Jakarta
(CB) - Sejalan dengan pencabutan embargo persenjataan Amerika
Serikat kepada Vietnam, sumber di industri pertahanan negara itu
menyatakan, Hanoi tengah berusaha meningkatkan kemampuan pertahanan dan
keamanan maritimnya dengan rencana membeli F-16 Fighting Falcon dan pesawat patroli maritim P-3 Orion.
Seturut
www.defensenews.com, Kamis, semua peralatan perang itu juga disertai
sistem persenjataannya, di antaranya adalah torpedo, pesawat pengamatan
nirawak (UAV) untuk misi-misi khusus. Vietnam adalah negara di ASEAN
pengklaim sebagian wilayah perairan Laut China Selatan, yang berhadapan
langsung dengan militer China.
Selama ini, torpedo termasuk peralatan perang yang diembargo, namun Vietnam menginginkan program P-3 Orion yang sama dengan yang dibeli Taiwan. Sedangkan F-16 Fighting Falcon
yang dibeli memakai skema kelebihan peralatan perang (EDA), Vietnam
ingin memiliki pesawat tempur serupa yang dibeli Indonesia.
Indonesia
menandatangani kontrak pembelian 24 unit F-16 Fighting Falcon Block 25
bekas yang ditingkatkan menjadi Block 52ID. Sebagian dari pesawat tempur
itu telah tiba dan ditempatkan di Skuadron Udara 16 TNI AU.
Menurut
laporan yang diperoleh dari Komando Pasifik Amerika Serikat, Hanoi
menginginkan program kerja sama keamanan yang sejalan dengan tujuan
kebijakan Amerika Serikat. Hanoi juga berminat untuk mengintegrasikan
dan memiliki akses terhadap bidang-bidang pokok dalam arsitektur
keamanan Vietnam.
Dalam
laporan itu, disebutkan keperluan Vietnam adalah meningkatkan
kewaspadaan maritim dan udara, mengatasi ancaman terhadap keamanan
nasional secara tradisional ataupun nontradisional, hingga
berpartisipasi dalam respon kedaruratan dan operasi pemeliharaan
perdamaian.
Kehadiran
Vietnam di Laut China Selatan, menurut laporan itu, juga menjadi tujuan
akuisisi persenjataan dari Amerika Serikat itu. Termasuk peningkatan
kualitas dan kuantitas pertahanan anti kapal selam, sistem komando dan
peringatan dini, hingga operasi khusus pengamatan.
Pada masa
lalu, Vietnam memenuhi keperluan peralatan perangnya dari Uni Soviet
dan negara-negara Pakta Warsawa, namun belakangan berubah ke Uni Eropa,
Israel, dan lain-lain negara. Radar, sebagai misal, dana sebesar 30 juta
dolar Amerika Serikat mereka habiskan.
Credit ANTARA News