Survei digelar pada 16 Juli, sehari setelah Prancis menang 4-2 atas Kroasia.
CB,
PARIS -- Menjuarai Piala Dunia 2018 telah mengubah Prancis yang telah
lama pesimistis menjadi optimistis. Namun, itu tidak mendongkrak
popularitas Presiden Emmanuel Macron, menurut suatu survei pada Selasa
(17/7).
Sebanyak 62 persen orang Prancis yang
diambil suaranya oleh Institut Polling Odoxa kini optimistis mengenai
masa depan. Survei digelar pada 16 Juli, sehari setelah Prancis menang
4-2 atas Kroasia di Moskow.
Pada Maret 2016, saat terakhir kali Odoxa menanyakan pertanyaan serupa, 53 persen di antara mereka pesimistis.
Sebanyak
82 persen warga Prancis beranggapan bahwa kesuksesan Les Bleus akan
mendongkrak harga diri nasional, 74 persen di antara mereka berpikir
bahwa hal itu akan mendongkrak citra Prancis di luar negeri, dan 39
persen dari mereka mengatakan hal itu akan memberi dampak positif
terhadap moral mereka sendiri, kata Odoxa.
Bagaimanapun,
keberhasilan Prancis menjuarai Piala Dunia untuk kedua kalinya setelah
kesuksesan 1998 di kandang sendiri tidak mendongkrak popularitas Macron.
Meskipun foto pria 40 tahun itu sedang mengangkat tangannya untuk
merayakan penampilan timnya menjadi viral di media sosial.
Hanya
39 persen suara dari jajak pendapat Odoxa yang mengatakan Macron adalah
presiden yang bagus, penurunan 2 persen poin sejak jajak pendapat
terakhir Odoxa pada 26 Juni.
"Kemenangan 2018 tidak
akan memiliki dampak yang sama terhadap popularitas Emmanuel Macron,
sebagaimana (kesuksesan) 1998 terhadap Jacques Chirac," kata presiden
Odoxa Gael Sliman dalam catatannya.
"Ia mungkin
dianggap memiliki watak yang menyenangkan dalam suasana kegembiraan
terkait kemenangan, namun hal itu jelas tidak mengubah ekspektasi apapun
terhadap dirinya di front ekonomi dan sosial."
Meski
demikian, kemenangan ini merupakan kabar baik bagi presiden Prancis.
Sliman mengatakan, ini mendongkrak moral menjelang pendekatan-pendekatan
pengetatan ikat pinggang terhadap biaya bujet September.
"Ini
merupakan situasi ideal untuk presiden, yang akan mengungkap
reformasi-reformasi yang tidak akan membuatnya menjadi populer," tutur
Sliman.