Linkoping, Swedia (CB) - Saat menginjakkan kaki ke dalam hanggar di mana JAS39 Gripen E nomor seri 39-7 berada di samping JAS39 Gripen C,
di Linkoping, Swedia, hal yang ada di depan mata langsung bisa
mengarahkan pada bagian “hidung” pesawat tempur terkini produksi Saab,
Swedia itu.
Ada yang berbeda di “hidung” yang sebetulnya “tudung” alias radome radar pesawat jet tempur itu.
“Itu adalah instrumen yang telah kami ‘tanam’-kan pada Gripen E dan F, infra red search and track sebagai
penjejak target berbasis elektro optik yang memungkinkan dia
meningkatkan kewaspadaan situasionalnya saat bertempur di udara,” kata
Kepala Wing Penerbang Saab, Hans Einerth, di hanggar JAS39 Gripen di
Linkoping, beberapa waktu lalu.
Instrumen baru itu bentuknya seperti bola kaca yang cukup mencolok mata, terletak di sisi kanan luar kaca depan kokpit JAS39 Gripen E.
Saab meluncurkan JAS39 Gripen NG yang sebetulnya nama lain dari JAS39 Gripen E/F,
namun untuk keperluan domestik Brazil sebagai pengguna terbaru pesawat
tempur multiguna-multimisi ini. Tidak tanggung-tanggung, Brasil membeli
36 unit JAS39 Gripen NG lengkap dengan skema transfer teknologinya.
Pertama kali IRST ini diujicobakan pada JAS39 Gripen E
nomor seri 39-7 adalah pada awal April 2014 yang terus-menerus
disempurnakan sistemnya. Adapun pabrikan yang dipilih adalah sistem Skyward-G buatan pabrikannya di Nebbiano, Italia, dan dari Selex, yang sama-sama berbasis sistem Passive Infra Red Airborne Track Equipment alias
PIRATE, suatu sistem buatan Eurofirst (konsorsium Sales EX, Thales
Optronics, dan Tecnobit), yang juga dipakai di Eurofighter Typhoon.
Beda platform alias basis fuselage pesawat terbang yang sangat jelas (Gripen mesin tunggal dan lebih “kecil” ketimbang Typhoon bermesin ganda dan lebih “besar”) bukan halangan untuk menerapkan sistem penjejakan dan kewaspadaan situasional ini. Skyward-G dan Selex sebagai pemasok IRST ini akan bahu-membahu dengan radar aktif AESA (Actively Electronics Scanned Array) Raven ES-05 aktif buatan Selex yang dipasang hingga tiga unit.
“Inilah
jawaban kami atas target dengan jejak radar minim sehingga kami bisa
mendeteksi mereka,” kata Wakil CEO Saab Group, Lennart Sindahl, dalam
penjelasannya secara terpisah kemudian. JAS39 Gripen sejak masih di seri A hingga NG alias E/F memang tidak menganut trend stealth yang kondang dengan bentuk persegi diamond cut-nya.
Radar AESA Raven ES-05 aktif-nya memang memungkinkan JAS39 Gripen NG menyapu ruang pada sudut 100 derajad ke depan di sekeliling “hidung”-nya. Jika mengandalkan radar berpola kerja forward looking infra red,
pilot bisa saja menerapkan taktik mematikan radar untuk mengelabuhi
lawan, tetapi pilot bisa lebih mantap dengan misinya setelah
menghidupkan sistem PIRATE itu.
Prinsip
kerjanya sebetulnya sederhana saja, yaitu menyapu ruang seluas 100
derajad di depan dalam bentuk konus, mencari dan melacak target dan
emisi sinar infra merahnya (yang satu “paket” dengan jejak thermal
pancaran gas buang target, apakah itu mesin jet ataupun roket).
Data
“temuan” inilah yang secara simultan dikomunikasikan oleh subsistem
aspek nonkritis penerbangan di dalam JAS39 Gripen NG, melalui radar AESA
Raven ES-05 aktif.
Bekerja
pada pancaran dual band infra merah, yaitu 3-5 dan 8-11 mikrometer, maka
kalkulasi penjejakan dan penentuan target dilakukan secara pasif dan
bisa diterapkan pada target di darat, laut, ataupun udara.
Sebagai
sistem pasif, IRST tidak memberi kisaran jarak ke target namun memberi
data percepatan kinetik yang dihasilkan dari manuver serta perubahan
sudut azimuth antara target dan pesawat tempur JAS39 Gripen NG. Jika ini dioperasikan secara simultan pada dua atau lebih JAS39 Gripen NG maka mereka bisa menentukan sudut triangulasi target melalui datalink TAU.
Bisa dibilang, paduan sistem PIRATE dari Skyward-G dan Selex serta AESA Selex Raven ES-05 itu bisa juga dipakai untuk operasi SAR maritim, jika diperlukan dan diinginkan.
Laiknya teknologi masa kini maka data hasil bacaan kedua sistem itu (PIRATE dari Skyward-G dan Selex serta AESA Selex Raven ES-05) bisa diubah menjadi tampilan grafis dan dilihat pilot di visor helm khususnya.
“Prinsipnya
adalah tampilkan hanya hal-hal yang Anda perlukan. Kenapa begitu?
Karena data yang bisa disajikan sangat amat banyak dan Anda harus
memilih data yang sesuai dengan misi Anda. Abaikan yang tidak perlu,
serahkan pada sistem komputasi di pesawat tempur. Dia akan melakukannya
untuk Anda,” kata Kepala Pilot Uji Saab, Richard Ljungberg.
Dia katakan itu sesaat sebelum JAS39 Gripen NG
diluncurkan di hanggar produksi yang diubah menjadi arena peluncuran
laksana panggung opera yang kaya akan tata lampu dan tata suara megah.
“Cukup aktifkan mode helmet mounted sight dan Anda akan mendapatkan data itu,” katanya. IRST sistem PIRATE dari Skyward-G dan Selex mampu melacak dan menjejaki 200 sasaran berbeda secara simultan secara mode tunggal atau mode jamak (multiple).
Jika sasaran sudah dikenali dan akan dikunci, maka arahkan sapuan IRST Skyward-G dan Selex dan AESA Selex Raven ES-05 itu ke sana, maka kinerjanya akan lebih sehingga akurasi akan semakin meningkat tajam.
Kegunaan data dari sistem PIRATE Skyward-G dan Selex pada sistem IRST dan AESA Selex Raven ES-05 juga sangat dirasakan dalam praktik dogfight ketat.
Selain
kemampuan tempur dan mengemudikan pesawat tempur, pilot dapat memenangi
pertempuran jarak dekat ini dengan bantuan teknologi. Di sinilah
penting peran kanon 27 milimeter Mauser BK-27 —kanon standar JAS39 Gripen series— yang dipasang di sisi kiri bawah “hidung” JAS39 Gripen NG.
Kedua
sistem ini (sistem avionik IRST dan AESA plus Mauser BK-27) saling
berkomunikasi dan memudahkan pilot untuk membidik dan “mengunci” sasaran
yang akan ditembak dengan amunisi seukuran 27 x 145 milimeter berbasis
sistem pemantik pyrotechnic high explosive dengan kecepatan 1.100 meter perdetik.
Credit ANTARA News