Senin, 22 Februari 2016

Ekspor Senjata China Meningkat Dua Kali Lipat


Ekspor Senjata China Meningkat Dua Kali Lipat 
 Ekspor senjata China meningkat dua kali lipat dalam lima tahun terakhir. (Reuters/Stringer)
 
Jakarta, CB -- Ekspor senjata China meningkat hingga dua kali lipat dalam lima tahun terakhir, sementara impor menurun. Hal ini menunjukkan kemajuan China dalam produksi senjata di dalam negeri, dan berkurangnya ketergantungan Tiongkok dari produsen senjata asing, menempatkan negara itu dalam posisi ketiga eksportir senjata terbesar dunia.

Menurut laporan Stockholm International Peace Research Institute, SIPRI, seperti dikutip Reuters pada Senin (22/2), ekspor senjata China meningkat hingga 88 persen pada rentang 2011-2015, dua kali lipat di banding periode lima tahun sebelumnya.

Ekspor China mencakup 5,9 persen ekspor senjata global, ketiga terbesar setelah Rusia sebanyak 28 persen dan Amerika Serikat 27 persen. Posisi keempat dan kelima ekspor senjata dunia ditempati Perancis dan Jerman.
Dalam rentang periode lima tahun terakhir, impor senjata China turun 25 persen dibanding lima tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan pertumbuhan produksi senjata China yang pesat sehingga tidak mengandalkan impor dari negara lain, walau menurut SIPRI masih ada berbagai kelemahannya.

"China sampai 10 tahun lalu hanya mampu memberikan perlengkapan berteknologi rendah. Namun sekarang itu berubah," kata Siemon Wezeman, peneliti senior di Program Pengeluaran Militer dan Persenjataan SIPRI.

"Perlengkapan yang mereka produksi jauh lebih canggih dibanding 10 tahun lalu dan menarik perhatian dari pasar yang lebih besar," lanjut Wezeman.

Kemajuan China di bidang pertahanan tidak terlepas dari investasi miliaran dolar negara itu dalam meningkatkan industri senjata dalam negeri, terutama dalam memenuhi ambisi maritim di Laut China Selatan dan Samudera Hindia. Total anggaran pertahanan China di tahun 2015 mencapai 886,9 miliar yuan, naik 10 persen dibanding tahun sebelumnya.

Selain itu, China menjual senjata lebih murah dibanding negara lain. China kebanyakan menjual senjata ke negara-negara Asia dan Oseania. Pakistan merupakan pembeli terbesar senjata dengan 35 persen nilai ekspor China, disusul oleh Bangladesh dan Myanmar.

Pakistan adalah salah satu sekutu utama China. Kedekatan kedua negara membuat India yang memiliki sengketa perbatasan dengan Pakistan waspada. India sebagai negara pemilik senjata nuklir kini juga mulai gencar mengembangkan industri pertahanan mereka.

SIPRI menyebutkan, China sendiri masih bergantung pada impor untuk beberapa perangkat militer, di antaranya pesawat transportasi, helikopter, serta mesin untuk pesawat, kendaraan tempur dan kapal perang.

China yang merupakan negara ekonomi terbesar kedua dunia pada 2015 telah menandatangani pembelian sistem pertahanan udara dan puluhan jet tempur dari Rusia, pemasok senjata terbesar Tiongkok.


Credit  CNN Indonesia