Tampilkan postingan dengan label HUNGARIA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label HUNGARIA. Tampilkan semua postingan

Jumat, 14 Desember 2018

AS Minta Hungaria Tak Halangi Kerjasama Ukraina dan NATO


AS Minta Hungaria Tak Halangi Kerjasama Ukraina dan NATO
Amerika Serikat (AS) mendesak Hungaria untuk memperbaiki hubungannya dengan Ukraina dan tidak mencoba untuk memblokir kerja sama Kiev dengan NATO. Foto/Istimewa

BUDAPEST - Amerika Serikat (AS) mendesak Hungaria untuk memperbaiki hubungannya dengan Ukraina dan tidak mencoba untuk memblokir kerja sama Kiev dengan NATO. Washington mengatakan, jika Ukraina gagal, Hungaria akan berada di garis depan agresi Rusia.

Duta Besar AS untuk Hungaria, David Cornstein, mengatakan bahwa Budapest dapat berbuat lebih banyak untuk memprioritaskan aliansi, pada saat Rusia mengajukan ancaman baru ke Ukraina dan Eropa.

"Sekarang, lebih dari sebelumnya, Rusia menguji Barat," kata Cornstein dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Kamis (13/12).

"Kami merasa sangat, bahwa sebagai sekutu NATO cara terbaik untuk mempromosikan reformasi di Ukraina adalah dengan berbicara dengan Ukraina, bukan dengan memblokir hubungan kerjasama Ukraina dengan NATO," sambungnya.

Cornstein kemudian mengatakan Hungaria, yang sangat bergantung pada minyak, gas dan keahlian nuklir Rusia, bermain dengan api dengan memanjakan Presiden Rusia, Vladimir Putin.

"Kita harus menjaga gambaran besar dalam pikiran. Putin tidak tertarik pada kedaulatan nasional. Visinya adalah neoimperial. Jika Ukraina gagal, Hungaria akan berada di garis depan agresi Rusia," tukasnya.

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg mengatakan kepada Presiden Ukraina. Petro Poroshenko bahwa NATO akan mengirim peralatan komunikasi yang aman ke militer Ukraina bulan ini. 



Credit  sindonews.com




Selasa, 03 Juli 2018

Dubes Prancis di Hungaria Dicopot Setelah Memo Rahasia Bocor


Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Foto: AP Photo/Thibault Camus

Memo rahasia tersebut berisi dukungan terhadap kebijakan migran PM Viktor Orban



CB, PARIS -- Presiden Emmanuel Macron mengganti duta besar Prancis untuk Hungaria pada akhir pekan pascakebocoran sebuah memo rahasia ke pers. Dalam memo rahasia tersebut utusan khusus pemerintah Prancis ini memuji kebijakan migran pemerintah Hungaria pimpinan Perdana Menteri (PM) Viktor Orban.

"Pascale Andreani ditunjuk sebagai duta besar baru untuk Budapest untuk menggantikan Eric Fournier, yang akan mengambil fungsi lain," demikian sebuah keputusan yang diterbitkan dalam surat kabar resmi pemerintah pada Sabtu (30/6).

Dalam catatan rahasia tertanggal 18 Juni, yang ditujukan kepada kantor Macron dan diterbitkan oleh laman web investigasi Mediapart, Fournier mengatakan Hungaria adalah 'model' untuk menangani para pendatang dan bahwa tuduhan populisme terhadap Orban adalah rekayasa media.

Mantan duta besar itu juga menulis bahwa media Prancis, dengan menuduh Hungaria atas anti-semitisme, berusaha mengalihkan perhatian dari "anti-semitisme nyata" yang berasal dari "Muslim di Prancis dan Jerman".

Ditanya tentang catatan pada Jumat, Macron mengatakan dia tidak salin berbagi pandangan dengan duta besar dan bahwa catatan rahasia tersebut tidak mewakili kebijakan resmi Prancis. "Jika duta besar ini mengatakan ini secara terbuka, dia akan segera diberhentikan," kata Macron pada konferensi pers di Brussels.

Macron, sering bertukar ejekan dengan Orban dan para pemimpin Eropa timur lainnya, menuduh mereka tidak menghormati nilai-nilai demokrasi dan menolak untuk menerima para pendatang.

Pemimpin Hungaria mengatakan bahwa orang-orang yang mengkritik sikap kerasnya tentang migrasi adalah milik penjaga tua Eropa yang tidak efisien. Tahun lalu, ia menyebut Marcon sebagai "anak baru" yang belum membuat awal yang menjanjikan.






Credit  republika.co.id