Tampilkan postingan dengan label SENI. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label SENI. Tampilkan semua postingan

Rabu, 02 Mei 2018

Alunan angklung gaungkan perdamaian di markas PBB


Alunan angklung gaungkan perdamaian di markas PBB
Alunan angklung untuk pertama kali terdengar di dalam gedung PBB New York, Senin, lewat kolaborasi sekitar 30 seniman dari Saung Angklung Udjo dan House of Angklung. (PTRI New York)


Jakarta (CB) - Alunan angklung untuk pertama kali terdengar di dalam gedung PBB New York, Senin, lewat kolaborasi sekitar 30 seniman dari Saung Angklung Udjo dan House of Angklung.

Mereka bersama para penari dari Padepokan Jugala Taya memukau tak kurang dari 500 diplomat dari 193 negara dan pejabat tinggi PBB yang memenuhi ruangan ECOSOC di Markas PBB, New York, lewat pagelaran budaya bertajuk "Bamboo for Peace: Enchanting Sounds and Rhythms of Indonesia," keterangan pers dari Perutusan Tetap RI untuk PBB, Selasa.

"Alunan angklung untuk pertama kali terdengar di dalam gedung PBB New York dan ratusan diplomat asing terkesima karena langsung dapat belajar dan berpartisipasi dalam orkestra musik tradisional Indonesia," demikian disampaikan oleh Duta Besar Dian Triansyah Djani, Wakil Tetap (Watap) Indonesia untuk PBB, di New York.

Para seniman angklung dan penari memukau penoton dengan lagu klasik tradisional seperti Blue Danube hingga lagu tradisional Indonesia seperti Bungong Jeumpa dari Aceh hingga Yamko Rambe Yamko dari Papua.

Alunan angklung untuk pertama kali terdengar di dalam gedung PBB New York, Senin, lewat kolaborasi sekitar 30 seniman dari Saung Angklung Udjo dan House of Angklung. (PTRI New York)

 Indonesia ingin menunjukkan bahwa seni budaya unik seperti angklung dapat menjadi sarana untuk perdamaian, kestabilan dan pembangunan, kata Triansyah.

"Kita juga tegaskan komitmen Indonesia untuk selalu mengedepankan harmoni dan kemitraan dalam hubungan antar-bangsa," kata dia.

Acara yang diselenggarakan oleh PTRI New York dan didukung oleh KBRI Washington DC dan Kementerian Pariwisata itu juga diselenggarakan dalam rangka perayaan Hari Keanekaragaman Budaya untuk Dialog dan Pembangunan Dunia.


Alunan angklung untuk pertama kali terdengar di dalam gedung PBB New York, Senin, lewat kolaborasi sekitar 30 seniman dari Saung Angklung Udjo dan House of Angklung. (PTRI New York)

  Angklung dipilih bukan hanya karena memiliki filosofi harmoni dan perdamaian namun juga karena alat musik tersebut sejak 2010 telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia.

Pertunjukan seni tari dan angklung tersebut juga menjadi salah satu upaya kampanye Indonesia dalam pencalonannya sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB 2019-2020.

Pada bagian akhir pertunjukan, ratusan penonton bergabung dalam orkestra angklung dan bersama-sama memainkan lantunan lagu "We are the World", yang dipopulerkan oleh Michael Jackson, untuk menggaungkan pesan agar negara-negara anggota PBB bersatu dan kompak dalam menciptakan perdamaian dunia.






Credit  antaranews.com


Senin, 26 Februari 2018

Kronologi Kematian Sridevi di Dubai Usai Hadiri Pernikahan Kerabat
















CB-Kepergian Sridevi yang sangat tiba-tiba tidak disangka oleh siapa saja, termasuk sang suami yang menemaninya pergi ke Dubai, Uni Emirat Arab. Bersama Boney dan putri bungsunya, Khushi Kapoor, Sridevi bertolak menuju Dubai sejak beberapa hari yang lalu untuk menghadiri pernikahan kerabatnya.

Pesta pernikahan itu berlangsung selama beberapa hari, dan Sridevi mengikuti rangkaian upacaranya dengan penuh tawa. Sridevi pun sempat posting beberapa fotonya kala di Dubai bersama keluarga di Instagram. Aktris senior ini memang dikenal aktif di jejaring media sosial berbasis foto tersebut.

Siapa sangka, pesta pernikahan kerabatnya ini menjadi acara terakhir yang dihadiri oleh Sridevi sebelum berpulang. Tak lama setelah pesta usai, Sridevi kembali ke hotel yang ia tinggali bersama Boney dan Khushi. Mereka menginap di Emirates Tower yang berada di jantung kota Dubai.


Usai acara pernikahan, Kamis (22/2) Boney dan Khushi memutuskan pulang ke India. Mereka check out dari hotel pertama, kemudian Sridevi pindah ke hotel Emirates Tower. Sridevi sengaja memperpanjang kunjungannya di Dubai karena ingin bertemu dengan saudara perempuannya di sana.

Namun entah mengapa, Boney mendadak memutuskan untuk kembali ke Dubai dan memberikan kejutan buat Sridevi. Seolah ia sudah punya firasat bakal ditinggal oleh sang istri dan tiba di Dubai pada Jumat (23/2).

Tak lama setelah Boney tiba, Sabtu (24/2) malam, Sridevi mendadak pingsan di kamar mandi ruangan tempat ia menginap. Boney pun langsung membawa sang istri ke Rashid Hospital, dan dinyatakan meninggal ketika tiba di sana.

Dilansir dari Hindustantimes, dokter menyatakan bahwa Sridevi meninggal dunia pada pukul 11 malam waktu Dubai. Setelah itu, mereka melakukan autopsi untuk memastikan penyebab kematian yang kemudian diketahui sebagai serangan jantung, jenazah disemayamkan di rumah duka Al Qusais sebelum kemudian dibawa pulang ke India.

Setelah jenazah disemayamkan, Boney dan keluarga langsung mengurus berkas-berkas yang diperlukan untuk membawa pulang Sridevi ke rumah. Mulai dari surat kematian dari rumah sakit, proses pembatalan paspor, izin dari kepolisian dan jaksa di Dubai dan formalitas di imigrasi.


Pihak Konsulat India di Dubai pun membantu proses pemulangan jenazah Sridevi agar berkasnya lebih cepat keluar. Keluarga pun sudah menyewa pesawat carter milik seorang pengusaha India agar lebih cepat sampai rumah.

Menurut rencana, jenazah Sridevi sampai di Mumbai pada Minggu (25/2) sore waktu setempat. Namun hingga saat ini keluarga belum memberikan keterangan tambahan mengenai kapan proses kremasi Sridevi dilangsungkan.

Kabar kematian Sridevi mengguncang Bollywood hari ini. Begitu berita duka ini menyebar, para wartawan dan fans langsung mendatangi rumah aktris yang sudah membintangi lebih dari 250 judul film ini.


Kerabat yang memberikan keterangan, menyebut bahwa tidak ada riwayat Sridevi menderita sakit jantung sebelumnya. Ia sehat-sahat saja dan dalam keadaan prima ketika berangkat ke Dubai bersama suami dan anaknya.

Kepergian sang aktris pun meninggalkan duka yang mendalam buat semua orang. Tidak terkecuali Perdana Menteri India, Narendra Modi dan Presiden Ram Nath Kovind yang turut menyampaikan rasa dukanya kepada keluarga.

"Sangat sedih mendengar kabar kepergian yang mendadak dari aktris Sridevi. Dia adalah veteran di industri film, yang karirnya meliputi banyak karakter dan penampilannya patut dikenang. Pikiranku sekarang bersama keluarga dan fans dalam masa duka ini. Semoga arwahnya beristirahat dengan tenang," tulis Modi di Twitter.


Credit  Kapanlagi.com










Jumat, 06 Oktober 2017

Novelis "Remains of the Day" Kazuo Ishiguro raih Nobel bidang kesusasteraan


Dia adalah seorang novelis yang luar biasa, saya akan mengatakan jika Anda mencampur Jane Austin dan Franz Kafka, Anda akan mendapatkan Ishiguro secara singkat."

Stockholm (CB) - Novelis "Remains of the Day" Kazuo Ishiguro meraih hadiah Nobel bidang kesusateraan, demikian Akademi Swedia pada Kamis, menghormatinya dengan sebutan "novelis yang luar biasa," setahun setelah memberikan penghargaan yang sama kepada penyanyi-penulis lagu Bob Dylan.

Lahir di Jepang dan dibesarkan di Inggris, Ishiguro, 62, dahulu memenangi Man Booker Prize untuk novel terbitan 1989 tersebut yang dibuat menjadi film nominasi Oscar, serta dibintangi Anthony Hopkins sebagai pelayan yang tertipu dan tertindas di Inggris pasca perang.

"Dia adalah seorang novelis yang luar biasa, saya akan mengatakan jika Anda mencampur Jane Austin dan Franz Kafka, Anda akan mendapatkan Ishiguro secara singkat," ujar sekretaris permanen Akademi Swedia Sara Danius.

Penghargaan berhadiah 9 juta Krona Swedia atau 1,1 juta dolar tersebut menandai kembalinya interpretasi literatur ke jalur utamanya setelah hadiah tersebut diberikan kepada Bob Dylan, yang dianggap para kritikus melecehkan para penulis yang seharusnya lebih pantas dihormati.

Akademi Swedia memuji kemampuan Ishiguro yang mengungkapkan jurang di bawah ilusi hubungan manusia dengan dunia dalam novel-novel berkekuatan emosional yang hebat, menyentuh ingatan, waktu serta khayalan pada diri.

Selain menjadi penulis, Ishiguro juga telah terjun ke dunia politik, menyerukan akan peningkatan permusuhan terhadap imigran setelah Inggris memilih untuk meninggalkan Uni Eropa sebagai "pertarungan atas jiwa Inggris".

Novel terbaru Ishiguro, "The Buried Giant", di mana sepasang orang tua melakukan perjalanan melalui sebuah Arthurian England yang dihuni oleh raksasa dan naga, dianggap mengeksplorasi tentang bagaimana kenangan berhubungan dengan pelupaan, sejarah hingga saat ini, dan fantasi terhadap kenyataan, menurut Akademi Swiss.

