Ilustrasi militer. (Dok.Thinkstock)
Pernyataan Presiden Pranab ini seakan memberikan sinyal kalau pemerintah India akan melakukan perubahan besar dan menerapkan kesetaraan gender dalam profesi yang didominasi oleh kaum pria itu.
Negara-negara tersebut antara lain Australia, Jerman, Israel, dan Amerika Serikat.
India, salah satu negara dengan pasukan militer terbesar, sebelumnya sempat ragu untuk memulai perubahan besar itu, karena khawatir akan fisik dan mental kaum wanita jika berada di depan medan perang.
"Pemerintahan saya telah mengizinkan kaum wanita untuk bergabung dengan pasukan militer India. Di masa depan, pemerintahan saya akan memiliki wanita dalam pasukan militer untuk membela negara," kata Presiden Pranab.
"Dalam negara kita, 'shakti' berbarti kekuatan, yang juga ada pada kaum wanita. Itu ialah sumber kekuatan kita," lanjutnya.
India mulai merekrut kaum wanita ke dalam pasukan militer sejak 1992, meski mereka baru dipekerjakan di belakang medan perang, seperti menjadi perawat atau dokter.
Ke depannya, pemerintah India akan membuka pendaftaran bagi kaum wanita yang ingin bergabung dengan pasukan militer, khususnya jika ada yang ingin menjadi pilot pesawat tempur.
Proses perekrutan tersebut akan dimulai pada Juni 2017.
Sejumlah kelompok pembela hak kaum wanita di India menyambut baik keputusan pemerintah, namun mereka mengatakan kalau masalah mengenai kesetaraan gender di India masih banyak yang belum terselesaikan.
Credit CNN Indonesia