WASHINGTON - Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS) atau Pentagon menuturkan bahwa kesepakatan antara AS dan Rusia soal gencatan senjata di Suriah, tidak akan mengubah hubungan kedua negara. Terlebih perubahan di bidang militer.
Sekretaris pers Pentagon, Peter Cook menyatakan, tidak akan ada kerjasama militer antara AS dan Rusia, walaupun kedua negara sudah memiliki satu pemikiran soal konflik yang terjadi di Suriah.
"Kami jelas mendukung apa yang Menteri Luar Negeri John Kerry lakukan, upaya untuk mencoba dan membawa perubahan untuk menghapus penderitaan masyarakat Suriah. Tapi, kami tidak mengantisipasi adanya kerjasama militer lebih lanjut dengan Rusia," kata Cook, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (24/2).
Sementara itu, ketika ditanya tentang hubungan militer AS dengan fasilitas monitoring Rusia yang mulai beroperasi kemarin di pangkalan udara Hmeimim di Suriah, Cook menuturkan tidak memiliki informasi apapun tentang hal itu.
"Saya tidak mengetahui adanya komunikasi dalam bentuk apapun dengan Rusia dalam hal ini," pungkasnya,
Gencatan damai Suriah sendiri rencanaya akan mulai digelar pada tanggal 27 Februari mendatang. Kesepakatan gencatan senjata ini akhirnya dicapai setelah terjadi serangkaian pembicaraan antara pejabat Rusia dan AS.
Credit Sindonews
Putin-Assad Sepakat Soal Gencatan Senjata
MOSKOW - Presiden Suriah Bashar al-Assad dan Presiden Rusia Vladimir Putin sepakat upaya gencatan damai di Suriah, dan juga upaya untuk melawan kelompok teror tersebut. Kesepakatan itu tercapai kala keduanya melakukan pembicaraan melalui sambungan telepon.
Dalam pembicaraan tersebut, Assad mengatakan bahwa pihaknya akan melaksanakan gencatan senjata, sesuai dengan apa yang dideklarasikan oleh Rusia dan Amerika Serikat (AS) beberapa waktu lalu.
Ini adalah penegaskan kembali, setelah sebelumnya Kementerian Luar Negeri Suriah mengumumkan, bahwa pemerintah Suriah setuju untuk melaksanakan gencatan senjata dalam rangka penghentian permusuhan yang telah disepakati oleh AS dan Rusia.
Kedua Kepala Negara itu juga sepakat bahwa upaya melawan terorisme di Suriah tidak boleh dihentikan, walaupun gencatan senjata sudah dicapai di Suriah.
"Putin dan Assad, yang mengadakan percakapan telepon, menekankan pentingnya lanjutan perang tanpa kompromi ISIS, al-Nusra dan kelompok militan lainnya yang termasuk dalam daftar teroris di Dewan Keamanan (DK) PBB," kata Kremlin dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Rabu (24/2).
Namun, sayangnya, selain ISIS dan al-Nusra, Kremlin tidak menyebutkan kelompok lagi di Suriah yang masuk kedalam daftar teroris di DK PBB.
Credit Sindonews