Ishiguro bersanding di sisi Alexander Solzhenitsyn, Doris Lessing dan Ernest Hemingway sebagai pemenang penghargaan sastra paling bergengsi di dunia tersebut. 





Credit  antaranews.com





Kamis, 08 Juni 2017

ASEAN Literary Festival 2017 akan Digelar di Kota Tua Jakarta



ASEAN Literary Festival 2017 akan Digelar di Kota Tua Jakarta   
Ondel-ondel menghibur pengunjung di Taman Fatahillah di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, 26 Desember 2015. Liburan akhir tahun dimanfaatkan warga Jakarta dan kota penyangga lainnya untuk mengunjungi tempat-tempat wisata. TEMPO/Aditia Noviansyah


CB, Jakarta - ASEAN Literary Festival (ALF) akan diadakan untuk keempat kalinya pada 3-6 Agustus 2017. Kompleks Kota Tua Jakarta akan menjadi tuan rumah festival sastra dan budaya tersebut.


Perhelatan tahun ini akan menjadi sangat istimewa karena sekaligus diadakan untuk merayakan 50 tahun berdirinya asosiasi bangsa-bangsa Asia Tenggara atau yang lebih dikenal dengan nama ASEAN. Selain diikuti oleh penulis, intelektual, seniman dan akademisi dari 10 negara anggota ASEAN, festival juga akan diikuti peserta dari lebih dari 20 negara di Asia, Eropa, Amerika, Afrika dan Australia.

Salah satu pendiri dan juga Direktur Program ASEAN Literary Festival Okky Madasari mengatakan ALF, yang tahun ini mengambil tema Beyond Imagination, telah berperan selama tiga tahun ini menjadikan budaya dan sastra sebagai unsur penting keberlangsungan ASEAN. "Apalagi telah mendeklarasikan diri menjadi komunitas," kata dia lewat pernyataan tertulis, Rabu, 7/6.

Mantan Presiden Timor Leste Jose Ramos-Horta bersama Direktur Program ALF Okky Madasari dalam ALF 2016. Antara.

"Menjadi komunitas berarti mengenal budaya masing-masing, termasuk keakraban terhadap produk-produk sastra dan buku dari masing-masing negara anggota," kata Okky. "Inilah peran penting ALF. Hanya budaya dan sastra yang dapat secara genuine mengikat kita. Bersandar hanya pada ekonomi dan politik cuma menjadikan slogan komunitas ASEAN sekedar retorika dan ilusi."


Perayaan 50 tahun ASEAN ini, bagi Okky, merupakan refleksi pencapaian pembentukan komunitas budaya dan sastra kawasan. Sekaligus, kata dia, ini akan menjadi tantangan 50 tahun ke depan. "Budaya dan sastra menjadi konten penting dalam era digital dan media sosial sekarang ini," ujar dia.

Okky juga menekankan peran penting festival memperkenalkan pencapaian dan produk sastra penulis-penulis ASEAN ke tingkat global.


Perayaan ALF 2017 kali ini didukung penuh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Luar Negeri. Tiap tahun, sebelum festival sebagai puncak perayaan digelar, ALF selalu mengadakan acara pra festival antara lain Sastra Masuk Kampung, residensi, dan satu tambahan program baru: Jambore Nasional Sastra.

ALF tahun ini menghadirkan belasan sesi diskusi sebagai bagian utama festival. Seperti tahun-tahun sebelumnya, ALF selalu konsisten mengusung tema yang menjadi permasalahan penting masyarakat meskipun mendapatkan tantangan besar.

Tahun ini kebebasan berekspresi menjadi isu utama selain meningkatnya radikalisme dan terorisme serta peran media sosial yang semakin sentral dalam kehidupan pribadi dan bermasyarakat.

Selain acara-acara tersebut, ALF juga akan diramaikan oleh pertunjukan seni, demo kuliner, dan pameran buku.



Credit  TEMPO.CO







Kamis, 02 Maret 2017

Tentang Mahershala Ali, Muslim pertama peraih Piala Oscar




Mahershala Ali


Hak atas foto Reuters
Mahershala Ali berpindah agama dan memeluk Islam 17 tahun yang lalu.

Mahershala Ali telah mencetak sejarah sebagai aktor Muslim pertama yang memenangkan Oscar, untuk perannya sebagai pengedar narkoba dalam film Moonlight.
Itu juga merupakan kali pertama bagi Ali, yang pindah agama dan memeluk Islam 17 tahun lalu, dinominasikan untuk meraih Oscar.
Dalam pidato emosionalnya, aktor tersebut mengucapkan terima kasih kepada istrinya yang baru saja melahirkan putri mereka beberapa hari sebelumnya, yang disebutnya sebagai guru 'terhebat.'
Film Moonlight ini juga menyabet penghargaan sebagai film terbaik.
    "Saya sangat bersyukur memiliki sebuah kesempatan. Itu adalah pengalaman yang indah," kata Ali, saat ia mengucapkan terima kasih kepada sutradara film Barry Jenkins dan Tarell Alvin McCraney, penulis film Moonlight.
    "Saya juga ingin berterima kasih kepada istri saya, kami baru saja dikaruniai seorang putri empat hari lalu, jadi saya ingin berterima kasih padanya karena telah menjadi seorang pejuang yang melalui semua proses ini dan membopong saya sepenuhnya melewati semua itu," tambahnya.
    Film independen ini berkisah tentang Chiron, seorang lelaki muda homoseksual berkulit hitam menjalani hidup yang berat di Miami, Florida
    Ali, yang terlahir dengan nama Mahershalalhashbaz Gilmore, memenangkan penghargaan sebagai aktor pendukung terbaik atas perannya sebagai pengedar narkoba Juan, yang menjadi figur ayah bagi Chiron.


    Mahershala Ali

    Hak atas foto Getty Images
    Ali mengucapkan terima kasih kepada istrinya yang disebutnya sebagai 'guru' terbaik dalam hidupnya.
    Ali, lahir dari keluarga Kristen. Bahkan ibunya adalah seorang pendeta Kristen. Ali masuk Islam pada tahun 1999 dan bergabung dengan minoritas Jamaah Ahmadiyah pada tahun 2001.
    Dikatakannya, ia dan ibunya mengesampingkan perbedaan keyakinan mereka, karena perbedaan itu merupakan hal yang 'tidak penting.'
    Pada bulan Januari lalu, Ali menyampaikan sebuah pidato yang sangat kuat di acara Screen Actors Guild Awards. Ia menjelaskan bagaimana film Moonlight menggambarkan apa yang bisa terjadi kalau orang-orang dianiaya.
    "Apa yang saya pelajari saat terlibat dalam pembuatan film Moonlightini adalah bahwa kita tahu apa yang akan terjadi ketika kita menganiaya orang. Mereka akan tenggelam dalam dirinya sendiri," katanya.
    "Dan apa yang saya syukuri tentang peran Juan yang saya mainkan, adalah bahwa saya berperan sebagai seorang pria yang melihat seorang pemuda tenggelam dalam dirinya sendiri akibat dizalimi masyarakat, lalu mengambil peluang itu untuk membangkitkannya dan mengatakan bahwa ia sangat berharga, bahwa (sebagai gay ia adalah manusia wajar saja. Dan menerima dia. Saya berharap kita bisa melakukan hal yang lebih baik dari itu. "




    Credit  bbc.com





    Rabu, 14 September 2016

    Lukisan Ini Kuak Misteri Karamnya Kapal Perang Abad Pertengahan

     
    CB, London - Temuan beberapa tengkorak, buritan kapal, dan beberapa artefak dari kapal perang dari era Dinasti Tudor di Inggris yang tenggelam pada 1545 bisa ditelaah bentu tiga dimensi secara daring (online). Namun demikian, penyebab tenggelamnya kapal itu masih menjadi misteri.
    Banyak orang menduga kapal itu tenggelam dalam pelayaran perdana dari Portsmouth Harbor ke Solent akibat cuaca buruk. Padahal, kapal bernama Mary Rose itu tenggelam ketika mempertahankan Inggris dari invasi Prancis.
    Armada Inggris terdiri dari 80 kapal, sedangkan armada Prancis memiliki 200 kapal dengan 30 ribu pasukan.
    Armada Prancis buang sauh dekat Isle of Wright. Akibatnya, nasib kubu Raja Henry VIII cukup genting.
    Pasukan utama Henry VIII sedang berada di Prancis demi mempertahankan Calais dan Boulogne yang dulu dikuasai Inggris. Jadi, ia memanggil 12 ribu milisi yang terdiri atas pemuda yang masih hijau dan para petani di Portsmouth.
    Kekuatan Inggris hanya sekitar sepertiga kekuatan Prancis sehingga satu-satunya cara bertahan adalah mencegah pendaratan pasukan musuh.
    Dikutip dari Ancient Origins pada Selasa (13/9/2016), selama ini diduga kapal Mary Rose terhempas angin kencang seperti disebutkan sejumlah saksi, tapi sekarang ada dugaan bahwa para awaknya memang belum mahir dan tidak mau patuh pada perintah.
    Belakangan ada dugaan bahwa kebanyakan awak adalah bangsa Spanyol yang tidak mengerti bahasa Inggris, sehingga menimbulkan kebingungan dan kekacauan.

