sebagai tuduhan yang tidak berdasar, menyarankan untuk melakukan penyelidikan bersama dengan New Delhi atas insiden tersebut.

Insiden itu memperumit hubungan yang sudah tegang antara New Delhi dan Islamabad, sekali lagi menempatkan wilayah itu di ambang konflik militer. 




Credit  sindonews.com




Agresi Militer India - Pakistan, Begini Nasib Warga Kashmir



Masyarakat Kashmir berebut membeli tiket bus untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Kehidupan ribuan masyarakat Kashmir mendadak berubah 180 derajat setelah India dan Pakistan melancarkan agresi militer. Sumber: Reuters
Masyarakat Kashmir berebut membeli tiket bus untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Kehidupan ribuan masyarakat Kashmir mendadak berubah 180 derajat setelah India dan Pakistan melancarkan agresi militer. Sumber: Reuters

CB, Jakarta - Kehidupan ribuan masyarakat Kashmir mendadak berubah 180 derajat setelah India dan Pakistan melancarkan agresi militer. Ada yang melarikan diri dari rumah, ada yang berlindung di bunker, ada pula yang menggali tanah agar bisa melihat pertempuran pasukan militer India dan Pakistan.
Wilayah Garis Kendali atau LoC atau Kashmir saat ini telah menjadi medan pertempuran India dan Pakistan. Agresi militer dipicu serangan bom mobil pada 14 Februari 2019 di Kashmir yang menewaskan 40 tentara India. Kashmir adalah wilayah yang masih diperebutkan India dan Pakistan.


Pasukan militer India berjaga-jaga sebelum dilakukan pembebasan pilot Angkatan Udara India Abhinandan, yang ditangkap Pakistan pada hari Rabu, di perbatasan Wagah, di pinggiran kota utara Amritsar, India, 1 Maret 2019. Pakistan membebaskan pilot India yang ditahan setelah pesawatnya ditembak jatuh di wilayah Kashmir. REUTERS/Danish Siddiqui
Pertempuran pasukan India dan Pakistan meletup dua pekan setelah serangan bom mobil. Masyarakat Kashmir melihat jet-jet tempur berseliweran di atas kepala mereka dan tiarap di bawah hujan tembakan.
Dikutip dari english.alarabiya.net, Minggu, 3 Maret 2019, setidaknya dua ribu orang yang tinggal di wilayah perbatasan meninggalkan tempat tinggal mereka. Otoritas berwenang meliburkan sekolah. Di sejumlah distrik terlihat eksodus warga.

"Semakin banyak orang meninggalkan tempat tinggal mereka dan berlindung ke tempat yang lebih aman," kata Umar Azam, pejabat senior Kotli, Kashmir.
Di sejumlah wilayah khususnya area perbatasan, akses internet sudah terputus. Perempuan, laki-laki dan anak-anak dengan membawa tas-tas besar berduyun-duyun di jalan-jalan utama Kashmir untuk mengungsi. Ada pula mereka yang mengungsi itu ambil membawa hewan ternak mereka.
Habib Ullah Awan, 46 tahun, seorang pemilik toko sembako di Chakothi, wilayah perbatasan India - Pakistan, mengatakan hujan peluru masih terjadi ketika dia meninggalkan rumahnya bersama delapan anggota keluarga yang lain pada Rabu pagi.
Sebagian besar masyarakat desa Chakothi mengungsi ke Muzaffarabad, jantung wilayah Kashmir yang dikuasai Pakistan atau tinggal menumpang di rumah sanak - saudara di desa yang lain. Mereka yang tak punya kerabat yang bisa menampung, pergi ke kamp Hattian Bala yang dibangun oleh pemerintah setempat. 




Credit  tempo.co






Delapan Tewas dalam Pertempuran India-Pakistan di Kashmir



Delapan Tewas dalam Pertempuran India-Pakistan di Kashmir
Sedikitnya 8 orang tewas dalam pertempuran India-Pakistan di Kashmir. Foto/Ilustrasi


SRINAGAR - Tentara India dan Pakistan kembali terlibat pertempuran. Tentara masing-masing negara menjadikan pos dan desa di sepanjang perbatasan Kashmir yang bergejolak menjadi sasaran. Sedikitanya enam warga sipil dan dua tentara Pakistan tewas dalam insiden tersebut.

Pertempuran kembali pecah pada Jumat malam. Militer Pakistan mengatakan dua tentaranya tewas dalam baku tembak dengan pasukan India di dekat Garis Kontrol yang memisahkan Kahsmir dengan dua negara bermusuhan itu. Ini adalah korban tewas pertama bagi pasukan Pakistan sejak Rabu, ketika ketegangan meningkat secara dramatis kedua negara.

Sementara itu, polisi India mengatakan dua saudara kandung dan ibu mereka terbunuh di Kashmir yang dikuasai negara itu. Ketiganya tewas setelah sebuah peluru yang ditembakkan oleh tentara Pakistan menghantam rumah mereka di wilayah Poonch dekat Garis Kontrol. Ayah anak-anak itu terluka parah.

