Senin, 30 Juli 2018

AS Mungkin Bombardir Iran Bulan Depan



AS Mungkin Bombardir Iran Bulan Depan
Pesawat-pesawat jet tempur F-18 di atas kapal induk USS Carl Vinson. Amerika Serikat diprediksi akan menyerang Iran pada bulan depan. Foto/REUTERS/Erik De Castro

WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) mungkin menyerang fasilitas nuklir Iran bulan depan. Spekulasi perihal serangan militer Washington ini dilaporkan ABC mengutip tokoh senior di pemerintahan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull.

Tokoh pemerintah yang dikutip itu percaya AS sudah bersiap-siap untuk membombardir situs nuklir Iran.

Laporan itu muncul pada saat ketegangan antara Washington dan Teheran mencapai titik didih. Kedua negara belum lama ini saling mengumbar ancaman. Presiden Iran Hassan Rouhani, misalnya, mengatakan perang dengan Iran akan menjadi "ibu dari semua perang".

Pernyataan Rouhani itu direspons keras Presiden AS Donald Trump. "Iran akan menderita konsekuensi sepanjang sejarah," tulis Trump di Twitter dengan huruf kapital sebagai isyarat bahwa ancamannya tidak main-main.

Selain menjadi sekutu AS, Australia, adalah anggota aliansi intelijen global yang dikenal sebagai Five Eyes. Kelompok intelijen "Mata Lima" ini beranggotakan AS, Inggris, Australia, Kanada dan Selandia Baru.

Menurut laporan ABC, Australia siap untuk berperan menyediakan informasi intelijen pertahanan dalam operasi terhadap Iran. Inggris juga dilaporkan siap dalam menawarkan bantuan serupa.

"Sedangkan dua anggota Five Eyes lainnya, Kanada dan Selandia Baru, tidak akan memainkan peran dalam aksi militer di Iran," bunyi laporan ABC, yang dilansir Jumat (27/7/2018).

Namun, sumber-sumber keamanan yang dikutip media Australia itu mencatat perbedaan signifikan antara negara-negara yang secara langsung berpartisipasi dalam misi, dan memberikan informasi intelijen tentang fasilitas Iran.

"Mengembangkan gambar sangat berbeda dengan benar-benar berpartisipasi dalam serangan," kata sumber keamanan yang tidak disebutkan namanya.

Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull menepis laporan ABC. Menurutnya, laporan itu sepenuhnya spekulasi. Namun, dia mengatakan bahwa seluruh dunia sadar akan sikap Trump terhadap Iran.

Menteri Pertahanan AS James Norman Mattis juga mengecam laporan tersebut."Fiksi lengkap," kata Mattis, dikutip Reuters.

Sementara itu, komandan Pasukan Quds Iran, Mayor Jenderal Qassem Soleimani memperingatkan Trump soal efek jika melakukan serangan militer terhadap Teheran.

"Perang akan menghancurkan semua yang Anda miliki," ujarnya. "Jika Anda yang memulai perang, maka kami yang akan mengakhirinya," lanjut dia. 

Hubungan AS dan Iran telah memburuk sejak Trump menjalankan ancaman jangka panjangnya, yakni menarik diri dari Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) 2015 atau dikenal sebagai perjanjian nuklir Iran pada bulan Mei lalu. Usai "mengkhianati" perjanjian itu, AS memutuskan untuk memberlakukan kembali sanksi kerasnya terhadap Iran.

Penarikan diri AS dari perjanjian itu dikecam oleh Rusia dan China yang juga menjadi penandatangan JCPOA 2015.



Credit  sindonews.com