Senin, 29 Februari 2016

ISIS Klaim Bom di Baghdad, 70 Orang Tewas



ISIS Klaim Bom di Baghdad, 70 Orang Tewas  
Dua ledakan yang diklaim ISIS terajadi di distrik Syiah di Baghdad, Irak, menewaskan setidaknya 70 orang pada Minggu. (Reuters/Wissm al-Okili)
 
Jakarta, CB -- Dua ledakan yang diklaim oleh ISIS di Baghdad menewaskan setidaknya 70 orang di distrik Syiah di Baghdad, Irak, pada Minggu (28/2).

Sumber kepolisian mengatakan pelaku bom bunuh diri mengemudikan sepeda motor dan meledakkan diri mereka di pasar telepon seluler di Kota Sadr. Selain korban tewas, sekitar 100 orang lain menjadi korban luka.

Reuters melaporkan genangan darah, sepatu dan telepon berserakan terlihat di lokasi kejadian, yang kini disegel untuk mengantispasi ledakan susulan.

Dalam pernyataan yang disebar secara daring, ISIS mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. “Pedang kami tidak akan berhenti untuk memotong kepada musyrik, di mana pun mereka berada,” ujar ISIS, merujuk kepada Muslim Syiah.

Baru-baru ini, pasukan militer Irak dengan dukungan serangan udara koalisi pimpinan AS memukul mundur ISIS dari Provinsi Anbar, dan kini bersiap untuk melancarkan serangan selanjutnya untuk merebut Mosul dari ISIS.

Namun militan ISIS masih bisa menyerang lokasi di luar wilayah yang mereka kuasai, biasanya menyerang lokasi yang didiami mayoritas Syiah. Sebelum bom pada Minggu, dua militan ISIS pada Jumat telah menewaskan 15 orang di masjid Syiah di Baghdad.

“Geng ini menargetkan warga sipil setelah kehilangan inisiatif dan angkat kaki dari pertempuran dengan pejuang kita,” ujar Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi di laman Facebook-nya.

Sebelumnya pada Minggu subuh, pengebom bunuh diri dan kelompok bersenjata menyerang keamanan Irak di penjara Abu Ghraib, menewaskan setidaknya 17 pasukan keamanan.

Pihak berwenang juga menyalahkan ISIS atas serangan tersebut.

"Pasukan pemerintah harus melakukan pekerjaan yang lebih baik memukul mundur serangan yang dilancarkan oleh Daesh. Apa yang terjadi hari ini bisa menjadi kemunduran bagi pasukan keamanan," kata Jasim al-Bahadli, seorang analis keamanan yang berbasis di Baghdad, menggunakan akronim bahasa Arab untuk ISIS.




Credit  CNN Indonesia