Kamis, 26 Juli 2018

Data Rudal Hipersonik Rusia Bocor, Ilmuwan Antariksa Ditahan



Rudal hipersonik Rusia [Russian Defense Ministry via Russia Today]
Rudal hipersonik Rusia [Russian Defense Ministry via Russia Today]

CB, Jakarta - Seorang ilmuwan di Lembaga Antariksa Rusia, Roscosmos, Viktor Kudryavtsev, 74 tahun, telah ditahan di penjara Moskow oleh Keamanan Federal (FSB), setelah bocornya data rahasia rudal hipersonik kepada intelijen asing.
Dilaporkan Sputniknews, 25 Juli 2018, FSB menggerebek dua fasilitas Roscosmos Jumat pagi, 20 Juli lalu. Diduga seorang karyawan dari Central Research Institute of Machine Building (TSNIIMASH), yang berlokasi di dekat Moskow, telah membocorkan rahasia yang berisi teknologi rahasia rudal hipersonik yang ditakutkan oleh Amerika Serikat.

Roscosmos mengkonfirmasi bahwa Kudryavtsev telah ditahan. Mereka juga membuat komisi untuk menyelidiki TSNIIMASH dan membantah laporan bahwa ada karyawan lain yang ditangkap.Juru bicara Roscosmos, Vladimir Ustimenko, mengatakan bahwa organisasi itu telah membuka penyelidikan internal yang akan memulai pekerjaan investigasi akhir pekan ini.

Pesawat tempur Rusia MiG-31 melepaskan rudal hipersonik Kinzhal saat melakukan uji coba di Rusia, 1 Maret 2018. Rusia mengatakan telah sukses meluncurkan sebuah rudal hipersonik, salah satu jajaran senjata yang memiliki kemampuan nuklir. (RU-RTR Russian Television via AP)
Kudryavtsev mengklaim dia tidak bersalah atas tuduhan berkhianat, seperti pernyataan yang disampaikan putranya.
Sekitar 10 orang yang belum teridentifikasi diyakini telah bekerjasama dengan badan-badan intelijen dari negara-negara Barat.

Rudal hipersonik Rusia disebut oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dalam sebuah pidato di bulan Maret di mana ia menggambarkan rudal ini sebagai senjata tak terkalahkan. Rudal hipersonik dikatakan mampu menghancurkan kapal induk dan menyerang titik di belahan bumi manapun. Beberapa dari rudal bahkan dilaporkan sudah bisa beroperasi, tetapi sebagian besar diyakini masih dalam pengembangan.Untuk menandingi rudal hipersonik Rusia, Departemen Pertahanan AS berusaha mencarikan US$ 20 juta atau Rp 289 miliar dari Kongres untuk membayar pengembangan senjata hipersoniknya sendiri.




Credit  tempo.co