Senin, 29 Februari 2016

Latvia Ingin Jadi Tuan Rumah Tank NATO untuk Perang Lawan Rusia


Latvia Ingin Jadi Tuan Rumah Tank NATO untuk Perang Lawan Rusia
Pasukan AS saat tiba di Riga untuk latihan militer bersama NATO. | (Reuters)

WASHINGTON - Menteri Luar Negeri Latvia, Edgars Rinkevics, mengatakan negara-negara Eropa Timur, terutama Latvia telah minta NATO menyiapkan pasukan tambahan yang siap perang melawan Rusia. Latvia, kata dia, juga ingin menjadi tuan rumah tank-tank tempur NATO.

Hal itu dia sampaikan dalam wawancaranya dengan Washington Post.


Latvia dan tetangganya ingin melihat sebuah pernyataan yang sangat kuat dari NATO, yang akan menjamin negara-negara Baltik bahwa aliansi militer akan menawarkan perlindungan selama diperlukan, sementara kita memiliki tetangga seperti itu (Rusia),” kata Rinkevics selama kunjungan ke Washington.

Rinkevics menyerukan lebih banyak pasukan NATO di darat. Saat ini, negaranya menjadi tuan rumah sekitar 100 pasukan NATO yang rutin dirotasi. Dia menambahkan bahwa persenjataan berat seperti tank harus ditempatkan di negara-negara Baltik.

Alasan untuk militerisasi di Latvia, kata Rinkevics, adalah "kebutuhan nyata" untuk membela negara sebelum bala bantuan NATO secara penuh bisa tiba.


Namun, keinginan Latvia itu bertentangan dengan perjanjian NATO dengan Rusia yang ditandatangani pada tahun 1994. Perjanjian itu, seperti dikutip Russia Today, Minggu (28/2/2016) melarang aliansi militer NATO menempatkan pasukan secara "signifikan" di Eropa Timur secara permanen.


Pernyataan Rinkevics muncul ketika NATO akan menggelar KTT di Polandia Juli mendatang. Warsawa selama ini diharapkan untuk secara resmi menyuarakan permintaan penempatan pasukan NATO secara jangka panjang di negara-negara anggotanya di Eropa Timur.


Ketegangan NATO dan Rusia telah meningkat sejak reunifikasi Rusia dengan Crimea pada tahun 2014 dan konflik di Ukraina timur. Crimea semula menjadi bagian dari Ukraina, tapi memisahkan diri ketika krisis politik pecah di negara itu.

Ukraina hingga kini tidak bisa menerima wilayahya itu bergabung dengan Rusia. Kiev bahkan mengklaim sedang menyiapkan pasukan khusus untuk merebut Crimea kembali.







Credit  Sindonews