    Pertempuran Solent

    Penulis Dominic Fontana mencoba melakukan rekonstruksi Pertempuran Solent dengan menelaah catatan geografis dan sejarah.
    Selain tulisan, ia menelaah lukisan sepanjang 6 meter di ruang makan Cowdray House, Sussex, yang menampilkan suasana pertempuran dan mungkin dilukis antara 1545 dan 1548. Lukisan asli terbakar pada 1793, tapi ada sejumlah salinan yang dilukis 20 tahun sebelumnya.
    Dalam gambar itu terlihat pasukan penyerbu dari Prancis di sebelah kiri dan armada Inggris di kanan, di sekitar Solent.
    Raja Henry VIII sedang berkuda menuju Southsea Castle, diikuti oleh Sir Anthony Browne, Kepala Pasukan Berkuda Raja yang menugaskan pembuatan dokumentasi lukisan tersebut.
    Di tengah lukisan ada gambar tiang Mary Rose menjulang ke permukaan laut dikelilingi seorang pelaut yang melambaikan tangan di puncak tiang utama. Di sekitarnya ada beberapa jasad pelaut lain dan beberapa sekoci penyelamat.
    Dengan dibantu teknologi pemetaan digital, posisi semua kapal, pasukan, dan instalasi dapat diketahui dan dipetakan dalam pertempuran. Lukisan itu cukup teliti untuk menggambarkan geografi Solent.
    Beberapa tempat seperti benteng, gereja, dan sungai yang masih ada saat ini memungkinkan penempatan elemen-elemen dari masa lalu.
    Bahkan bisa dilakukan rekonstruksi arus ombak pada hari pertempuran, sehingga bisa ditebak tindakan-tindakan dua armada yang sedang bertempur sehingga mempertegas tulisan-tulisan dari saat itu maupun bukti arkeologis sesuai dengan konteks geografis di Solent.

    Peran Gelombang Laut

    Rekonstruksi ombak menunjukkan waktu sekitar pukul 08.00 pagi hingga siang hari, karena arus laut di Solent bergerak ke barat.
    Pada hari yang tenang dan cerah itu tidak ada angin, sehingga kapal-kapal Inggris tidak bisa bergerak dan terikat pada jangkar di Spithead.
    Ombak mendorong kapal-kapal Inggris sehingga haluannya mengarah ke pihak Prancis. Perincian ini penting karena ini berarti kapal-kapal Inggris tidak bisa menembak langsung. Meriam mereka berada di sisi lambung kapal.
    Dengan demikian, selama 4 jam, pasukan Prancis diuntungkan oleh gelombang laut dan sanggup menyerang dengan 5 kapal ke arah pihak Inggris yang tidak bisa membalas tembakan.
    Kapal jenis Mediterranea itu dilengkapi dengan 2 atau 4 meriam besar yang menembak langsung ke depan dari jarak jauh.
    Di pagi hari, pasukan Prancis diuntungkan. Tidak seperti kapal Inggris, kapal Prancis digerakkan oleh para pendayung yang terdiri dari para tawanan perang dan narapidana sehingga bisa bergerak tanpa tergantung arus angin ataupun ombak.
    Hal-hal rinci seperti ini menengarai bahwa kapal Mary Rose babak belur ditembaki di haluannya. Saksi Martin Du Bellay dari Prancis menyebutkan, "Diuntungkan oleh laut yang sedang tenang, tanpa angin ataupun ombak yang kuat, kapal-kapal kami bisa melakukan maneuver sesukanya dan merugikan musuh yang tidak bisa bergerak tanpa angin, sehingga terpapar tembakan artileri kami."
    Diduga, pasukan Prancis tidak meleset menyerang musuh mereka karena bisa begitu dekat ke kapal-kapal Inggris. Walaupun begitu, parahnya kerusakan haluan Mary Rose masih belum diketahui karena memerlukan ekskavasi dari dasar laut.
    Kalau sekedar buritan rusak sebenarnya tidak masalah walaupun air laut bisa masuk ke lambung kapal. Yang menarik, pompa dalam kapal Mary Rose tidak ditemukan di tempat seharusnya ketika bangkai kapal digali.
    Pompa itu rusak sebagian dan tidak berfungsi pada saat kapal tenggelam, mungkin rusak karena dipakai terlalu berat.

    Penyerbuan oleh Prancis

    Di siang bolong, biasanya angin laut menerpa Solent. Karena itu, Mary Rose memiliki kesempatan berlayar dan membawa persenjataannya menghadang kapal-kapal Prancis.
    Sekitar pukul 16.00 atau 17.00 sore, Mary Rose menuju ke utara, sesuai dengan arah geraknya ketika tenggelam. Bukti arkeologis menceritakan bahwa beberapa meriam telah ditembakkan, sehingga kapal itu diduga sempat berhadapan dengan musuh.
    Kapal itu terus menuju utara, tapi diduga terombang-ambing dan berlayar dengan lamban karena telah terkena tembakan sewaktu terdiam kekurangan angin.
    Para awak Mary Rose diduga sudah mengetahui sedang dalam masalah dan merasakan gerak-gerik kapal yang terombang-ambing. Penulis Dominic Fontana menduga para awak kapal bermaksud membawa kapal ke Spitbank, sekitar 600 meter dari tempat tenggelamnya.
    Sebenarnya hanya perlu 6 menit lagi supaya kapal itu aman, tapi kapal terombang-ambing terlalu keras dan terlalu lama sehingga lubang-lubang meriam di lambung kapal kemasukan air dan kapal itupun tenggelam hanya dalam beberapa detik saja.
    Tenggelamnya Mary Rose menewaskan sekitar 500 awak di dalamnya. Hanya 35 orang yang dilaporkan selamat.
    Para awak itu diduga mendapat pandangan tidak adil perihal tenggelamnya kapal mereka. Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa mereka tidak kompeten atau tidak disiplin. Dan sepertinya tidak mungkin ada hempasan angin di kala cuaca cerah saat itu.
    Tapi, sebelum haluan kapal ditemukan, masih banyak teori-teori yang harus dibuktikan.








    Credit  Liputan6.com




    Selasa, 06 September 2016

    Jackie Chan Bakal Terima Penghargaan Kehormatan Oscar

     Jackie Chan Bakal Terima Penghargaan Kehormatan Oscar
    Jackie Chan menyapa sejumlah mahasiswa saat hadiri peluncuran aplikasi mobile game anti-narkoba `Aversion` di Nanyang Polytechnic, Singapura, 7 Mei 2015. Aplikasi tersebut dikembangkan oleh mahasiswa politeknik digital media Singapura sebagai bentuk peduli pada bahaya narkoba. REUTERS
     
     
    CB, Jakarta - Aktor asal Hong Kong Jackie Chan dikabarkan akan menerima Penghargaan Kehormatan untuk "Prestasi Luar Biasa", yang telah dilakukannya dalam dunia perfilman.

    "Dia dapat digambarkan sebagai pelopor sejati dan legenda dalam bidang perfilman," kata Presiden Academy Cheryl Boone Isaac seperti yang dilansir dari BBC News, Senin, 5 September 2016. Jackie Chan akan menerima penghargaan ini pada 12 November mendatang.

    Jackie Chan dikenal telah membintangi puluhan film seni bela diri. Bahkan, dia juga masuk dalam dunia perfilman internasional, seperti film Rumble in the Bronx, Franchise Rush Hour, dan animasi Kung Fu Panda. Selain itu, Jackie Chan juga aktif untuk menulis, menyutradarai, dan menciptakan koreografer banyak film.

    Menanggapi akan menerima penghargaan ini, Jackie Chan  menuliskan berterima kasih kepada keluarganya, penggemar, dan akademi awards, seperti dikutip dalam akun Facebook miliknya. "Membuat film tidak mudah," kata dia. Jackie Chan juga menuliskan berterima kasih karena telah mengakui prestasi yang dimilikinya.

    Jika Jackie Chan menerima penghargaan ini, dia akan menjadi orang Cina pertama dalam sejarah yang menerimanya. "Karena itu saya juga akan berbagi penghargaan ini dengan saudara saya dari Stunt Team JC," tulisnya di Facebook.

    Dia beralasan Stunt Team JC telah bersama-sama membangun dunia perfilman selama bertahun-tahun. Membangun film aksi tidak mudah karena banyak mengalami luka dan berdarah. "Saya juga akan berbagi penghargaan ini dengan setiap bintang aksi dari seluruh dunia," kata dia.



    Credit  TEMPO.CO


    Ini Orang Cina Pertama yang Dapat Penghargaan Oscar Khusus

    Ini Orang Cina Pertama yang Dapat Penghargaan Oscar Khusus
    Jackie Chan melihat berbagai pameran jenis obat saat hadiri peluncuran aplikasi mobile game anti-narkoba `Aversion` di Nanyang Polytechnic, Singapura, 7 Mei 2015. REUTERS
     
    CB, Jakarta - Aktor asal Hong Kong Jackie Chan dikabarkan akan menerima Penghargaan Kehormatan untuk "Prestasi Luar Biasa", yang telah dilakukannya dalam dunia perfilman.

    Bila Jackie Chan jadi menerima penghargaan ini maka dia dipastikan akan menjadi Orang Cina pertama yang akan mendapat penghargaan itu.

    "Dia dapat digambarkan sebagai pelopor sejati dan legenda dalam bidang perfilman," kata Presiden Academy Cheryl Boone Isaac seperti yang dilansir dari BBC News, Senin, 5 September 2016. Jackie Chan akan menerima penghargaan ini pada 12 November mendatang.

    Karya Jackie Chan dalam dunia perfilman tidak diragukan lagi. Pria kelahiran Hong Kong, 62 tahun silam, merupakan seorang aktor, sutradara, stuntman, produser, penulis naskah, dan aktor layar lebar. Jackie Chan menjadi salah satu tokoh terkenal berkat aksi laga dan pertarungan akrobatiknya dalam film.

    Selain itu Jackie Chan juga telah mendalami peran sejak 1970-an dan telah tampil sekitar 100 judul film. Jackie Chan juga telah menerima beberapa penghargaan di antaranya, di Hong Kong Aveneu of Stars dan di Hollywood Walk of Fame.

    Kehebatannya dalam dunia perfilman juga telah dibuktikan dalam perfilman internasional. Beberapa judul film yang dibintanginya antara lain, The Karate Kid, Around the World in 80 Days, Shanghai Noon, Kung Fu Panda, Rumble in the Bronox, dan Shangai Knights.

    Menanggapi akan menerima penghargaan ini, Jackie Chan menuliskan berterima kasih kepada keluarganya, penggemar, dan akademi awards, seperti dikutip dalam akun Facebook miliknya. "Saya berterima kasih karena telah mengakui prestasi saya," tulisnya.