Di Kashmir yang dikuasai Pakistan, pejabat pemerintah Umar Azzam megatakan pasukan India dengan senjata berat membidik membidik penduduk desa perbatasan tanpa pandang bulu di sepanjang Garis Kontrol, membunuh seorang anak lelaki dan melukai tiga orang lainnya. Dia mengatakan beberapa rumah dihancurkan oleh penembakan India.

Setelah sempat jeda selama beberapa jam, penembakan kembali berlanjut pada Sabtu (2/3/2019). Militer Pakistan menyatakan dua warga sipil tewas dan dua lainnya cedera dalam pertempuran baru itu. Tentara India mengatakan pasukan Pakistan menyerang pos-pos India di beberapa tempat di sepanjang garis militer seperti dilansir dari AP.

Ketegangan telah meningkat sejak pesawat India melintas ke Pakistan Selasa lalu. India menyebut hal itu sebagai serangan pendahuluan terhadap gerilyawan yang dituduh melakukan bom bunuh diri pada 14 Februari lalu di Kashmir yang dikuasai India yang menewaskan 40 tentara India. 

Pakistan kemudian membalas, menembak jatuh sebuah jet tempur India pada hari Rabu dan menahan pilotnya, yang kemudian dikembalikan ke India pada hari Jumat kemarin dengan sikap damai.

Kekerasan saat ini menandai eskalasi paling serius dari konflik yang lama membara sejak 1999, ketika militer Pakistan mengirim pasukan darat ke Kashmir yang dikuasai India. Pada tahun itu juga sebuah jet tempur India menembak jatuh sebuah pesawat angkatan laut Pakistan, menewaskan semua penumpangnya yang berjumlah 16. 





Credit  sindonews.com




Korban Berjatuhan dalam Baku Tembak India-Pakistan


Korban Berjatuhan dalam Baku Tembak India-Pakistan
Inida-Pakistan tampaknya tidak berdamai dalam waktu dekat. (Foto: REUTERS/Danish Ismail)



Jakarta, CB -- Tensi semakin meninggi antara India dan Pakistan setelah pada Sabtu (2/3) terjadi baku tembak yang berakhir dengan terbunuhnya tujuh orang dari kedua pihak.

Hanya dalam 24 jam, dua tentara dan dua warga sipil Pakistan disebut AFP tewas tertembak. Di pihak seberang, seorang wanita dan dua anaknya meninggal setelah rumah mereka dihancurkan oleh mortir.

Di wilayah Kashmir di India, warga setempat diminta berlindung di bunker sementara polisi memerintahkan pengosongan jalan. Panglima Angkatan Darat India harus tergopoh-gopoh menuju Udhampur untuk meninjau keamanan perbatasan.


Pekan lalu, situasi menjadi semakin riuh ketika India menyebut dua pasukan paramiliter dan pejabat polisi unit kontra terorisme mereka meninggal dalam sebuah kontak senjata. Keesokannya, seorang pengunjuk rasa meninggal ditembak polisi India.

Padahal, pada Kamis (28/2), Menteri Luar Negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi menyatakan pihaknya siap memulangkan pilot helikopter India yang ditangkap di Kashmir, jika tindakan tersebut memang dapat meredakan ketegangan dengan Pakistan.

Jumat (1/3), janji tersebut ditepati. Abhinandan Varthaman pulang dengan pengawalan ketat melalui pos perbatasan di Kota Lahore, Pakistan. Namun kemudian beredar sebuah video yang menampilkan Varthaman memuji para penculiknya dan mengkritik media India.

Laporan-laporan media lokal mengatakan bahwa video itu dibuat di bawah paksaan Pakistan.

Perdana Menteri India, Narendra Modi menegaskan, tidak ada seorang pun yang boleh mengancam India yang baru, yang tak kenal takut dan berani menentukan langkah. Ia juga mengatakan bahwa negaranya membutuhkan pesawat jet tempur Rafale yang ingin dibeli di Prancis.



"Jika India menyelesaikan pengadaan Rafale tepat waktu, maka hasil pertempuran baru-baru ini dengan Pakistan bisa berbeda," katanya.

Melalui Adel al-Jubeir sebagai Menteri Luar Negeri, Arab Saudi pun angkat suara, menawarkan diri membantu mengakhiri permusuhan ini.

"Dia [al-Jubeir] mengunjungi kami dan juga akan mengunjungi India. Dia adalah teman kami dan kami memiliki hubungan sejarah dengan Arab Saudi," kata Qureshi, dilansir AFP.




Credit  cnnindonesia.com




India dan Pakistan Bombardir Kashmir, Korban Sipil Berjatuhan




Kereta yang mengangkut truk dan senjata artileri tentara India di sebuah stasiun kereta di pinggiran Jammu, India, Kamis, 28 Februari 2019. Konflik antara India dengan Pakistan dipicu serangan bom mobil terhadap konvoi tentara India di Distrik Pulwama, Kashmir pada 14 Februari lalu. REUTERS
Kereta yang mengangkut truk dan senjata artileri tentara India di sebuah stasiun kereta di pinggiran Jammu, India, Kamis, 28 Februari 2019. Konflik antara India dengan Pakistan dipicu serangan bom mobil terhadap konvoi tentara India di Distrik Pulwama, Kashmir pada 14 Februari lalu. REUTERS

CB, Jakarta - Pakistan dan India saling menembakkan artileri di sepanjang perbatasan Kashmir setelah pembebasan pilot tempur India.
Menurut laporan Aljazeera, 3 Maret 2019, pertempuran terjadi di sepanjang garis perbatasan Line of Control (LoC), dan menewaskan lima warga sipil dan dua tentara.
Kedua negara nuklir tersebut mulai menembakkan peluru mortir dan artileri setelah pembebasan pesawat tempur India yang ditangkap, usai pesawat MiG-21 Angkatan Udara India ditembak jatuh Pakistan.

