Jumat, 19 Februari 2016

Inovasi sel bahan bakar hidrogen dari HES Energy pecahkan rekor penerbangan UAV buatan ST Aerospace selama enam jam dan sejauh 300 KM



Inovasi sel bahan bakar hidrogen dari HES Energy pecahkan rekor penerbangan UAV buatan ST Aerospace selama enam jam dan sejauh 300 KM
Skyblade 360 UAV dan sistem sel bahan bakar inovatifnya kini tengah dipamerkan di gerai ST Engineering di ajang Singapore Airshow 2016 (Antara)
- Skyblade 360 UAV dan sel bahan bakar dipamerkan di ajang Singapore Airshow 2016 (gerai ST Engineering)
- Penerbangan sejauh 300 KM merupakan rekor dunia untuk teknologi hidrogen on demand
                                                              
SINGAPURA--(CB) -- Konsorsium institusi dan perusahaan swasta asal Singapura yang terdiri dari  HES Energy Systems, ST Aerospace, DSO National Laboratories, dan Direktorat Sistem dan Teknologi Masa Depan dari Kementerian Pertahanan Singapura, mengumumkan berhasil mencatatkan rekor penerbangan Skyblade 360 UAV, yang dikembangkan oleh ST Aerospace, sejauh 300KM dan selama enam jam. Selain berhasil mencatatkan rekor teknis dan performa yang signifikan untuk sel bahan bakar hydrogen-on-demand, ini juga merupakan pertama kalinya di dunia sebuah sel bahan bakar mampu melampaui tahapan purwarupa dan masuk ke dalam daftar produk standar produsen pesawat nirawak (UAV). Skyblade 360 UAV dan sistem sel bahan bakar inovatifnya kini tengah dipamerkan di gerai ST Engineering di ajang Singapore Airshow 2016.



Sistem sel bahan bakar Skyblade 360 yang dikembangkan oleh HES dan DSO memiliki bobot yang lebih ringan dibandingkan baterai lithium yang biasa digunakan sebagai sumber bahan bakar UAV, dan juga memiliki bentuk yang sangat ringkas: tabung bahan bakar IL-nya mampu menampung energi sebesar 1000Wh. Tidak seperti sel bahan bakar hidrogen pada umumnya, sistem ini tidak menyimpan bahan bakar sebagai gas hidrogen bertekanan, tapi sebagai bahan kimia solid, sehingga memudahkan penggunaan di lapangan.

Sejak didirikan pada 2009 di Singapura, HES telah mengembangkan berbagai sistem bahan bakar paling canggih di dunia dan membantu banyak produsen UAV di seluruh dunia meningkatkan waktu terbang UAV mereka. Pada beberapa tahun lalu, HES mampu membuktikan kalau sistemnya dapat menyimpan 7% dari bobotnya sebagai hidrogen dan tingkat konsumsi bahan bakar hampir 90%. Beberapa opsi bahan tersedia dalam bentuk hydrogen on demand, akan tetapi sebagian besar tidak dapat memenuhi target performa karena sifat reaksi mereka dan pada seberapa besar energi atau reaktan yang dibutuhkan untuk mengekstraksi hidrogen, yang kemudian akan menghantarkan energi bersih yang dapat digunakan melalui sel bahan bakar.

HES memerlukan waktu bertahun-tahun untuk raih performa ini. Berbagai cara dan teknologi telah ditempuh dan dikembangkan, salah satunya adalah penggunaan Sodium Borohydride yang sangat mahal. Desain sistem berbasis Sodium Borohydride sangat kompleks, rapuh, dan rumit digunakan oleh pengguna akhir. Pada 2013, HES berinovasi dengan menggunakan materi baru dan sistem yang jauh lebih simpel. Biaya operasional teknologi hydrogen on demand berhak paten ini direncanakan hanya sebesar USD 10 per jam penerbangan, sehingga menjadikannya opsi yang paling realistis dan efisien bagi banyak produsen UAV.

HES Energy Systems adalah bagian dari H3 Dynamics Group (gerai D94/Zona Teknologi Berkembang), konsorsium perusahaan perangkat keras dan lunak asal Singapura. HES kini memiliki dua perusahaan kembar, yaitu HUS Unmanned Systems, perusahaan robotika terintegrasi yang mengaplikasikan teknologi HES, dan HAS Awareness Systems, yang didedikasikan untuk pengembangan teknologi komunikasi lapangan, pelacakan presisi, dan perangkat lunak analitik real-time. Grup ini baru saja merampungkan proses pembiayaan utama dan sedang berekspansi ke pasar AS, Eropa, dan memperkuat posisinya di Afrika Selatan.





Credit  Antaranews