Rabu, 11 Mei 2016

Motor Listrik ITS Baru Dirilis, tapi Sudah Punya 5 Mitos Ini

Motor Listrik ITS Baru Dirilis, tapi Sudah Punya 5 Mitos Ini

Setelah sebelumnya berhasil menciptakan mobil listrik nasional (Molina) Ezzy, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menciptakan inovasi. Inovasi tersebut kali ini hadir dalam bentuk sebuah motor listrik yang lebih canggih, yakni berbahan bakar listrik. Kini, motor Listrik ITS telah siap bersaing di pasaran. dok/its.ac.id kOMUNIKA ONLINE
 
CB, Surabaya - Gesits, motor skuter listrik buatan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, bakal segera diproduksi massal. PT Garansindo Inter Global, sebagai industri partner, menyatakan siap meluncurkan di pasaran sekitar akhir 2017 dan awal 2018. Motor skuter listrik ini diklaim paling canggih dan paling inovatif di kelasnya.

Penampilannya tak jauh berbeda dengan motor skuter matic, yang kini beredar di masyarakat. Bedanya, karena bertenaga listrik, Gesits lebih ramah lingkungan, tak menghasilkan polusi, dan tak berisik. Namun, sebelum bersiap membelinya 2 tahun lagi, Anda mungkin menyimpan banyak pertanyaan soal motor skuter listrik pertama buatan anak bangsa ini.

1. Motor Listrik Bisa Menyetrum?
Menggunakan tenaga listrik bukan berarti motor listrik tidak aman. Ketua Tim Riset Mobil Listrik Nasional ITS, Muhammad Nur Yuniarto, mengatakan baterai sebagai sumber daya berada di bawah jok sehingga didesain terlindung dari hujan. "Kami jamin tidak akan ada masalah," katanya.

Pada dasarnya, sepeda motor biasa memiliki aliran listrik yang tersimpan di aki. "Itu hanya mitos. Bukankah setiap motor sekarang ada aki dan aliran listriknya?" ujar CEO PT Garansindo Inter Global Muhammad Al Abdullah.

2. Teknologi Baru Tak Selalu Mahal, Buktinya...
Garansindo berjanji, harga Gesits tak jauh berbeda dengan motor skuter berbahan bakar minyak yang ada di pasaran sekarang. Al Abdullah mengatakan teknologi canggih yang digabungkan dengan inovasi justru membuat harganya lebih murah. Sebagai perbandingan, motor listrik Zero harganya sampai Rp 250 juta per unit. "Sedangkan kami bisa bikin dengan harga di bawah Rp 20 juta," ujarnya.

3. Murah, tapi Tak Murahan
Motor bertenaga listrik dijamin lebih irit dalam hal perawatan. Alasannya, pemilik tak perlu repot-repot mengganti oli dan mengeluarkan bujet lebih untuk mengisi bahan bakar. Daya motor sebesar 5 KW itu setara dengan motor berkapasitas 110 cc. “Kalau diperbandingkan antara harga listrik PLN dan harga premium, motor kami 30-50 persen lebih murah,” kata salah satu anggota tim Gesits, Grangsang Sotyaramadhani.

Ditambah lagi, Garansindo menawarkan jaminan bebas servis selama 5 tahun pertama pembelian. Menurut Al Abdullah, motor listrik bakal lebih awet dibandingkan dengan motor berbahan bakar minyak. Yang jelas, tidak perlu mengganti oli. "Kami kasih 5 tahun free garansi, kecuali ban atau karena tabrakan," ujarnya.

4. Semua Komponen Tidak Impor, Kecuali...
Tim ITS memastikan, hampir seluruh komponen Gesits merupakan buatan sendiri. “Hanya baterai yang masih diimpor dari Jepang," tutur Grangsang. Sedangkan aksesori diambil dari produksi lokal yang sudah ada di pasaran.

Bahkan motor penggerak skuter listrik itu buatan asli mahasiswa ITS, yang dinamai i-QM. Nama itu dipelesetkan dari bahasa Jawa, iki uteke motor alias ini otaknya motor. Lalu, spidometer ditampilkan digital, bukan konvensional dengan jarum penunjuk. Spidometer ini bisa dihubungkan ke ponsel cerdas atau gawai cerdas lewat Bluetooth.

Ke depan, ITS dan Garansindo menggandeng usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang memproduksi bagian (sparepart) sepeda motor. Contoh komponen yang bisa dikerjakan ialah chasing, rotor, as, velg, kabel, plastik, dan lain-lain. Sedikitnya seratus UMKM dapat menyuplai komponen Gesits. "Kami sedang memetakan UMKM. Sudah ada beberapa di Jawa Timur dan Jawa Barat yang approach ke kami. Ini multiplier effect-nya luar biasa," ucap Nur Yuniarto.

5. Mengisi Daya bak Membeli Pulsa Ponsel
Cara mengisi daya motor skuter Gesits buatan ITS sama dengan motor listrik buatan luar negeri yang sudah ada di pasaran. Tinggal dicolokkan ke steker listrik di rumah sekitar 1,5-2 jam. “Kami hitung bisa menjangkau 6 kilometer per KWh sehingga sekali mengisi daya bisa jalan sekitar 60-100 kilometer,” ucapnya.

Bahkan, ke depan, Garansindo, sebagai pabrikan, akan memperbanyak kerja sama dengan pelaku usaha kecil sebagai penyedia fasilitas pengisian daya layaknya membeli pulsa. “Kalau kehabisan baterai, caranya seperti ganti elpiji. Cari saja warung atau SPBU, 3 menit selesai ganti,” kata Al Abdullah.







Credit  TEMPO.CO