Senin, 22 Februari 2016

Arab Saudi hentikan bantuan militer ke Lebanon


Arab Saudi hentikan bantuan militer ke Lebanon
Dokumentasi foto pasukan perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berkendaraan militer putih menyaksikan petani di atas truk mengungsi ke kota Al Wazzani, Lebanon, Selasa (5 Januari 2016). Pemerintah Arab Saudi mengumumkan akan menghentikan bantuan militer dan keamanan ke Lebanon. (REUTERS/Aziz Taher)
Riyadh (CB) - Pemerintah Arab Saudi pada Jumat (19/2) mengumumkan bahwa akan berhenti membantu pasukan keamanan dan militer Lebanon yang terkait dengan pilihan politik yang terjadi di Lebanon, demikian laporan Saudi Press Agency (SPA).

Arab Saudi telah memutuskan untuk melindungi kepentiannya sendiri, dengan menghentikan bantuan militer yang bernilai tiga miliar dolar Amerika Serikat (AS) untuk militer Lebanon dan satu miliar dolar AS yang belum dibayarkan bagi pasukan keamanan, catat SPA layaknya dikutip Xinhua, Sabtu.

Seorang pejabat Pemerintah Arab Saudi mengatakan, meskipun ada keputusan tersebut, pihak kerajaannya akan terus mendukung rakyat Lebanon, yang kepentingannya tidak terwakili Pemerintah Lebanon saat ini.

Pemerintah Lebanon tidak mengutuk serangan terhadap misi diplomatik Arab Saudi di Iran, tepatnya kota Teheran dan Mashad pada Januari 2016.




Credit  ANTARA News




Arab Saudi Batalkan Hibah US$3 Miliar ke Militer Libanon


Arab Saudi Batalkan Hibah US$3 Miliar ke Militer Libanon  
Pemerintah Raja Salman membatalkan hibah Saudi untuk militer Libanon. (Reuters/Lintao Zhang/Pool/Files)
 
Jakarta, CB -- Pemerintah Arab Saudi membatalkan pemberian paket bantuan sebesar US$3 miliar bagi militer Libanon untuk pembelian persenjataan dari Perancis. Langkah ini diambil karena Libanon dianggap tidak mendukung Saudi dalam perseteruan dengan Iran.

Diberitakan Reuters yang mengutip kantor berita Saudi SPA, Jumat (19/2), pemerintah Arab Saudi mengatakan bahwa pemerintah Raja Salman juga membatalkan sisa bantuan sebesar US$1 miliar yang seharusnya diberikan bagi badan keamanan dalam negeri Libanon.

Komitmen bantuan ini sebelumnya disampaikan Saudi kepada militer Libanon pada 2013. Presiden Libanon saat itu, Michel Suleiman, mengatakan bahwa ini adalah bantuan dana terbesar yang pernah diberikan terhadap angkatan bersenjata mereka.

Padahal pengapalan pertama persenjataan dan perangkat militer dari Perancis telah tiba di Libanon pada April tahun lalu di bawah perjanjian pendanaan dari Saudi. Hibah ini diberikan sebagai dukungan untuk perlawanan Libanon terhadap ISIS di Suriah.

Pejabat keamanan Libanon mengaku belum menerima pemberitahuan resmi tentang penangguhan pemberian dana itu.

Dalam pernyataannya, pemerintah Riyadh mengatakan penangguhan dilakukan karena Libanon tidak mendukung Saudi di masa-masa sulit. Libanon dianggap tidak mengecam penyerangan Kedutaan Saudi oleh Iran. Padahal, Saudi selalu menyokong Libanon ketika konflik.

"Kerajaan Arab Saudi menemukan posisi Libanon yang bertentangan dengan Arab, kawasan dan arena internasional, di tengah bayang-bayang Hizbullah Libanon yang mempengaruhi negara itu," ujar pernyataan Saudi.

SPA melaporkan bahwa dalam berbagai pertemuan Liga Arab dan Organisasi Kerja Sama Islam, OKI, Saudi mengkritik Libanon yang urung mengecam Iran dalam serangan ke Kedubes Saudi di Teheran dan konsulat di Mashhad.

Serangan ke Kedubes Saudi oleh massa di Iran dilakukan usai eksekusi mati ulama Syiah di Riyadh atas dakwaan provokasi dan menyulut kekerasan. Eksekusi ini juga yang membuat hubungan diplomatik Saudi dan Iran saat ini hancur.



Credit  CNN Indonesia