Jumat, 27 Juli 2018

Trump Kecam Cina, Sebut Sengaja Mengincar Petani Amerika


Ilustrasi kacang kedelai. Sustainablepulse
Ilustrasi kacang kedelai. Sustainablepulse

CB, Washington – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menuding pemerintah Cina sengaja menyasar para petani AS dengan cara yang terbilang ganas.

Trump mengatakan Cina sengaja menggunakan para petani AS sebagai sasaran untuk mendapatkan konsesi terkait perang dagang yang melibatkan kedua negara.
“Cina menarget para petani kita, yang mereka tahu saya hormati dan cintai, sebagai cara agar membuat saya membiarkan mereka terus menerus mengambil keuntungan dari AS,” kata Trump dalam cuitan di akun Twitter @realdonaldtrump pada Rabu, 25 Juli 2018 waktu setempat seperti dilansir Reuters.
Trump juga mengatakan,”Mereka bersikap ganas dalam upaya yang akan gagal itu. Kita bersikap baik selama ini – hingga sekarang!”
Pemerintahan Trump baru saja mengumumkan rencana paket bantuan senilai US$12 miliar atau sekitar Rp173 triliun bagi para petani, yang kesulitan mengekspor produk pertanian ke Cina pasca terjadinya kenaikan tarif 25 persen sejak awal Juli 2018.
Ini merupakan paket bantuan terbesar untuk sektor pertanian sejak 1998 dengan menggunakan program bantuan dari era depresi besar ekonomi. Dana ini akan mulai dibayarkan kepada para petani pada September 2018 untuk menambal kerugian yang mereka alami.
Menteri Pertanian AS, Sonny Perdue, mengatakan turunnya harga kacang kedelai dan berkurangnya permintaan dari para pembeli di Cina bakal membuat petani menanggung kerugian sekitar US$11 miliar atau sekitar Rp159 triliun.
Pemerintah akan menanggung kerugian ini lewat pembayaran tunai langsung ke para petani, dan membeli sebagian produk pertanian untuk program bantuan pangan dan promosi perdagangan.

Presiden Cina, Xi Jinping dan Presiden AS, Donald Trump. REUTERS
“Kami meyakini ini sebagai hal sementara hingga para produsen bisa mendapatkan laba lagi lewat hubungan perdagangan yang normal,” kata Perdue sambi berharap ini akan berkurang pada tahun depan.
Sejumlah negara bagian AS, yang berbasis ekonomi pertanian dan pedesaan, merupakan pendukung Trump pada pemilihan Presiden 2016. Paket bantuan ini juga muncul menjelang pemilu tengah AS, yang digelar pada November 2018.

Pemilu tengah ini terjadi dua tahun setelah pemilu Presiden pada 2016. Pemilu tengah ini bakal memilih 435 wakil rakyat untuk seluruh kursi DPR dan 34 dari 100 senator. Pemilihan ini juga meliputi 39 posisi gubernur untuk negara bagian.
Cina dan beberapa negara lain seperti Kanada dan Uni Eropa mengenakan kenaikan tarif impor atas produk pertanian asal AS seperti kacang kedelai, susu, daging, minuman beralkohol.
Ini sebagai balasan atas naiknya tarif impor produk baja dan alumunium oleh pemerintahan Trump masing-masing 25 persen dan 10 persen.

Ini peta daerah penghasil komoditas kacang kedelai di Amerika Serikat. USDA
Langkah Trump ini mendapat kritikan dari sejumlah anggota DPR dan Senat asal Partai Republik, yang merupakan pengusung Trump. Mereka mengatakan lebih suka perdagangan tanpa hambatan tarif dari pada mendapatkan bantuan pemerintah.
Senator dari Partai Republik, Mike Rounds, mengatakan para petani di South Dakota, telah kehilangan pasar senilai jutaan dolar atau puluhan miliar rupiah karena berkurangnya permintaan untuk pasar ekspor.
“Ini akan membuat para petani tidak mampu bertahan jika kondisi ini terus berlangsung,” kata Rounds kepada CNN.
Senator dari Partai Republik, Ben Sasse, mengatakan paket bantuan itu seperti 'tongkat emas' untuk menutupi kerugian petani, yang sebenarnya berjumlah lebih besar, akibat kebijakan perang dagang yang dilakukan pemerintahan Trump.
Sebagai ilustrasi, AS mengekspor produk agrikultur senilai sekitar US$138 miliar atau sekitar Rp2000 triliun pada 2017. Kacang kedelai merupakan komoditas paling berharga dengan nilai ekspor mencapai sekitar US$21,5 miliar atau sekitar Rp311 triliun.
Menurut data dari kementerian Pertanian Amerika, Cina mengimpor kacang kedelai senilai sekitar US$12,3 miliar atau Rp178 triliun.




Credit  tempo.co