Pertempuran yang terjadi pada Sabtu sore membuat dua kakak=beradik dan ibunya tewas akibat peluru artileri yang ditembakkan militer Pakistan di wilayah Poonch, dekat dengan LoC, yang membagi wilayah Himalaya dengan dua negara.
"Pukul 6 pm, Pakistan mulai membombardir selama tiga jam. Salah satu peluru yang ditembakkan Pakistan menghantam rumah, menyebabkan satu keluarga tewas, termasuk dua anak-anak," kata penduduk Poonch, Mohammad Saleem. Sang ayah dari keluarga tersebut dilaporkan kritis dan dibawa ke rumah sakit.

Masyarakat Kashmir berebut membeli tiket bus untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Kehidupan ribuan masyarakat Kashmir mendadak berubah 180 derajat setelah India dan Pakistan melancarkan agresi militer. Sumber: Reuters




Sementara penduduk di Uri, 50 kilometer dari Poonch, mengungsi ke wilayah yang lebih aman karena takut terkena bombardir artileri Pakistan di sepanjang garis LoC.
Di wilayah Kashmir Pakistan, seorang pria dan bocah laki-laki di Nakiyal tewas. Rumah sakit setempat mengatakan seorang pria juga terluka di Tatta Pani.
Militer Pakistan mengkonfirmasi dua tentaranya tewas di Nakiyal.

Pemerintah India dan Pakistan saling menyalahkan atas setiap konfrontasi militer yang terjadi di Kashmir. Baik India dan Pakistan mengatakan tentara mereka hanya membalas aksi satu sama lain karena melanggar pelanggaran perjanjian gencatan senjata 2003 di beberapa sektor di sepanjang perbatasan Kashmir, yang menargetkan kedua pos tentara serta desa.




Credit  tempo.co




India Tolak Tunjukkan Bukti Serangan di Pakistan Tewaskan Militan



India Tolak Tunjukkan Bukti Serangan di Pakistan Tewaskan Militan
India menolak menunjukkan bukti serangan udara di di Pakistan menewaskan militan. Foto/Ilustrasi/Istimewa


SRINAGAR - Seorang menteri utama India mengatakan pemerintah tidak akan membagikan bukti bahwa "sejumlah besar" gerilyawan tewas dalam serangan udara di Pakistan minggu ini. Hal itu disebabkan munculnya keraguan adanya korban dalam serangan udara yang memicu ketegangan dengan Pakistan.

Pesawat-pesawat tempur India melakukan serangan udara pada hari Selasa di dalam Balakot Pakistan timur laut yang disebut New Delhi sebagai kamp-kamp militan. Namun Islamabad membantah ada kamp seperti itu, sama seperti penduduk desa setempat.

Pakistan mengatakan bom-bom India menghantam lereng bukit yang sebagian besar kosong tanpa melukai siapa pun. Beberapa pemimpin oposisi India pun meminta pemerintah untuk memberikan bukti serangan.

Tetapi Menteri Keuangan India Arun Jaitley, salah satu pembantu utama Perdana Menteri Narendra Modi, mengatakan tidak ada lembaga keamanan yang pernah berbagi rincian operasional.

"Ini sikap yang sangat tidak bertanggung jawab," kata Jaitley pada konferensi yang diselenggarakan oleh kelompok media India Today.

"Angkatan bersenjata harus memiliki, dan badan-badan keamanan dan intelijen kita harus memiliki, kelonggaran penuh dalam menghadapi situasi, dan jika ada yang ingin rincian operasional diumumkan kepada publik dia tentu saja tidak memahami sistem," cetusnya seperti dilansir dari Reuters, Minggu (3/3/2019).

Para pejabat Angkatan Udara India sebelumnya mengatakan hal itu tergantung kepada para pemimpin politik untuk memutuskan kapan dan bagaimana merilis bukti serangan Balakot.

Jaitley menepis anggapan bahwa peningkatan ketegangan yang cepat dengan Pakistan ada hubungannya dengan politik dalam negeri India menjelang pemilihan umum yang akan diadakan Mei nanti. Lembaga survei berharap partai yang berkuasa mendapat manfaat dari semangat nasionalistis yang melanda negeri itu.

Ketegangan meningkat dengan cepat setelah aksi bom mobil bunuh diri pada 14 Februari yang menewaskan sedikitnya 40 polisi paramiliter India di Kashmir yang dikuasai India. India menuduh Pakistan menyembunyikan kelompok Islamis Jaish-e Mohammad yang mengklaim melakukan pemboman. 



