Gedung Putih harus dijalankan oleh orang-orang hebat
CB,
RAMALLAH -- Seorang pejabat senior Palestina mengecam Presiden Amerika
Serikat (AS) Donald Trump pada Rabu (4/7) dan menyebut ‘pria real estat’
tidak dapat menyelesaikan konflik Israel-Palestina. Pernyataan tersebut
diungkap oleh Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO)
Saeb Erekat.
‘’Gedung Putih harus dijalankan oleh orang-orang hebat, bukan laki-laki
real estate dan konflik Israel-Palestina tidak akan dipecahkan oleh cara pria
real estate," katanya seperti dikutip dari laman
the Times of Israel, Kamis (5/7).
Dikatakan Erekat, otoritas Palestina (PA) akan melanjutkan
santunan keluarga dari warga Palestina yang dipenjarakan atau mati,
setelah Israel menyetujui undang-undang pekan ini menahan jutaan pajak
yang dikumpulkannya untuk Palestina.
Langkah Israel
memperburuk krisis anggaran bagi rakyat Palestina, yang sudah terkena
pemotongan bantuan AS. Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas
memutuskan semua kontak dengan Washington atas pengakuan Trump karena
menyebut Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada bulan Desember.
Akibatnya, orang-orang Palestina tidak diikutsertakan Washington untuk
membentuk proposal perdamaian.
Sebelumnya, Utusan khusus Presiden AS Donald Trump, Jared Kushner dalam kesempatan wawancara kepada surat kabar Palestina
Al-Quds mendesak warga Palestina menolak rencana perdamaian pemerintahan Trump.
Saat
itu, Erekat menanggapi wawancara Kushner dengan mengatakan dalam sebuah
pernyataan bahwa rencana perdamaian adalah upaya untuk
mengkonsolidasikan kontrol kolonial Israel atas tanah Palestina.
"Polos dan sederhana: Palestina dan hak-hak Palestina tidak dijual," katanya.