    Credit  TEMPO.CO


    Selasa, 23 Agustus 2016

    Film Jihad Selfie, Mengungkap Alasan 'Remeh' WNI Gabung ISIS

     
    Film Jihad Selfie, Mengungkap Alasan 'Remeh' WNI Gabung ISIS  
    Film dokumenter "Jihad Selfie" mengungkapkan alasan para pemuda Indonesia bergabung dengan ISIS. Alasannya sangat sederhana, jauh dari kata ideologis. (CNN Indonesia/Hanna Azarya Samosir)
     
    Jakarta, CB -- Alasan Teuku Akbar Maulana, pelajar Indonesia di Turki, ingin bergabung dengan ISIS sederhana saja, bahkan terdengar remeh.

    "Saya lihat teman saya ikut ISIS, berfoto pakai AK-47, kok macho sekali? Banyak yang like itu fotonya di Facebook, dikomentari ukhti-ukhti. Saya tertarik ikut," ujar Akbar saat ditemui di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta, Senin (22/8).

    Berusia 16 tahun dan tinggal jauh dari rumah, remaja asal Aceh ini mencari jati dirinya dengan menyelami dunia internet. Layaknya pemuda masa kini, sosial media merupakan jendela dunia yang mungkin dapat menjadi segalanya bagi hidup remaja.

    Meskipun beruntung bisa mendapatkan beasiswa untuk belajar di Turki, Akbar yang memiliki otak cemerlang merasa bosan dengan kehidupannya.

    "Saya galau karena pelajaran terlalu mudah, itu-itu saja. Saya merasa hampa. Lalu saya ingat pelajaran waktu SMP, dibilang bahwa hiduplah mulia atau mati syahid. Nanti bisa dapat surga dikelilingi 72 bidadari," tutur Akbar.

    Berangkat dari pemikiran itu, sampailah Akbar ke khayalan impian ketika membuka akun media sosial salah satu temannya yang sudah menjadi militan ISIS.

    "Saya juga ingin terlihat maskulin. Di video-video ISIS itu banyak dibilang bahwa ini tanah lelaki. Seakan kalau kita tidak di sana, berarti kita bukan lelaki. Saya pikir, keren juga. Saya semakin ingin membantu jihad," kata Akbar.

    Satu sore di tahun 2014, Akbar bertemu dengan seorang pengamat asal Indonesia di sebuah kedai kebab. Noor Huda Ismail namanya. Ia sedang bertandang ke Turki untuk melanjutkan penelitiannya mengenai pola baru perekrutan militan kelompok teror melalui jejaring sosial.

    "Saya sempat cerita, saya mau pergi jihad dan ada teman sudah mau bantu. Saya sampai dikasih 100 Lyra sama dia untuk pergi, tapi setelah ngobrol dua hari, saya sadar dan saya batalkan perjalanan itu," kata Akbar.

    Akbar pun semakin mantap untuk mengurungkan niatnya karena ia berpikir, banyak misinterpretasi ayat-ayat Al-Quran yang diyakini oleh teman-temannya.

     
    Teuku Akbar Maulana dalam pemutaran film Jihad Selfie. (CNN Indonesia/Hanna Azarya Samosir)
    Huda, seorang pengamat terorisme yang tengah menempuh studi studi PhD di Monash University, Australia, menyadari ada kejanggalan dalam motivasi Akbar untuk ikut bertempur bersama ISIS. Hal ini menginspirasi Huda untuk menggarap film dokumenter bertajuk Jihad Selfie.

    "Kalau didengar alasannya, itu di mana letak ideologisnya? Tidak ada. Semuanya karena galau anak-anak alay yang masalahnya itu karena sosial media, banyak like atau tidak. Itu kan masalah anak zaman sekarang," ucap Huda.

    Aspek maskulinitas

    Huda pun mengamini adanya aspek maskulinitas dalam problematika masyarakat, terutama remaja pria, di Indonesia. Bahayanya, masalah ini dapat membawa para remaja terjerembab dalam liang terorisme.

    Merujuk pada data Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, ada 500 WNI yang kini sudah hijrah ke Suriah dan Irak untuk bertempur dengan ISIS. Di antara 500 orang tersebut, Huda menceritakan Wildan, Yazid, dan Fauzan, tiga remaja yang tewas dalam medan perang ISIS di Irak dan Suriah.

    Menurut Huda, Wildan menjadi pengebom bunuh diri karena ada masalah di keluarganya. Ayahnya melakukan poligami.

    Sementara itu, Yazid tidak dekat dengan ayahnya. Bapak dari Yazid merupakan anggota angkatan bersenjata sehingga hubungan dengan anaknya sangat kaku.

    Begitu pula dengan Fauzan yang tidak terlalu mengenal sosok ayahnya karena sudah meninggal dunia sejak lama.

    "Mereka punya passion untuk terlihat heroik. Mereka tidak ingin di-bully terus-terusan. Ada gelora untuk tidak dianggap perempuan, tidak macho. Ingin dilihat maskulin," kata Huda.

    Geopolitik memakan korban

    Dari pengalamannya menggarap film berdurasi 49 menit ini, Huda menarik kesimpulan bahwa terorisme ini sebenarnya adalah permainan geopolitik yang memakan korban nyata.

    "Kasusnya di Suriah, tapi Turki punya kepentingan. Begitu pula Rusia, China, AS, dan Arab Saudi. Banyak orang yang kembali dari sana, cerita ke saya bahwa senjata mereka buatan China, semua amir mereka dari Saudi punya uang dolar banyak. Terorisme itu sebenarnya permaianan geopolitik, tapi korbannya anak-anak alay seperti ini yang matinya beneran," ujar pendiri Yayasan Prasasti Perdamaian ini.

    Kini, kata Huda, tantangannya bagi pemerintah adalah untuk mencari cara yang modern guna menggaet perhatian anak-anak muda agar tidak terpengaruh dengan propaganda kelompok teror di internet.

    "Gunakan digital literacy. Seperti saya ini contohnya, buat film agar menarik perhatian. Jika dilihat itu saya bikin cut to cut-nya cepat supaya anak muda tidak cepat bosan. Harus cari cara untuk mendapatkan perhatian mereka bahwa mereka tidak perlu seperti itu," katanya.

    Film Jihad Selfie digarap pada Maret 2015 hingga Mei 2016 dengan berbagai lokasi, seperti Melbourne, Istanbul, Kayseri, Kairo, Bali dan Jakarta. Film ini akan diputar di berbagai universitas, LSM, lembaga pemerintah dan penjara di seluruh Indonesia. Pemutaran film akan diikuti dengan diskusi seputar radikalisme di Indonesia.




    Credit  CNN Indonesia



    Jumat, 02 Oktober 2015

    Hari Batik Nasional, saat Warisan Indonesia Diakui Dunia


    CB, Jakarta - Batik makin eksis. Beragam corak tradisional berpadu dengan warna-warna indah bakal bikin meriah Hari Batik Nasional yang jatuh pada hari ini.

    Jumat (2/10/2015) ini adalah tahun ke-7 Hari Batik Nasional dirayakan sejak ditetapkan pada 2 Oktober 2009.
    Pada 2009, Organisasi Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan, UNESCO mengesahkan batik Indonesia sebagai warisan budaya dunia. Batik masuk dalam Daftar Representatif Budaya Tak benda Warisan Manusia.

    Sebagai apresiasi atas pengakuan internasional terhadap batik, pemerintah menetapkan 2 Oktober sebagai Hari Batik Nasional. Setiap tanggal itu, semua kalangan masyarakat akan memilih batik sebagai pakaian pembungkus tubuhnya.

    Tak dipungkiri, batik tak cuma digemari warga Indonesia. Helai kain penuh motif itu juga mewabah di sejumlah belahan dunia.

    Beberapa selebriti dunia pun mengenakan motif cantik batik asal Indonesia. Salah satunya artis cantik Jessica Alba yang sempat terlihat mengenakan gaun bermotif parang gringsing yang dipercaya sebagai penolak sakit.

    Selain Jessica, ada juga Reese Witherspoon, Heidi Klum, dan Dakota Fanning juga pernah tertangkap kamera mengenakan kain dengan motif batik.

    Jadi apa batik yang kamu pakai hari ini? Selamat Hari Batik Nasional!

    Credit Liputan6.com

    Kamis, 03 September 2015

    Kekurangan Dana, Kartun "Masha dan Beruang" Berhenti Diproduksi




    Seri animasi anak-anak dari Rusia yang terkenal hingga ke Indonesia, Masha i Medved (Masha and the Bear atau Masha dan Beruang) akan berhenti diproduksi setelah episode ke-52, demikian disampaikan pencipta animasi pada surat kabar Izvestia. Sebelumnya, rumah produksi Animaccord meluncurkan episode terakhir dari seri kartun tersebut di YouTube, yang saat ini telah dilihat 21 ribu kali.
    Berdasarkan sinopsis yang ditulis Meduza, dalam episode terakhir, Masha kecil yang biasanya kekanak-kanakan mulai bersikap dewasa, mengerjakan tugas-tugasnya dan berperilaku sopan. Ia kemudian menghubungi neneknya, yang menjemputnya dari hutan dan membawa Masha kembali ke 'kota'. Kata-kata perpisahan yang disampaikan Masha pada binatang-binatang hutan menyebutkan ia mungkin akan kembali suatu hari nanti.
    Produser seri kartun ini, Dmitry Loveiko, menyampaikan pada Izvestia bahwa Animaccord kekurangan dana yang dibutuhkan untuk melanjutkan produksi, meski Masha i Medved sangat populer di dalam dan luar negeri.
    Episode pertama Masha i Medved diluncurkan di televisi nasional Rusia pada 2009, sebagai bagian dari program anak-anak Spokoinoi nochi, malyshi ("Selamat malam, Nak!"). Tiap episode berdurasi enam menit dan mengisahkan petualangan gadis kecil yang tinggal bersama seekor beruang di hutan. Saat ini, kartun tersebut tayang di televisi dan tersedia dalam bentuk DVD di 30 negara di dunia. Saluran YouTube Masha i Medved memiliki lebih dari 3,6 juta pelanggan dan telah dilihat lebih dari 4,3 miliar kali.


