Selasa, 23 Februari 2016

Pembalasan Beijing, China Usik Penyebaran Rudal AS di Hawaii


Pembalasan Beijing China Usik Penyebaran Rudal AS di Hawaii
Foto citra satelit menunjukkan rudal dikerahkan di pulau sengketa di Laut China Selatan. | (Reuters)

BEIJING - Beijing tidak terima jadi bulan-bulanan kritikan Amerika Serikat (AS) atas penyebaran rudal canggih di Laut China Selatan. China membalas dengan mengkritik AS atas penyebaran rudal canggih di Hawaii.

Kritikan balasan itu dilontarkan oleh Kementerian Luar Negeri China pada hari Senin. Kritik balasan itu muncul menjelang kunjungan Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, ke AS pekan ini.

China tidak membantah dan tidak pula membenarkan laporan penyebaran rudal di kawasan sengketa Laut China Selatan yang terpantau citra satelit.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying, mengatakan, Washington tidak harus menggunakan isu fasilitas militer di pulau-pulau Laut China Selatan sebagai "dalih untuk membuat keributan".


AS tidak terlibat dalam sengketa Laut China Selatan, dan ini bukan dan tidak menjadi masalah antara China dan AS,” kata Hua dalam konferensi pers, yang dikutip Reuters, Selasa (23/2/2016).

Hua mengatakan, apa yang dilakukan Beijing di Laut China Selatan adalah untuk melindungi wilayah kedaulatannya. Menurutnya, hal itu tak jauh beda dengan apa yang dilakukan AS di Hawaii, yakni dengan menyebarkan rudal.

Penggelaran diperlukan, terbatas pada sarana pertahanan China di wilayahnya sendiri, tidak berbeda secara substansial dari AS yang membela Hawaii,” ucap Hua. Dia menegaskan, bahwa AS juga tidak memiliki klaim resmi atas wilayah Hawaii.

Sementara itu, juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Mark Toner, kembali menekankan sikap AS yang mendesak Cihna untuk meredam ketegangan di Laut China Selatan dengan tidak melakukan militerisasi di kawasan sengketa.

Seperti diketahui, China mengklaim hampir 90 persen kawasan Laut China Selatan yang kaya. Namun, Vietnam, Filipina, Malaysia, Brunei, dan Taiwan juga saling mengklaim.

“Kegiatan militerisasi hanya meningkatkan ketegangan,” kata Toner. ”Perlu ada mekanisme diplomatik di tempat yang memungkinkan klaim teritorial ini harus diselesaikan dalam cara damai,” katanya lagi.

Namun, pernyataan diplomat AS itu kembali dibalas China. Beijing, menuduh balik AS justru meningkatkan ketegangan regional di Laut China Selatan dengan beberapa kali melakukan patroli di kawasan menggunakan pesawat militer dan kapal perang.

Ini, ini yang merupakan penyebab terbesar dari militerisasi di Laut China Selatan. Kami berharap bahwa AS tidak membingungkan antara benar dan salah dalam masalah ini atau berlatih menggunakan standar ganda,” tegas Hua.





Credit  Sindonews