Credit  sindonews.com



Pakistan-India Masih Saling Serang di Kashmir


Pakistan-India Masih Saling Serang di Kashmir
Ilustrasi pasukan India di Kashmir. (REUTERS/Danish Ismail)




Jakarta, CB -- Pertikaian antara India dan Pakistan di wilayah Kashmir masih terjadi. Kedua negara saling serang dengan melepaskan tembakan meriam dan kontak senjata.

Seperti dilansir Associated Press, Sabtu (2/3), serangan artileri Pakistan menghantam sebuah rumah warga di daerah Pooch, wilayah Kashmir bagian India. Akibatnya seorang ibu dan dua anaknya meninggal. Sedangkan suaminya kritis.

Pasukan India juga melepaskan serangan balasan ke wilayah Kashmir bagian Pakistan. Bom itu jatuh di sebuah desa dan menewaskan seorang anak dan melukai tiga orang lain.


Selain itu, dua tentara Pakistan meninggal dalam kontak senjata dengan pasukan India di wilayah Nakiyal.

Pada Kamis lalu, India menyatakan dua pasukan paramiliter dan pejabat polisi unit kontra terorisme mereka meninggal ketika terlibat kontak senjata dengan kelompok bersenjata. Keesokan harinya, seorang pengunjuk rasa meninggal ditembak polisi India.

Kedua belah negara mengklaim aksi saling serang itu dilakukan karena pasukan India dan Pakistan menargetkan pos penjagaan.

Warga sipil yang tinggal di wilayah dekat Garis Kendali (LoC) Kashmir mengungsi menghindari pertempuran yang terus terjadi. Namun, posisi mereka rentan karena masih berada di tengah-tengah konflik.

Ketegangan di Kashmir ini meningkat setelah bom bunuh diri menerjang konvoi militer India di wilayah itu pada 14 Februari lalu dan menewaskan 40 personel di dalamnya. India menuding Pakistan menyembunyikan dalang serangan itu, yakni kelompok Jaish-e-Muhammad.

India lantas mengirim dua jet tempurnya ke wilayah Kashmir bagian Pakistan tetapi berhasil dihalau. Keesokan harinya militer Pakistan mengirim pesawat ke wilayah Kashmir bagian India dan menjatuhkan bom sebagai aksi menggertak. Hal itu dilakukan supaya India tidak lagi menerobos perbatasan.

Saat itu, India juga mengirim jet tempur dan mencegat pesawat Pakistan. Kedua belah pihak terlibat pertempuran udara, dan akibatnya dua pesawat dari masing-masing negara ditembak jatuh.

Meski hidup bertetangga, relasi India dan Pakistan selalu terganjal konflik di Kashmir. Sejak merdeka dari Inggris, Kashmir dibagi dua menjadi wilayah untuk India dan Pakistan. Kedua negara kemudian bertarung untuk memperebutkan keseluruhan wilayah Kashmir.

India dan Pakistan tercatat telah berperang sebanyak dua kali memperebutkan wilayah Kashmir, yakni pada Perang India-Pakistan pada 1947 dan pada 1999 dalam Perang Kargil. Masing-masing juga menyimpan lebnih dari seratus hulu ledak nuklir.

Pemerintah Pakistan memenuhi janji dengan memulangkan pilot jet tempur India, Abhinandan Varthaman, yang pesawatnya ditembak dan jatuh di Kashmir bagian Pakistan. Dia dikembalikan dengan pengawalan ketat melalui pos perbatasan di Kota Lahore, Pakistan, pada Jumat kemarin, pukul 20.50 waktu setempat 




Credit  cnnindonesia.com




Jumat, 01 Maret 2019

Senang Pilotnya Dibebaskan, India Bungkam Soal Deeskalasi di Kashmir



Senang Pilotnya Dibebaskan, India Bungkam Soal Deeskalasi di Kashmir
India menyambut baik rencana Pakistan untuk membebaskan pilot mereka yang ditangkap Islamabad. Foto/Istimewa



NEW DELHI - Para pejabat militer India mengatakan mereka menyambut baik rencana Pakistan untuk mengembalikan pilot yang ditangkap. Meski begitu mereka menolak mengkonfirmasi akan mengurangi konflik antara kedua negara.

Pilot India, yang diidentifikasi sebagai Komandan Wing Abhinandan, menjadi wajah manusia dari gejolak di atas wilayah yang diperebutkan Kashmir setelah videonya dirilis, menunjukkan dia ditangkap dan kemudian ditahan.

"Kami senang pilot kami dilepaskan," kata Wakil Marsekal Udara RGK Kapoor, pada konferensi pers bersama tiga angkatan bersenjata India, Kamis malam waktu setempat.

Namun dia tidak menjawab saat wartawan bertanya apakah India menganggap kembalinya Abhinandan akan meredakan eskalasi konflik seperti dilansir dari Reuters, Jumat (1/3/2019).

Sebelumnya, Perdana Menteri Pakistan Imran Khan mengatakan pihaknya akan membebaskan pilot India yang ditahan.

"Sebagai isyarat damai kami akan membebaskannya besok," kata Khan kepada parlemen Pakistan, Kamis sore. Anggota parlemen Pakistan pun memukul meja mereka sebagai tanggapan.