    Credit  RBTH Indonesia


    Senin, 31 Agustus 2015

    Nasi goreng dan sate laris manis di Museumsuferfest


    Nasi goreng dan sate laris manis di Museumsuferfest
    Stan Indonesia di Museumsuferfest 2015 di Frankfurt, Jerman, menyediakan sajian nasi goreng, sate dan aneka makanan khas Indonesia.(flickr/Aaron Shumaker/creativecommon)
     
     
    Frankfurt (CB) - Sajian nasi goreng dan sate masakan Chef Ragil Wibowo laris manis di ajang Museumumsuferfest yang berlangsung 28-29 Agustus di tepi Sungai Main, Frankfurt, Jerman.

    Chef Ragil yang menjadi juru masak di stan Sate Ayam dan Nasi Goreng, Minggu, mengatakan selama dua hari festival semua makanan yang disajikan habis terjual.

    Menurut dia, sajian rata-rata sudah terjual habis pukul 19.00 waktu setempat meski pada malam hari masih banyak pengunjung yang ingin membeli sate dan nasi goreng.

    Dengan bantuan koki Solihin, Agung, Aditya, serta beberapa orang Jerman, dia menyiapkan sedikitnya 40 kilogram beras serta sekitar 100 kilogram daging ayam dan 60 kilogram daging sapi untuk membuat masing-masing 2.000 tusuk sate.

    "Kita tidak menyangka animo masyarakat Frankfurt terhadap kuliner Indonesia cukup besar," katanya.

    Di stan Indonesia dalam festival itu, harga satu porsi nasi goreng 5,5 euro dan satu porsi nasi goreng plus tiga tusuk sate ayam/sapi harganya 9,5 euro.

    "Enak sekali, saya sudah beberapa kali ke Indonesia dan selalu menikmati nasi goreng, sate, dan rendang," kata Thomas, warga Frankfurt.

    Sementara stan kedua Indonesia, Warung Sudimampir, menyediakan lebih banyak jenis makanan khas. Selain nasi goreng, ada nasi kuning, rendang, lemper, risoles, bakwan, siomay, mpek-mpek, mie bakso, lumpia dan lain-lain.

    Warung Sudimampir, yang digawangi ibu-ibu warga Indonesia di Jerman, juga menarik banyak pengunjung Museumsuferfest.

    Selama dua hari festival, selalu ada antrean pengunjung yang ingin mencicipi cita rasa makanan Indonesia di gerai itu. Dan menjelang malam semua sajian makanan mereka selalu sudah habis.

    Museumsuferfest 2015 yang akan ditutup Minggu malam ini merupakan salah satu festival seni budaya terbesar di Eropa.

    Beraneka ragam panggung dan stan yang ditampilkan beberapa negara peserta. Sedikitnya dua juta orang setiap hari memadati arena festival yang menampilkan berbagai kegiatan seperti lomba perahu naga, pertunjukan, pameran dan seminar, serta aneka dagangan souvenir dan kuliner.

    Credit  ANTARA News




    Slamet Rahardjo syukuri keberhasilan misi kesenian Indonesia


    Slamet Rahardjo syukuri keberhasilan misi kesenian Indonesia
    Slamet Rahardjo (ANTARA FOTO/Agus Bebeng)
     
     
    Frankfurt (CB) - Ketua Komite Pertunjukan, Pameran dan Seminar Frankfurt Book Fair (FBF) 2015 Slamet Rahardjo Djarot mensyukuri keberhasilan misi kesenian Indonesia dalam ajang Museums Uferfest atau Festival Tepi Sungai di Frankfurt, Jerman.

    "Saya bersyukur kepada Tuhan karena enam bulan persiapan merupakan kerja yang cukup berat. Sekarang saya ingin laporkan kepada seluruh masyarakat Indonesia bahwa misi kami membawa branding Indonesia sebagai negara penuh inspirasi, ternyata diterima dengan baik dan luar biasa," kata Slamet Rahardjo usai penutupan Museums Uferfest yang berakhir Minggu (30/8) tengah malam atau Senin pagi WIB.

    Ia mengatakan, tema 17.000 Islands of Imaginations diwujudkan dengan penampilan tim kesenian Indonesia yang memadukan musik tradisional dan musik modern, yang membuat publik Eropa, khususnya warga Jerman sangat kagum.

    Slamet mengklaim bahwa dalam lima tahun terakhir penyelenggaraan Museums Uferfest ini, penampilan Indonesia yang merupakan tamu kehormatan di festival tersebut adalah yang terbaik.

    "Indonesia sudah semakin dikenal publik di Jerman dan kita memberikan bukti bahwa Indonesia patut menjadi sahabat dan patut dikatakan setara dengan mereka," katanya.

    Senada dengan itu, Ketua Komite Nasional Indonesia Frankfurt Book Fair (FBF) 2015 Goenawan Mohamad mengatakan, momentum Museums Uferfest 2015 akan dikenang sepanjang masa dan yang terpenting adalah kini Indonesia tidak bisa dianggap "enteng" oleh Jerman dan Eropa.

    "Saya senang warga Indonesia di sini benar-benar bangga, dan jujur saya juga merasa bangga," katanya.

    Ia menilai, ukuran keberhasilan misi kesenian Indonesia dilihat dari maraknya liputan media di Jerman dan Eropa yang cukup banyak dan positif, serta pengunjung yang hadir menyaksikan penampilan seniman dan musisi Indonesia di panggung utama festival ini.

    "Ini akhir festival yang luar biasa. Musik dangdut akan melekat dan dikenang di sini, bukan samba dan lainnya," katanya.


    Credit  ANTARA News

    Sambutan penonton Frankfurt terhadap musisi Indonesia luar biasa


    Sambutan penonton Frankfurt terhadap musisi Indonesia luar biasa
    Musisi Jazz Dwiki Dharmawan (kiri) tampil dalam pergelaran musik "3rd Ramadhan Jazz Festival 2013" di Plaza Mesjid Cut Meutia, Menteng, Jakarta, Jumat. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)
     
    Frankfurt (CB) - Musisi Djaduk Ferianto mengapresiasi sambutan penonton di Frankfurt, Jerman, yang luar biasa ketika manyaksikan penampilan para seniman dan musisi Indonesia saat pembukaan Museums Uferfest, Jumat (28/8) petang.

    "Saya surprise saja, ternyata sangat luar biasa antusias penonton warga sini. Artinya masyarakat Jerman mengapresiasi kerja kawan-kawan," ujarnya di Frankfurt, Sabtu, menanggapi sambutan masyarakat setempat terhadap penampilan para musisi dan seniman di ajang Museums Uferfest atau Festival Tepi Sungai Main yang merupakan salah satu festival seni budaya terbesar di Eropa itu.

    Pada pembukaan acara tersebut, Djaduk bersama grup musiknya Kua Etnika tampil memeriahkan acara yang dibuka oleh Wali Kota Frankfurt Peter Feldmann didampingi Dubes RI untuk Jerman Fauzi Bowo.

    Selain Djaduk, tampil pula Barong Banyuwangi, Dwiki Dharmawan and friends, penyanyi Bonita, Dira Sugandi, Mian Tiara, serta rapper J-Flow.

    Saat itu, ratusan penonton terlihat memadati arena panggung Indonesia seluas 800 meter persegi untuk menyaksikan seniman dan musisi Indonesia yang menampilkan musik yang memadukan unsur tradisional dan modern itu.

    Menurut Djaduk yang juga salah satu putra dari seniman Bagong Kusudiardjo itu, hal itu membuktikan bahwa musik merupakan bahasa universal yang dapat menjadi sarana diplomasi kedua (second track diplomation) antara masyarakat Indonesia dan Jerman.

    "Paling tidak, pemahaman orang luar terhadap Indonesia akan semakin terbuka dan mereka mengapresiasi kerja para musisi dan seniman Indonesia," katanya.

    Ia menambahkan, berbeda dengan kebijakan pemerintah masa lalu yang kerap hanya menampilkan kesenian tradisional seperti tari-tarian di ajang internasional, namun sekarang ini sangat berbeda dengan menampilkan sesuatu yang lebih modern.

    "Karena orang luar ingin melihat sesuatu yang baru dari Indonesia dan kali ini mereka melihat penampilan Indonesia yang lebih beragam, memadukan seni tradisional dengan modern," katanya.

    Senada dengan itu, musisi Dwiki Dharmawan juga menilai sambutan warga Frankfurt sangat impresif sekali terhadap penampilan musisi dan seniman Indonesia.

    "Ini sangat positif untuk promosi Indonesia. Tadi saat sambutan, Wali Kota Frankfurt Peter Feldmann juga sangat mengapresiasi penampilan musisi Indonesia," katanya.

    Wali Kota Frankfurt, katanya, mengagumi semboyan Bhinneka Tunggal Ika dan bisa merasakan bahwa Indonesia adalah negeri yang besar dan penuh keberagaman seni dan budaya.

    Credit  ANTARA News


    Panggung Indonesia di Uferfest dapat sambutan meriah


    Frankfurt (CB) - Panggung Indonesia yang menyuguhkan penampilan sejumlah seniman dan musisi Tanah Air di ajang Museums Uferfest atau Festival Tepi Sungai, Frankfurt, Jerman, mendapat sambutan meriah dari warga setempat saat pembukaan acara tersebut, Jumat (28/8) petang.

    Ratusan orang tampak berkerumun di depan panggung Indonesia yang merupakan panggung utama arena Museum Uferfest untuk menyaksikan penampilan para seniman dan musisi Indonesia, yang menyuguhkan karya apik yang merupakan perpaduan seni tradisional dan musik modern.

    Tidak ketinggalan, Wali Kota Frankfurt Peter Feldmann pun turut hadir menyaksikan penampilan Indonesia yang menjadi tamu kehormatan di acara tersebut.

