Senin, 22 Februari 2016

Disangka Jatuh ke ISIS, Radioaktif Ditemukan di Pom Bensin Irak

Simbol Bahaya Radioaktif
Simbol Bahaya Radioaktif
 
CB, ZUBAIR -- Bahan radioaktif berbahaya yang hilang di Irak telah ditemukan dibuang di sebuah pompa bensin di kota selatan, Zubair. Ini mengakhiri spekulasi mengenai bahan tersebut jatuh ke tangan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Para pejabat Irak mengatakan kepada Reuters pada Ahad (21/2), bahan tersebut disimpan di dalam tempat pelindung seukuran laptop. Bahan tersebut tak mengalami kerusakan dan tak ada kekhawatiran mengenai radiasi.

Reuters melaporkan pekan lalu, bahwa Irak telah mencari bahan berbahaya ini. Bahan tersebut diduga hilang dicuri pada November, dari fasilitas penyimpanan milik AS Weatherford di kota Basra.

Belum jelas diketahui bagaimana bahan berbahaya milik kelompok pengawas Swiss SGS ini berakhir di Zubair. Kota tersebut terletak 15 kilometer dari barat daya Basra, tempat bahan berbahaya terakhir disimpan.

"Orang yang lewat menemukan perangkat radioaktif dibuang di Zubair dan keamanan segara memberitahukan pasukan yang kemudian pergi ke sana bersama tim pencegahan khusus radiasi serta mendapat perangkat itu,"
ujar Ketua Panel Keamanan Dewan Provinsi Basra Jabbar al-Saidi kepada Reuters.

Menurutnya setelah pemeriksaan awal ia bisa menyimpulkan perangkat 100 persen dalam kondisi utuh. Ia menambahkan tak ada kekhawatiran akan radiasi.

Pihak keamanan pun secara resmi menutup penyelidikan mengenai bahan berbahaya yang hilang ini. Setelah hilangnya bahan berbahaya tersebut keamanan memang memperketat kontrol untuk mencegah bahan itu keluar kota.

"Setelah gagal membawa bahan itu keluar kota, pelaku memutuskan membuangnya. Saya yakinkan Anda bahwa tinggal masalah waktu untuk menangkap pencuri perangkat radioaktif tersebut," ujar pejabat keamanan.

Bahan radioaktif yang hilang digolongkan sebagai radioaktif kategori 2 oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Ini berarti jika tak dikelola dengan baik bahan bisa menyebabkan cedera permanen dan berakibat fatal.


Credit  REPUBLIKA.CO.ID