Palestina menolak bantuan langsung
yang ingin diberi Iran untuk keluarga Palestina yang tewas dalam
gelombang kekerasan selama lima bulan terakhir. (Reuters/Ammar Awad)
Pekan lalu, Teheran mengumumkan bantuan akan ditawarkan kepada keluarga warga Palestina yang tewas dalam gelombang kekerasangan yang terus meningkat sejak Oktober lalu. Namun otoritas Palestina mengatakan bantuan tersebut harus mengikuti jalur resmi.
Juru bicara kepresidenan Palestina, Nabil Abu Rudeina, dikutip media lokal, pada Minggu (28/2) mengatakan bahwa melangkahi otoritas dalam menyalurkan dana semacam itu merupakan campur tangan ilegal dalam urusan dalam negeri Palestina.
Iran juga akan memberi US$30 ribu kepada keluarga Palestina yang rumahnya dihancurkan oleh Israel karena salah satu anggota keluarga dituduh melakukan serangan anti-Israel, menurut Fathali.
Dana itu, kata Fathali, sebagai tambahan atas bantuan tambahan bulanan yang diberikan oleh institusi Iran kepada warga Palestina yang tewas.
Gelombang kekerasan di Israel dan teritori Palestina sejak Oktober telah menewaskan 177 warga Palestina, serta 28 warga Israel, seorang warga Amerika Serikat, seorang warga Sudan dan seorang warga Eritrea.
Iran, di satu sisi, Iran dituding memberi bantuan kepada Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, dan rival dari Partai Fatah Presiden Mahmud Abbas.
Sehari setelah Iran mengumumkan akan memberi bantuan, Israel mengecam keputusan itu. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan bahwa itu menunjukkan Teheran “terus membantu terorisme.”
Credit CNN Indonesia