    Peter Feldmann didampingi Duta Besar Indonesia untuk Jerman, Fauzi Bowo, naik ke atas panggung dan membuka secara resmi Museums Uferfest 2015 yang akan berlangsung hingga 30 Agustus 2015.

    Ia mengatakan acara Museums Uferfest merupakan agenda tahunan dan merupakan salah satu festival seni budaya terbesar di eropa. Pada tahun 2015 ini Indonesia menjadi Tamu Kehormatan.

    Menurut dia, warga Jerman mengapresiasi apa yang ditampilkan para seniman dan musisi Indonesia yang menunjukkan keberagaman seni dan budaya, yang sesuai dengan motto Bhinneka Tunggal Ika.

    Sedangkan Dubes RI untuk Jerman, Fauzi Bowo, menyampaikan rasa terima kasihnya kepada masyarakat Jerman, khususnya di Frankfurt yang sudah memberikan sambutan baik dan apresiasi terhadap Indonesia.

    Dalam pembukaan tersebut, para seniman dan musisi Indonesia yakni grup musik Kua Etnika pimpinan Djaduk Ferianto, Barong Banyuwangi, musisi Dwiki Dharmawan, penyanyi Dian Sugandi, Bonita, Mian Tiara Hanuraga, dan rapper J-Flow yang bertindak sebagai pemandu acara, menunjukkan kebolehan mereka di hadapan ratusan warga yang memadati arena di sepanjang sungai Main.

    Panggung Indonesia seluas 800 meter persegi itu pun terlihat dipenuhi oleh para pengunjung yang tidak hanya menyaksikan penampilan seniman dan musisi Indonesia, tetapi juga sambil menikmati kuliner khas Indonesia yang dijajakan di gerai-gerai di sekitar lokasi tersebut.


    Credit  ANTARA News

    Selasa, 25 Agustus 2015

    TNI AD bantu pembuatan film "Jenderal Soedirman"


    TNI AD bantu pembuatan film
    Letnan Jenderal TNI (Purn) Kiki Syahnakri (ANTARA FOTO/Reno Esnir)
     
    Jakarta (CB) - TNI AD turut membantu pembuatan film Jenderal Soedirman yang mengisahkan perang gerilya Sudirman melawan Belanda pada 1948 besutan sutradara Viva Westi. Cukup jarang TNI membantu pembuatan film nasional secara resmi. 

    Soedirman --guru yang lalu menjadi tentara dan jenderal pada usia 35 tahun-- memainkan peran penting dalam sejarah Indonesia. Dia berseberangan dengan Soekarno dan lain-lain pemimpin formal Indonesia, yang memilih upaya diplomatik untuk mengokohkan eksistensi negara. Soedirman memilih perang gerilya dengan rute sepanjang 1.500 kilometer. 

    Puncak dari "penyatuan" kedua kubu Indonesia itu --Panglima Besar Soedirman dengan TNI dan gerilyanya dan Soekarno dengan diplomasinya-- saat Soekarno menyambut dia di ruang dalam Gedung Agung, Yogyakarta, pada 1948. 

    Sebetulnya banyak sekali kisah sejarah dan sejarah militer Indonesia yang belum digali diinterpretasikan ke layar lebar. Membuat film perang memang memerlukan upaya tersendiri dan sering perlu biaya mahal.

    Bekas Wakil Kepala Staf TNI AD, Letnan Jenderal TNI (Purnawirawan) Kiki Syahnakri, yang menjadi produser Jenderal Soedirman, mengatakan, TNI AD terlibat sejak penggodokan skenario hingga proses pengambilan gambar.

    "Dalam pengembangan skenario, dinas sejarah TNI AD terlibat, juga museum di Jogja dan museum tempat tinggal Jenderal Sudirman, di sana banyak buku," ujar Kiki usai pemutaran "Jenderal Soedirman" di Jakarta, Senin.

    Selain itu, para tentara angkatan darat Indonesia juga menjadi pemeran pendukung sebagai para tentara KNIL yang mengejar-ngejar Jenderal Sudirman dalam perang gerilya selama tujuh bulan.

    "Persenjataan perang seperti senjata-senjata kuno yang dipakai pada masa perang gerilya kemerdekaan, tank kuno, peluru dan bahan peledak juga disediakan oleh TNI AD," kata Syahnakri.

    Dia berharap film ini dapat disukai oleh masyarakat, khususnya generasi muda agar dapat mengenal Jenderal Sudirman lebih dalam.

    Jenderal Soedirman diproduksi bersama Staf Umum TNI AD, Yayasan Kartika Eka Paksi, Persatuan Purnawirawan TNI AD dan Padma Pictures.

    Film yang disutradarai Viva Westi dibintangi juga Ibnu Jamil, Baim Wong, Nugie, Mathias Muchus, Landung Simatupang, Lukman Sardi , Anto Galon, Gogot Suryanto, Surawan Prihatnolo dan Angga Riyadi. "Jenderal Soedirman" tayang di bioskop mulai 27 Agustus 2015.

    Credit  ANTARA News

    'Jenderal Soedirman,' Oase Baru Film Sejarah Indonesia


    'Jenderal Soedirman,' Oase Baru Film Sejarah Indonesia 
     Adipati Dolken sebagai Jenderal Soedirman. (ANTARA FOTO/Rosa Panggabean/ed/NZ/15)
     
    Jakarta, CB -- Jenderal Soedirman punya jasa yang sangat besar tehadap kedaulatan negara Repubik Indonesia, baik sebelum ataupun setelah kemerdekaan.

    Ia mampu menggalang kekuatan militer Indonesia yang masih terbatas dan terpecah belah, untuk melawan kekuatan penjajahan Belanda yang dikaruniai persenjataan lengkap.

    Taktik jitu Jenderal Soedirman adalah perang gerilya. Taktik menyerang sembunyi-sembunyi dan lari dengan perhitungan tepat ini mampu membuat para penjajah kelimpungan. Bahkan taktik arahan Soedirman ini mendapat pengakuan dunia sebagai salah satu taktik perang terbaik.


    Kehebatan mengorganisir perang gerilya dalam mempertahankan kedaulatan Indonesia itulah yang coba dituangkan sutradara Viva Westi ke dalam sebuah film. Film Jenderal Soedirman jadi wujud dari keinginannya tersebut.

    Film ini bermula saat Indonesia baru saja merdeka. Saat itu Indonesia baru saja membentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan memilih panglima besar. Soedirman (Adipati Dolken) pun terpilih pada pemilihan yang tak beselang lama dengan Agresi Militer II.

    Baru saja didapuk sebagai seorang panglima besar, Soedirman harus menerima cobaan dengan terjadinya Agresi Militer II. Belanda mengingkari Perjanjian Renville dan kembali menginvasi Indonesia.

    Yogyakarta, ibu kota Indonesia saat itu, dibombardir. Para pemimpin negara, seperti Presiden Soekarno (Baim Wong) dan Wakil Presiden Hatta (Nugie) ditangkap dan diasingkan. Belanda menyatakan Indonesia sudah tiada.

    Meski begitu, Soedirman berhasil lolos dan pergi ke hutan bersama pasukan kecilnya. Ia mengabarkan ke seluruh pelosok negeri lewat radio bahwa Indonesia masih berdiri kokoh dengan kekuatan militer yang kokoh.

    Mereka pun memulai taktik perang gerilya dengan memasuki hutan dan mengunjungi kantong-kantong kekuatan militer Indonesia di Jawa.

    Meski taktik perang gerilya sudah direncanakan matang-matang, dan Soedirman dikelilingi pasukan yang andal, perjalanan Soedirman tak mudah. Ia harus bergelut dengan penyakit, pengkhianatan, dan perpecahan militer Indonesia pada saat itu.

    Namun dengan bantuan orang kepercayaannya, Kapten Nolly (Ibnu Jamil), dan seluruh rakyat Indonesia, ia melakukan perlawanan kepada penjajah dan menegaskan Indonesia masih ada dan berdiri tegak bersama kekuatan militer yang kuat.

     
    Para pemain film Jenderal Soedirman, Matias Muchus, Adipati Dolkien, dan Baim Wong. (CNNIndonesia/Endro Priherdityo)
    Sejarah dalam Bungkus CGI

    Fim  Jenderal Soedirman ini cukup membukakan mata bahwa pahlawan Indonesia bukan hanya Soekarno dan Hatta. Selain kekuatan diplomasi, kekuatan militer kita juga sangat berperan dalam menjaga kedaulatan negara.

    Film biopik pertama Viva Westi ini mampu menghadirkan sejarah yang mungkin tak banyak diketahui orang, khususnya anak muda. Film ini juga mampu mengajarkan sejarah kepada penonton tanpa harus merasa digurui sama sekali.

    Efek computer-generated imagery (CGI) dalam film ini pun—meski belum begitu halus—menandakan adanya usaha penggarap untuk membuat film ini istimewa dan bisa menumbuhkan minat nonton dari kalangan muda.

    Tak hanya CGI, efek ledakan seperti granat dan bom pun juga dilakukan secara nyata lewat bantuan persenjataan TNI AD. Hal tersebut membuat film ini terasa hidup.

    Tak Ada Gading Tak Retak

    Kehadiran nama-nama besar perfilman, seperti Mathias Muchus, Ibnu Jamil, Baim Wong, dan Lukman Sardi menambah seru fim ini. Tak kalah penting, sang bintang utama yang juga berasal dari kalangan muda berbakat, Adipati Dolken, menunjukkan perfilman Indonesia bukan diisi oleh aktor yang itu-itu saja.

    Meski begitu, tak ada gading yang tak retak. Film ini pun tak luput dari salah dan kekurangan.

    Film ini dimulai dengan awalan yang kurang "nendang."  Saat adegan awal, tak ada bumper di sekitar lima menit pertama. Adegan yang pertama kali muncul adalah pemilihan Jenderal Soedirman sebagai Panglima Besar TKR.

    Dilanjut dengan persidangan yang menempatkan Soedirman sebagai penanggung jawab kudeta 1946. Barulah film dimulai dengan keluarnya logo beberapa organisasi dan sekejap logo film ini.