Amerika Serikat (AS), China, Uni Eropa dan negara-negara lain mendesak kedua negara menahan diri, karena ketegangan meningkat setelah pemboman mobil bunuh diri yang menewaskan sedikitnya 40 polisi paramiliter India di Kashmir yang dikuasai India pada 14 Februari lalu.

Pada hari Selasa, India mengatakan pihaknya menghantam sebuah kamp pelatihan untuk kelompok militan yang berbasis di Pakistan yang mengaku bertanggung jawab atas serangan bunuh diri di Kashmir, dan sumber senior pemerintah mengatakan kepada wartawan bahwa 300 gerilyawan telah terbunuh.

Pakistan membantahnya, mengatakan serangan itu gagal dan tidak ada yang tewas, dengan mengatakan bom dijatuhkan di lereng bukit yang sebagian besar kosong. Pakistan juga membantah ada kamp militan di daerah itu. Penduduk setempat mengatakan mereka tidak melihat tanda-tanda korban besar atau kerusakan signifikan, dengan hanya satu orang yang diketahui terluka oleh serangan itu.

Ditanya tentang kerusakan yang disebabkan oleh pesawat tempur India dalam serangan udara Selasa, Kapoor mengatakan masih terlalu dini untuk memberikan rincian tentang korban. Tetapi mereka mengatakan mereka memiliki bukti "kredibel" tentang kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan udara di kamp.

"Apa pun yang kami ingin hancurkan, kami lakukan," katanya.

Wilayah Himalaya yang berpenduduk mayoritas Muslim telah menjadi pusat permusuhan selama lebih dari 70 tahun, sejak pemisahan koloni Inggris di India menjadi negara-negara yang terpisah dari Pakistan Muslim dan mayoritas Hindu India.

Wilayah ini terbagi antara India, yang memerintah Lembah Kashmir dan wilayah yang didominasi Hindu di sekitar kota Jammu, dengan Pakistan, yang mengendalikan irisan wilayah di barat, dan China, yang memiliki daerah dataran tinggi berpenduduk sedikit di utara. 





Credit  sindonews.com





Paska Lakukan Serangan, Pakistan Mengaku Tak Ingin Perang Dengan India



Paska Lakukan Serangan, Pakistan Mengaku Tak Ingin Perang Dengan India
Juru bicara Angkat Darat Pakistan, Mayor Jenderal Asif Ghafoor menuturkan pihaknya menunjukkan sikap menahan diri saat menjatuhkan dua jet tempur India, termasuk jet tempur MiG-21. Foto/Istimewa


ISLAMABAD - Pakistan mengatakan mereka tidak ingin berperang dengan tetangga mereka, India. Pernyataan ini muncul tidak lama setelah Pakistan menyatakan mereka telah melakukan serangan udara di wilayah Kashmir yang dikuasai India sebagai balasan atas serangan udara yang India awal pekan ini.

India mencoba merespon dengan melakukan serangan di wilayah Pakistan, namun sayangnya berhasil digagalkan. Dua jet tempur India berhasil ditembak jatuh saat memasuki wilayah Pakistan, dengan dua pilot ditangkap.

Juru bicara Angkat Darat Pakistan, Mayor Jenderal Asif Ghafoor menuturkan pihaknya menunjukkan sikap menahan diri saat menjatuhkan dua jet tempur India, termasuk jet tempur MiG-21.

"Kami telah mengirim pesan ke India bahwa meskipun memiliki kemampuan untuk terlibat, kami telah menunjukkan sikap menahan diri. Tujuan kami adalah untuk mempertahankan tanah air kami, sekaligus memastikan tidak ada provokasi yang tidak perlu untuk yang dapat meningkatkan ketegangan," ucap Ghafoor.

Ghafoor, seperti dilansir Rusia Today pada Rabu (27/2), kemudian mengatakan bahwa Pakistan hanya ingin mempertahankan diri. "Jika agresi dikenakan pada kami, kami akan membalas karena membela diri. Pakistan tidak membawa kawasan kedalam peperangan," sambungnya.




Credit  sindonews.com





Pakistan Siap Pulangkan Pilot India untuk Redakan Ketegangan


Pakistan Siap Pulangkan Pilot India untuk Redakan Ketegangan
Pakistan siap memulangkan pilot helikopter India yang mereka tangkap di Kashmir jika tindakan tersebut dapat meredakan ketegangan dengan negara tetangganya itu. (AP Photo/Mukhtar Khan)



Jakarta, CB -- Pakistan menyatakan siap memulangkan pilot helikopter India yang mereka tangkap di Kashmir jika tindakan tersebut dapat membantu meredakan ketegangan dengan negara tetangganya itu.

"Kami mau memulangkan pilot India yang ditangkap jika itu dapat meredakan ketegangan," ujar Menteri Luar Negeri Pakistan, Shah Mahmood Qureshi, sebagaimana dikutip Reuters, Kamis (28/2).

Pernyataan kesiapan ini disampaikan setelah Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, mengusulkan dialog dengan India untuk menurunkan ketegangan di Kashmir.


"Dengan persenjataan yang Anda (India) dan kami miliki, adakah kemungkinan kita keliru melakukan perhitungan? Tidak kah kita berpikir kalau ketegangan ini meningkat akan mengarah ke mana?" ucap Khan.

