Senin, 29 Februari 2016

Gencatan Senjata di Suriah, Rusia Hentikan Serangan Udara


Gencatan Senjata di Suriah, Rusia Hentikan Serangan Udara  
Militer Rusia menghentikan serangan udara menyusul kesepakatan gencatan senjata antara di Suriah yang dimulai sejak Sabtu (27/2). (Reuters/Bassam Khabieh)
 
Jakarta, CB -- Militer Rusia menghentikan serangan udara menyusul kesepakatan gencatan senjata antara Rusia dan Amerika Serikat yang diterima oleh pihak berkonflik di Suriah.

Kendati demikian, beberapa serangan sporadis antara militan dan kelompok pemberontak terlihat di beberapa wilayah – meskipun telah berkurang secara signifikan pada Sabtu (27/2).

Perwakilan Kementerian Pertahanan Rusia Sergei Ruskoi menyatakan Rusia telah menghentikan serangan pada kelompok bersenjata sebagai upaya memenuhi kesepakatan gencatan senjata. Meski demikina, sejumlah militan, seperti ISIS dan Front al-Nusra, tidak termasuk dalam kesepakatan gecatan senjata.

Meski tak ada lagi serangan udara Rusia, serangkaian serangan bom kelompok bersenjata menghujani beberapa wilayah, seperti Jumbar dan Duma pada Sabtu. Tim penyelamat menyatakan setidaknya lima orang tewas di Duma.

“Kami meminta penduduk yang tinggal di wilayah ini untuk menekan teroris dan tidak memberikan kesempatan untuk mengganggu upaya mengembalikan stabilitas dan keamaan pada area ini,” kata sumber militer kepada CNN.

Kelompok pemantau perang Suriah, Syrian Observatory for Human Rights juga melaporkan terjadinya baku hantam meskipun situasi secara umum telah tenang.

Observatory melaporkan bahwa setidaknya 12 pemberontak tewas dalam baku hantam dengan militer pemerintah di Latakia.

Sementara Reuters sebelumnya menyebutkan baku hantam di Latakia itu menewaskan setidaknya 40 tentara pemerintah dan personel sekutu serta 18 pemberontak tewas.

ISIS juga mengklaim bertanggungjawab atas serangan bunuh diri kemarin di kota Salmiya, provinsi Hama. Target serangan itu adalah pasukan perintah yang berkumpul di pinggir Hama.

Meskipun demikian, indikasi awal menunjukkan aktivitas kekerasan telah menurun secara signifikan. Indikasi ini tentu saja memberikan kelegaan pada penduduk Suriah.

Sebelumnya, rapat kerja khusus konflik Suriah diadakan di Swiss pada Sabtu (27/2) siang untuk menilai apakah upaya damai berjalan. Kesepakatan damai dinilai berbagai pihak sebagai sinyal pemberi harapan terbesar bahwa pertikaian yang telah membunuh setidaknya250 ribu orang akan dapat dihentikan.

Jumat (26/2) lalu, konsul keamanaan PBB memberikan suara mendukung resolusi untuk menghentikan pertikaian dan meminta seluruh pihak untuk mematuhi kesepakatan mengurangi serangan di Suriah.

Kelompok utama oposisi Suriah, Komite Negosiasi Tinggi, menyatakan 97 faksi setuju untuk menghormati gencatan senjata selama dua pekan.

Komite juga mengingatkan pemerintah dan Rusia untuk tidak menyulut perlawanan dengan kedok untuk menyerang kelompok teroris seperti ISIS dan Front al-Nusra.



Credit  CNN Indonesia