    Film berbiaya produksi sekitar Rp10-Rp15 miliar ini pun agaknya kurang tepat menempatkan pemeran-pemerannya. Agaknya Baim Wong dan Nugie kurang pas memerankan sang Proklamator karena tak mendapat gereget dan gimmick yang menyerupai. Pemeran Soekarno dan Hatta di film Soekarno mungkin lebih tepat mendapuk peran tersebut.

    Sang pemeran utama juga agaknya kurang pas. Mengisahkan Soedirman di usia 29 tahun, wajah Adipati Dolken tak menceminkan usia tersebut. Karena meski usianya 29 tahun, Soedirman memiliki paras yang sedikit lebih tua dari usianya. Meski begitu, pemeran-pemeran tersebut memang menunjukkan kebolehan aktingnya di film ini.

    Selain masalah pemeran, film ini juga sedikit bermasalah dalam menimbulkan wow effect. Pasalnya, film tentang perang gerilya ini tak menghadirkan fakta-fakta yang membangun kemegahan taktik gerilya. Hal ini seharusnya membuat taktik gerilya menjadi jualan utama film ini, agar tampak semakin megah dan dikagumi.

    Padahal dalam sejarah, ada persiapan dari Soedirman dalam mengantisipasi Agresi Militer II sesaat setelah diangkat sebagai Panglima Besar TKR. Soedirman dan pemimpin militer lain seperti Nasution dan Simatupang telah membuat rencana matang terkait gerilya dan pengerahan beberapa komando pasukan sebelum agresi terjadi. Namun fakta sejarah ini tak dihadirkan ke dalam film dan membuat kekuatan pasukan Soedriman yang sebenarnya tak terlihat.

     
    Pecahan uang kertas Rp1.000 bergambar Jenderal Soedirman dengan tahun pencetakan 1968. (CNNIndonesia/Donatus Fernanda Putra)
    Pahlawan Juga Manusia

    Tak sekadar memuja dan angkat topi, film ini pun berani menelanjangi tokoh-tokoh bangsa. Film ini menghadirkan Soekarno dan Tan Malaka yang menjadi tokoh besar sekaligus kontroversial. Film ini pun benar-benar mengeluarkan sisi manusia keduanya.

    Soekarno digambarkan sebagai orang yang tak mau turun berperang bersama rakyatnya. Ia pun digambarkan mengingkari janji pada pidatonya pasca Agresi Militer I. Hal yang paling parah tentu saat ia menyambut kedatangan Soedirman di istana dan difoto wartawan.

    "Sudah dapat gambar saya dengan Dimas? Belum? Mari kita ulang," ujar sang proklamator di film ini dengan adegan yang sedikit konyol.

    Tan Malaka pun begitu. Ia digambarkan sebagai pembangkang negara. Ia menggalang kekuatan komunis saat para pemimpin bangsa ditahan KNIL. Para tentara komunis pun terlalu digambarkan sebagai kekuatan militer yang keji dan tak bertanggung jawab.

    Di luar semuanya, Jenderal Soedirman adalah sebuah film yang mampu menjadi oase baru dalam sejarah Indonesia. Film ini sangat cocok sebagai hiburan sekaligus edukasi masyarakat dalam menyelami masa lalu bangsa ini. Film yang proses produksinya melibatkan 200 kru dan personel TNI AD ini akan tayang di bioskop-bioskop Tanah Air mulai 27 Agustus 2015.


    Credit  CNN Indonesia

    Indonesia tamu kehormatan Frankfurt Book Fair 2015. Lalu?


    Indonesia tamu kehormatan Frankfurt Book Fair 2015. Lalu?
    Ilustrasi. Mendikbud Anies Baswedan (kanan) didampingi budayawan Goenawan Mohammad (kiri) menjawab pertanyaan wartawan usai bertemu Presiden Joko Widodo dan sejumlah media massa Jerman di Istana Negara, Jakarta, Rabu (3/6). Pertemuan tersebut membahas pemilihan Indonesia yang menjadi tamu kehormatan dalam ajang sastra dan kebudayaan internasional di Jerman bertajuk Frankfurt Book Fair yang berlangsung 14-18 Oktober 2015. (ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)
    Apa yang kita harapkan dari Indonesia adalah keterbukaan, 120 negara akan mengikuti ajang ini. Kami ingin melihat apa yang berbeda dari Indonesia, apa yang terjadi di Indonesia saat ini, apa yang akan terjadi di Indonesia di masa depan...."
    Jakarta (CB) - Frankfurt Book Fair (FBF) merupakan pameran buku yang tertua dan terbesar di dunia yang diselenggarakan di Kota Frankfurt, Jerman.

    Pelaksanaan FBF 2015 menjadi momentum istimewa bagi Indonesia karena didaulat sebagai Tamu Kehormatan (Guest Of Honour). Tentu saja menjadi Tamu Kehormatan pada FBF 2015 merupakan sebuah kebanggaan tersendiri mengingat Indonesia hanya memerlukan waktu lima 5 tahun untuk menjadi tamu kehormatan, sementara negara lainnya membutuhkan waktu yang lama.

    Sebut saja Finlandia yang merupakan negara dengan sistem pendidikan terbaik di dunia, harus sabar menanti selama sekitar 26 tahun untuk bisa menjadi Tamu Kehormatan pada FBF.

    Adalah sebuah kehormatan sekaligus kesempatan yang langka menjadi Tamu Kehormatan di Festival Book Fair (FBF) 2015, sehingga tentu saja pemerintah khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) sebagai pengelola dan penyandang sebagian dana keikutsertaan Indonesia di FBF 2015 melakukan berbagai persiapan optimal.

    Mendikbud Anies Baswedan mengatakan terpilihnya Indonesia sebagai Tamu Kehormatan pada FBF 2015 adalah suatu kehormatan dan merupakan kesempatan yang langka.

    "Bila kita melihat negara lain luar biasa usahanya untuk menjadi Guest of Honour (Tamu Kehormatan). Ini adalah blessing untuk Indonesia karena dunia akan melihat kita sebagai negara penuh keberagaman yang harus diperhatikan," kata Anies Baswedan.

    Kemendikbud ingin menjadikan Frankfurt Book Fair 2015 sebagai pameran peradaban Indonesia.

    Rangkaian kegiatan FBF 2015 sendiri telah dilakukan sejak Maret 2015 hingga puncak acara FBF pada 14-18 Oktober 2015 di Frankfurt, Jerman.

    Pada 12-15 Maret 2015 Indonesia telah ambil bagian dalam pameran buku internasional di Jerman, Leipzig Book Fair, dan kini menjadi Negara Tamu dalam Festival Museum Uferfest 2015.

    Festival Museum Uferfest atau kerap dikenal dengan Festival Tepi Sungai di Frankfurt, Jerman, merupakan festival budaya terbesar di Eropa yang menampilkan berbagai pertunjukan budaya, musik, dan seni rupa dari seluruh dunia.

    Acara pertunjukan seni budaya akbar tahunan itu rata-rata dihadiri sekitar 2 juta orang selama tiga hari. Festival Museum Uferfest akan berlangsung di sepanjang Sungai Main, Frankfurt, persis di seberang deretan museum-museum di tepi sungai yang penuh nilai eksotika itu.

    Pada tahun ini, Festival Tepi Sungai ini akan berlangsung pada 28-30 Agustus 2015. Indonesia sebagai negara Guest of Honour (GoH) atau Tamu Kehormatan Frankfurt Book Fair 2015, juga akan menjadi Guest Country atau Negara Tamu dalam salah satu festival budaya terbesar di Eropa itu.

    Ratusan kamera televisi Eropa diprediksi bakal menyorot festival tersebut dan Indonesia tampaknya juga akan mendapat sorotan utama di festival itu.

    Ketua Komite Nasional Indonesia Frankfurt Book Fair (FBF) 2015 Goenawan Mohamad mengatakan Indonesia akan mendapat panggung seluas 800 meter persegi di sana dengan posisi yang cukup istimewa karena diunggulkan.

    Rencananya, Komite Nasional FBF 2015 akan mendatangkan rombongan Barong Banyuwangi, musikus Dwiki Darmawan yang akan tampil beserta para musisi Eropa, Kua Etnika pimpinan seniman Djaduk Ferianto, dan sejumlah seniman dan artis lainnya.

    Menurut Goenawan Mohamad, grup musik Kua Etnika akan memadukan musik etnik tradisional dengan warna musik barat, serta penampilan dari para penyanyi dan musisi dangdut sebagai salah satu genre musik khas Indonesia.

    Selain itu, Indonesia juga akan menyajikan beberapa jenis kuliner. Dua buah kereta angkringan untuk berjualan bakso dan sate, misalnya, khusus dibuat untuk itu.

    Ketua Komite Pertunjukan, Pameran dan Seminar Slamet Rahardjo Djarot menambahkan Festival Museum Uferfest sebenarnya merupakan agenda di luar Frankfurt Book Fair yang akan berlangsung Oktober 2015.

    Namun, karena Indonesia adalah Tamu Kehormatan di FBF 2015, pihak panitia pun akhirnya memberi dukungan kepada Indonesia. "Bahkan kita jadi tamu utama di Uferfest," kata Slamet Rahardjo yang juga aktor kawakan Indonesia.

    Dalam festival tersebut, Indonesia akan menyuguhkan tema yang seragam seperti halnya panggung Indonesia di Frankfurt Book Fair 2015 yakni "17.000 Islands of Imagination", yang menampilkan keanekaragaman dan kemajemukan seni budaya Indonesia.

    Slamet menuturkan, seniman Indonesia akan menampilkan karya-karya yang menginformasikan bahwa Indonesia ini negara yang sangat kaya dan bisa menginspirasi.

    Oleh karena itu, bukan hanya seni budaya tradisional seperti grup musik Kua Etnika yang akan tampil, tetapi juga karya musik kontemporer seperti penampilan musisi Dwiki Darmawan, serta penyanyi muda Dira Sugandi dan Bonita.