Khan kemudian mengakui bahwa pasukan Pakistan memang sempat sengaja masuk ke dalam wilayah India untuk menggertak agar mereka tak lagi menerobos perbatasan. Saat itu, India langsung menembak pesawat Pakistan tersebut.

Namun, Khan menyatakan saat ini mereka harus menggunakan jalur diplomasi untuk menghindari peningkatan konflik.

"Rencana kami memang tidak ingin ada korban jiwa. Kami cuma ingin menyampaikan kepada India kalau kalian bisa memasuki wilayah Pakistan, kami juga bisa melakukan hal yang sama dan menggelar operasi," kata Khan.

Menanggapi pernyataan Khan, India tetap menyatakan bahwa serangan Pakistan itu sebagai provokasi. India pun mendesak agar Pakistan memulangkan pilot mereka.

Ketegangan di Kashmir ini meningkat setelah bom bunuh diri menerjang konvoi militer India di wilayah itu pada 14 Februari lalu dan menewaskan 40 personel di dalamnya. India menuding Pakistan sebagai dalang di balik serangan itu.

Meski hidup bertetangga, relasi India dan Pakistan selalu terganjal konflik di Kashmir. Sejak merdeka dari Inggris, Kashmir dibagi dua menjadi wilayah untuk India dan Pakistan. Kedua negara kemudian bertarung untuk memperebutkan keseluruhan wilayah Kashmir.

India dan Pakistan tercatat telah berperang sebanyak dua kali memperebutkan wilayah Kashmir, yakni pada Perang India-Pakistan pada 1947 dan pada 1999 dalam Perang Kargil. Masing-masing juga menyimpan hulu ledak nuklir.




Credit cnnindonesia.com




India-Pakistan Jual Beli Serangan di Kashmir, WNI Diminta Waspada



India-Pakistan Jual Beli Serangan di Kashmir, WNI Diminta Waspada
Jet tempur Mirage 2000 India menyerang kamp teroris di bagian Kashmir yang dikuasai Pakistan. Foto/Istimewa


ISLAMABAD - Warga Negara Indonesia (WNI) yang ada di Pakistan diimbau untuk senantiasa waspada mengingat terjadinya eskalasi ketenganan antara India dan Pakistan di Kashmir. Imbauan itu dikeluarkan oleh pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Islamabad, Pakistan.

"Mencermati perkembangan hubungan India-Pakistan yang akhir-akhir ini mengalami peningkatan, KBRI Islamabad mengimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia di Pakistan untuk senantiasa waspada dan mengikuti setiap perkembangan situasi keamanan," begitu imbauan yang dikeluarkan pihak KBRI Islamabad dalam surat edaran yang diterima Sindonews, Kamis (28/2/2019).

Pihak KBRI juga meminta WNI untuk membawa identitas dan menghindari kerumunan masyarakat dan tempat-tempat yang dianggap tidak aman. WNI juga diimbau untuk meningkatkan komunikasi dan interaksi dengan sesama WNI lainnya.

KBRI juga meminta kepada WNI untuk segera menghubungi KBRI jika mendapatkan atau mengalami hal-hal yang tidak dikehendaki.

"WNI bisa menghubungi KBRI Islamabad pada hotline +92 345-857-1989 atau telepon kantor +9251 2832017-10," demikian imbauan yang dikeluarkan pihak KBRI Islamabad. 





Credit  sindonews.com




Kamis, 28 Februari 2019

Cendekiawan: PBB mesti ikut redakan ketegangan Pakistan-India


Cendekiawan: PBB mesti ikut redakan ketegangan Pakistan-India
Pendukung partai politik Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) membakar patung mirip Perdana Menteri India Narendra Modi dalam sebuah protes, yang menurut mereka, kekejaman India di Kashmir, di Peshawar, Pakistan, Minggu (24/2/2019). ANTARA FOTO/REUTERS/Fayaz Aziz/cfo



Istanbul, Turki, (CB) - Seorang cendekiawan AS asal Pakistan menggambarkan ketegangan yang meningkat antara India dan Pakistan sebagai masalah "internasional" dan bukan "bilateral", dan mengatakan PBB mesti menengahi.

Ketika berbicara dengan Kantor Berita Turki, Anadolu, dalam satu wawancara melalui telepon, Abdullah Al-Ahsan -- guru besar di Departemen Ilmu Politik dan Hubungan Internasional di Istanbul Sehir University-- mengatakan, "India telah salah memperhitungkan Pakistan dan telah membuat kekeliruan besar dengan menyerang Pakistan."

Pakistan pada Rabu (27/2) menyatakan negara itu telah menembak-jatuh dua pesawat militer India yang memasuki wilayahnya dan menangkap seorang pilot. Sementara itu India mengatakan telah menembak-jatuh satu jet Pakistan dan kehilangan satu pesawatnya dalam proses tersebut di sepanjang Jalur Pemantauan (LoC) --perbatasan de facto yang memisahkan Lembah Kashmi, yang menjadi sengketa.

Satu helikopt militer India jatuh di Kashmir yang dikuasa India pada Rabu, sehingga menewaskan enam orang di dalamnya dan satu warga sipil di darat, kata lembaga penyiaran India, NDTV. Pakistan menyatakan Islamabad tidak memiliki sangkut-paut dengan pesawat yang jatuh tersebut.

