Indonesia membutuhkan kilang tersebut agar bisa menampung lebih banyak cadangan alias buffer reserve bahan bakar minyak (BBM).
Dalam pertemuan ini, delegasi Pemerintah Iran terdiri dari pejabat dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perminyakan Iran.
Sementara dari Indonesia terdiri dari Dirjen Migas, PT Pertamina, PT Pupuk Indonesia, dan PT PGN.
Sekadar catatan, saat ini rata-rata cadangan BBM Indonesia hanya sekitar 21 hari. Itupun belum merata di seluruh Indonesia.
Pemerintah ingin cadangan BBM ini bisa meningkat menjadi 30 hari, atau setara dengan 45 juta barel.
"Karena itu Iindonesia membutuhkan storage kira-kira untuk 30 hari," ujar Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi IGN Wiratmaja Puja Senin (22/2/2016) di Jakarta.
Untuk itu dalam pertemuan tersebut pemerintah Indonesia akan menawarkan kepada calon investor untuk menanamkan duit mereka membangun kilang ini.
"Investor storage banyak sekali yang datang," katanya.
Wiratmaja mengakui, saat ini cadangan BBM yang dimiliki Indonesia masih terlalu sedikit. Ia mencontohkan negara seperti Singapura saat ini telah memilikibuffer reserve sekitar 60 hari.
Sebagai negara besar, sudah sewajarnya bila Indonesia harus meningkatkanbuffer reserve.
Kebijakan ini bertujuan untuk menjamin keamanan pasokan energi secara nasional.
Cadangan stok BBM yang cukup bisa mengantisipasi kondisi darurat, seperti perang, impor BBM terhenti, dan kondisi darurat lainnya.
Sementara itu, menurut Andy Soomeng, idealnya Indonesia memiliki buffer reserve selama 90 hari. Batasan ini sesuai dengan ketentuan Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA).
Credit KOMPAS.com