    Tidak ketinggalan, sejumlah penyanyi dangdut dari Yogyakarta juga akan diboyong ke Festival Tepi Sungai untuk menyuguhkan lantunan musik khas Indonesia itu sekaligus dengan goyangannya.

    Tradisi arak-arakan di Indonesia juga akan tampak dengan penampilan Barong Banyuwangi. "Barong itu singa perkasa yang melindungi masyarakat dari berbagai macam bahaya. Kita membawa inspirasi itu ke sana," ujar Slamet Rahardjo.

    Ia menegaskan tujuan utama pementasan itu adalah memopulerkan seni dan budaya Indonesia yang penuh keberagaman.

    Sementara itu, ketika ditemui saat melakukan sesi latihan di Teater Komunitas Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, para personel grup musik Kua Etnika dan Barong Banyuwangi terlihat serius berlatih.

    Selain melatih kekompakan penampilan kelompok masing-masing, mereka juga serius menyusun rangkaian materi penampilan agar menjadi sajian yang menarik bagi para penonton.


    FBF 2015

    Sementara itu, Frankfurt Book Fair (FBF) di Jerman memang dikenal sebagai ajang rimba buku, di mana para profesional industri buku dunia, baik format cetak maupun digital, berkumpul untuk menampilkan kreasi-kreasi terbaru mereka.

    Mulai dari penerbit, penjual, agen, produser film sampai penulis buku turut berpartisipasi di pameran buku tertua dan terbesar di dunia ini. FBF sudah digelar sejak abad ke-15, seiring diciptakannya mesin tik untuk pertama kali oleh Johannes Gutenberg.

    President of Frankfurt Book Fair (FBF) Juergen Boos, saat hadir di Jakarta pada Februari 2015, menyatakan sebagai tamu kehormatan, Indonesia diharapkan menunjukkan identitas dirinya yang dimanifestasikan dalam musik, tarian, literatur, atau pameran seni lainnya.

    Dikatakannya, FBF 2015 yang akan berlangsung 14-18 Oktober ingin menyajikan budaya Indonesia dalam peta literatur, dan rakyat Jerman serta para pengunjung dari negara lain di pameran tersebut tentu akan sangat penasaran dengan apa yang akan ditampilkan dari peradaban Indonesia.

    "Apa yang kita harapkan dari Indonesia adalah keterbukaan, 120 negara akan mengikuti ajang ini. Kami ingin melihat apa yang berbeda dari Indonesia, apa yang terjadi di Indonesia saat ini, apa yang akan terjadi di Indonesia di masa depan. Ini bukan sekadar ajang menampilkan budaya tapi juga untuk saling bertukar budaya," kata Juergen Boos.

    Untuk menjawab tantangan tersebut, pada puncak FBF 2015, Indonesia juga akan menampilkan sejumlah kegiatan seperti pameran naskah kuno, arsitektur, fotografi, festival film, pertunjukan seni tradisi dan kontemporer, serta acara seminar tentang perkembangan peradaban Indonesia.

    "Kami juga akan memamerkan karya instalasi bambu dari Joko Dwi Avianto, fotografi oleh fotografer senior LKBN Antara Oscar Matuloh, tarian oleh Eko Supriyanto, serta karya mural," kata Goenawan Muhamad.

    Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sendiri telah menganggarkan dana sebesar 10 juta euro atau sekitar Rp146 miliar untuk kegiatan FBF 2015.

    Selain pemerintah, banyak pula pihak swasta yang turut membantu dan mendukung pelaksanaan kegiatan tersebut.

    Credit  ANTARA News

    Rabu, 12 Agustus 2015

    Museum di Spanyol pamerkan alat musik tradisional Indonesia


    Museum di Spanyol pamerkan alat musik tradisional Indonesia
    Alat musik tradisional Indonesia yang dipamerkan di Museo de la Musica Etnica de Busot di Alicante, Spanyol. (Facebook Kota Busot/Ayuntamiento de Busot)
     
    London (CB) - Museum Musik Etnik Kota Busot di Spanyol memamerkan koleksi alat musik tradisional Indonesia seperti gamelan Jawa, angklung Sunda, kentong kayu, kundu Papua, serta gamelan jegog, ceng ceng, guntang, dan gong gayor dari Bali.

    Alat musik tradisional Indonesia menjadi bagian dari koleksi Museo de la Musica Etnica de Busot yang meliputi alat-alat musik tradisional dari berbagai negara Eropa, Amerika Latin, Afrika, Asia dan Australia milik kolektor Carlos Blanco Fadol asal Uruguay.

    Menurut siaran pers dari bagian Penerangan, Sosial dan Budaya Kedutaan Besar Indonesia di Madrid, Carlos Blanco Fadol adalah seniman suling yang tinggal di Alicante dan merupakan bagian dari Sahabat Indonesia.

    Carlos Blanco Fadol sering keliling Indonesia dan mempelajari musik etnik di berbagai daerah termasuk suling, angklung dan jegog.

    Menurut Wali Kota Busot Alejandro Morant, yang secara resmi membuka museum pada 4 Agustus lalu, museum musik etnik itu akan menambah daya tarik wisata kota yang setiap tahun menarik sekitar 600.000 wisatawan asal Inggris, Norwegia dan Jerman dengan obyek wisata gua kuno Cuevas del Canelobre dan tradisi Paskah disertai festival religi sepekan.

    KBRI Madrid menjadikan museum itu sebagai wahana potensial untuk menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kota Busot dalam mempromosikan budaya dan musik Indonesia.

    KBRI Madrid menyetujui tawaran kerja sama pelatihan gamelan Jawa di Museo de la Musica Etnica de Busot, yang berada Kota Busot, Provinsi Alicante, bagian dari Komunitas Otonom Valencia yang mengandalkan pendapatan daerah dari investasi sektor pariwisata dan kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara.

    Credit  ANTARA News

    Rabu, 08 Juli 2015

    Kisah Pelawak Eddy Gombloh Habiskan Masa Tua di Kampung Halaman



     
    Tribun Jogja/Khaerur Reza Eddy Gombloh (74), pelawak kawakan di era 1980-an, saat ditemui di kediamannya.


    YOGYAKARTA, CB — Pasca-masa kejayaannya meredup, Eddy Gombloh (74), pelawak kawakan yang kerap berperan sebagai sosok orang bodoh dalam film Koboy Ngungsi, Benyamin Tukang Ngibul, dan Inem Pelayan Sexy, memilih hidup sederhana di Tempel, Pekem, Sleman, Yogyakarta.

    "Tahun 2006, saya pindah dari Jakarta ke Yogyakarta. Saya beli rumah di Pakem, Sleman, ini," ujar Eddy Gombloh, Selasa (7/7/2015).

    Pilihannya untuk menghabiskan hari tua di Yogyakarta berawal ketika dia bersama rekan-rekannya memberikan bantuan untuk korban gempa Bantul pada 2006 silam. Ketika melewati daerah Turi, Sleman, Gombloh merasakan suasana yang nyaman dan tenang.

    Dia lantas menaruh harapan bahwa suatu saat akan tinggal di daerah itu.

    "Ya awalnya pengen, eh beneran dapat rumah di sini. Kesampaian juga tinggal di sini," ucapnya.

    Dia mengakui bahwa memang Jakarta menjanjikan harapan untuk mendapatkan uang yang lebih besar bagi dirinya sebagai pemain film. Namun, dia merasa masa kejayaannya sudah redup seiring order main film yang mulai sepi. Dia pun memutuskan untuk menghabiskan masa tuanya di tempat kelahirannya di Yogyakarta.

    "Sudah sumpek dan ingin tenang. Ya meski di sana menjanjikan, tapi kan saya sudah tua," ucapnya.

    Fotokopi dan salak

    Di rumahnya saat ini, pelawak era 80-an ini tinggal bersama istrinya, Murtina Lubalu, dan anaknya, Ayu Adina. Pelawak yang kerap beradu akting dengan aktor legendaris Indonesia, Benyamin Sueb, ini kini menekuni usaha fotokopi dan perkebunan salak.

    Menurut Gombloh, dia sudah menyiapkan hari tuanya sejak jauh hari. Dari muda, dia sudah rajin menyisihkan penghasilannya untuk ditabung.

    "Tahun 1980, satu episode saya dapat upah Rp 2 juta. Jumlah itu sangat besar kala itu. Sebagian besar saya tabung," katanya.

    Bahkan, demi persiapan masa tuanya, lanjut Gombloh, kala banyak orderan main film, dia lebih memilih naik angkot menuju ke lokasi shooting. Dia juga memilih hidup sehat dan sederhana meski kala itu menjadi artis film yang cukup terkenal.

    "Saya tidak pernah gengsi. Daripada untuk sesuatu yang tidak berguna seperti rokok dan minuman, (penghasilan) lebih baik ditabung. Banyak teman yang honornya habis semalam untuk minum," tuturnya.

    Dari hasil menabung itulah, Gombloh mampu membeli ruko di Jakarta untuk dikontrakkan lalu membeli rumah di Tempel, Sleman, serta membuka usaha fotokopi dan menanam salak.

    "Meski penghasilan tidak banyak, jangan sampai (kita) menadahkan tangan," ujarnya.

    Untuk artis muda

    Pria kelahiran 17 Agustus 1941 ini terkadang miris ketika melihat artis-artis muda hidup berfoya-foya tanpa memikirkan saat-saat kejayaan itu redup. Seharusnya, selagi masih muda dan berada di puncak, penghasilan yang didapat sebagian ditabung sehingga suatu saat bisa membuka usaha ketika tidak main film lagi.

    Dia juga sedih ketika menyaksikan teman-temannya yang dulu sukses tetapi kini pada masa tuanya tidak memiliki apa-apa karena tidak mempersiapkanya jauh-jauh hari.

    Oleh karena itu, dia berpesan agar artis-artis muda dapat belajar mempersiapkan segala sesuatunya untuk masa tua.

    "Jadikanlah kami yang tua ini sebagai contoh. Meski zaman dulu dan sekarang sudah berbeda, pengalaman itu adalah guru," ucapnya.



    Credit  KOMPAS.com