Ketegangan antara kedua negara tetangga yang memiliki senjata nuklir itu telah meningkat setelah satu pemboman bunuh diri di Jammu dan Kashmir, sehingga menewaskan lebih dari 40 personel paramiliter India pada 14 Februari. Kelompok gerilyawan Jaish-e-Mohammad (JEM) mengaku bertanggung-jawab atas serangan tersebut, yang dikatakan oleh India memiliki markas di Pakistan, tuduhan yang dibantah oleh Islamabad.

Pada Selasa (26/2), beberapa jet tempur India memasuki wilayah udara Pakistan untuk menyerang satu kamp JEM, dan New Delhi menyatakan telah menewaskan beberapa gerilyawan, tapi para pejabat Pakistan membantah pernyataan India itu. Pakistan telah melarang JEM sejak 2002.

"India mestinya menerima tawaran Pakistan untuk menyelidiki serangan tersebut di Pulma (di Negara Bagian Jammu dan Kashmir, India Utara), dengan menyediakan bukti mengenai keterlibatan Pakistan dalam peristiwa itu," kata Al-Ahsan, sebagaimana dilaporkan Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis dini hari. Ia merujuk kepada seruan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan untuk memulai penyelidikan mengenai pemboman bunuh diri tersebut.

Ia mendesak PBB atau Mahkamah Pidana Internasional untuk menjadi penengah dalam kasus itu.

"Saya berharap Pakistan menahan diri dari aksi pembalasan dalam waktu dekat. Sebagaimana Perdana Menteri Imran Khan telah menawarkan kembali, saya berharap India mau menerima tawaran Pakistan bagi dialog," tambah Al-Ahsan.

Meningkatnya ketegangan dan kemungkinan perang antara kedua negara pemilik nuklir tersebut juga akan mempengaruhi negara lain yang bertetangga, kata Profesor itu.

"Jika terjadi perang antara India dan Pakistan, itu bukan hanya mempengaruhi India dan Pakistan. Afghanistan, yang bersebelahan, juga akan menderita. Negara lain juga akan terpengaruh," katanya.

"Mereka adalah negara nuklir. Anda tak bisa mengabaikan dampak dari energi nuklir, bom nuklir," kata Al-Ahsan.

Sebagian Jammu dan Kashmir, wilayah Himalaya dengan mayoritas warganya Muslim, dikuasai oleh India dan Pakistan dan diklaim oleh kedua negara itu secara keseluruhan. Sebagian kecil wilayah Kashmir juga dikuasai oleh China.

Sejak mereka terpisah pada 1947, kedua negara di Asia Selatan tersebut telah tiga kali berperang --pada 1948, 1965 dan 1971. Dua di antara perang itu adalah mengenai Kashmir.





Credit  antaranews.com



India Gunakan Bom-bom Pintar Israel untuk Menyerang Pakistan



India Gunakan Bom-bom Pintar Israel untuk Menyerang Pakistan
Spice 2000, bom pinter buatan Israel yang digunakan jet-jet tempur India untuk menyerang wilayah Pakistan, Selasa lalu. Foto/Rafael


NEW DELHI - Pesawat-pesawat jet tempur Angkatan udara India menggunakan bom-bom pintar buatan Israel dalam serangan udara di wilayah Pakistan hari Selasa lalu. Sumber-sumber keamanan India mengungkap penggunaan bom tersebut kepada media lokal.

Konflik kedua negara di Kashmir semakin memanas. Kedua militer sudah saling menyerang dan menembak jatuh jet tempur satu sama lain pada Rabu kemarin.

Menurut laporan media-media India, lima pesawat jet tempur Mirage yang dipersenjatai dengan bom pintar Spice 2000 buatan Israel untuk menyerang apa yang dikatakan New Delhi sebagai kamp pelatihan teroris pada Selasa lalu. 

Setiap bom berbobot 1.000 kilogram dan beroperasi pada koordinat GPS. Menurut salah satu sumber, senjata itu juga dilengkapi dengan teknologi yang membuatnya kebal terhadap gangguan atau defleksi.

Islamabad meremehkan serangan tersebut dengan mengklaim tidak ada korban. Namun, versi New Delhi serangan itu sebagai serangan pendahuluan dengan banyak korban tewas dari kubu gerilyawan yang bermarkas di Pakistan.

Serangan udara India itu sebagai respons atas serangan bom bunuh diri di wilayah Kashmir yang dikuasai India pada 14 Februari 2019. Serangan bom itu menewaskan lebih dari 40 polisi paramiliter India. Pakistan membantah terlibat dalam serangan itu, tetapi bersumpah untuk menanggapi operasi militer India di wilayahnya.

Beberapa wartawan, termasuk jurnalis Associated Press, dengan susah payah mendaki bukit Kangaran Nallah ke lokasi serangan bom India pada hari Selasa di dekat kota Balakot, wilayah Kashmir Pakistan. Mereka, seperti dikutip Haaretz, Kamis (28/2/2019), melihat beberapa kawah besar, beberapa pohon terbalik dan penduduk desa bertanya-tanya mengapa mereka menjadi sasaran.

Juru bicara militer Pakistan, Mayor Jenderal Asif Ghafoor, mengatakan pesawat-pesawat India menyeberang ke sektor Muzafarabad di Kashmir yang dikuasai Pakistan. Dia mengatakan Pakistan mengirim sejumlah pesawat jet tempur dan jet-jet tempur India melepaskan muatan senjatanya dengan tergesa-gesa di dekat Balakot.

Menteri Luar Negeri India Vijay Gokhale mengatakan kepada wartawan di New Delhi bahwa jet tempur India menargetkan kamp Jaish-e-Mohammad dalam serangan pre-emptive setelah intelijen mengindikasikan akan ada serangan lain sedang direncanakan.

Israel dikenal sebagai pemasok senjata utama bagi tentara India. Kedua negara dalam beberapa tahun terakhir menyepakati penjualan senjata dengan nilai kontrak mencapai satu miliar dolar. Selama dua tahun terakhir, pasukan Israel dan India melakukan latihan bersama, dan pejabat senior militer India mengunjungi Israel.

Israel Aerospace Industries pada tahun 2017 sepakat memasok sistem pertahanan udara kepada tentara India, dalam apa yang disebut sebagai salah satu kesepakatan senjata terbesar dalam sejarah industri keamanan Israel. 





Credit  sindonews.com





Indonesia Minta India-Pakistan Cari Solusi Damai Soal Kashmir


Indonesia Minta India-Pakistan Cari Solusi Damai Soal Kashmir
Pesawat tempur India yang ditembak jatuh di Kashmir. (REUTERS/Danish Ismail)




Jakarta, CB -- Pemerintah Indonesia turut mengimbau kepada Pakistan dan India supaya menurunkan ketegangan dan mencari solusi damai terkait konflik di wilayah Kashmir. Sebab, aksi saling serang melalui udara kedua negara itu semakin mengkhawatirkan dan bisa menjurus kepada situasi perang terbuka.

"Indonesia mendorong semua pihak terkait untuk menahan diri semaksimal mungkin, segera mengambil langkah guna mengurangi ketegangan dan mencegah terjadinya eskalasi dari konflik di Jammu-Kashmir," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Indonesia, seperti dikutip CNNIndonesia.com, Rabu (28/2).

Indonesia menyatakan mengikuti perkembangan situasi di Kashmir dan turut prihatin dengan hubungan antara India dan Pakistan yang memburuk. Kedua negara itu diharapkan bisa menemukan jalan keluar demi merawat kestabilan keamanan dan perdamaian di kawasan Asia Selatan.


"Sebagai dua negara penting di Asia Selatan, Indonesia mengharapkan kiranya kedua negara dapat terus menjadi bagian dari upaya terwujudnya kawasan Indo-Pasifik yang damai, stabil, dan sejahtera," lanjut isi pernyataan Kemenlu.


Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan, mengusulkan dialog dengan India untuk menurunkan ketegangan setelah saling serang di kawasan Kashmir. Akan tetapi, pemerintah India mendesak supaya salah satu pilot mereka yang ditangkap segera dikembalikan.

Khan menyatakan saat ini mereka harus menggunakan jalur diplomasi untuk menghindari konflik semakin meningkat. Namun, dia menyatakan serangan ke wilayah India kemarin memang sengaja dilakukan di kawasan tak berpenghuni hanya untuk membuat gentar.

Akan tetapi, India menyangkal argumen Pakistan. Mereka menyatakan serangan itu menargetkan pangkalan militer India.

Pakistan meluncurkan serangan udara ke wilayah Kashmir bagian India, sebagai balasan atas operasi pada Selasa lalu. Pesawat mereka lantas dicegat oleh jet tempur India dan terjadi pertempuran udara.

Alhasil, satu pesawat tempur India ditembak dan jatuh di wilayah Pakistan. Sang pilot, Kapten Abhi Nandan, ditangkap.

India menyebut operasi militer Pakistan adalah bentuk provokasi. Mereka juga meminta Abhi tidak dianiaya dan segera dikembalikan.

"Pakistan harus memastikan tentara India itu tidak dilukai. India juga berharap dia segera dipulangkan," demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri India.

Sedangkan Pakistan juga kehilangan sebuah jet tempur Mig-21 Bison. Pesawat itu jatuh di wilayah Kashmir yang mereka kendalikan.

Meski hidup bertetangga, relasi India dan Pakistan selalu terganjal konflik di Kashmir. Sejak merdeka dari Inggris, Kashmir dibagi dua menjadi wilayah untuk India dan Pakistan. Kedua negara kemudian bertarung untuk memperebutkan keseluruhan wilayah Kashmir.

India dan Pakistan tercatat telah berperang sebanyak dua kali memperebutkan wilayah Kashmir, yakni pada Perang India-Pakistan pada 1947 dan pada 1999 dalam Perang Kargil.

Ketegangan kedua negara kembali memanas di Kashmir setelah bom bunuh diri menerjang konvoi militer India di wilayah itu pada 14 Februari lalu. Insiden itu menewaskan setidaknya 40 personel militer India.

Sejumlah negara, yakni China, Amerika Serikat, hingga Inggris meminta kedua belah pihak menahan diri dan menghindari perang terbuka. 




Credit  cnnindonesia.com